It looks like you're new here. If you want to get involved, click one of these buttons!
Copyright 2021 Queer Indonesia Archive. See our Privacy Policy. Contact us at admin@boyzforum.com
Dengan menggunakan situs ini berarti Anda setuju dengan Aturan Pakai.
BoyzForum.com adalah situs anti pedofilia!
Comments
deburan ombak menjadi teman yang setia menemani Joo yang sedang duduk di pasir di tepi pantai yang tak juah dari rumah lama nya
''ingin rasa aku hilang dari pandangan semua orang'' Joo mengehela nafas panjang
waktu dengan cepat berlalu dan tak terasa hari sudah semakin malam, terlihat Bimo yang panik dikarenakan Joo yang tak kunjung pulang ''kak ada apa yah kak dari tadi hanya mondar-mandir di gerbang utama ?
Bimo menjawab dengan rasa panik ''Joo belum pulang hingga larut seperti ini, jika tuan tahu pastinya akan gawat dek'' Gery sedikit cemberut karena bimo bersikap berlebihan ''kakak tidak usah panik ah, paling juga dia pergi ke tempat yang ia ingin kunjungi yang selama ia di sini tak dapat ia kunjungi'' Bimo langsung memikirkan satu tempat yang mungkin di datangi oleh Joo ''kakak pergi dulu yah, kamu sebaiknya tidur dek,bukan nya besok harus sekolah'' Bimo mengusap kepala gery dan menuju ke garasi. Bimo pun memacu mobil nya dengan kecepatan yang sangat cepat.
sementara itu Joo yang duduk di pasir di kejutkan dengan kedatangan Bimo yang tergesa-gesa langsung menarik tangan nya ''ayo pulang joo, sudah jam 11 jika ayah mu tahu pasti kamu akan di marahi habis-habisan'' Joo berusaha melepaskan tangan nya yang di tarik sangat kuat oleh Bimo ''Tidak,aku tidak mau pulang, aku tidak perduli lelaki itu marah padaku'' Tanpa memperdulikan perkataan joo, bimo dengan kuatnya terus menarik joo menuju mobil hingga pergelangan tangan joo memerah.
setibanya di rumah, Bimo segera menarik Joo untuk masuk ke kamar agar segera tidur. Namun mereka terhalangi oleh ayah Joo yang sudah berdiri di depan ruang tamu ''darimana saja kalian ?
joo melepaskan tangan bimo yang memegang tangannya ''saya menjemput joo yang sedang pergi belajar di rumah teman nya tuan'' Joo menatap Bimo dengan tajam ''Joo, ayah tidak ingin hal ini terulang lagi, jika kamu butuh guru maka kamu tinggal bilang bimo danbimo akan segera menelpon guru privat untuk datang kerumah, lain kali ayah tidak mau putera ayah jadi berandalan, jam segini baru pulang'' Joo hanya diam dan berlalu meninggalkan ayahnya.
setibanya di depan pintu kamar joo tertahan oelh panggilan Bimo
''tunggu joo, kakak ingin bicara sebentar''
namun joo tetap masuk ke kamar nya
''tak perduli seberapa benci nya nya joo pada kakak, tapi kakak harap Joo akan selalu ingat perkataan kakak ini, belajarlah tersenyum jangan pernah takut untuk tersenyum joo'' tanpa memperdulikan perkataan Bimo, joo terus melaju memasuki kamar nya.
ternyata di kamar sebelah, gery mendengar perkataan Bimo tersebut ''tersenyum, tidak mungkin iblis seperti dia bisa tersenyum karena kebahagaian orang lain'' Gery tertawa geli sendiri di kamar nya. Tak lama berselang Bimo datang ke kamar gery dan memberikan gery sebuah barang dan sepucuk surat ''kak kenapa mesti memakai surat, kenapa tidak bicara langsung pada gery'' Bimo hanya berlalu dan pergi memasuki kamar nya dengan wajah sedih.
keesokan pagi nya, seperti biasa joo sedang menyiapkan diri untuk pergi ke sekolah terlihat bik inah memberi nasihat kepada Bimo di dapur melihat itu joo terhenti sejenak dan memperhatikan percakapan mereka dari jauh, meski joo tidak tahu apa yang di bicarakan oleh bimo dan bik inah ''ayo kita berangkat ke sekolah'' sapa bimo dengan senyum terpaksa karena ayah nya berada di rumah pagi itu.
selama di sekolah, gery tak ingin dekat-dekat lagi dengan joo, dan di tambah teman-teman di sekolah nya sudah terlanjur tidak suka dengan sifat joo yang apatis.
tak terasa waktu cepat berlalu dan akhirnya waktu pulang sekolah sudah tiba, terlihat semua siswa bergerombolan keluar kelas, seperti biasa joo dengan cuek berjalanmendahului Gery ''perlu kaw ketahui kak joo hari ini kak bimo tidak akan menjemput kita'' Joo menghentikan langkah nya sesaat mendengar perkataan adik tiri nya itu.
Joo membalikan badan nya dan menatap Gery ''aku tidak perduli, dan jangan pernah bicara pada ku lagi !! Joo berlalu meninggalkan gery
Bersambung
part 9
setiba nya di rumah, Gery langsung menuju ke dapur untuk minum, terlihat Joo yang sedang memasuki kamar nya. namun langkah nya tertahan ketika melihat pintu kamar gery sedikit terbuka, joo berlalu tanpa curiga, namun pandangannya teralihkan oleh sebuah kota terbungkus dengan rapi di atas meja yang berada di kamar gery.
perlahan ia membuka pintu kamar gery dan melangkah memasuki kamar gery, joo terus masuk hingga ia sudah berada di depan bungkusan itu.
tertulis di atas kotak itu ''untuk joo si apatis yang selalu membuatku tertawa''
perlahan joo membuka kertas yang berada di atas kotak berbalut kertas bungkus yang indah
''joo, kakak tidak tahu harus memulai dari mana, tapi yang jelas saat pertama kakak melihat mu kakak ingin sekali membuat joo tersenyum, meski kakak tahu beban pahit yang selama ini joo tanggung.
joo kakak tahu sangat sulit tersenyum saat hati sudah mati seperti yang joo rasakan, tapi bagi kakak satu senyuman akan membuat hati kita kembali akan hidup joo
joo hari ini kakak ke paris untuk melanjutkan pendidikan kakak, kakak pasti kembali dan saat kakak kembali kakak harap joo sudah bisa tersenyum''
kakak takut memberikan ini pada mu langsung, jadi kakak menitipkan ini pada gery agar ia yang memberikan nya padamu.
jangan pernah takut untuk tersenyum joo
salam manis kakak mu
tak lama setelah membaca surat itu Gery pun tiba dan betapa terkejutnya ketika ia tahu joo sudah berada di kamar nya dan memegang kotak itu ''kenapa kaw masuk ke kamar ku tanpa seizin ku''
Joo tetap tak menghiraukan Gery dan perlahan membuka kotak itu untuk melihat isi nya.
''jawab aku, kenapa kaw berani masuk ke kamar ku'' Gery dengan sedikit panik terus berusaha mengusir joo.
ternyata saat di buka, joo mendapati sebuah jam pasir yang masih terisi penuh di satu sisi nya dan masih terdapat surat di dalam nya. Perlahan joo mulai membuka surat itu sembari memegang jam pasir itu
"joo, kita bertemu lagi he he he ayo tersenyum joo
kakak memberi mu jam pasir ini agar kamu bisa menghitung waktu di mulai dari kepergian kakak hari ini, kakak harap kakak bisa tepat waktu pulang sebelum jam pasir itu habis''
kakak harap joo bisa menyimpan nya untuk kakak
Joo mengenggam jam pasir itu dengan sekuat tenaga nya ''kak joo apakah kaw tidak mendengarku, sekarang kaw keluar dari kamar ku'' dengan segera joo membalikan badan nya danmenatap tajam ke arah Gery ''kaw, beraninya kaw menyembunyikan ini padaku'' Joo memegang tangan Gery dengan paksa ''sungguh sangat menyedihkan melihat mu, merengek seperti bayi, dan menunjukan betapa takutnya kaw jika aku mengambil ayah dan asisten nya'' gery berusaha melepaskan genggaman tangan joo ''kaw menyeramkan joo, kaw seperti binatang buas'' Joo menatap sangat tajam pada Gery ''dia sudah pergi kak joo, jadi kaw tidak akan bertemu dia lagi utnuk beberapa tahun kedepan'' Joo melepaskan tangan nya dari Gery ''kapan dia berangkat ?
''apakah setelah aku memberitahukan mu kapan ia akan berngkat, maka kaw akan keluar dari rumah ku'' Joo berteriak dengan sangat keras ''KATAKAN SEKARANG!! KAPAN DIA BERANGKAT !! gery yang kaget dengan spontan memberitahukannya ''di,di,dia seharusnya sudah berangkat 10 menit yang lalu'' Tanpa basa-basi lagi Joo dengan segera menuju ke bandara.
''dimana, ada dimana ? dimana kaw B
Joo terus bergumam dalam hati nya ''siapa yang harus ku panggil, hinga saat ini kau tak mengingat namamu B B B'' Joo terus berusaha mengingat nama Bimo namun iya tak kunjung teringat '' berhenti sekarang, aku mohon jangan pergi'' Joo terus berrjalan menyusuri setiap sudut bandara ''bagaimana bisa kaw pergi begitu saja, dan bagaimana bisa kaw mengira aku akan tersenyum jika kaw pergi seperti ini, aku mohon jangan pergi'' Joo terus berusaha mengingat nama Bimo '' manaboleh seperti ini, kemablilah aku ingin tahu namamu, aku ingin tahu mengenai semua tentang mu, aku mencoba memahami sekarang, tapi kembali lah, kembalilah !!!
akhirnya joo menyerah dan di perjalanan pulang iya menuju ke pantai yang berada di dekat rumah nya.
sembari mengenggam jam pasir dari bimo, ia terus menangis dan menangis menyesali perlakuan nya padabimo '' hingga saat-saat terakhir seperti ini aku tetap tidak tahu namamu'' Joo tertunduk lemas dan akhir nya tersungkur di pasir pantai.
bersambung
@pique
@silverrain
@monic
selamat mebaca yah di mohon tanggapan nya yah teman-teman
heheheh
aq pantengin dehh
td jg baca diem2 pas pljrn
wakakak
esok jg baca diem2 lg klo udh apdet
XD
Tapi ko alur/isi cerita, tokoh2 beserta karakter'y hampir mirip sama drama korea "cinderella step sister" ya (tapi ini versi gay'y) *KETAWAN DEH SAYA SUKA NONTON DRAMA KOREA .
TS terinspirasi dr drama itu, atau emang kebetulan sama?... But over all lumayan berkesan cerita'y, padahal baru awal2 cerita... Semangat buat TS nya
@rizal_m2 wah , jika alur dan karakternya sama, tapi Ts ga tau mengenai cindrella sister itu, ntar ts coba cari mengenai drama itu yah,, apa segitu mirip nya yah, tapi jujur Ts gak meremake dari cerita manapun, ide awal nya terinspirasi dari nasib anak tiri yang dah apatis dgn kehidupan nya, trus ts kembangkan dan terus di kembangkan hingga muncul ide tuk nulis second prince, mungkin perlu di explorasi lagi yah nih otak Ts he he he he
@princeofblacksoshi iyah pasti di update terus kok
Part 10
Hari semakin malam, Joo yang tertidur di pantai tak kunjung bangun hingga hari sudah semakin larut
''kemana joo pergi, sudah malam seperti ini dia juga belum pulang ke rumah gery kamu mengetahui sesuatu ? tanya ayah nya dengan sedikit kasar '' gery tidak tahu yah, sudah berpuluh-puluh kali gery bilang jika gery tidak tahu keman kak Joo pergi'' gery segera naik ke lantai atas menghindari pertanyaan ayah nya yang menjadi-jadi.
perlahan air laut yang mulai pasang menyentuh wajah joo dan membuat ia tersadar.
ia mulai bangkit dari tidur nya dan duduk di tepi pantai ''saat aku bangun, kaw tetap saja tidak ada, aku mohon pulang lah'' Joo menggenngam erat jam pasir pemberian bimo.
akhirnya joo memutuskan untuk segera pulang
setibanya di rumah, ibu nya dengan sigap memukul joo dengan rotan ''dasar anak tidak tahu diri, kemana saja kamu, kamu tahu ibu mu ini sudah sangat cemas'' Joo hanya diam tanpa expresi mendapati pukulan bertubi-tubi dari ibu nya. melihat itu Gery hanya tertawa keriangandari kejauhan ''sekarang kaw di pukul oleh ibumu, tunggu saja saat ayah ku datang''
ternyata tak lama berselang tuan bram datang dan tanpa ampun kembali memukuli Joo ''kamu harus ikuti aturan ayah joo, jangan pernah kamu melaggar nya lagi'' Tuan bram seperti kerasukan setan dengan terus memukul joo hingga tubuh joo penuh dengan darah.
joo hanya diam dan terus mengingat nama bimo ''ini sudah tidak terasa, yang aku inginkan adalah mengetahui nama mu'' Hingga pada akhirnya tamparan Ibu nya sedikit mengusik lamunan Joo ''apa kalian puas dengan semua yang kalian lakukan, meski aku mati di sini kalian jua tidak akan perduli, yang kalian perdulikan hanya gery'' Joo menatap kedua orang tuanya dan berlalu meninggalkan mereka dengan badan yang penuh luka.
sementara itu di kamar nya, joo kembali mengobati luka-luka nya. Tak lama berselang Gery pun datang dengan beberapa buah jeruk nipis yang sudah di belah '' Kak Joo aku punya sedikit hadiah untuk kakak'' joo menatap dengan penuh kebencian ''ini kak, nikmatilah'' tanpa basa-basi lagi, gery segera meneteskan air jeruk nipis itu ke luka-luka joo, sehingga joo merasa sangat kesakitan ''Kak joo, jangan pernah mencoba merekbut apa yang sudah menjadi milik ku sejak awal, bahkan ibumu sudah mejadi miliku, sekarang kaw sudah tak punya siap-siapa di dunia ini'' gery tertawa kecil '' kaw benar-benar menggelikan'' joo terus berusaha melawan meski rasa perih terus mendera nya ''kaw benar-benar seperti bayi ya gery, kaw tak bisa menyembunyikan ketakutan mu akan diriku, maka dari itu kaw berusaha sekuat tenaga menghentikanku, tapi itu percuma kaw bukan lah orang yang bisa membuat ku terjatuh sekalipun kaw memiliki kekuasaan di rumah ini'' Joo perlahan bangkit dari tempat tidur nya dan menatap Gery ''berhentilah bersikap seperti bayi yang kehilangan mainannya, karena jika kaw seperti ini terus, maka aku, Joo, akan menghancurkan mu dengan sekali serang'' Joo tersenyum sinis serta berlalu menuju ke kamar mandi ''tunggu kak joo, apakah kaw tidak berfikir mengenai ibu mu, kaw sudah tak dapat kasih sayang dari nya jadi sudah tidak ada yang akan melindungi mu lagi'' Joo membalikan badan nya ''tidak perduli siapapun yang mendukung ku, yang jelas aku adalah joo, aku bukan anak cengeng seperti dirimu'' joo kembali masuk ke kamar mandi nya.
keesokan hari nya joo dan gery berangkat kesekolah, meski mereka berbarengan namun suasana kaku terlihat dari kedua kakak beradik itu.
''anak-anak minggu depan adalah saat nya kalian mengikuti ujian nasional, jadi bapak harapkan kalian untuk belajar dengan tekun'' sekilas pembicaraan kepala sekolah kala itu.
Joo menutup mata nya dan berharap untuk bisa mengingat nama si asisten yang mengusik fikirannya
6 Tahun kemudian
tak terasa waktu berlalu begitu cepat, joo dan gery tumbuh menjadi pribadi yang berbeda-beda serta profesi yang berbeda pula. Gery menjadi seorang aktor terkenal sedangkan joo setelah menyelesaikan kuliahnya, ia menjadi reporter handal di sebuah Tv swasta di kota itu.
''gery bagaimana mengenai gosip mengenai hubungan anada dengan aktris cantik dini'' seorang wartawan mulai menjejali Gery dengan pertanyaan yang memojokan gery ''bisakah jika pertanyaan teman-teman semua mengenai film terbaru saya saja'' Tak di sangka di kerumunan wartawan itu terlihat Joo yang siap akan pertanyaannya '' maaf sebelumnya ger, apakah film mengenai tokoh di iflm ini yang anda perankan sebagai psikopat berpengaruh kepada kehidupan nyata anda ?
gery menatap ttajam pada Joo namu lalu sedikit tersenyum ''ha ha ha saya rasa ini pertanyaan yang sangat lucu, tentu saja saya tidak seperti itu, jika perannya baik dalam film itu mungkin saja akan berdampak pada kehidupan saya secara nyata, tapi jika tokoh yang saya perankan tidak baik, seperti peran antagonis yang saya mainkan sekarng, tentu saja itu jauh dari kehidupan nyata saya'' Joo mencatat apa yang di katakan oleh Gery dengan sigap. perlu di ketahui jika public tidak mengetahui siapa sebenarnya joo dikarenaka gery yang terkesan malu jika semua orang tahu bahwa joo adalah kakak tiri nya.
sesi wawancara untuk film terbaru Gery telah selesai, terlihat gery sedikit kesal dengan pertanyaan joo tadi.
setibanya di rumah, gery langsung menemui joo yang pulang lebih dahulu.
terlihat joo sedang duduk di depan laptop nya ''kak joo, maksud kakak bertanya seperti itu apa ha ?
joo mengabaikan pertanyaan Gery dan terus melanjutkan pekerjaan nya ''kak,joo dengarkan aku jika aku sedang bicara'' Gery segera mengambil laptop joo dan membanting nya hingga hancur ''apa-apaan kaw ini, lihat apa yang baru saja kaw lakukan'' Joo memungut puing-puing laptop nya ''kaw benar- benar tidak berubah, persis seperti bayi, perlu kaw ketahui jika umur mu sudah tidak remaja lagi, kaw sudah beranjak dewasa, bagaimana tidak aku bertanya mengenai kepribadian mu tadi, jika memang pada kenyataannya persis seperti di dalam film yang kaw perankan''
mereka berdua saling bertatapan dengan tajam
bersambung
@rizal_m2
@silverrain
@princeofblacksoshi
@pique