BoyzForum! BoyzForum! - forum gay Indonesia www.boyzforum.com

Howdy, Stranger!

It looks like you're new here. If you want to get involved, click one of these buttons!

Selamat datang di situs Boyzforum yang diarsipkan oleh Queer Indonesia Archive. Forum untuk komunitas gay Indonesia yang populer ini didirikan pada tahun 2003, dan ditutup pada tanggal 15 Desember 2020.

Forum ini diabadikan untuk kepentingan sejarah. Tidak akan ada konten baru di forum ini. Silakan menikmati forum ini sebagai potongan dari sejarah queer Indonesia.

Piece of Unfinished Melody

1363739414288

Comments

  • Jangan2 si yuji ini siluman rubah putih yah? Punya anak sama marco itu kucing lucu menggemaskan. Haha
  • marco & yuji + rex...happy family...
  • kamu kalo badmood serem @silverrain? kamu wolferine ya? apa malah sailormoon? sereman yujii kemana2 *mancing2 biar badmood*
    yujii bertekuk lutut? muahahaha. eh itu curiga kalo ternyata kucingnya salah satu member sini yg nyamar!
  • kamu kalo badmood nyeremin @silverrain? emang kamu genderuwo? haha *mancing2 biar badmood*
    @gaudeamus mah cocoknya bukan marco, cocoknya jadi kucing yg terlantar yg ditemuin hahaha. *kabur sebelum digebukin* ~~~~/o/
  • masdabudd wrote: »
    owh, ini ceritanya si @gaudeamus berasa jadi Marco yaa??

    #lirik sinis

    *ga'pantes

    @masdabudd SETUJUUU!!! yg pantes jd marco itu cuma aku! :D

    Kalau @gaudeamus itu cocoknya jadi gege! =))
  • kennnyyyyyyy.....!!!!!!!!

    #salahLapak
  • yuzz wrote: »
    kennnyyyyyyy.....!!!!!!!!

    #salahLapak

    huss hus!
    *tendang =))
  • masdabudd wrote: »
    owh, ini ceritanya si @gaudeamus berasa jadi Marco yaa??

    #lirik sinis

    *ga'pantes

    @masdabudd SETUJUUU!!! yg pantes jd marco itu cuma kamu! ;)
    wwahh, aku kan ga ikut2 ngrebutin Yuji, @nero_dante1 !.. aku mau jadi diri sendiri aja. :p #PeDe
    yuzz wrote: »
    kennnyyyyyyy.....!!!!!!!!

    #salahLapak
    tenty @yuzzgila
    KANJUT!!!

    ishh.. bahasanya bang @ularuskasurius nih.. MENJURUS!! :D
  • ada bocah ingusan yg kalo punya mainan baru jadi girang..
    #lirik @masdabudd


    dimana kennyku..dimana kennyku..
    #rambut.acak2an.sempoyongan ditrotoar

    Nb: awas aja kl ada yg brani ngganti komenku
    #sapapun.itu
  • edited March 2013
    yuzz wrote: »
    kennnttyyyyyyy.....!!!!!!!!

    #salahLapak

    ish @yuzz ini saru bgt dehhh......... >.<
  • yuzz wrote: »
    ada bocah ingusan yg kalo punya mainan baru jadi girang..
    #lirik @masdabudd
    kaya tante aja, girang!! :p
    dimana kentyku..dimana kentyku..
    #rambut.acak2an.sempoyongan ditrotoar

    Nb: awas aja kl ada yg brani ngganti komenku
    #sapapun.itu

    ?????????????
  • Marco's View

    "Siapakah gerangan orang yang bisa membantuku keluar dari penjara ini? Oh, siapakah dia...?"

    Aku berjalan masuk ke panggung, perlahan menyibakkan jubah merah yang sedaritadi berkali kali membuatku terjungkal, dan berlutut di depan menara dari triplek yang bisa dengan mudah kugoyangkan untuk menjatuhkan ogre wanita yang sekarang jadi lawan mainku.

    "Sungguh rupawan wahai engkau dewi yang turun dari surga, siapakah namamu bila aku boleh mengetahuinya...?"

    Ya Tuhan, dialog macam apa ini! Yujii, aku ga nyangka kamu berhasil membuatku jadi alay, dan parahnya lagi, aku harus memberikan pujian gombal itu pada makhluk terjelek di kelas kami.
    Please help me.

    "Oh, wahai pangeran yang tampan dan rupawan! Engkaukah yang akan menjadi penyelamatku?"

    "Wahai putri, mengapa engkau bersedih hati? Mengapa engkau nodai wajahmu yang cantik jelita dengan ratap durjana"

    Aku lagi ngomong bahasa apa ya sebenarnya? Ini Yujii bikinnnya pakai kamus apa sih? Apa ini masih bahasa Indonesia yang baku?

    "Pangeran yang baik hati, aku disekap oleh seorang penyihir jahat, dan sekarang aku terpenjara di menara ini, sungguh malang nasibku..."

    Novi mengambil selembar saputangan berenda, kemudian menghela ingusnya, menciptakan suara lenguhan ikan paus yang mungkin bisa membuat ribuan paus betina tertarik padanya.
    Novi kemudian menjatuhkan saputangan itu, dan menangis tersedu.
    Sial.
    Ini dia.
    Waktunya aku menghadapi nasib terburuk sepanjang sejarah kehidupanku.

    "Wahai Putri, saputangan indahmu terjatuh! Maukah kau menurunkan rambutmu, agar aku bisa naik dan melihat wajah cantikmu lebih dekat?"

    Novi berusaha membuat tawanya terdengar indah dan feminim, tapi suara yang keluar malah menyerupai suara deritan pintu, Ia kemudian mengambil rambut palsu, dan menjatuhkannya padaku.
    Aku memaksakan senyum tersiksaku, kemudian perlahan menaiki untaian rambut ini.
    Ini dia, kematianku menunggu di ujung titianku.
    Yujii memang luarbiasa, dia menginginkan semuanya sempurna, sampai adegan indoor outbound ini pun perlu benar benar kulakukan.
    Lagipula, bukannya ini cerita putri tidur? Kenapa jadi cerita rapunzel tidur sih?
    Kenapa dia ga sekalian masukkin Hanoman kemari, supaya jadi Rama dan Shinta gondrong edisi sleeping beauty?

    "Hiihihihihi! Siapa itu yang mencoba mencuri putriku?!"

    Pembukaan yang luarbiasa untuk pemunculan seorang penyihir.
    Tawanya nyaris membuatku melompat turun dari menara yang sudah susah payah aku panjat.

    "Aku.... Aku adalah penyihir jahaattt...!"

    Ya, ya, ya aku tahu, dari suaramu aku sudah tahu.

    "Dan aku adalah penyihir jahat....!"

    Kamu sudah bilang tadi.

    "Aku penyihir yang menculik putri!"

    Kamu ga perlu beritahu pun nenek nenek ompong manjat pohon duren juga tau.

    "Aku penyihir Jahaatt!!!"

    Kayaknya ada yang lupa dialog nih....

    "Hiiihihihihihii!"

    Dan akhirnya, Sonia, cewek terculun di kelas kami muncul dari belakang panggung.
    Ia dengan canggung merapikan kacamata tebal culunnya, menekuk muka culunnya, menyibakkan rambut poni culunnya, dan melempar kebelakang kuncir dua culunnya.
    Ia menggigit bibirnya, berjalan dengan takut.
    Oke, harus kuakui, semua yang berawal baik tidak selalu berjalan dengan baik.
    Sonia dengan canggung dan takut memasuki menara ogre(baca:putri) sambil memegangi topi dan terusan hitam ketatnya.

    "Aku penyihir... Aku penyihir..... Penyihir Jahaattt!!!!!"

    Mendadak dia menjadi demam panggung begitu muncul.
    Novi berusaha memasang raut muka terkejut dan takut, kemudian menoleh pada Sonia, tapi justru raut muka horror yang muncul, dan ia menatap Sonia, yang langsung menjerit kaget melihatnya.

    "KYAAA!!!"

    "OH TIDAK! PENYIHIR ITU MENEMUKAN KITA! LARILAH PANGERAN!"

    "AH!!"

    Novi memainkan perannya dengan luarbiasa, dia berteriak, membuat Sonia menjerit dan menangis, Novi kemudian mendorongku dengan kekuatan ribuan tenaga kuda sampai terlempar dari jendela menara.
    Bruk!
    Aku mendarat dengan punggungku, sementara di atas menara keributan tampak terjadi.
    Aku terus mendengarkan semua keributan itu sambil menahan nyeri di pinggangku.
    Kacau!

    "TIDAK! PENYIHIR KEJAM JANGAN SIKSA AKU! OOHH TIDAK!"

    "Aku takutt.... jangan dekat dekat! Aku takutt!!"

    "TIDAK! PENYIHIR KEJAM AMPUNI AKU! AMPUNI AKU AUHH OUHH!"

    "Kyaaa! Novi pergi Novi Kyaa! AAA!"

    Kok kayakya penyihirnya jauh lebih takut dari pada putrinya ya?

    "Cut Cut Cut!"

    Aku mendengar suara Yujii berteriak, tapi terlambat.

    Menara semi permanen dari triplek itu berguncang hebat, dan tak lama kemudian oleng, dan roboh ke dekatku.

    "Marco!"

    Aku mendengar Yujii berteriak, Ia berlari ke arahku.

    BRUAK!

    Menara itu oleng menjatuhiku.
    .....................

    Empuk?
    Ga sakit?
    Ada yang memelukku? Melindungiku?
    Yujii kah?

    Setelah asap yang mengepul menghilang, aku mengerjap, merangkul orang di depanku.

    "Thanks ya, Yujii...."

    Gumamku, samar aku melihat sosok Yujii berdiri dengan kuatir di belakangku.
    ..........................
    APA?!
    LALU SIAPA YANG MELUK AKU?!

    Yujii berjalan maju, kemudian mengangguk ramah pada yang memelukku.
    Tubuhku terkunci, tak mampu menggerakan wajahku untuk melihat sosok yang memelukku.

    "Thanks ya Nov, untung Marco ga cedera...!"

    Pelukan itu mengendur, aku sekarang bisa menoleh, menatap sosok yang sedaritadi memelukku.
    Novi...?

    "Oh, pengeranku aku sudah melindungimu dengan tubuhku, ohh....."

    ........................


    "MARCO PINGSAN! MARCO PINGSAN! P3K! CEPAT!"
    ===========================================================

    "........................................uh..................."
    Aku memijit kepalaku yang terasa sakit.
    Dimana aku? Apa yang terjadi padaku?

    "Udah bangun? Kamu bikin kami semua takut..."

    Suara Yujii?
    Dimana ini?
    Suara air yang menetes ini?
    Locker?

    Aku membalik tubuhku, menyadari aku tidur di kursi panjang locker, dan Yujii menggunakan sweater hitamnya untuk bantal kepalaku.
    Ia duduk menghadapku, dari kursi lain yang ditarik mendekat.

    "Tadinya mau kubawa ke UKS, tapi udah tutup, jadi kupikir aku bawa ke locker aja...."

    Ujarnya sembari berjalan pergi.
    Aku mendengar suara air mengucur, dan tak lama kemudian Yujii datang lagi dengan segelas air.
    Ia menaruh air itu di samping kananku, kemudian kembali duduk menghadapku.

    "Kamu benar benar bikin takut! Mendadak kamu pingsan begitu!"

    Aku memegangi kepalaku yang sakit.
    Oh, ya, aku pingsan karena tadi mendapat pukulan mental yang hebat saat tahu aku dipeluk oleh Novi.
    Benar juga,
    Apa yang akan terjadi nantinya kalau sampai aku harus berpura pura menciumnya?
    Ambulance! Benar! Aku harus memesan ambulance siap sedia di depan sekolah, berjaga jaga kalau kalau aku langsung koma ditempat.

    "Aduhh! Semoga keburu! Waktunya tinggal sebentar lagi, tapi semuanya masih kacau balau! Kamu! Untung kamu ga cedera Marco!"

    Yujii mondar mandir dengan kebingungan, ia memijit mijit keningnya.
    Oh, aku lupa menjelaskannya.
    Yujii akhirnya dipilih jadi anggota belakang panggung, dan ia dipercaya menjadi pengarah dialog.
    Jadi, semua dilalog alay tadi adalah buatan Yujii.
    Dan anehnya, Bu Yuni malah memujinya, dan mengatakan Yujii jenius.
    Jenius dan alay memang beda tipis ya?

    "Udahlah, sabar aja, ngapain juga dipikirin, ntar juga pasti hapal, sekarang ayo kita balik ke Aula..."

    Yujii menatapku dengan pandangan mengejek.

    "Ngapain balik ke Aula? Semua udah pada pulang, kamu gatau sekarang jam berapa?"

    Aku melirik jam tanganku.
    Astaga.
    Jam 6 malam!
    Efek pelukan Novi lebih mengerikan daripada Kloroform!
    Aku sampai ga sadarkan diri empat jam lebih!

    "Tadinya semua pada nungguin kamu, tapi akhirnya mereka semua pulang...."

    Yujii berdiri, ia membuka lockernya, mengeluarkan tas dan berbagai barang barang lainnya dari dalam lockernya, kemudian mengganti sepatunya.

    "Kamu mau tetap tiduran disini? Atau kamu mau pulang?"

    Ujarnya lagi dengan pandangan mengejek.
    Aku segera menekuk wajahku, dan berdiri.
    Benar juga.
    Berarti sedari tadi Yujii menungguku disini?
    Dia duduk disini menungguku seharian?

    "Memangnya tadi mereka pada pulang jam berapa?"

    "Tadi jam 4 Sonia pulang abis aku suruh pulang, kenapa memangnya?"

    Jam 4?
    Berarti setelah jam 4 sore Yujii terus nungguin aku sendirian disini?

    "Terus kamu ditemenin siapa daritadi?"

    "Ga ada, sekolah kan udah bubar dari jam 12. Memangnya kenapa sih?"

    "Berarti udah dari jam 4 kamu nunggu aku sendirian disini?"

    "Jam 3, kecuali Sonia kamu hitung sebagai orang...."

    "Kamu tunggu aku sendirian...?"

    "Iya? Ada masalah memangnya?"

    "Kenapa kamu yang tunggu? Ketua panitianya kemana?"

    "Emangnya kenapa kalo aku yang tunggu? Bryan udah pulang daritadi...."

    "Kenapa kamu nunggu aku...?"

    ".................................................."

    Yujii terdiam, mukanya segera memerah, ia kemudian menunduk, dan memegangi mulutnya.
    Yes!
    Berhasil!
    Dia selalu tampak begitu manis kalau aku berhasil memojokkannya.
    Akhir akhir ini semenjak aku tahu kelemahannya, aku selalu bisa membuatnya salah tingkah, dan itu terlihat sangat manis!

    "Yujii? Kenapa? Kamu kok mau nungguin aku?"

    Aku maju, mendekatkan kursiku, dan dia dengan panik mendorongku mundur.

    "Me.. Memangnya ga boleh? Aku kan panitia, sudah wajar aku nungguin kamu?!"

    "Bukannya kayak gini tanggung jawab Bu Yuni atau Bryan? Kenapa kamu yang jagain aku....?"

    Yujii langsung megap megap memegangi mulutnya, ia membuang pandangannya, tapi aku segera bergerak ke arah dia membuang muka, membuatnya terkejut setengah mati.

    "Yujii? Kok ga dijawab?"

    Sumpah! Ini benar benar lucu! Aku bisa melihat mukanya memerah sampai ke batas maksimal, dan dia dengan panik berusaha menutupinya.

    "S..Sudah! Memangnya ga boleh kalau aku nungguin kamu? Aku kan juga panitia! Maklum kalau aku nunggu kamu kan! Lagipula, lagipula... Aku kuatir padamu......."

    Yujii langsung mengangkat tas selempangnya dan meletakkannya di bahunya, sembari berjalan ke pintu locker.

    "Aku mau pulang, kasian Rex nunggu dirumah seharian. Tadi pagi dia menggigil lagi, semoga dia ga kenapa kenapa...."

    Benar juga!
    Anakku!
    Anakku sendirian di kamar Yujii!
    Astaga!
    Aku juga belum belikan susu!

    "Astaga! Aku lupa! Yujii! Sebentar lagi aku ke kost mu! Aku bawakan susu untuk kucing!"

    Yujii mengangguk tanpa menoleh, ia masih menutupi wajahnya, dan berjalan keluar.

    Aku juga harus cepat cepat! Semoga pet shopnya belum tutup!

    =============================================================================

    Aku mengemudi dengan hati hati, memarkirkan motorku tepat di pinggir selokan di depan kost Yujii, karena tampaknya dalam kostnya penuh dengan kendaraan penghuni kost, dan aku ga dapat tempat untuk memarkirkan mobilku,

    Segera kuraih satu kemasan susu kucing yang tadi kubeli di pet shop dekat rumahku, dan melompat turun dari mobilku.
    Matahari sudah sepenuhnya terbenam, dan kulihat lampu kamar Yujii sudah menyala.
    Segera aku berlari, menaiki tangga kayu, menuju kamar Yujii.

    "Yujii, ini aku..."

    "Masuk....."

    Hmm, tumben dia ga membukakan pintu untukku?
    Kudorong pintu kecokelatan yang terasa berat itu, dan sosok Yujii yang sedang duduk membelakangiku segera terlihat.
    Hmm, kenapa dengannya?

    "Yujii....?"

    Yujii masih terduduk diam, aku maju mendekatinya.

    "Marco...? Maaf...."

    Suaranya tampak datar, sedikit bergetar.
    Aku semakin penasaran dan melangkah maju.

    "Aku minta maaf... Rex... Rex...."

    Yujii membalik tubuhnya, ia sedang memeluk Rex, yang tampaknya tertidur di tangannya,

    "Kenapa?"

    "Rex, Rexnya..."

    Aku menyentuhkan tanganku untuk membelai Rex, tapi segera terhenti saat aku menyentuhnya.
    Dingin, dan kaku.
    Aku memandang Yujii.
    Mukanya tampak datar, tapi jelas dia sangat terpukul, senyuman yang bisa selalu di wajahnya menghilang.

    "Maaf...."

    Yujii mendekapnya semakin kencang, ia tidak menangis, tapi aku bisa merasakan dia tertekan karenannya.

    "Andaikan tadi aku pulang lebih cepat..."

    "Andaikan tadi kita ga perlu latihan...."

    "Andaikan aku tadi mengarahkan kalian dengan serius..."

    "Yujii..."

    "Ini salahku..."

    "Yujii....."

    "Andaikan saja aku tadi bawa dia ke sekolah..."

    "Stop Yujii...."

    "Ini salahku, lagi lagi karena salahku..."

    "YUJII!"

    Yujii terhenyak, dia memandangku dari mata sayunya.
    Sial, kenapa hatiku rasanya seperti diiris melihat wajahnya begini.
    Dia tampaknya sangat terpukul.
    Padahal kucing ini baru sehari di tempatnya.
    Ada apa?
    Kenapa dia bisa begitu terpukul?

    Yujii memegangi kucing di tangannya, ia terus menatap anak kucing itu.
    Aku tak bisa menahan diriku untuk melangkah maju, dan melingkarkan tanganku di kepalanya, memeluknya.
    Bahunya tampak bergetar, tapi dia tidak menangis.
    Entah kenapa, tapi kelakunny tampak kurang wajar untukku.
    Dia tampak begitu terpukul karena seekor anak kucing yang kurang dari 24 jam lalu ditemukannya.
    Dia sedih, tapi tak sedikitpun aku melihatnya menangis.
    Aneh, apakah ada sesuatu yang sudah terjadi dan membuatnya seperti ini?

    "............ Sudah, sudah................"

    Hanya sepatah kata itu yang bisa kukatakan, sambil mengelus rambutnya, sementara Yujii tak bergerak, ia seakan tidak menyadari aku memeluknya.

    Lihatlah Lebih Dekat
    by Sherina

    Hatiku sedih
    Hatiku gundah
    Tak ingin pergi berpisah
    Hatiku bertanya
    Hatiku curiga
    Mungkinkah kutemui
    kebahagiaan seprti disini
    Sahabat yang selalu ada
    Dalam suka dan duka
    Tempat yang nyaman
    Kala ku terjaga
    Dalam tidurku yang lelap

    Pergilah sedih
    Pergilah resah
    Pergilah gundah
    Jauhkan resah
    Lihat segalanya lebih dekat
    Dan 'kubisa menilai lebih bijaksana
    Mengapa bintang bersinar
    Mengapa air mengalir
    Mengapa dunia berputar
    Lihat segalanya lebih dekat
    Dan 'ku akan mengerti
  • Blm sempat baca... Tar pas pulang baca di rmh skalian comment... Thx anyway dah dimention >,<
Sign In or Register to comment.