It looks like you're new here. If you want to get involved, click one of these buttons!
Copyright 2021 Queer Indonesia Archive. See our Privacy Policy. Contact us at admin@boyzforum.com
Dengan menggunakan situs ini berarti Anda setuju dengan Aturan Pakai.
BoyzForum.com adalah situs anti pedofilia!
Comments
oya share link ny donk.
ummi. Tapi kenapa ummi tidak
sayang sama abi?" Istri : "Eh, ummi sayang kok
sama abi. Kenapa abi ngomong
begitu?" Suami : "Ummi sengaja
menginginkan abi masuk neraka
kan? Jujur sama abi, please.." Istri : "Abi, ummi mau masuk
surga sama-sama dengan
abi." [nangis] Suami : "Istri abi ini cantik bila
menangis. Kalau ummi mau masuk
surga sama abi, ummi harus
tutup dada bila pakai jilbab ya?!
Pakai baju juga jangan yang
ketat-ketat.. Jangan posting pic yang abi tidak suka.. Abi sayang
banget sama ummi..!" Suami yang baik tidak akan
menyakiti hati istri ketika
menegur. Dan begitu juga istri
yang baik janganlah membuat
suami cemburu dan marah dalam
hati
seorang Kiai Madura, D. Zawawi
Imran, ini bisa membuat bulu
kuduk kita merinding. >>>> NENEK dan DAUN <<<< Dahulu di sebuah kota di
Madura, ada seorang nenek tua
penjual bunga cempaka . Ia menjual bunganya di pasar,
setelah berjalan kaki cukup jauh. Usai jualan, ia pergi ke masjid
Agung di kota itu. Ia berwudhu,
masuk masjid, dan melakukan
salat Zhuhur. Setelah membaca
wirid sekedarnya, ia keluar
masjid dan membungkuk-bung kuk di halaman masjid. Ia lalu mengumpulkan dedaunan
yang berceceran di halaman
masjid. Selembar demi selembar
dikaisnya. Tidak satu lembar pun
ia lewatkan. Tentu saja agak lama ia
membersihkan halaman masjid
dengan cara itu. Padahal
matahari Madura di siang hari
sungguh menyengat. Keringatnya
membasahi seluruh tubuhnya. Banyak pengunjung masjid jatuh
iba kepadanya. Pada suatu hari
Takmir masjid memutuskan untuk
membersihkan dedaunan yang
ada sebelum perempuan tua itu
datang. Pada hari itu, ia datang dan
langsung masuk masjid. Usai
salat, ketika ia ingin melakukan
pekerjaan rutinnya, ia terkejut.
Tidak ada satu pun daun
terserak di situ. Ia kembali lagi ke masjid dan
menangis dengan keras. Ia
mempertanyakan mengapa daun-
daun itu sudah disapukan
sebelum kedatangannya. Orang-
orang menjelaskan bahwa mereka kasihan kepadanya. “Jika kalian kasihan kepadaku,”
kata nenek itu, “Berikan
kesempatan kepadaku untuk
membersihkannya .” Singkat cerita, nenek itu
dibiarkan mengumpulkan
dedaunan seperti biasa. Seorang kiai terhormat diminta
untuk menanyakan kepada
perempuan itu mengapa ia
begitu bersemangat
membersihkan dedaunan itu. Perempuan tua itu mau
menjelaskan sebabnya dengan
dua syarat: pertama, hanya Kiai yang
mendengarkan rahasianya; kedua, rahasia itu tidak boleh
disebarkan ketika ia masih hidup. Sekarang ia sudah meniggal
dunia, dan Anda dapat
mendengarkan rahasia itu. “Saya ini perempuan bodoh, pak
Kiai,” tuturnya. “Saya tahu
amal-amal saya yang kecil itu
mungkin juga tidak benar saya
jalankan. Saya ini tidak mungkin
selamat pada hari akhirat tanpa syafaat dari Kanjeng Nabi
Muhammad saw.... Setiap kali saya mengambil
selembar daun, saya ucapkan
satu salawat kepada Rasulullah
saw... Kelak jika saya mati, saya ingin
Kanjeng Nabi saw..menjemput
saya. Biarlah semua daun itu bersaksi
bahwa saya membacakan
salawat kepadanya.” Kisah yang diceriterakan oleh
seorang Kiai Madura, D. Zawawi
Imran, ini bisa membuat bulu
kuduk kita merinding. Perempuan tua dari kampung itu
bukan saja mengungkapkan cinta
Rasul dalam bentuknya yang
tulus. Ia juga menunjukkan kerendahan
hati, kehinaan diri, dan
keterbatasan amal di hadapan
Allah swt. Lebih dari itu, ia juga
memiliki kesadaran spiritual yang
luhur: Ia tidak dapat mengandalkan
amalnya. Ia sangat bergantung
pada rahmat Allah. Dan siapa lagi
yang menjadi rahmat semua alam
selain Rasulullah saw? Wanita Tua inilah Sosok Bidadari
Surga...... ”Allahumma Shollii Alaa Sayyidina
Muhammad wa ‘Alaa Aali
Sayyidina Muhammad