It looks like you're new here. If you want to get involved, click one of these buttons!
Copyright 2021 Queer Indonesia Archive. See our Privacy Policy. Contact us at admin@boyzforum.com
Dengan menggunakan situs ini berarti Anda setuju dengan Aturan Pakai.
BoyzForum.com adalah situs anti pedofilia!
Comments
Mobil kijangku pun meluncur disela-sela kepadatan kendaraan di sabtu itu.
Saat itu belum ada tol cipularang. Jadi belum ada yang namanya migrasi mingguan orang jakarta ke bandung, jadinya bandung masih lumayan lenggang.
Dengan santai mobilku melintasi setiabudi menuju lembang.
tadinya aku sempet bete karena pengenya sih bisa ngomong-ngomong (sok) romantis sama ipan. Tapi karena ada zen, ga bisa bebas ngomong dah
Melihatku rada cemberut si ipan ketawa kecil
'udah atuuh udahh cemberut wae jalan-jalan teh'
'masak jalan ama pacar cemberut' goda ipan
'lah pacar yang mana a?' celetuk zen yang duduk dibelakang
'pacar neh pacar' kata aku sambil nunjuk ipan
'mau tau aja ih anak kecil'
'ih seriusan a'
'masak a ipan pacar a rio' tanya zen dengan polos
'hush ga lah, cuman bercada kali zen' kata ipan sambil ketawa
'eh, klo aku maunya seriusan tau' kataku sambil cemberut
'euuh maunya' kata si ipan sambil masih tertawa
'ih ga ngerti ah a' kata si zen sambil melihat ulah kami berdua
'ga usah ngerti, hush-hush duduk lagi lagi dibelakang sana' omelku
'euuh parah ah a iyo mah, orang ga ngerti nanya malah dimarain' omel si zen
'itu a rio bercanda zen, kami kan emang udah deket jadi emang suka bercandaan geje hehehe' jelas ipan
'Ga usah dipikirin' lanjut ipan lagi
'tuh dah jelas kan? makanya ga usah pengen tahu deh' kataku dengan sok
'iaaa a iaaa' kata si zen sambil kembali lagi bersandar di tempat duduknya
ah ipan, andaikan kamu tahu klo aku bener-bener sayang kamu lebih dari sobatan ini. Andai aku bener pacar jadi
kamu huff T.T
aku saat itu tidak langsung lurus ke ke arah lembang, melainkan belok kekiri lewat kota kembang
Setelah obrolan tadi emang suasana sudah mulai mencair. Sambil menikmati musik, mobil kami melaju ke arah lembang melalui jalur alternatif.
mobilku melewati jalan yang berliku dan sedikit terjal, kemudian sampai di pasar kembang yang ada kiri dan kanan jalan.
DIsini dulu aku membuat kenangan dengan ang dan aco..
sepenggal kenangan masa lalu yang entah kenapa aku ingin mengulangnya lagi, walaupun ga bersama mereka lagi, namun bersama ipan
Setelah beberapa saat kami melewati pasar kembang tadi, aku mengurangi kecepatan mobilku lalu menepi
'berhenti disini yo?' tanya ipan
'he eh' jawabku pelan
'turun dulu oi' seruku ke zen yang dibelakang
terlihat zen yang setengah mengantuk dengan malas turun
Memang cuacanya dingin segar spoi-spoi bikin ngantuk
Aku turun di pinggir jalan, tidak jauh dari pasar kembang tadi
Turun sebentar kebawah ada tanah yang cukup datar. Dari situ bisa melihat lembah yang luas dibawahnya.
Dulu disini aku bersama ang, dua tahun yang lalu menikmati pemandangan ini.
Saat itu aku inget lagi kita membeli susu segar 1 liter di pasar lembang disini untuk diminum. Tadinya aku pikir susu segar itu buat dibawa pulang direbus atau diapain dulu. Eh, ternyata langsung diminum begitu saja.
Seumur-umur aku baru pertama kali itu minum susu segar. Itupun karena dipaksa sama ang.
Alhasil karena ga biasa aku sukses muntah-muntah dulu.
Disini, ditempat ini hheu
Ah ang, aku tepatin janjiku saat itu. Kalau aku bisa kembali lagi di tempat ini. Walau ga sama kamu, aku udah bisa move on, walau aku ga akan pernah isa ngelupain kamu...
'dikit' kataku pelan
'ada kenangan sama sapa yo disini' tanya ipan
'ga sapa-sapa kok' elakku
'mana ada ga ada apa-apa tapi diem trus termenung kayak gitu' kata ipan sambil senyum
'ahahaha ia pan, aku ga akan pernah isa bohong sama kamu dah. Ia pan masa lalu paan, masa lalu' jawabku
'Ya udaah ga usah terlalu dipikirin'
'ia sih.., aku cuman sekedar mengenang kok pan' ucapku sedih
'ciee mengenang' kata ipan sambil tertawa kecil
'diketawain lagi' omelku
'iaa iaa maap - maap' kata ipan sambil mengusap-usap rambutku sebentar, lalu menepuk pundakku
duuh, kok cuman bentar sih pan. padahal aku pengennya yang lama hehehe
'oi a, ngapain sih disini, mau sampai berapa lama a' terdengar suara cempreng memecah romantisme disini
duh
si zen lagi duduk di batu disitu sambil menguap sambil bersedekap. Sepertinya sih dia kedinginan. Uh ga banget deh posenya.
'Ngapain lu zen, kok mengkerut gitu, nikmatin lah udaranya, nikmatin pemandangannya' ujarku
'uhh, apanya yang mau dinikmatin, cuman lembah sama angin dingin' omel dia
'ahaha sepertinya zen ga terlalu suka alam de yo' kata ipan sambil tertawa
'sukurin, sapa suruh ikut' cibirku
'uda-udaah, coba tuh nikmatin alam zen, baik loh buat tubuh' kata ipan sambil tersenyum
'apanya yang bisa dinikmatin' kata zen sambil menggerutu.
aku hanya tertawa meliat tingkah zen
kami berhenti disitu selama 10 menitan sebelum melanjutkan perjalanan ke tangkuban
Suasananya lenggang ga begitu rame. Mungkin karena tanggal tua lum pada gajian.
Sambil menikmati alam, aku memutar kaset rio pebrian, kaset dari album. Kaset ini sangat istimewa karena pemberian dari ipan hehehe, dan yang juga istimewa karena itu kali pertama ipan kasih hadiah buat cowo ahahahaha
dan ga kerasa aku pun sudah sampai ujung tangkuban. Terlihat kawah yang terbentang disana. Aku pun segera memarkirkan mobilku. Belum juga mobil berhenti, sudah banyak yang berdatangan menawarkan barang dagangan
Tampak abang-abang sudah mendekatiku menawarkan berry.
'berry na a? bade? mirah panglaris-panglaris' kata si abang-abang (berrynya kak, mau? penglaris-penglaris #jadi biasanya klo datang pagi2 dan sebagai pembeli pertama dianggap sebagi penglarisan, jadinya suka didiskon harganya)
'pan mau?' tawarku
ipan menggeleng
'zen hayang teu?' (zen, mau ga?)
'berry ya a? ga deh haseum' tolaknya (berry ya a? ga da rasanya asem)
'henteu mang' kataku (tidak mang)
'mangga atuh dicobian heula, sok, da amis a' tawarnya sekali lagi (silahkan tuh dicoba dulu, manis kok rasanya)
'henteu mang henteu' tolakku sopan (tidak mang, tidak)
Akhirnya setelah menolak beberapa penjual lain, aku pun menuju tepi kawah, diikuti oleh ipan dan zen
Tercium bau belerang dari hembusan angin yang ada.
Aku begitu menikmati suasana ini. Memandang jauh ke kawah dengan hembusan angin dingin di tubuhku
Seolah-olah hilang deh segala kepenatan yang ada
Walau masih ada hiruk pikuk sih, jadi ga maksimal menikmatinya.
Si ipan berdiri disampingku dia juga ikut memandangi kebawah
'bagus ya pan'
'iya' jawab ipan pelan
trus kami berdua hanya diem beberapa saat menikmati suasana yang ada, sejenak kulihat wajah ipan
hehehe, kulihat dia memejamkan mata sambil menikmati hembusan anginnya.
Wajahnya yang membuat aku damai, yang membuat aku sering kepikiran kalau dia lagi ga ada
ah
'oi a, ini trus mau kemana'
sebuah suara cempreng lagi-lagi memecah romantismeku
euuuh si zen
dia lagi berjongkok sambil masih bersedekap, sepertinya dia masih belum terbiasa akan dinginnya, dan dia terlihat lesu.
ahahaha sepertinya dia lum sarapan tadi pagi
'laper zen?'
'ga a'
'beneran?'
'ga kok a'
ahahaha, aku tahu banget klo sebenarnya zen pasti lagi kelaparan, tapi malu buat ngomong, dasar zen
'yu pan kebawah'
'skarang?' tanya ipan
'ga, besok' jawabku
'euhh' kata si ipan
'kemana a?' tanya zen
'kebawah zen yu'
'lah, kebawah juga a? ngapain disana'
'Jalan la' kataku bersemangat
'yaaah' ucap zen dengan lesu
Sampai dibawah, setelah melewati toko-toko souvernir, kamu tiba didaerah yang cukup lapang. Disitu ada warung-warung yang jualan makanan.
Karena kasihan sama si zen, aku segera mampir dulu ke warung baso dan mie ayam.
'pan yu makan dulu'
ipan hanya diam dan mengangguk
'zen mau makan mie apa baso?' tawarku
'mmm apa aja deh a' jawab si zen masih malu-malu
'ya udah, mang mie ayam kasih baso yah tiga' ujarku
'naaah, tar udah makan jangan lemes lagi ya zen' kataku sambil tertawa
'ehh, sapa yang lemes, cuman kedinginan doang kok' tangkis zen
'ya deeeh yang kedinginan doang, berarti makannya ga jadi neh?' godaku
'eh a jadi atuuh da laper' kata si zen
'tuh bilang laper katanya tadi ga laper' kataku lagi
'eh ia yah a? hehehe, iya deh a laper deh laper' kata zen sambil tertawa
dasar si zen, suka sok malu-malu
tadinya mau beresin tulisan tentag ke tangkuban ini hari ini tapi kayaknya kantuk udah ga tertahan, jadi ntar nyusul dah
Satu almamater, kenal gak dengan mereka?! N carmac Khan beda dengan argi sopi sekolah nya. skol yang mana?!
diantos terasanana nya kang ts )
Tapi kita beda angkatan. Aku 1 sma ama panji. Klo argi ama sopi smanya pas banget nempel di sebelah kita (jadi sebenarnya 1 gedung), sempet juga tahu wajahnya panji ama argi ahahaha, tapi nasibnya ga jauh2 beda sama panji dan argi, dimana aku jatuh cinta sama anak sma tetangga hadeuh.
Bedanya sih klo panji dan argi berakhir baik, aku tidak
Klo masalah ang ama ipan, dulu sebenarnya awal-awal forum ini berdiri sempet kuceritain panjang lebar. Postku yang dulu itu ceritain masa dari smp hingga sma aku, lalu sedikit nyentuh kuliah, sedangkan yang ini fokus dari saat kuliah sampai sekarang. Namun karena forumnya dulu kena tsunami ilang semua postingnya. Jadi males nulis ulang hehehe
Tapi nanti aku akan tulis flashback tentang kenapa aku ribut sama neneknya ipan
@San_shan nuhun kan tos mampir
Mention yaa @pendatangbaru lucu interaksi ts sama si zen )
Oke ku tunggu ceritanya. N mensyen temen yang lain, kasihan gak bisa meluncur langsung ke sini.
Ia nanti aku mention lagi
@el_crush thx udah ngikutin, nanti saya mention lagi
Melihat zen makan dengan lahapnya, aku jadi ikut semangat juga buat makan, walupun sebenarnya ga laper-laper amat.
Aku perhatiin bergantian antara ipan makan dan zen makan.
Si zen yang cenderung item makan dengan lahap, mienya juga ada yang berceceran duh. Sedangkan ipan yang putih makan dengan tenang, walau dia kayaknya kebanyakan ambil sambel , jadi sesekali tampak kepedesan trus mengusap bibirnya dengan tangannya. hehehe kontras banget lah.
Sehabis makan kami duduk-duduk bentar sambil ngobrol kesana kemari. si zen si lebih banyak diem dan menguap sesekali, karena memang ga terlalu nyambung obrolanku dengan si ipan.
Setelah isi perut mayan turun, kami jalan lagi kebawah, tak lupa beli aqua botol untuk minum dibawah nanti.
Kami sampai di area yang ada batu batu besar. Trus, aku duduk disitu sambil melihat sekeliling.
Saat itu suasana di tangkuban cukup sepi. Hanya ada beberapa orang yang lewat sesekali ditempat aku duduk-duduk.
Terdengar suara samar-samar khas hutan. Ada suara serangga dan kicau burung yang samar dikejauhan , disertai derak pohon disekeliling didera angin dingin segar yang berhembus, berbalur dengan keheningan yang ada
Inilah kenapa aku sangat suka di gunung, keheningan yang seperti inilah yang mendekatkan aku pada alam. Membuat hati jadi terasa tenaang.
Aku duduk disebuah batu besar. Ipan duduk disampingku.
Si zen tampak mondar mandir jalan-jalan keliling
kulirik ipan yang disampingku. Dia tengah menikmati keadaan sama dengan aku
'tenang ya pan'
'ya'
'denger ga pan tuh suara hutan tuh, sejuk banget di hati'
ipan hanya tertawa kecil
'uda berapa lama yah pan kita jadian'
'eh enak aja jadian' sanggah ipan
'yee kan jadi teman'
'iaa deh'
'hehehe' aku hanya tertawa kecil
aku menarik napas panjang
seolah-olah ingin kuambil semua udara segar itu
mengisi dadaku
menyegarkan hatiku yang keruh akan keseharian
'ga nyangka pan, aku bakal kesini sama kamu'
'knapa gitu?' tanya ipan
'da kita tuh sifatnya banyak yang ga cocok'
'uda berapa kali ya pan kita berantem'
ipan hanya tertawa
'euuh seriusan ih'
'kamu anak rumahan, aku seringnya jalan'
'kamu nurut terus sama ortu, aku suka ngebangkang'
'kamu rajin kuliah dan belajar, aku suka males kuliah dan telat dateng'
'kalau dipikir-pikir aku bisa terus kuliah sampai sekarang gara-gara kamu juga yah'
'iyaa dong , ipaan' kata ipan sambil terkekeh
'jiaaah pedeee, tapi da bener sih'
'aku tuh jadi lebih ngehargain keluarga setelah kenal sama kamu'
'tapi inget juga loh, kamu juga lebih baik gara-gara ada aku'
'ah yang masa sih? perasaaan sama aja deh' kata ipan sambil tetap ketawa
'euh seriusan ah, dikacangin mulu'
'iaa iaaa' kata ipan
'masih inget ga dulu? kamu tuh ga pernah bisa mutusin sesuatu sendiri, selalu nanya ke keluarga'
'padahal kan orang kan harus bisa ambil keputusan sendiri juga kan'
'dan kamu dulu tuh semuanya apa aja ditanyain ke keluarga, mau melakukan ini itu semuaaaa ditanyain dulu ke keluarga'
'ampe bete dah' kataku
'lah sapa suruh bete coba' kata ipan
'suruh nenek mu' kata aku sewot
'hehehe iaaa yoo, makasih udah ajarin aku cara membangkang'
goda ipan
'eeh, ga gitu juga kali, ah ga paham juga kamu pan' kataku sambil mulai merajuk
'iaaa iaaa, digodain dikit aja ngambek mulu kamu yo, katanya dulu janji ga gampang ngambekan lagi ke aku hayooo'
'hehehe iya pan iya maap' kataku
'tapi masih inget ga dulu pas aku berantem sama nenekmu?'
'ya inget lah, sampai babeh aku kluar juga buat melerai -__-'
'hehehe , kalau dipikir-pikir parah juga ya pan waktu itu'
'banget' kata ipan
'kamu inget ga gara-gara apa coba?'
'hmmm, eh gara-gara apa yah?'
'wah para kamu pan, itu aku brantem gara-gara kamu juga' kataku sambil cemberut
'eh ia ya? lupa euy'
'Anjrrit bisa-bisanya lupa' omelku
'Waktu itu kan aku abis pulang dari semarang, trus kan naek bus rajawali'
'pool bus terakhir kan dibelakang rumah mu tuh'
'karena nyampenya jam 4 pagi, aku kan minta jemput tuh, skalian mau kasih kamu oleh-oleh, inget ga?'
'mmm dikit, trus-trus'
'lah malah terus-terus -__-'
'trus ya itu, malamnya kan aku uda telpon kamu tuh, agar besoknya jangan lupa jemput di pool, aku mau bawa oleh-oleh sekalian mau nginep bentar di ruma kamu, karena kepagian, susah cari angkot'
'Nah pas udah sampai pool, hpo kamu mati, di telp ga bisa, mau telp rumah takut karena ms jam 4 pagi'
'aku bengong tau nungguin kamu hampir 1 jam an disitu kedinginan pula'
'ya udah karena bawa bawaan berat, aku putusin mau kasih oleh-oleh kamu aja langsung, jadi tar aku pulang ga terlalu banyak bawa barang bawaan, jadinya aku jalan kerumahmu'
aku berenti berhentar, kulihat ipan dengan serius memperhatikanku
'ya udah, aku jalan deh kerumahmu, sampai disitu jam 5 pagian lebih kekna'
'kamu masih ga bisa ditelpon, nyebelin banget lah pokonya'
'ya udah aku ketok-ketok tuh gerbang rumah'
'ga tahu berapa lama ya aku ketok-ketok pintu rumah, jreng-jreng muncullah si nenek'
'wakakaka, ga usah pake jreng-jreng kali kayak apa aja' kata ipan sambil tertawa
'beneran ih, ya gitulah jreng-jreng, muncul nenek kamu'
'da kamu kan tahu nenek kamu ga terlalu suka sama aku karena keseringan nginep di kamu'
trus aku pun mulai bercerita ke ipan tentang kejadian di pagi yang naas itu
nah, setelah aku beberapa lama ketok-ketok tuh pagar, kan jreng-jreeng tuh muncul nenek kamu
trus nenk kamu dengan muka tiis dan cemberut ngomong
'ada apa ya? nyariin sapa ya?' padahal dia udah tahu persis itu aku, bete ga?'
'mau ketemu ipan nek, ini bawain barang dia' kataku
'tahu ga yah ini jam berapa? Shubuh-subuh datang kerumah orang, ga bisa lebih sopan ya?'
Jleb dah aku dibilangin begitu
Ya udahlah, walau dibegituin aku tetap berusaha sopan. Akupun bilang
'maaf nek, ini aku abis datang dari semarang, baru nyampe tadi shubuh di pool belakang, jadi skalian kesini mau mampir kasih pesenan ipan' kataku
'ya udah ngapain mampir segala, pulang dulu sana tar mampir kesini kasih sendiri kan bisa' omel nenek ipan
njiiirr, digituin aku mulai kesel
'Nek, gini yah, tadinya ipan tuh janji mau jemput, tapi ga dateng-dateng, kalau misalnya dia bilang ga mau jemput aku udah naik taksi dari tadi neh' kataku mulai panas
'Ya udah, tuh kan ipan ga jadi jemput, knapa ga naek taksi aja , pake mampir kesini pula shubuh-shubuh gini, gangguin orang' omel si nenek ipan
Dhuuaar meledak lah kekesalan ku, tanpa tedeng aling-aling langsung kudamprat tuh neneknya ipan
'eh, kamu nenek-nenek jaga ya bicaranya. Asal kamu tahu aja aku udah 1 jam nungguin orang yang janji udah jemput, eh orangnya ga dateng. Trus mau kasih barang dia, gw bela-belain datang kesini dulu buat kasih barang dia, bukannya orangnya nongol minta maaf, malah lu nenek-nenek ga jelas marah-mara nyerocos, kamu tahu ga kesel gw, KESEL GW!' kata ku berapi-api dengan keras
'kamu-kamu..' kata nenek ipan tergagap
nah , waktu itu keluar babehnya ipan.
'Ada apa mah?' tanya babehnya ipan ke nenek ipan
(nb: itu nenek mertuanya si babehnya ipan, dan hati itu ga baisanya ternyata ada bonyoknya ipan dirumah, padahal biasanya ipan cuman tinggal sendiri ama nenek dan pembantu 1)
sambil limbung megangin dadanya si nenek cuman bisa bilang
'itu.. itu' katanya sambil nunjuk-nunjuk aku
si babehnya megangin si nenek, trus dia ngelihat aku
'Oh rio, bentar yah rio' kata om kus (babehnya ipan)
Si om kus pun membawa neneknya ipan masuk kedalam, aku masih mendengar neneknya ipan menggerutu tentang aku saat dia dibantu om kus masuk ke dalam
Aku diem sebentar, emosiku coba kutahan dan kukontrol, aku menghela napas, ya tuhan, kok jadi gini sih, kok ada babehnya ipan pula disini.. duh
Tak lama kemudian om kus kluar lagi
dengan suara ramah om kus berkata
(ada apa rio? kok pagi-pagi sudah kesini?'
'mmm, i..Ini om, aku habis dari semarang, tadi turun dibelakang, skalian bawa pesenannya ipan' kataku pelan
'ooh, ya udah, ipannya masih tidur tuh, titipannya apa nanti om sampain' kata om kus ramah
'oh i. ini om' , aku menyerahkan bungkusan yang berisi oleh-oleh makanan buat ipan
'ya udah om, aku pulang dulu' kataku dengan masih grogi
'ok makasih ya rio, nanti aku sampain ke ipan' kata om kus dengan tetap suaranya yang ramah
'ia om' permisi kataku
dengan gontai pun aku meninggalkan rumah ipan. Perasaan aku ga karu-karuan saat itu. Aku ga tahu besok-besoknya bakal gimana, ga tahu, bener-bener ga tahu
'jelas kan semuanya itu salah kamu. SALAH KAMU' kataku menegaskan
ipan hanya ketawa-tawa saja hadeeuh -__-
'Eh trus habis itu gimana ya, aku kok lupa' kata ipan
'Anjrriiit, kok bisa-bisanya kamu lupa sama momen bersejarah itu sih pan, ngambek neh aku NGAMBEK!' kataku mulai ngambek
'eehh ia-ia inget' kata ipan
'waktu itu aku inget, aku abis diomongin sama babeh tentang kejadian itu, trus aku disuruh nimbang-nimbang lagi tentang pertemanan aku dengan kamu'
'tu inget' omelku
'ia si, inget , samar-samar hehehe'
'eeeuh' omelku
'waktu itu, kita kan ga ketemuan beberapa hari tuh pan, karena waktu itu hari sabtu. Jadi ampir dua harian dah kita ga ketemu'
'aku udah empet banget waktu itu nungguin hari senin buat ketemu dikampus'
'empet kenapa yo?'
'MASIH NANYA!' kataku kesel sambil ngejitak ipan
'adududuh sakit' galak amat ih kata ipan sambil mengelus-elus hasil jitakanku
'lagian kamu ngeselin, kamunya loh juga yang ikut salah malah tiis lupa kitu' omelku
Dan akupun menceritakan kembali kejadian hari itu di kampus ke ipan
'Nah waktu itu kan aku nungguin kamu selesai kuliah tu, karena jadwal kita kan senin itu beda. Aku tungguin kamu di depan papan pengumuman akademik'
'aku ngeliat kamu tuh dengan tiis gitu ngeliat aku sekilas, trus berpaling'
'deg aku langsung emosi dah'
'pan, ada yaang mau kuomongin' kataku sambil menepuk pundak ipan
ipan dengan dingin menjawab
'Iya ada apa?'
Anjriit ga merasa bersalah gitu pikir aku
'yakin disini?' kataku sambil menahan emosi
'yah disini aja kenapa emang?' kata ipan
'lu mau gw teriak-teriak disini sama kayak gw sama nenek lu?' kata aku mulai emosi, aku udah manggil dia pake lo gw
si ipan diem sebentar sambil melirik kekiri kekanan. Mungkin takut ada yang melihat
'ya udah, mau kemana?' tanya ipan datar
'ikut gw' kata aku lagi
Naah saat itu aku ajak ipan ke pojok disamping gedung kuliah, deket lab yang emang lagi ga ada praktikum karena tengah libur
Sampai disitu aku langsung blak-blakan ke dia
'Kamu tahu kan peristiwa kemaren, aku sama nenek kamu?'
Kataku
ipan diem
'kamu ngerasa salah ga?' tanya aku
'Kamu udah janji ke aku, tapi ditungguin ga ngongol-nongol sampai kejadian kayak gitu, trus skarang nongol kamu malah dingin gini, kamu merasa salah ga?' kataku dengan mulai serak
ipan diam sebentar
'ya aku salah rio, aku salah sudah mau janji sama kamu. aku salah sudah mau kenal sama kamu' kata ipan
degg
waktu itu langsung hatiku serasa berdegub keras mendengar omongan ipan
'ma maksud lu? tanyaku?
'maksud aku, emang seharusnya kita ga usah deket-deket lagi, kita temanan biasa aja kayak yang lain'
Jelegeerr
Mendengar omongan ipan, hatiku kerasa sakiit, emosiku meletup-letup antara marah ke ipan karena seenaknya seperti itu tanpa minta maap, bercampur dengan kenyataan bahwa ipan bakal ninggalin aku
Saat itu aku terdiam entah berapa lama. Dunia terasa lambat bergerak, terasa berat sekali saat aku mau ngomong lagi
lidahku terasa kelu, rasanya sudah seperti mau menangis saja waktu itu
'lu.. lu serius ngomong gitu pan?
ipan terdiem sebelum dia menjawab dengan datar
'ia'
'lu.. lu serius bener-bener mau begitu?'
'bener lu yang pengen begitu?'
ipan diem lagi
'Om kus ngomong apa ke lu?' tanya aku langsung
'dia kan yang nyuruh kamu ngejauhin aku? tanyaku parau
'JAWAB PAN!' kataku dengan keras
'Papah bilang agar aku melihat-lihat lagi hub aku sama kamu yo'
'Dia suruh menimbang-nimbang lagi ada manfaatnya apa tidak, kalau tidak ya dijauhi' katanya masih datar
'Oh jadi gitu? klo udah ga ada manfaat dijauhi? temen macam apa lu?' teriak gw emosi
'Woi jangan keras-keras yo' kata ipan
'Biar gw ga peduli' kata aku terengah-engah menahan emosi
'lu dari dulu selalu dan selalu bersikap dari omongan keluarga lu' kata gw dengan meletup letup
'sekarang coba lu pikir. lu pikiir dah pakai otak lu sendiri, apa bener klo lu bener sobat gw , klo gw sala, klo gw emang salah nih, lu ninggalin gw begitu saja? iya bener kayak gitu?'
kata aku sambil masih emosi
'lo bilang lo dulu sobat gw, dan lu dulu juga bilang lu ga pernah punya sobat deket sebelumnya, dan lu bilang gw adalah sobat lu yang pertama. Tapi sekarang kejadian kayak gini lu malah mau kabur ninggalin gw?
'Apa itu bener kelakuan sobat pan? HAH?' kata gw lagi dengan nada keras
ipan terdiam
'okelah pan, klo loe emang mau ngejauh, gw ihklas. Ikhlaas. Walaupun sebenarnya ini ga semua salah gw, tapi asal loe bilang ini bener-bener keputusan lo sendiri, bukan dari karena disuruh kluarga loe, gw ikhlas pan. gw terima'
'Nah sekarang,.... loe pikir dan loe putusin, gw siap apapun keputusan loe' kata gw dengan suara yang sudah mulai memelan.
Saat itu kondisi ku kacau. Mataku sudah merah, menahan sedih, marah, emosi yang berkecamuk.
Ga kerasa air mata mngalir perlahan ke pipiku.
Aku menangis sodara-sodara huhuhu
Ini pertama kali aku bisa se-emosi ini sama ipan
Ipan terdiam melihatku
entah apa yang dia pikirkan saat itu, dia diem aja cukup lama.
Waktu terasa seabad saat munggu ipan
ipan menghela napas, lalu dia berjalan mendekatiku
'aku.. aku ah, aku memang salah yo' kata ipan perlahan
trus dia diem lagi
'aku ga berpikir tentang perasaan kamu'
'maaf ya yo aku ga bisa jadi sobat yang baik' kata ipan lagi
'kamu memang benar, aku memang harus bisa membuat keputusan sendiri yo' kata ipan dengan suara lembut, tidak datar seperti tadi
'udaah lap tuh matanya tar diliat orang malu' kata ipan sambil senyum, ia mengulurkan tangannya mengusap pipiku yang basah
'e eh, i ia' kataku gugup
'aku bakal tetep jadi sobat lu yo, udah yang udah biarlah terjadi sudah'
'ga usah dipikirin lagi ya yo, aku udah sempet emosi dengan sikap kamu, kamu juga emosi, jadi kita udah impas deh' kataya lagi dengan tersenyum
'seriusan pan?' kataku dengan setengah percaya
padahal aku sudah pasrah bahwa ipan bakal ninggalin aku, pasrah aku akan ditinggal lagi orang yang aku sangat-sangat sayangi.
'seriusan..'
'aku mutusin kalau aku tetep jadi sobat kamu yo' kata ipan mantap sambil menepuk pundakku
ga kerasa air mataku tumpah sudah
hatiku kerasa tenang sekarang
'laaah kok malah nangis, lap woi lap' kata ipan dengan panik
'i iaa iaa hheu' kataku sambil mencoba tersenyum
makasi banyak pan
makasi banyak.. kataku dalam hati