BoyzForum! BoyzForum! - forum gay Indonesia www.boyzforum.com

Howdy, Stranger!

It looks like you're new here. If you want to get involved, click one of these buttons!

Selamat datang di situs Boyzforum yang diarsipkan oleh Queer Indonesia Archive. Forum untuk komunitas gay Indonesia yang populer ini didirikan pada tahun 2003, dan ditutup pada tanggal 15 Desember 2020.

Forum ini diabadikan untuk kepentingan sejarah. Tidak akan ada konten baru di forum ini. Silakan menikmati forum ini sebagai potongan dari sejarah queer Indonesia.

Piece of Unfinished Melody

1252628303188

Comments

  • Yujii's View

    "Okay! Sampai..!"

    Dengan riang Marco menghentikan mobilnya di parkiran mobil.
    Sebenarnya kami sudah sampai disini lebih dari setengah jam yang lalu, tapi entah kenapa, tiba tiba saja ribuan (mungkin ratusan) mobil tiba tiba sudah memenuhi tempat ini, membuat kami harus menghabiskan banyak waktu untuk mencari parkiran, dan beruntungnya, celah sempit yang sekarang tak pantas kubilang tempat parkir ini ditinggalkan mobil sebelumnya tepat di hadapan kami, dan jelas saja Marco langsung menggunakan kesempatan itu.

    "Ayo, turun..!"

    "Marco! Kamu keterlaluan! Aku langsung diseret sampai ke Mall! Kamu bahkan ga biarkan aku ganti baju! Aku udah seharian keringatan di sekolah!"

    Marco meringis mendengar omelanku, mendadak ia mendekatiku.

    "Eh, Eh, Eh, Eh!"

    Aku mundur, hingga bersandar ke pintu mobilku, sedangkan Marco semakin maju ke arahku.
    Aku menutup mataku.
    Ga ada yang terjadi?
    Kubuka mataku pelan, Marco sedang mengendus-endus, membaui tubuhku.

    "Ga, ga bau sama sekali, kamu bau vanilla kayak biasa, aku suka..."

    Blush!
    Wajahku segera memerah saat mendengar perkataannya.
    Tunggu, kenapa ini?!
    Kenapa mukaku memerah!
    Dan lagi, tadi aku menutup mataku kenapa?!
    Memangnya aku berharap apa...?
    Argh!!!

    "Yujii....?"

    Aku kembali tersadar, dan ternyata aku sedang menggeleng keras sambil memegangi kepalaku, aku membuka mataku, dan langsung berhadapan dengan mata besarnya.

    "Hei! Kamu ga kenapa kenapa?! Mukamu merah? Kamu demam?!"

    Tanya Marco sambil menempelkan telapak tangannya ke dahiku.
    Aku sontak langsung mundur secepat kilat, kutepis tangannya.

    "J... Jangan pegang sembarangan! Aku ga kenapa kenapa! Ayo kita makan!"

    Marco hanya memandang bingung padaku, sementara aku berusaha keras menarik nafas dari mulutku, menenangkan jantungku yang berdegup seakan memaksa keluar dari tubuhku.
    Marco terlihat terkejut, tapi segera kembali memamerkan deretan giginya.

    "Ayo! Aku mau makan ayam!"

    "A... Ayo!"

    Aku menunduk, tak berani melihatnya.
    Perlahan aku membuka pintu, dan berjalan keluar, melangkahkan kakiku menuju mall beriringan dengan Marco yang berjalan sambil bersiul santai disampingku.

    "Gile, rame banget yahh!"

    Marco bersiul takjub melihat keramaian yang terjadi.
    Sepanjang jalan dari parkir menuju ke Mall, yang merupakan sebuah shopping centre kecil di sekitar mall tampak ramai dipadati banyak orang. Tampaknya ada acara band jalanan atau sesuatu yang menarik mereka, sehingga membuat keramaian di shopping street ini.

    Bruk

    Seseorang menyenggol tubuhku, membuatku terpental ke belakang.
    Marco tampak tak menyadarinya.

    Bug!

    Seorang lagi menabrakku, membuatku jatuh terduduk, aku bersusah payah berdiri, berusaha menusul Marco, yang tampak tak begitu jauh di depanku, tapi berada di tengah keramaian yang nyaris tak tertembus.

    Buak!

    "Hei! Hati hati dong!"

    "M... Maaf pak!"

    Saat berusaha maju, aku menabrak seorang lelaki paruh baya yang mendengus dengan kesal padaku.
    Aku mendongak dengan bingung ke segala arah, Marco tampaknya menghilang dari pandanganku.
    Gawat!
    Dimana dia!
    Kalau kepisah nanti aku ga bisa pulang!
    Aku gatau jalur angkotnya
    T_T

    "Eh, Wahh! Ada orang jepangnya! Ada orang jepangnya!"

    Suara wanita tampak berteriak dari sampingku, disusul oleh teriakan dari cewek cewek lainnya.
    Aku menoleh, sekelompok anak SMA, mereka tampak berteriak riuh, sambil menunjuk ke arahku.
    Orang jepang?

    Sebuah kertas mendadak terbang menutup wajahku.
    Selebaran, dari kertas kuning.
    Berisikan tentang event Japan festival dan lomba Cosplay.
    Jadi daritadi ramai karena acara ini?
    Ah!
    Hampir aku lupa!
    Marco!
    Dimana dia!

    "Haiiiii....!"

    Mataku segera melotot kaget saat sekelompok wanita entah dengan cara apa berhasil menyerang sampai ke hadapanku.
    Mau apa mereka?!

    "Wahh ada bishounen!"

    Bishounen?!
    Apa maksudnya?
    Sebentar.
    Kutoleh ke arah selebaran itu.
    Japan festival.

    ..........................

    MEREKA MENGIRA AKU BAGIAN DARI FESTIVAL?!

    Semua cewek itu segera menarik lenganku dengan ganas, berusaha menyalamiku dan berkenalan, tapi tampaknya mereka lebih cocok dibilang mencoba menyobekku jadi beberapa bagian.

    "A..Aku bukan orang Jepang! Aku Ahh!!"

    Tampaknya perkataanku tidak digubris sama sekali, mereka menarik lenganku semakin keras, dan berteriak semakin bising.
    Kepalaku terasa pening.
    Pandanganku mulai menggelap.
    Rasanya aku mau pingsan!

    "Hei!"

    Suara Marco...?

    "Jauhkan tangan kalian! Ini temanku! Dia pakai seragam bukan mau cosplay! Tapi dia baru pulang sekolah! Syuh syuh syuh!"

    Marco mengusir rombongan cewek yang hanya menyorakinya dengan teriakan "Hu" panjang, dan tetap berusaha menarikku.
    Marco akhirnya kehabisan kesabaranya, dengan hentakan kuat, ia melepaskanku dari tangan para fangirls itu, dan mendekapku di dadanya.
    Ah...
    Lagi lagi dipeluk Marco.
    Dan rasanya...
    Nyaman....
    Wajahku kembali memanas tanpa bisa aku atur, dan degupan dadaku kembali mengencang.
    Aku meletakkan kedua tanganku di dadanya, karena kepalaku sudah begitu pening, aku menenggelamkan wajahku di dadanya.
    Semoga Marco ga mendengar degupanku!

    "KYAAA! YAOI YAOI YAOII!!!!!!"

    Cewek-cewek itu berteriak semakin histeris, entah apa yang mereka lakukan.
    Marco semakin mempererat pelukkannya, kali ini kedua tangannya dilingkarkannya di bahuku.

    "Dia pacarku! Jangan macam-macam! Pergi!"

    Hardiknya keras, sambil terus memelukku.
    Cewek cewek itu semakin keras berteriak membuat telingaku berdengung.
    Kepalaku terasa begitu sakit.
    Aku sudah tidak mampu menahannya lagi.
    Tubuhku terasa begitu lemas, dan pandanganku akhirnya menjadi gelap seluruhnya.

    "YUJII?!"

    ===========================================

    ".....ji..........."

    "Ah! Akhirnya sadar! Yujii?!"

    Kepalaku masih terasa sakit, Aku mengerjap beberapa kali.

    "Yujii?! Minum nih!"

    Marco memberikan sebotol minuman padaku, aku mengangguk lemas.
    Ia membukakan tutupnya, kemudian memberikannya padaku.

    Setelah dua tiga tegukan air dengan rasa manis itu mengisi kerongkonganku, perlahan aku mendapatkan kesadaranku sepenuhnya.

    "Kamu udah enakan...?"

    Aku mengangguk, Marco bernafas lega.

    "Syukurlah! Kukira kamu kenapa tiba tiba pingsan! Untung ga lama!"

    Jelasnya padaku.
    Marco bersiul lega.
    Serombongan cewek yang tadi mengelilingiku tampak berdiri di belakangnya.

    "Sekarang gimana? Kamu mau pulang aja...?"

    Marco memandangiku masih dengan wajah kuatir.
    Aku menggeleng.

    "Ayo kita makan, kamu lapar kan....?"

    "Kamu yakin Yujii...?"

    Aku mengangguk dan tersenyum padanya, dengan segera senyumannya mengembang.
    Aku kembali merasakan wajahku memanas.
    Aku segera menunduk, tak berani memandangnya.

    "Oke, ayo, gandeng aku!"

    Marco memberikan tangannya padaku, aku menatapnya dengan bingung.

    "Daripada nanti kamu hilang lagi! Ayo! Pegang tanganku, sampai ke tempat makan! Aku gamau lagi pusing mencarimu kemana mana! Udah lapar nih! Ga pake acara pingsan lagi!"

    Marco mendengus, dengan tidak sabar ia mengamit tanganku, dan perlahan membawaku berdiri.
    Cewek cewek itu kembali berteriak histeris.
    Marco mengedipkan sebelah matanya padaku, kemudian ia menarikku, dan memelukku.
    Dengan sebelah tangan lainnya ia mengelus rambutku, kemudian mengecup dahiku.
    Ditengah Keramaian.
    Luarbiasa
    Aku ga akan ke mall lagi!

    Cewek cewek itu bersorak ramai, tapi Marco menarik tanganku, membawaku kembali berjalan melalui keramaian.
    Dia terus memegangi tanganku, dan berjalan dengan cuek, tidak perduli dengan mata mata yang memandangi kami dengan pandangan pandangan aneh, jijik, dan heran.

    "Anak muda sekarang, pergaulannya suda berlebihan."

    Seorang kakek tampak berbisik.
    Seorang Ibu memandang kami dengan sinis, sementara beberapa wanita yang tampaknya usia 30an berbisik bisik sambil melihatku.

    "Marco, orang orang melihat ke arah kita...."

    "Lalu kenapa? Daripada kamu kenapa kenapa...?"

    "Tapi, daritadi mereka menatap kita dengan aneh..."

    "Apa aku perlu sekalian memelukmu sepanjang jalan supaya kamu diam?!"

    Marco dengan jengah menatap padaku, kemudian menghela nafasnya.

    "Marco, tunggu disini sebentar..."

    Aku menghentikan langkah kami saat melewati sebuah bazaar yang menjual berbagai pernak-pernik berbau jepang.
    Aku memilih sebuah rok ala anak sekolah, dan sebuah pita, dan dengan bergegas aku berlari ke toilet, kemudian mengganti celanaku dengan rok itu, dan memasangkan pita, serta sebuah ornamen rambut yang tadi aku beli.
    Sigh.
    Ini menghabiskan uang makanku seharian.
    Biarlah, aku masih punya cadangan mie di kostku.

    Aku segera mengemasi bajuku ke dalam tas, dan berjalan keluar dari bilik toilet.
    Seorang lelaki yang berjalan keluar dari dalam bilik disampingku menjerit kaget, kemudian segera berlari keluar.
    ...............
    Kenapa dia? Memangnya aku keliatan kayak preman...?
    Beberapa cowok lagi yang sedang berada di urinoir menatapku dengan kaget, kemudian segera merapat ke urinoir mereka.
    Heran.
    Kenapa sih mereka?!
    Saat akan keluar, aku melihat bayanganku di cermin.
    sial.
    Harusnya tadi aku masuk toilet cewek!

    Aku segera berlari keluar, kemudian aku amit tangan Marco yang sedang membelakangiku.
    Dia nampaknya terkejut, dan segera menoleh ke belakang.
    Marco melotot kaget.
    Ia memandangiku dari atas ke bawah sembari menggaruk kepalanya dengan takjub.

    "Bagus ga...? Kalo gini ga bakal diliatin orang kan..."

    Marco meringis, kemudian menunjuk ke arah rokku.

    "Itu labelnya dicabut dulu!"
    ====================================================

    "Aku mau Chiken Cordon Bleu nya satu, sama Cola! Yujii kamu apa...?"

    Marco menyadarkanku dari lamunanku, aku menatapnya, yang membalas tatapanku dengan kernyitan tak sabar.

    "Ayo, mau makan apa kamu...?"

    "Uh, Ah...."

    Aku menggaruk kepalaku dengan bingung.
    Marco brengsek!
    Dia ternyata membawaku ke tempat makanan perancis, dan disini menunya ditulis dengan kombinasi huruf yang aku sendiri terkesima menatapnya.
    Astaga
    Makanan apa ini!

    "Hei! Yujii! Kamu mau makan apaan...?"

    "Uh, ah, ga ada Mie Ayam aja ya?"

    Mendadak seisi restoran menatapku seakan aku baru saja mengatakan akan mengebom istana presiden.
    Marco menepuk dahinya sambil menggeleng, sementara waitress itu hanya mengulum senyum menatapku.
    Mukaku memerah menahan malu, aku akhirya mengangkat jariku.

    "Sama kayak Marco, minumnya, aku minta Strawberry Milk aja, terimakasih..."

    Waitress itu akhirnya mencatat pesananku sambil terus tersenyum geli.
    Aku menunduk, menahan malu, sambil mengembalikan menu pada Waitress yang terus tersenyum itu.

    "Kak, Pacarnya lain kali di ajak ke warteg aja...."

    Ujarnya sambil mengedip ke arah Marco, kemudian berlalu pergi.

    "Marco, dia menghinaku...."

    "ssh! Jangan bunuh siapa siapa di tempat umum!"

    Hardik Marco seakan tahu isi kepalaku.

    "He, aku jadi dikira pacarmu deh..."

    Aku menggaruk kepalaku, sambil menggulung gulung rokku.
    Rok ini kok gatel banget ya, jangan jangan ini barang second-an....

    "Iya, kamu sampai pakai rok gitu segala sih, buat apa?"

    Tanya Marco dengan jengah, ia melirik ke arah pakaianku.

    "Biar kamu ga dikira homo, jalan ama cowok...!"

    Aku terkekeh geli, sementara Marco mendengus(lagi) dengan tidak senang

    "Apaan sih! Kamu ga perlu sampai ngelakuin gini tau! Manis sih, tapi aku lebih suka kamu apa adanya, Yujii..."

    Apa?
    Barusan dia bilang apa?!

    "Lagipula, kamu kan emang cowok, ga perlu menurunkan harga dirimu ampe begini, kamu menahan malu kan daritadi...?"

    Marco melanjutkan omelannya, sementara aku hanya mampu menunduk.
    Benar katanya, aku malu.
    Aku menahan malu sepanjang perjalanan, dan bahkan dadaku tetap resah sampai sekarang.
    Aku tahu wajahku cantik, dan mungkin tak seorangpun akan menyadari kalau aku cowok saat aku memakai pakaian cewek, tapi tetap aja, aku adalah seorang laki laki!
    Dan memakai pakaian cewek seperti ini, cukup membebani pikiranku!

    "Dan lagi, aku ga perduli, aku bakal dianggap homo atau ga, yang penting aku bisa jalan ama kamu......"

    Aku ternganga, sementara Marco membuang pandangannya ke luar jendela.
    Pipinya tampak bersemu merah.
    Apa aku barusan salah dengar...?
    Atau aku salah menangkap maksudnya?
    Aku kembali menunduk, merasakan wajahku begitu panas, dan dadaku berdegup kencang.
    Aku rasanya mau mimisan saking gugupnya!
  • kyaaaa kyaaa kyyaaaaa.... >.<
    kok jadi aku yang blushing gini sihhhh...????
    :\"> :\"> :\"> :\">
  • Sial tengah malam bru d update. Jd gk tidur deh. Baca dlo ah
  • Besok ajah deh mata dah 5 watt gak kuat euy. Ngantuk
  • @silverrain thx updatenya sungguh pas timingnya baca ginian pas galau.... wakakakka.... sedikit membantu utk tdr...
  • >:D< kurang panjang. He
  • kyaaaa...yujii pake baju cewe
    ada ftonya gk??pasti cantik bgt deehhh...marco td nembak yujii ya??
  • Aaaaaa Marco ~ ~ ~(\ ‾o‾)/ .
  • :(( :(( :(( :(( :(( :((
    :(( :(( :(( :(( :((
    :(( :(( :(( :((
    :(( :(( :((
    :(( :((
    :((
  • *speechless
    Sweet
    Bneran suka sama yuji :'>
  • :) ;) too sweet.... This part makes me wonder Marco's point of view.
  • Berani bgt Yujii make baju cewek d toilet cowok. Ntar klw diapa2in gemana? Heheh
Sign In or Register to comment.