BoyzForum! BoyzForum! - forum gay Indonesia www.boyzforum.com

Howdy, Stranger!

It looks like you're new here. If you want to get involved, click one of these buttons!

Selamat datang di situs Boyzforum yang diarsipkan oleh Queer Indonesia Archive. Forum untuk komunitas gay Indonesia yang populer ini didirikan pada tahun 2003, dan ditutup pada tanggal 15 Desember 2020.

Forum ini diabadikan untuk kepentingan sejarah. Tidak akan ada konten baru di forum ini. Silakan menikmati forum ini sebagai potongan dari sejarah queer Indonesia.

Mak Comblang.com

1464749515259

Comments

  • @RyoutaRanshirou yg semgat tante... Emg sii buat cerbung gini emg susah...
  • lanjuuuuuuuttttttttttttttttttttttttttttttt..............
  • Kepingan ketujuh puluh dua.
    ****

    Tuliskan aku dalam hitam mu.
    Tak bermakna namun berkesan.
    Naungi aku dalam hitam mu.
    Seakan gelapnya tak mampu kau
    renggut.
    Rangkul aku saat hitam ku.
    Tanpa adanya ketakutan dalam
    redupnya waktu.
    Runtuhkan aku di setiap tangis ku.
    Meski tak berkata, meski tak berucap.
    Sadarkan aku disaat mega ku.
    Dan perlahan hempaskan aku dengan realita tanya yang membelenggu.

    **

    Indra menatap pantulan dirinya
    pada cermin besar yang ada di dalam kamar kekasihnya.
    Tubuhnya yang besar serta otot
    tangan yang kokoh tampak tertutupi oleh baju putih gading
    berlengan panjang. Sedari tadi
    ia tak henti mematut diri dalam
    bias cermin didepannya.
    "Pas sekali kan untuk mu?"
    sebuah suara yang berasal dari
    arah belakangnya sempat membuatnya terlonjak sesaat.
    Badannya memutar mencari sosok
    pemuda yang menyadarkan dirinya kembali dari khayalan
    sesaatnya pada pantualan bayangan.
    Sudut bibirnya tampak terukir
    sebuah senyuman manis yang hanya tertuju untuk laki laki di hadapannya saat ini.
    "Memang cocok"
    serunya tanpa ada niat menghapus senyuman yang sejak
    tadi terpasang dengan indahnya.
    "Haha, syukurlah kalau begitu"
    Evan melangkah mendekati pemuda yang sedang menatapnya dengan lembut itu.
    Tangannya terangkat menunjukkan sebuah bungkusan
    hitam dalam kantung plastik.
    "Ini baju seragam mu"
    Indra mengerinyitkan keningnya
    menatap bungkusan hitam itu di
    tangan Evan.
    "Memangnya sudah kering?"
    "Sedikit. Tapi mungkin baju ini
    besok mau kau pakai lagi?"
    tanyanya disertai dengan senyuman mengejek.
    Indra mendengus kecil lalu merampas bungkusan hitam itu
    dari tangan kekasihnya.
    "Ucapan mu itu seperti berupa ejekan untuk ku"
    "Oya? Aku tidak bermaksud begitu ko"
    Evan memasang wajah polos.
    Indra menatap tak percaya pada
    kekasihnya itu, selanjutnya ia
    menjauhi Evan dan meraih tasnya
    dan memasukkan bungkusan itu
    kedalam tas selempangnya.
    "Lebih baik aku pulang, ini sudah
    terlalu malam"
    kaki jenjangnya memecah keheningan dalam ruangan remang itu, tangannya membuka
    engsel pintu yang terbuat dari kayu tersebut.
    Evan menarik telapak tangan itu
    dan mendekapnya dengan erat.
    "Kau tidak mau menunggu mama
    ku pulang? Kita makan malam bersama dulu ya.."
    Evan memasang wajah memohon,
    berharap kekasih pertamanya ini
    mau memenuhi permintaanya
    untuk ikut makan malam bersama
    dengan ibunya.
    Indra mengelus surai hitam Evan
    dan menatap mata bening laki
    laki yang dicintainya itu dengan
    sayang.
    "Lain kali saja, aku tidak mau membuat orang rumah menunggu"
    Evan merengut mendengar penolakan halus dari Indra.
    "Maksud mu Alvian kan?"
    tanya Evan gamblang.
    "........."
    Indra diam, ia tak mau membahas
    hal seperti itu saat ini.
    Evan menghela nafas panjang, ia
    melepaskan genggamannya pada
    jemari Indra.
    "Pulanglah"
    Indra menganggukkan kepalanya
    sebelum ia keluar dari kamar Evan
    dengan gesit ia mengecup pelan
    kening kekasihnya sebagai ucapan
    selamat malam. Selanjutnya ia
    pergi menuju ke halaman depan
    rumah Evan dimana motornya
    terpakir disekitar pekarangan
    rumahnya.

    ****
  • Kepingan ketujuh puluh tiga.

    ****

    Kelvin mengerjapkan matanya
    beberapa kali saat dirasakannya
    ada sensasi perih yang membakar
    disekitar pipi kirinya. Matanya membuka berusaha memfokuskan pengelihatannya
    dari cahaya minim yang ada di
    dalam mobil hitam yang sedang
    ia tumpangi.
    Kelvin menggeliatkan badannya
    menetralisirkan rasa pegalnya
    dengan cara menggerakan sedikit
    kepalanya dan beberapa bagian
    tubuhnya yang lain.
    "Sudah selesaikah tidurnya tuan
    putri?"
    ada suara lain yang ada didalam
    mobil hitam bergaya sport ini.
    Kelvin mengedipkan matanya sekali dan memandang sosok laki
    laki tampan dengan wajah yang
    bisa di katakan sempurna.
    "Deka?"
    serunya dengan suara parau khas
    orang yang baru bangun tidur.
    Deka melipat kedua tangannya
    ke dada memandang datar penampilan Kelvin yang 'berbeda'
    setelah bangun dari tidurnya.
    "Aku dimana?"
    tanyanya linglung. Matanya terus
    saja mengedar memandang sekeliling dalam mobil.
    "Di dalam mobil ku"
    Jawab Deka singkat, matanya
    tak lepas menatap Kelvin di sampingnya.
    Kelvin mengusap wajahnya pelan
    lalu tangannya meraih pintu mobil dan keluar dari dalam mobil. Ia melangkahkan kakinya
    dengan sempoyongan karna
    menahan rasa kantuknya.
    Deka menyusul jejak Kelvin dengan membuka pintu mobilnya
    dan melangkah di belakang Kelvin takut takut Kelvin jatuh.
    Deka menghela nafas kecil, tangannya terangkat melepaskan
    earphone yang masih terpasang
    di kedua telinga Kelvin.
    Kelvin menghentikan langkah
    kakinya lalu menatap Deka dengan kedua matanya yang sayu.
    "Terima kasih sudah mengantar ku"
    Ucap Kelvin singkat, ia melambaikan satu tangannya kepada Deka, dan melangkahkan
    kakinya menuju pintu masuk ke dalam rumahnya.
    Sebelum usaha Kelvin untuk membuka pintu rumahnya terlaksana sebuah tarikan pada
    tangannya menghentikannya
    aktivitasnya.
    Tanpa ia duga sebelumnya sebuah
    sentuhan hangat dari sebuah benda kenyal nan basah menyentuh keningnya. Kelvin
    membulatkan kedua matanya
    lalu berdiri mematung di tempat.
    Dekal melepaskan sentuhannya
    pada kening Kelvin dan tangannya
    yang masih memegang telapak
    tangan Kelvin.
    "Good night"
    bisiknya, Deka melangkahkan kakinya dan masuk kedalam mobil hitam metaliknya.
    Meninggalkan sosok Kelvin yang masih berdiri diam dalam kekagetannya atas perlakuan
    Deka padanya beberap detik yang
    lalu.

    ***
  • @Achan: iya begitulah hehe..
    @monic: iyaaaa ini lanjut...
  • lama amat sih jeung?
  • @henry_13: maaf bang ^^v
    ini mulai lanjut lg ko...
  • i'm number 4
  • Jadi penasaraaaaaaaaan ini bagaimana endingnya hmm hmm... Masih agak surem untuk di terawang *plakkkk ... Lanjut jeung
  • wah, si deka romantis ma kelvin ..
    Ah, kok si indra pengin cpt plg si, harusnya kan dia nemenin evan ..
  • Huah.. Deka romantis ya? Tp bknnya Kevin sukanya sama Alvian ya? Trus berarti Deka jdi setan a.k.a org ketiga donk?
    #sok tau...
  • Kepingan ketujuh puluh empat.
    ****

    21.00 PM.

    Evan mengetuk ketukan ujung jarinya pada meja makan dalam
    diam, sedangkan pikirannya
    entah sedang melayang kemana.
    " Evan..."
    Disampingnya ada seorang wanita berparas cantik, dengan aura wajah yang ayu tapi tak menutupi sosok keibuan yang terpancar dari
    senyumannya yang meneduhkan.
    Evan tersentak dan memalingkan
    wajahnya pada ibu tersayangnya.
    "Iya Mah?"
    Evan tersenyum tipis, sang ibu
    mengelus lembut helaian rambut
    hitam anaknya.
    "Kenapa melamun?"
    Ibunya menyeret satu bangku
    yang ada disebelah anaknya dan
    mendaratkan tubuhnya disana.
    "Tidak ada ko Mah"
    Evan menatap hiasan buah yang
    terjajar rapi diatas meja, tangannya memainkan salah satu
    buah plastik tiruan yang ada di genggamannya.
    "Bohong, pasti ada yang kamu
    sembunyikan dari Mama kan?"
    Evan menaruh dagunya disisi meja makan dan menangkupkan
    kedua tangannya bersamaan dengan kepalanya yang bersandar
    nyaman pada meja didepannya.
    "Evan bingung Mah"
    Evan menutup kedua matanya,
    dan menghembuskan nafasnya.
    "Bingung kenapa Nak?"
    "Evan harus memberikan kado apa untuk dia Mah? Evan bingung"
    "Kado?"
    Sang ibu mengerutkan keningnya
    lalu sebuah senyuman terlukis
    di wajahnya yang cantik.
    "Anak Ibu sudah punya pacarkah?"
    Evan tersentak kaget mendengar
    ucapan ibunya yang mendadak,
    ia tergagap menjawab pertanyaan sang ibu.
    "Bu..bukan Mah, ini untuk teman
    Evan bukan pacar"
    "Memang untuk siapa Van?"
    "Ummm... Indra Mah"
    Jawab Evan cepat, matanya tak berani memandang ekspresi wajah sang ibu.
    "Oh, kenapa kamu harus bingung
    Nak, kamu berikan saja kado yang
    menurut mu bagus"
    "Umm, Mamah tidak merasa aneh?"
    "Loh aneh kenapa?"
    "Ya itu... Aku..."
    "Kado untuk sahabat tidak ada
    yang aneh Evan. Mama tidak
    masalah tentang itu"
    "I iya Mah"
    Evan mengelus dadanya lega, ia
    pun beringsut dari duduknya dan
    melangkah menjauhi ruangan itu.
    "Kado yang menurut ku bagus ya"
    ucapnya pelan, sudut bibirnya membentuk sebuah senyuman
    hangat.

    ****

    Indra mendorong motornya masuk kedalam garasi yang ada
    disamping rumahnya. Sebuah klakson mobil mengagetkannya
    Indra menutup pintu bagasi setelah selesai menaruh motornya.
    "Deka? Dari mana aja lu?"
    Tanya Indra melihat sosok Deka
    yang keluar dari mobil sportnya.
    "Jalan-jalan sebentar, lu?"
    Jawabnya singkat, Deka menutup
    pintu mobilnya dan memakirkannya di halaman depan rumah.
    "Sama"
    seru Indra, ia memutar-mutarkan
    kunci motornya kemudian masuk
    kedalam rumah diikuti dengan Deka dibelakangnya.
    "Ndra..."
    panggil Deka pelan, Indra memutar tubuhnya ke belakan
    dan menghadapkannya pada Deka.
    "Hm?" gumamnya.
    "Sabtu nanti lu ada acara?"
    "Gak ada. Kenapa?"
    "Kita ke gelanggang olahraga, udah lama kan kita ga olahraga bareng"
    Sahut Deka disertai dengan senyuman tipis, Indra memanggut
    manggutkan kepalanya.
    "Boleh, tapi gue ga janji ya. Sabtu
    minggu gue kadang ada latihan
    dadakan di dojo. Maklumlah bentar lagi mau ada pertandingan"
    "Ok"
    Deka meninggalkan Indra di belakangnya lalu berjalan naik
    ke atas tangga. Sebelum kakinya
    menyentuh anak tangga lainnya
    ia bersuara lumayan pelan tapi
    culup terdengar oleh telinga Indra.
    "Ajak pacar lu juga jangan lupa"
    Deka terkekeh pelan melihat tubuh Indra yang kaku setelah ia
    mengatakan tentang pacar padanya.
    "Sialan"
    dengus Indra pelan.
    ****
  • DM_0607 wrote: »
    wah, si deka romantis ma kelvin ..
    Ah, kok si indra pengin cpt plg si, harusnya kan dia nemenin evan ..

    kasian adeknya klu di tinggal sendiri dirumah, makanya dia pulang deh.. :) *plokk
  • @Achan: Deka manusiaaa bukan setan DX
    @Ren_S1211: Endingnya lagi di pikirin mbak.. Tapi masih bingung
    :')
  • Kog Deka baik n mau ngajak Indra ya? Bknnya biasanya dy dgin bgt sm Indra? Ada udang dibalik bakwan kah?
Sign In or Register to comment.