BoyzForum! BoyzForum! - forum gay Indonesia www.boyzforum.com

Howdy, Stranger!

It looks like you're new here. If you want to get involved, click one of these buttons!

Selamat datang di situs Boyzforum yang diarsipkan oleh Queer Indonesia Archive. Forum untuk komunitas gay Indonesia yang populer ini didirikan pada tahun 2003, dan ditutup pada tanggal 15 Desember 2020.

Forum ini diabadikan untuk kepentingan sejarah. Tidak akan ada konten baru di forum ini. Silakan menikmati forum ini sebagai potongan dari sejarah queer Indonesia.

Piece of Unfinished Melody

1222325272888

Comments

  • maaf, malem ini ga ada apdet, lagi badmood.....
    T T
  • maaf, malem ini ga ada apdet, lagi badmood.....
    T T
  • Silverrain wrote: »
    maaf, malem ini ga ada apdet, lagi badmood.....
    T T

    Smangad buat @silverrain... Klo da uneg2 mbo ya di share kita2 siap denger n bantu, (´._.`)\('́⌣'̀ )
  • Suka critanya... santai tapi sexy... hahaha kalo ud update tlg mention ya TS hehehe...
  • No, nothing :D just 1 word..... SWEET!
  • Silverrain wrote: »
    maaf, malem ini ga ada apdet, lagi badmood.....
    T T

    yoyoi.. semangat cuy @silverrain
  • suka bnget critanya .. ! Lanjutkan.
  • virus badmood itu menular yah ;)

    @silverrain
    @yuzz
    @totalfreak
    @wessel
  • Eh ada kakak ada adek
    ===┌  ( ¯ д¯)┘ Ƙabuurrr
  • @gaudeamus apasiii... Klo yuji mw gw akan setia, coming out pun rela :">
  • gaudeamus wrote: »
    @el_crush eh, yujii punya gue. gue suka yujii tuh udah lama. lo gak tau kan aku dan yujii sudah dijodohkan oleh ikatan keluarga kebangsawanan kita.

    Pantes yuji nge kost, ternyatat di malas di rumah mw di jodohin sm binan macam lu Ψ(╰_╯)σ

  • Malem ini bakalan apdet ga?? @silverrain
  • Marco's View

    "Aku jadi p...."

    Ujarnya terbata sambil memegang kertas kuning lusuh yang tadinya tergulung.

    "Jadi p...?"

    Aku menatapnya dengan tidak sabar, menungu patah kata terakhir yang menjadi jawaban pertanyaanku.
    Yujii sejenak menatapku dengan bimbang, kemudian pandangannya kembali pada kertas di tangannya.

    "Yujiii? Kamu jadi apa...?"

    "Aku jadi Pelumas....."

    "Ha...?"

    Aku membelalakkan mataku takjub, Yujii juga dengan heran menampilkan tulisan dari kertas yang dipegangnya.
    Segera kurampas tulisan itu darinya, dan kubaca keras keras

    "Pelumas, cambuk, rantai, kon... dom...?"

    Ha?
    Kok perannya Yujii banyak banget sih?
    Bentar, memangnya drama putri tidur perlu pakai kondom segala?
    Ratingnya mature dong ini???
    Mungkin nanti ending ceritanya begini

    "Dan kemudian putri dan pangeran masuk ke kamar dan "eheum eheum" selamanya"

    Oh Tuhan!
    Epic banget ini drama!
    Ratingnya pasti melejit!
    dan aku jadi pangerannya!

    Tungu dulu, berarti aku yang main adegan ehem ehemnya dong?
    Dan Yujii kondomnya...?

    ...................

    Siapa putrinya?

    "AAWWWW Aku dapat peran putri!"

    Deg!

    Aku menoleh dengan takut.
    Jangan, jangan, jangan!

    Dan benar saja ketakutanku, Novi, cewek terhancur di kelas, memain mainkan selembar kertas sambil tertawa senang.
    bunuh aku!
    Bunuh aku!
    Aku ga mau harus beradegan mesra dengannya!
    Mana ada aku harus bertahan bermesraan dengan wanita setengah gajah seperempat badak seperdelapan kukang dan sisanya pesut.
    Pernah liat Pretty Cinta (Nama samaran)?
    Oke, seakarang bayangkan tubuh Pretty Cinta (Nama disamarkan,red) dengan wajah Rhoma melody(bukan nama sebenarnya.red) tapi dilengkapi dengan dua ikat kuncir berpita kuning.

    Cukup.
    Menatap mukanya terlalu lama sangat tidak dianjurkan oleh dokter!

    "Siapa yang jadi Pangerannya? Siapa pangerannya!"

    Segera kutelan kertas yang bertuliskan pangeran, dan kusibukkan diriku membereskan tasku.

    "Marco nih, tadi katanya dia dapat pangeran..."

    "What?! Marco! Oh My God, aku mau pingsan! Auhh~!"

    Aku juga, aku mau mati malah.
    Good Job Yujii, mulut embermu memang selalu berguna di saat yang tidak tepat!
    Sekarang aku bisa merasakan getaran gempa tektonik dari langkah Yetti raksasa yang berjalan mendekatiku.

    "Marcooouuw! Kamu jadi Pangerannya?! Ouh, aku ga percaya semua ini! Ayo, kita berdua harus merajut cinta dipanggung, buktikan pada dunia betapa serasinya kita, pasangan yang saling melengkapi..."

    Yeah, kau bagai nol, dan aku bagai satu, bersama kita bagaikan angka sepuluh berjalan, tandonku, jadi sekarang siapa yang bersedia bunuh aku?
    Aku sudah siap!
    Semoga waktu drama nanti mendadak gunung apapun yang ada di dekat sini meletus, menghancurkan sekolahku, jadi aku ga perlu berperan jadi as roda untuk ban dump truck ini.

    "Marco, lalu gimana dengan peranku?"

    "Berisik! OUGH!"

    Wanita raksasa berwajah maskulin itu memelukku, aku sudah bisa membayangkan euphoria kengerian di wajah penonton yang menyaksikan drama horor ini.
    Dari sela sela pandanganku yang tidak tertutup lemak membandel ini, aku bisa melihat Bu Yuni dengan bingung melongok ke segara arah.

    "Aduh, dimana kertas daftar belanjaanku ya...."

    Ada.....
    Disini, bu.....
    Tolong............
    aku..................................

    ===================================================================

    Yujii's View

    Song of The Goddess : The Eternal Path

    By: Erutan

    Ontas kritela nosontolis
    Virtili varetzuli
    Kiyetu sanela hala'hui
    Leilian vo'elus virras

    Chorus:
    Vira notu sontiso
    Wori melivra o
    Huisas sanaela hala
    Rekriato me
    Kaya naiatolus
    Wirehi kala'us
    Le'a le'u teras
    Rekriato me

    Honya valelus sonavelis
    Viri as'ana dore
    Ashai yekrias solathelas
    Resha vro huitus viratus

    Chorus:
    Vira notu sontiso
    Wori melivra o
    Huisas sanaela hala
    Rekriato me
    Kaya naiatolus
    Wirehi kala'us
    Le'a le'u teras
    Rekriato me

    Bridge:
    Visasarem
    Vitoris analesa litus
    Visasarem
    Kaya noseras sai'us

    Chorus:
    Vira notu sontiso
    Wori melivra o
    Huisas sanaela hala
    Rekriato me
    Kaya naiatolus
    Wirehi kala'us
    Le'a le'u teras
    Rekriato me

    Aku meletakkan flute perakku yang tampak berkilat saat cahaya matahari sore menerpanya, memantulkan bayangan emas ke seluruh ruangan.

    "Bagus, bagus sekali hari ini!"

    ujar Ibu Rosa dengan bangga sambil bertepuk tangan.
    Yeah, rasanya hari ini aku bisa bermain lebih dari biasanya, padahal aku sudah luarbiasa lelah karena rapat barusan, dan langsung berlari ke ruangan kesenian, tapi tampaknya itu tidak menghancurkan konsentrasiku sama sekali.

    Para pemain gendang dan piano juga bertepuk tangan.

    "Duet yang bagus Lily, Yujii, kalian benar benar mengagumkan!"

    Aku tersenyum datar menanggapi pujian guruku, kemudian mengarahkan tatapanku pada wanita di sampingku.
    Sungguh beruntung, ternyata pasangan duetku hari ini adalah Lily ya?
    Dia tampak salah tingkah saat sadar aku memandanginya.
    Dia segera mengalihkan pandangannya berpura pura menatap ke arah jendela luar.
    Basi.
    Aku udah ga punya masalah dengan orang ini, jadi aku juga ga terlalu menanggapinya
    Tapi yang jadi masalah adalah.
    Sepanjang latihan aku selalu teringat saat Marco memelukku seharian kemarin, dan akhirnya kami tertidur dalam posisi berpelukan.
    Apa yang membuatku terus memikirkannya?
    Dan anehnya, alih - alih membuatku kehilangan mood atau konsentrasiku, hari ini aku malah seakan mendapat tenaga berlebih untuk melakukan semua kesibukanku. Apa ini berhubungan dengan kejadian itu ya?
    Apa jangan jangan aku hari ini lebih bersemangat karena kejadian itu?
    argh!
    Aku mulai gila!
    Pasti aku mulai gila.
    Disamping itu, masalah lain yang kupikir harus kupikikan juga lumayan mengganggu pikiranku.
    Aku yakin, seseorang pasti melihat kami saat itu, tapi sampai sekarang belum ada yang bertanya padaku soal hal itu, jadi aku untuk sementara tidak menganggapnya sebagai masalah besar, tapi aku tetap harus mencari tahu siapa, dan harus mengklarifikasi tentang kejadian itu, sebelum menyebar kemana - mana.

    "Oke, kita akan latihan lagi Senin, tolong persiapkan yang terbaik dari kalian, ini partiturnya, dan sampai ketemu minggu depan!"

    Ibu Rosa menyerahkan sebuah partitur padaku.
    Partitur biola?
    guru sialan, dia benar benar menguras semua keahlianku sampai pada batasnya rupanya.
    Darimana dia tahu aku bisa bermain biola juga?
    ck.

    "Oke, sampai ketemu minggu depan!"

    Wanita paruh baya itu segera pergi keluar dari ruang kelas kesenian.
    Aku merapikan dan melepas kembali fluteku, kemudian memasukkan semuanya ke dalam kotaknya.

    "Yujii...."

    Kumelengkan kepalaku, dan segera tersenyum memandang wajah gugup cewek di depanku.

    "Lily? Ada apa? Gimana hubunganmu dengan Anton?"

    Dia tampak terhenyak, aku hanya tersenyum.
    Aku memang bermaksud mengejeknya dengan pertanyaanku, dan tampaknya aku melakukannya dengan baik.
    Seranganku tampaknya tepat menusuk sampai ke otaknya.

    "Bagaimana kamu tahu....?"

    Sambil lalu aku megangguk, kumasukkan semua peralatanku ke dalam tasku.
    Sigh, berat banget tas ini!

    "Aku udah tau dari lama, tapi kamu kayaknya ga berniat jujur padaku ya, Lily? Sebenarnya ini ga perlu dibahas lho..."

    Aku berbicara dengan santai, tapi aku meremas kedua kepalanku.
    Ya, aku memang salah mendekatinya karena aku sudah tahu Anton lebih dulu mendekatinya, tapi seharusnya dia tidak sepantasnya diam dan memberiku harapan kan...?
    Dan sebenarnya aku malas membahas ulang masalah yang sudah aku tutup!

    "Aku, aku cuma mau minta maaf padamu, karena sudah jadi seperti ini..."

    "Nevermind, Lilly, aku ga pernah permasalahkan sama sekali, oke, jadi kamu juga ga perlu merasa bersalah. sama..... sekali...."

    ujarku dengan menekan akhir kalimat, memperjelas perkataanku padanya.

    "Y..Yuji, maaf, jangan marah padaku, ya...?"

    BLAM!

    Aku menghantam meja tempatku menaruh tas, Rico yang sedang merapikan pianonya tampak terkejut, dan saat dia sadar aku melihatnya, dia segera mengalihkan perhatiannya, berpura pura sibuk pada pekerjaannya.

    "Aku bilang aku tidak permasalahkan, jadi kamu ga perlu minta maaf, karena sejak awal keputusan apapun yang kamu buat, itu sudah jadi hakmu!"

    Ujarku tegas.

    "Tapi, tapi, ada masalah lain...."

    Aku menyandang tasku, menatapnya tajam.

    "Apa itu...?"

    "Kamu tau, kemarin temenmu, yang rambutnya jabrik awut awutan, yang mukanya bocah bocah slengekan, terus klo jalan kayak yakuza gitu?"

    "Marco?"

    Lilly mengangguk membenarkan.
    Ah,
    You describe him well, girl!

    "Kenapa sama Marco?"

    "Kemarin, dia mengancam Anton, dan kayaknya Anton bener - bener ga suka, dia berkali kali bilang mau balas gitu, bukannya gimana, tapi aku cuma takut aja, kalau ada apa apa, jadi aku pikir lebih baik kamu tau..."

    Ujar Lilly terbata bata, tampak merasa bersalah di kedua pihak.
    Ia memainkan kedua telunjuknya dengan gugup.

    "Andaikan, andaikan aku bisa lebih tegas kemarin, semua ini pasti ga perlu-"

    Aku menyentuh kepalanya, mengelus rambut lurusnya, membuatnya terkejut dan menghentikan kata katanya.

    "Sudahlah, sudah terjadi, kan? Aku ga menyalahkanmu, dan aku juga mengerti gimana tingkah laku Anton, mau gimanapun, di sepupuku, kan? Jadi, jangan kuatir, oke? Kamu ga perlu merasa bersalah."

    Balasku, dengan senyuman semanis mungkin, membuatnya tersenyum, dan mengangguk.
    Aku tersenyum bkas dan mengangguk, kemudian membalik tubuhku pergi.

    "Dan untuk Anton...."

    Aku mengacungkan tinjuku ke udara, sambil melirik padanya.

    "Coba saja, kalau si tambun itu mau menyentuh sahabatku...."

    Sambungku masih dengan senyuman manis, tapi berhasil membuat wajahnya mengerut karena ngeri.
    Aku hanya tersenyum, kemudian melanjutkan langkahku keluar dari ruang kesenian, menuruni tangga menuju lantai bawah.
    Baru saja aku selesai menuruni tangga, sebuah sosok menarik perhatianku.

    Marco, duduk di kursi semen yang dibuat di depan kelas, ia menarik kedua kakinya ke atas, dan memeluknya, menggunakannya untuk alas kepalanya.
    dia tertidur.
    Dengkuran dengkuran rendah terdengar dari mulutnya.

    Anak aneh, ngapain juga dia tidur disini!
    Apa rumahnya digusur?

    "Marco! Marco bangun!"

    Aku menamparnya perlahan, tapi berhasil membuatnya terjengkang sampai ke ujung kursi.
    ............
    Aku harus mengontrol kekuatanku.

    "Eugh! Eugh! Ah! Yujii! Kamu udah selesai?!"

    Dahiku mengernyit mendengar perkataanya.

    "Maksudnya? Iya aku sudah selesai! Kamu ngapain disini?"

    Marco memasukkan kedua tangannya di saku jeansnya.
    Dia sudah pulang tampaknya, karena seragamku sudah digantinya dengan kaos santai dan celana jeans pendek.
    Rambutnya tampak tertata dan di spike dengan rapi, dan dari rambutnya yang basah dia tampaknya sudah mandi.
    Terus dia ngapain ke sekolah lagi?

    "Aku? Ngapain? Nunggu kamu pulang lah! Kita makan yuk...?"

    dia memamerkan deretan giginya, sambil menaik turunkan alisnya menunggu jawabanku.
    Aku hanya mengerutkan dahiku dengan bingung,
    Anak ini repot repot ke sekolah lagi cuma buat nunggu aku selesai latihan?
    Tapi, kenapa rasanya aku senang ya?
    Aku menatapnya kembali dengan heran.

    "Makan? Kemana?"

    "Mall dong! Yang deket aja biar cepet! Ayo! Makan! Aku lapar nih!"

    "Ada ada aja! Ga! Makan di Mall mahal! Aku ga ada duit tau! "

    Marco mendengus kesal, ia menarikku, kemudian merangkulkan tangannya di bahuku dari belakang.
    Wajahku segera memerah dan terasa panas.
    Ah, perasaan aneh apa ini!
    Dadaku berdegup kencang!

    "Sudah, jangan banyak protes! Aku traktir! Ayo berangkat!"

    Marco mendorongku dengan tubuhnya, ia merangkulku sepanjang jalan menuju mobilnya, yang sukses membuat lututku lemas tanpa mampu melawan.
  • gendang..? itu klub orchestra apa karawitan?? ada gendang mix piano sgala..? =))
    umm
    yg ini rasanya agak kurang pas..
    Silverrain wrote: »
    Anak ini repot repot ke sekolah lagi cuma buat nunggu aku selesai latihan?
    Tapi, kenapa rasanya aku senang ya?
    yujii bilang senang tp kok aku ga merasa ikut senang ya? feel nya ga dapet, padahal kalimat ini harusnya penting buat mendeskripsikan perasaan yujii yg mungkin mulai tumbuh rasa.

    And masi ada typo silvy..
    Silverrain wrote: »
    Aku tersenyum bkas dan mengangguk,
    senyum bekas itu kayak apa ya.. 8->

    FYI tanda setrip buat kata berulang itu ga pake spasi ya jeung, tp kemajuan lah udah mau dikasi setrip :))
    #brb cek pendahuluan dia ntar :))
Sign In or Register to comment.