It looks like you're new here. If you want to get involved, click one of these buttons!
Copyright 2021 Queer Indonesia Archive. See our Privacy Policy. Contact us at admin@boyzforum.com
Dengan menggunakan situs ini berarti Anda setuju dengan Aturan Pakai.
BoyzForum.com adalah situs anti pedofilia!
Comments
Kok cerita tentang Takengon cuma dikit? Kan bisa lebih diexplore lg. Kl gitu aku aja yg buat love story di takengon. hehe
Ceritanya bgs walaupun msh ada typo. Lanjutkannnn... Smangat ya!
Daniel, rencana q jalan lg lho. Thu q dah rekrut 1 org tuk memperusuh lapak kamu, kalw gk update... Hahaha #evil laugh...
#apadeh...
"Shin, Bila, udah belum belanjanya? Kakiku pegel banget ini!!"
Sejak kami menginjakkan kaki di mall 3 jam yang lalu, kami terus mengelilingi mall tanpa berhenti sama sekali. 2 gadis berbeda karakter ini ternyata memiliki kesamaan hobby yang bisa membuat semua pria mendesah sebal -shopping. Padahal sedari tadi aku dan Sam sudah mencak-mencak sambil ngedumel mengikuti mereka. Tapi, mereka seperti tidak mau ambil pusing terhadap ocehan kami.
Kalau gini caranya aku gak pergi jogging lagi untuk menjaga kondisi tubuhku agar tetap fit dan prima. Cukup dengan mengelilingi mall yang besarnya sama dengan kebun teh yang ada di Puncak, sudah cukup membakar lemak berlebih di tubuhku.
"Sabar dong, Sam. Sebentar lagi selesai kok! Ntar kalau kalian, kami suruh istirahat duluan, terus sipa yang bawain belanjaan kami?" Terang Shinta dengan tampang yang tidak menyiratkan penyesalan terhadap kami. Memangnya kami ini kulinya apa?
Emang sih, sedari tadi barang belanjaan mereka kami yang bawain semua. Sam bawain punya Shinta, sedangkan aku bawain punya Bila. Kalian tahu? Tiap tanganku berisi 5 dan 6 kantong belanjaan Bila. Bisa kalian bayangin bagaimana repotnya kami? Padahal aku dan Sam sama sekali belum belanja. Benar-benar wanita tidak ber-pri kemanusiaan.!
"Bukan gitu, Shinta. Kita semua 'kan bi..." Belum selesai ucapaku sudah dipotong oleh Bila.
"Nanti aja kita semua istirahatnya, Dam. Kami 'kan belum selesai. Ntar kalian kami traktir deh." Bila aja yang kalem badai bia berubah jadi Shita kalau sudah berhubungan dengan belanja. Ada apa dengan gadis-gadis ini? Tuhan, salah apa hamba??
Ak hendak membuka mulutku lagi namun ku urung-kan, karena sebuah suara memanggil namaku.
"Adam!!"
Aku mengalihkan pandanganku kesamping kanan, asal suara tadi. Aku melihat Levi bersama seorang pria tampan yang tidak ku ketahui.
"Banyak banget belanjaannya?" Tanya Levi, melihat kantong belanjaan yang menggunung di tangn ku.
"Hai, Lev. Ini bukan belanjaan ku. Ini punya Bila. Aku yang bawain." Terangku malu.
"Mana mungkin punya, Bila! Yang bawakan dia. Berarti barang belanjaan itu punya dia." Cowok yang datang bersama Levi membuka mulutnya dengan kata-kata yang sangat pedas, setidaknya menurutku.
"Kamu siapa sih? Gak kenal juga, udah ngelek aja!" Sewotku.
"Jadi, bola basketku itu dapat membuat kamu amnesia ya? Lumayan juga ya ternyata lemparanku itu!" Ujarnya dengan senyum pongah.
Sebelum aku membalas ucapannya, dia sudah menyambung lagi. "Atau kamu memang memiliki ingatan yang sangat buruk? IQ kamu berapa sih? Masak cowok secakep aku kamu gak ingat?"
"Oh... Aku ingat sekarang. Jadi kamu ini cowok tengil yang sok kecakepan yang ngelempar bola busukmu ke kepalaku, hah? Sudah ngelempar bola ke kepalaku, tapi kamu gak mau minta maaf!! Sekarang malah ngatain aku segal... Dasar orang aneh. Cari mati kamu, hah?" Teriang ku dengan nada naik beberapa oktaf.
"Itu salahmu sendii. Lari di dekat lapangan basket sambil bengong. Jadi untuk apa aku minta maaf?" Ucapnya.
"Kamu bener-bener ya!!"
"KYAAA... Cakep banget..." Kali ini Shinta telat banget menyadari kalau ada cowok cakep disekitarnya. Shinta ini tidak pernah lihat sikon -situasi dan kondisi. Apapun yang terlintas difikirannya pasti langsung diutarakannya. Bener-bener cewek ajaib.
"Aduh, Shinta... Plis deh... Malu tau." Bisik Bila pelan, seraya memandang sekeliling kami yang tiba-tiba menjadi pusat perhatian.
"Kak Lutfi, udah lah. Minta maaf aja sama Adam apa susahnya sih? Lagiankan Adam kesakitan waktu itu."
"Ia deh." Kat cowok tengil yang dipangil Kak Lutfi oleh Levi. "Maafin Kakak yang cakep ini ya, Adik kecil." Ucapnya dengan tampang mengejek.
Sungguh menyebalkan. Dia bilang aku Adik Kecil? Emang aku nampak childish ya? Makin benci aku sama dia. Tapi, aku kan gak boleh marah sekarang. Dia kan sudah minta maaf -walau dengan tampang menjengkelkan.
"Ia, aku maafin Oom... Oom siapa tadi namanya? Oh ia, Oom Lutpi ya?" Balasku dengan nada dan tampang yang super duper paling amat sangat menyebalkan yang kupunya.
"Namaku bukan Lutpi tapi Lutfi. Dan jangan panggil aku Oom, karena aku tidak pernah nikah dengan tantemu. Paham??" Katanya dengan wajah merah padam karena amarah.
Aku tersenyum senang, melihatnya naik pitam.
"Udah ah. Kalian kayak kecil aja."
"Mending kita pulang aja, Vi. Stres Kakak ngomong sama Adik Kecil cengeng satu ini."
Akhirnya pergi juga cowok sableng satu itu. Aku terus berjalan menujur counter baju yang tadi hendak kami masuki. Kalian tahu, lagi? Shinta dari tadi sibuk menanyakan tenteng insiden bola basket. Ada-ada aja cewek ini!!
***
Perlu gak aku buat Qari P.o.V???
@hehe_adadeh : lihat ntar aja apa sakitnya Qari. Hehehe
@yuzz : Kecepatan ya? Maaf...
@agungrahmat : Kita lihat ntar kehidupan Qari ghimana ya...
@callme_DIAZ : Maklumin aja kalau Adam agak oot. Dia kan belum kuliah di kedokteran. #belainAdam.
@DiFer dan @hehe_adadeh : Kalian serasi bgt kayaknya. Aku nikahi aja ya... Saya nikahkan @DiFer dengan @hehe_adadeh dengan seperangkat dildo di bayar kredit. #obsesi penghulu #plakkk...
@YANZ FILAN :
@Adzhar :
@Gabriel_Valiant :
@Danielsastrawidjaya :
Whatt mau dinikahin?? Gratis kan?? Aq mau mau mau *loh *demen yg gratisan
Hah mau jd penghulu ya, kayaknya cita2 nih ga kesampean..
@hehe_adadeh mau dildo nya yah...*plak