BoyzForum! BoyzForum! - forum gay Indonesia www.boyzforum.com

Howdy, Stranger!

It looks like you're new here. If you want to get involved, click one of these buttons!

Selamat datang di situs Boyzforum yang diarsipkan oleh Queer Indonesia Archive. Forum untuk komunitas gay Indonesia yang populer ini didirikan pada tahun 2003, dan ditutup pada tanggal 15 Desember 2020.

Forum ini diabadikan untuk kepentingan sejarah. Tidak akan ada konten baru di forum ini. Silakan menikmati forum ini sebagai potongan dari sejarah queer Indonesia.

FATIN @FatinSL

edited June 2013 in BoyzStyle
fatin aku memilih setia ... Foyaaaa



kontras memang aku suka agnes... Tapi nyatanya aku juga suka fatin... So mimpi ketemu agnes foyaa fatin... Foyaaaaaa
«13456716

Comments

  • Jangan ‘Rampok’
    Kemenangan Fatin Shidqia Oleh: Orang Mars | 29 May 2013 |
    11:51 WIB Belum genap seminggu
    menyandang status juara X
    Factor Indonesia (XFI), Fatin
    sudah mulai dihadapkan pada
    tudingan ‘tak layak juara’.
    Menariknya tudingan ini tak hanya datang dari haters tapi
    juga dari Hakim Tobing yang
    menurut sebuah media adalah
    seorang musisi senior. Hakim
    menuding kemenangan Fatin
    Shidqia sebagai sebuah kontroversi. Alasannya, Novita
    jauh lebih layak menang karena
    punya teknik dan karakter vokal
    yang mumpuni. Sayapun
    mengakui teknik yang dimiliki
    Novita sangat jauh di atas Fatin. Tapi untuk karakter suara
    tunggu dulu. Mengatakan
    karakter suara Novita lebih kuat
    terdengar seperti sebuah logika
    yang terbalik. Dan akhirnya pada
    tahap ini, saya yang pada awalnya mencoba berfikir positif
    dan objektif, sudah menangkap
    bahwa semua ini lagi-lagi kasus
    ‘gagal paham’ tentang apa
    yang dimaksud dengan X Factor.
    Selain mempertanyakan kemenangan Fatin Shidqia dan
    kredibilitas juri, Hakim juga
    menertawakan sistem dukungan
    via SMS yang dianut X Factor
    Indonesia, dimana pemenang
    ditentukan oleh voting pemirsa. Saya tidak tau apakah Hakim
    Tobing juga mempermasalahkan
    Indonesian Idol yang juga
    memakai sistem yang sama
    dengan XFI. Atau hanya saat
    Fatin jadi juara saja hal ini dipermasalahkan? Hakim
    berasumsi siapapun yang punya
    ‘uang lebih’ bisa saja
    memborong semua SMS agar bisa
    menang. Dalam kasus
    kemenangan Fatin, Hakim lupa kalau Fatin bukanlah dari
    kalangan keluarga berada. Di beberapa episode Gala Show
    XFI, Ahmad Dhani sudah
    berulangkali menjelaskan apa
    yang dimaksud dengan X Factor.
    Sesuatu yang tak diketahui yang
    bersifat magnet dalam diri seseorang. Dan ketika Ahmad
    Dhani dihadapkan pada pilihan
    Fatin atau Novita, Dhani tanpa
    keraguan menjawab Fatin-lah
    yang seharusnya menyandang
    gelar juara X Factor Indonesia. Dan jika kompetisi ini bukan X
    Factor, misalnya Indonesian Idol,
    maka Novita mutlak juara. Tak
    heran jika kemudian Ahmad Dhani
    menganggap tudingan Hakim
    Tobing sebagai angin lalu di akun twitter-nya. Kenapa sulit sekali untuk
    menerima hakekat dari X Factor
    itu? Kenapa orang yang bodoh
    seperti saya ini bisa mengerti
    apa itu yang dimaksud faktor X?
    Kenapa yang lain tidak? Bahkan yang mengaku musisi? Katanya
    musik adalah demokrasi. Tapi
    kenapa selalu saja ada
    pemaksaan kehendak dibalik
    alasan teknik vokal, kematangan
    dll yang sifatnya bisa dipelajari dan dibangun oleh waktu?
    Kenapa?
    Musik bagi orang awam seperti
    saya tidak hanya konsumsi
    telinga tapi juga hati. Sehingga
    yang akan saya cari adalah yang enak di telinga dan merasuk ke
    hati. Bukan yang membuat logika
    saya berkata “hebat!”, tapi
    yang membikin telinga dan hati
    ini rindu.
  • moga aja fatin jadi maen pilem neng eropa...
  • maen pilem? bisa ngapalin dialognya? ups belum tentu dapet dialog ya?
  • @antok_jbg liat aja ya bray
  • @freakymonster58 huz huz tuh popcorne ktinggalan
  • cantiknya si @FatinSL
  • kasian fatin,,, disuruh MUI TOlak miss world
  • antok-jbg wrote: »
    maen pilem? bisa ngapalin dialognya? ups belum tentu dapet dialog ya?

    Ntar lagi take malah lupa dialog terus nangis-nangis =)) =))

    Adoh yg inih mak jleb *ngakak guling2*
  • Novita itu suaranya terlalu mainstream... Bnyak org yg bisa seperti doi., suara menggelegar...

    Tp fatin punya ciri khas, punya identitas didalam timbre suaranya...
  • foyaaaaa
  • Kangen jg gw ngeliat fatin nangis jablay ala2 cari simpati :))
  • nyesel, td mlm gue ama istri gk liat fatin.. Listrik mati.. Foyaaa
  • Suara Fatin Berkarakter,
    Layak Menjadi “The Next
    Diva” Oleh: Fajrin D | 07 June 2013 |
    21:13 WIB “Diva adalah sebuah istilah yang
    digunakan untuk merujuk
    kepada penyanyi-penyanyi
    wanita di genre musik opera
    dengan bakat luar biasa.
    Penggunaan istilah ini kemudian berkembang ke dunia teater,
    sinema, dan musik populer. Kini
    istilah diva juga digunakan untuk
    penyanyi-penyanyi wanita yang
    bukan dari genre opera, namun
    memiliki bakat dan rentang perjalanan karier yang
    cemerlang.” (Id.Wikipedia) Menyimak artikel opini salah
    seorang Kompasianer senior
    kemarin lalu yang berhubungan
    dengan Fatin Shidqia Lubis dan
    karirnya sebagai seorang
    penyanyi, saya agak mengernyitkan dahi dalam
    membacanya. Pasalnya sang
    penulis yang diketahui aktif
    beropini dalam rana Politik kini
    memberikan pandangannya
    terhadap musik yang dalam kasus ini mengkritik Fatin,
    mencoba memupuskan harapan
    kelompok yang disebut Fatinistic,
    ditambah bumbu provokator
    dimana tulisan tersebut tidak
    dibarengi rasa motivasi dan terkesan sangat menjatuhkan.
    Intinya tulisan tersebut tidak
    memiliki keinginan menciptakan
    iklim yang lebih baik dalam hal
    bermusik, tapi opini spontan
    untuk menentang selera orang yang lebih banyak. Kompasianer
    Dewa Gilang, sukses menuai
    komentar pro dan kontra dalam
    artikelnya [Suara Fatin Pas-
    pasan, Tak Layak Menjadi The
    Next Diva] dan berhasil menuai beragam tanggapan kritik,
    pembelaan, tendensius, acuh tak
    acuh, hinaan pro, dan hinaan
    kontra. Termasuk artikel
    bantahan yang saya yakin sudah
    bertebaran sebelum artikel ini meluncur.
    Saya pribadi telah menuangkan
    beberapa (banyak) tanggapan di
    artikel tersebut, yang isinya
    secara garis besar menentang
    asumsinya bahwa Fatin memiliki suara yang pas-pasan dan tidak
    layak ke karir seorang Diva.
    Namun karena belum puas, saya
    ingin lebih jauh lagi mengupas
    tentang ketidak setujuan
    terhadap materi artikel tersebut yang menurut pengakuan sang
    penulis sendiri berasal dari
    asumsi lima menit tanpa bantuan
    referensi. Berbeda dengan dia yang menulis
    opini prematur tanpa keinginan
    mencari referensi lebih lanjut,
    maka Insya Allah saya disini akan
    mencoba menyertakan referensi
    yang diperlukan dan lebih objektif dalam memberikan opini,
    apalagi karena saya adalah
    seorang Fatinistic yang
    menjunjung kreatifitas,
    sportifitas, dan action dalam
    memberikan sebuah support. ASUMSI PERTAMA: SUARA FATIN
    PAS-PASAN
    Tuduhan yang anehkah? Jelas!
    Mari kita kroscek, X-Factor
    memiliki sekitar 3 babak sebelum
    sampai pada babak Gala Show yang menuntut polling pemirsa,
    sebelumnya menggunakan sistem
    penjurian. Babak tersebut adalah
    Audisi, BootCamp, dan Judges
    Home Visit. Terbukti Fatin dapat
    melalui babak ini dengan baik sampai akhirnya terpilih menjadi
    salah satu dari ke-13 kontestan
    terbaik dari ribuan pendaftar.
    Tidak dielakkan lagi bahwa
    keterpilihan Fatin tersebut
    disebabkan karena vokal-nya yang berkarakter kuat dan
    memiliki keunikan dari segi
    seorang penyanyi. Fatin sukses
    menyihir juri untuk
    memenangkannya dengan
    lantunan dari suaranya dan saya jamin anda semua cukup baik
    untuk mengakui bahwa juri tidak
    melirik jilbab diketiga babak
    tersebut.
    Untuk mengingat kembali
    bagaimana kuatnya vokal gadis remaja 16 tahun ini, putar video
    berikut. Perhatikan komentar 4 juri
    bagaimana mereka terpukau
    sendiri dengan karakter suara
    dari seorang Fatin dan mereka
    semua profesional dibidangnya.
    Bukannya mau memuji setinggi langit, namun fakta dari kejadian
    audisi tersebut bahwa Dhani dan
    Rossa-pun berusaha
    memperebutkan Fatin, terlebih
    dari mulut Mulan yang
    berkomentar terpana tidak main-main sewaktu sang gadis
    berkarakter telah turun dari
    panggung. Dibabak kedua yaitu
    BootCamp, anda juga dapat
    melihat bagaimana komentar
    Bebi Romeo yang juga terkesan akan keenakan karakter vokal
    gadis tersebut, dan setelah
    melalui hal itu semua akhirnya
    Fatin terpilih menjadi salah
    seorang 13 kontestan terbaik.
    So, tidak ada alasan untuk menyebut suara Fatin pas-pasan
    kecuali dari orang yang tidak
    mengetahui musik atau tidak
    bisa menghargai selera genre
    telinga orang yang lebih banyak,
    termasuk selera awamnya yang tidak masuk ditelinga juri.
    ASUMSI KEDUA: AKSI PANGGUNG
    FATIN TIDAK MENGHIBUR Jujur saja, saya kurang mengerti
    maksud bagian dari pernyataan
    ini, karena memang saya bukan
    si penulis DeGil yang tentu saja
    tidak tahu aksi panggung apa
    yang dia inginkan dan akan membuat dia terhibur. Apakah
    karena Fatin tidak goyang
    ngebor seperti Inul Daratista
    makanya dia tidak merasa
    terhibur? Atau mungkin dia
    berharap melihat goyangan itik terbaru dari Zaskia Gotik atau
    moonwalk mendiang Michael
    Jackson untuk bisa
    menghiburnya? Sekali lagi saya
    tidak tahu, silahkan tanya
    langsung kepada bung DeGil. Berbicara mengenai aksi
    panggung, saya pribadi tidak
    terlalu tertarik mencari aksi
    fantastis diluar kategori suara
    apalagi diajang X-Factor ini,
    kalau mau melihat aksi panggung pindah channel ke IMB, disana
    banyak dancer hebat
    dibidangnya.
    Visualisasi penonton terhadap
    bintang memang dibutuhkan,
    namun bukan cuma didasari aksi panggung, dan sebenarnya
    memang ada perbedaan selera
    disini. Dari artikelnya terlihat si
    penulis (Dewa Gilang) sangat
    semangat menuduh bahwa
    banyak yang suka atau “terhibur” oleh Fatin karena
    jilbabnya (yang akan saya bahas
    selanjutnya), jadi dia seakan
    menjilat ludah sendiri dengan
    menentang selera visualisasi
    orang lain dan mengatakan aksi panggung Fatin tidak menghibur.
    Karena dia sedikit menyinggung
    Novita disana, yang jadi
    pertanyaan sebenarnya aksi
    panggung apa yang dilihat si
    penulis DeGil dari Novita yang membuatnya terhibur dibanding
    dengan Fatin? Novita dulu
    sempat berkoreografi dengan
    dance ala remaja, namun malah
    ditentang oleh Ahmad Dhani
    dengan mengatakan kurang lebih, “Kamu gak perlu goyang,
    karena kamu gak akan bisa
    mengalahkan Agnes!”, sampai
    akhirnya penampilan selanjutnya
    Novita fokus pada suara saja.
    Jadi, jika dilihat visualisasi penonton terhadap mereka
    berdua hanya sebatas mode,
    apakah bung DeGil lebih menyukai
    model pakaian seperti Novita dan
    tidak menyukai model pakaian
    jilbab Fatin ala icon sopan Muslimah? No problem, itu
    seleranya.
    ASUMSI KETIGA: JILBAB FATIN
    MENIMBULKAN SENTIMENTIL Asumsi ini merupakan salah satu
    yang paling menarik, karena
    memang cukup sering dibahas.
    Fatin memang memiliki kelebihan
    tersendiri dari style jilbabnya,
    dan ini membuatnya disukai berbagai kalangan karena
    memang banyak yang dapat
    diapresiasi dari dia bukan hanya
    vokalnya saja tapi termasuk
    fashionnya dan sikapnya yang
    polos. Tapi jika ada yang mengatakan Fatin disukai karena
    jilbab saja, jadi pertanyaan
    kenapa Novita tidak mencoba
    memakai jilbab juga untuk
    menarik peminat yang sama?
    Toh tidak dosa kalau Novita pakai jilbab dibanding tampil
    buka-bukaan yang sudah jelas
    membuat ibu-ibu yang harus
    menutup mata anaknya. Lagipula
    bintang itu harus disukai secara
    audio dan visual, fashion Fatin dengan jilbabnya itu adalah nilai
    plus bukan hal yang perlu
    dikritik.
    Berbicara mengenai jilbab, harus
    diingat bahwa Fatin bukan satu-
    satunya pendaftar berjilbab waktu itu. Ada yang hampir
    berhasil menduduki kursi ke-13,
    memakai jilbab, suaranya cetar,
    berpengalaman, dan dialah ibu
    Lisa Sulistyowati. Bahkan dia
    sempat dijuluki Celine Dion Indonesia, namun sayang dia
    tidak berhasil masuk tahap Gala
    dan harus gugur tahap
    sebelumnya. Mengapa bu Lina
    tidak menciptakan euforia
    seheboh Fatin padahal dijuga memiliki mahkota hijab
    dikepalanya? Bukankah katanya
    jilbab menimbulkan sentimentil?
    Alasannya karena memang
    masyarakat pandai dalam
    menentukan karakter vokal yang mereka harapkan untuk
    mengisi icon X-Factor.
    Sedikit pengatahuan, mungkin
    disini masih ada yang belum tahu
    apa arti sebenarnya dari
    Fatinistic bahkan dari kalangan Fatinistic sendiri, saya pribadi
    baru tahu beberapa waktu yang
    lalu setelah XFI berakhir
    ternyata Fatinistic merupakan
    sebuah singkatan bukan cuma
    sebutan penggemar saja. Awalnya saya kira Fatinistic sama
    seperti nama penggemar bintang
    lain yang merupakan “plesetan
    asyik” saja contoh Afganisme,
    Shenation, Febriownis, dll. Tapi
    ternyata saya tidak mengira betapa kreatifnya yang pertama
    kali membuat FanBase istilah
    Fatinistic tersebut yang
    ternyata mengandung
    kepanjangan didalamnya yaitu
    “Fatin Idol Save The Incredible Characteristic”, itu saya
    dapatkan di forumnya
    Fatinistic.com, kreatif bukan!
    Mengapa saya masukkan disini?
    Karena jika Fatin hanya disukai
    oleh karena jilbab bukan karakter vokal yang ada
    padanya, maka nama fansnya
    bukan ‘Fatinistic’ tapi
    ‘Fatinistij’! Haha.. Semoga anda
    bisa terhibur, why so serious.. :)
    ASUMSI KEEMPAT: FATIN TAK LAYAK MENJADI THE NEXT DIVA Ini adalah asumsi prematur yang
    sebenarnya terlalu kejam dan
    terlihat tidak berguna sama
    sekali untuk dikatakan, tapi saya
    dapat memaklumi apalagi dari
    penikmat awamer. Diawal tulisan saya sudah mengutip definis dari
    Diva yang disepakati yaitu
    penyanyi yang diakui memiliki
    bakat dan rentang perjalanan
    karier yang cemerlang sepanjang
    masa job. Fatin baru memulai karirnya tanpa bekal
    pengalaman belajar vokal suara,
    mengikuti audisi pertama, naik
    dalam pentas perdana, dan
    langsung memenangkan ajang
    berbasis dunia! Fatin hanya memulai dengan vokal alami yang
    sangat berkarakter dan
    disebut-sebut sebagai anugerah
    Tuhan kepadanya, dan terbukti
    sekarang dia tengah kebanjiran
    job diusia yang masih sangat sangat belia. Secara 16 tahun
    saja Fatin sudah menciptakan
    eufora yang memang berlebihan
    bagi masyarakat, tapi dia sendiri
    yang menciptakannya. Aura Diva
    memang tidak terlihat diusia yang masih belia apalagi ABG
    belasan tahun, tapi adakah yang
    tahu saat dia berumur 20-an
    keatas? Atau seumuran dengan
    Novita saat ini?
    Jika kembali pada definisi Diva sebelumnya, justru terlihat
    peluang Fatin menjadi ‘The Next
    Diva’ amat sangat terbuka
    bahkan mungkin saat ini cuma
    dia yang berdiri didepan pintu
    ke-Diva-an, karena jelas dia memiliki karir cemerlang diawal
    memulai dan masyarakat serta
    media dengan semangat
    menyimpang file-file prestasi
    penting tersebut. Tinggal kita
    lihat bagaimana Fatin dapat terus mengolah diri,
    menunjukkan totalitas dalam
    berkarir dan berkarya, terus
    semangat dalam memperbaiki
    diri, terus mempelajari tekhnik
    bernyanyi dibalik karakter kuatnya, terus aktif berkarir
    dan setia dalam bersyar’i, terus
    eksis diblantika musik tanah air,
    dan yang pasti terus memiliki
    support, kritik, masukan, dan
    motivasi dari kalangan masyarakat yang sangat
    mengapresiasikan dirinya
    terutama dikalangan Fatinistic.
    Jadi, logika sangat terbalik jika
    mengatakan Fatin tak layak
    menjadi Diva sementara pintu tersebut begitu terbuka besar
    didepan seorang Fatin dan
    tinggal menunggu masa dia
    dapat membukanya. Sekarang ini
    dia butuh support, dia butuh
    masukan, dia butuh kritik membangun, dia butuh motivasi,
    bukan sesuatu yang
    menjatuhkan karena dia memang
    berpeluang membanggakan
    Indonesia. Haqqul yakin Insya
    Allah.. SUARA FATIN BERKARAKTER LAYAK
    MENJADI THE NEXT DIVA Sedikit mengutip artikel
    Infospesial.net berjudul ‘25 Diva
    Dunia Terbaik Sepanjang Masa’,
    disana terdapat nama-nama
    orang yang menduduki polling
    peringkat Diva yang dibuat berdasar prestasi para diva
    sepanjang 20 tahun terakhir. 5 nama teratas yang tercantum
    adalah:
    1. Madonna
    2. Mariah Carey
    3. Beyonce
    4. Lady Gaga 5. Adele
    Nama lainnya menyebutkan
    Britney Spears, Katy Perry,
    Rihanna dll juga menempati
    urutan Diva. Menarik mengetahui
    bahwa ternyata rata-rata dari mereka bukanlah pemilik vokal
    tinggi apalagi 6-7 oktav, adakah
    yang berani mengatakan Adele,
    Madonna, Lady Gaga, dll memiliki
    vokal 7 oktav? 5 oktav saja
    rasanya tidak ada yang sampai. Tapi justru yang dilihat dari
    mereka adalah karakter suara,
    kemudian tentu saja ketenaran
    karir sebagai seorang bintang
    panggung, dan sejarah prestasi
    dalam menggoreskan karir di dunia musik. Melihat fakta ini,
    masih adakah yang berpikir Fatin
    yang telah memulai dengan
    cemerlang diawal karir ini tak
    layak menjadi Diva selanjutnya?
    Jadi sekarang tampak mengada- ada bukan artikel yang ditulis
    oleh Kompasianer Dewa Gilang.
    Maklumi saja namanya juga
    artikel lima menit tanpa
    referensi, tapi kalau saya cukup
    tahu diri bahwa artikel lima menit apalagi tanpa referensi itu
    tidak layak masuk publicitas. :)
    Penyanyi hebat itu tidak perlu
    suara tinggi dengan vokal 6
    oktav dan sebagainya, terbukti
    penyanyi dunia yang laris manis seperti Taylor Swift, Lenka,
    Britney, dll tidak memiliki vokal
    tinggi. Cukup vokal yang
    berkarakter dan tidak
    sembarang orang memilikinya,
    Fatin telah membuktikan memiliki hal tersebut dengan
    memenangkan ajang XFI yang
    sesuai dengan konteks dan icon
    yang dia miliki. Mungkin bung
    DeGil mengira bahwa Diva
    internsional itu memiliki vokal setinggi langit sehingga dia
    berpikir bahwa Novita lebih
    pantas menjadi Diva karena
    tekhnik vokalnya mumpuni, jadi
    sebenarnya itu adalah artikel
    salah paham karena dia tidak mengerti arti Diva itu sendiri.
    Seleksi Diva itu dilihat dari
    prestasi sepanjang karir dari
    awal mulai, booming, dan akhir
    yang jaya, bagaimana bisa Novita
    yang memiliki sejarah kegagalan di Nagaswara itu punya peluang
    Diva? Ha.. Ha.. Ha..! (Maaf saya
    tertawa)
    Sebenarnya saya ingin sedikit
    curhat dibagian akhir nih, jujur
    sebenarnya saya tidak ingin menyinggung nama Novita pada
    artikel selanjutnya dari artikel
    saya sebelum ini, meskipun saya
    tahu kebanyakan Kompasianer
    yang memberikan citra buruk
    terhadap Fatin disini adalah kalangan fans Novita yang
    kecewa dengan hasil akhir,
    apalagi diartikel sebelumnya ada
    komentar kawan Kompasianer
    yang mengatakan besok-besok
    jangan lagi memasukkan Novita soalnya numpang eksis melulu
    tuh orang. Namun saya berpikir
    tidak ada salahnya juga
    menyinggung sedikit nama
    Novita, karena tidak adil rasanya
    disaat Fatin terus-terusan eksis diberbagai media, Novita justru
    terus-terusan dilupakan, tapi
    jika memang itu sudah takdir
    apa boleh buat. Apa yah,
    perasaan tadi saya ingin
    menambahkan sesuatu yang bagus tapi tidak jadi takut salah
    bicara karena jujur juga saya
    tidak mau kehilangan haters. :)
    Baiklah, artikel ini saya tutup
    dengan doa semoga Fatin dapat
    membuktikan dirinya layak menjadi ‘The Next Diva’ dengan
    terus totalitas dalam menjalani
    karir dari awal sampai akhir.
    Ganbatte Fatin! [@Fajrin_NearL] | Artikel sebelumnya: Fatin Tampil
    Dahsyat di Setiap Media
  • diva gak pernah nangis gara gara lupa lirik. kalo lupa ya improv aja seolah olah gak ada apa apa..
  • @antok_jbg butuh proses
Sign In or Register to comment.