It looks like you're new here. If you want to get involved, click one of these buttons!
Copyright 2021 Queer Indonesia Archive. See our Privacy Policy. Contact us at admin@boyzforum.com
Dengan menggunakan situs ini berarti Anda setuju dengan Aturan Pakai.
BoyzForum.com adalah situs anti pedofilia!
Comments
Penasaran gimana tingkh Om bango nan unyu wakt ketemu lg ama mantannya... Salting pasti! Moga ga jatuh cinta lagi(>/|\<)
Hehe kutunggu part berikutnya... Kali ini dngn sabar^^
klo ga mood ga usah dipaksain ya^o^
Mention oceh>o</
jgn lupa di mention ya....hwhe
jgn lupa di mention ya....hwhe
ini dia part 6nya maaf ya menunggu lama akunya sibuk banget selamat membaca
Dia menatapku, begitu juga aku.
“Zan? Lo Fauzan?” Tanya laki-laki itu padaku.
“Iya aku Fauzan! Kamu Tossa? Beneran Tossa temen aku waktu SMP?”
Tanyaku sambil mencoba meyakinkan dugaanku.
Orang yang lagi di hadapanku ini berbeda dari Tossa yang aku kenal dulu, sekarang dia jauh lebih tinggi mungkin sekitar 180-an dan badannya bagus sekali, berisi dan terlihat otot tangannya tidak seperti dulu kecil, mungkin dia masih rutin ber olahraga seperti dulu, aku juga tidak tahu.
Warna kulit hitam manisnya gak berubah dan gaya rambutnya yang di mohawk tidak sama sekali berubah, tapi mukanya jauh lebih maskulin dan suara anak-anaknya menghilang sekarang terdengar lebih berat, aku benar-benar gak percaya sama apa yang aku lihat sekarang ini.
“Iya gue Tossa, udah lama ya. Lo banyak berubah dan sudah tambah besar ya?”
Sambil mengusap kepala ku dan tersenyum.
Dan aku seperti biasa tidak breaksi, aku masih gak percaya sama yang aku alamin saat ini.
“Om Bango berarti udah kenal ya sama om Tossa?” Tanya Boscha.
“Hah? Bango? Hahahaha..iya dulu Om Bangonya Boscha temen baik om Tossa waktu SMP.” Jawab Tossa seperti tidak pernah ada masalah di antara aku dan dia, sontak mataku langsung menatapnya dengan tatapan heran.
“Dulu? Ya memang itu dulu aku adalah teman baik mu tapi sekarang entah apa yang Tuhan rencanakan untuk ku sampai-sampai harus ketemu kamu lagi, apakah tuhan memberikan Tossa sebuah kesempatan untuk membalas aku? Entahlah yang pasti sekarang aku gak tau harus berbuat apa.”
Gumamku dalam hati dan seperti luka lama ini terbuka lagi.
“Cie jadi ceritanya reuni nih.” Celetuk mas Hendri.
“Oh iya nih mas, hehehe bisa di bilang begitu.” Jawab Tossa lagi dengan santainya.
“Kenapa sih ni orang? Kok bener-bener kaya gak pernah ada apa-apa ya? Apa aku yang terlalu banyak berfikir ya? Semudah itu ya dia ngelupain masalah itu?” Gumamku lagi, aku sama sekali tidak tau harus berbicara apa nantinya dan gak tau deh gimana ngejelasin ke mas dan Boscha tentang hal ini.
“Yaudah ayo duduk dulu yu, masa ngobrolnya kaya gini gak enak kan? Ayo duduk dulu.” Ajak mas Hendri.
“Ayo mas kita duduk ayo Zan, kenapa diem aja sih? Hahaha.” Jawab Tossa lagi tanpa terkesan canggung.
“Hah? Oh iya Cuma kaget aja..sudah lama.” Jawabku lalu berjalan menuju anak tangga, aku berniat untuk ngobrol di lantai 2 saja karena sepi dan lebih sejuk suasananya di sana lebih terbuka siapa tau bisa ngebantu buat aku lebih relax.
Setelah kami duduk ber-3 aku masih saja merasa canggung benar-benar gak tau harus berbuat apa, sedangkan boscha dan suster berada di meja yang lain enatah apa yang sedang mereka lakukan rasanya aku ingin bersama boscha saja dan menjauh dari orang di depanku ini.
Aku duduk di sebelah mas Hendri dan Tossa duduk pas berhadapan dengan aku, lalu aku menawarkan mereka untuk memesan sesuatu. Aku pesan Milkshake Cookies and Cream, mas Hendra pesan Hot Chocolate, dan Tossa memesan Caramel Macchiato.
“Gimana kabar Zan? Ini Restoran lo? Akhirnya kesampaian juga ya?” Pertanyaan Tossa terdengar begitu banyak buat aku.
“Baik, kamu sendiri gimana? Iya Restouran aku Alhamdulillah Tos hehehe.” Jawab ku seadanya.
“Masih tetep suka Mercy ya? Hahahah.” Tanya-nya lagi.
“Iya aku masih suka.” Jawabku.
“Kaku banget sih lo? Tapi gak berubah ya tetep bahasa aku kamu selalu di pakai hahaha culunnya gak ilang.” Celetuknya lagi.
Hanya aku balas dengan seyuman, apaan banget sih ni orang ngeselin walaupun gak tau di bagian mananya sih dia ngeselin pokonya setiap ucapannya bikin kesel terkesan gak pernah ada apa-apa dan menurut aku gak penting.
“Zan? Kenapa kok ketemu temen lama kaya gitu? Biasanya bawel banget? Malu ya pas ketemu kamu gak berubah tetep jelek aja sedangkan temen kamu lebih kece dari kamu? Itu hal biasa kok gak perlu minder.” Lalu mas Hendri tertawa di ikuti Tossa, ih nyebelin banget sih nih dua orang dasar aho! rasanya pengen pindah ke kursinya Boscha sama suster Titi.
“Hahahaha nggak lah mas, saya biasa aja ko apanya yang kece lebih kece Fauzan ko. Dia keliatan berubah mungkin dia bingung aja kali meng ekspresikan rasa senangnya ketemu teman lamanya. Hahahaha.” Terang Tossa, semakin jengkel aku apa-apaan sih ini orang tau apa dengan perasaan aku sembarangan banget hah!.
“Jadi gimana Tos proyek lancar?” Tanya mas Hendri.
“Lancar mas tinggal sedikit lagi, oh iya mas ada yang mau saya bicarain karena saya udah nganggap mas kaya kaka saya sendiri jadi saya berani cerita tentang...” Terang Tossa kepada mas Hendri, sedangkan aku diam saja malah bengong dan gak tau deh apa yang sedang mereka omongin. Tanpa sadar pesanan kami sudah di antar aku langsung menyeruput seperti anak kecil.
Saat mas Hendri dan Tossa ngobrol-ngobrol ada yang mengusik lamunan ku yaitu kata-kata “Istri!.” Dan ternyata Tossa sudah menikah, dan dari obrolan itu yang aku tangkap Tossa seperti ada masalah dengan istrinya dan sepertinya Tossa akan bercerai.
“Kamu yakin ngelakuin itu?” Tanya mas Hendri meyakinkan keputusan Tossa itu, sedangkan aku terkejut mendengar Tossa sudah menikah.
“Iya kami berdua sudah sepakat mas dan minggu depan saya ada sidang tentang asuh anak dan saya pengen Kafka tetap dalam asuhan saya dan saya mohon temenin saya mas keluarga saya gak ada yang terima dengan kejadian ini.” Mohon Tossa kepada mas Hendri.
“Yasudah kamu kabari aku lagi kapan pastinya lalu sekarang gimana keadaan kamu dan istri kamu juga anak kamu?” Tanya mas Hendri ingin tahu lebih jelas.
“Zella sudah pergi dari 2 minggu lalu sedangkan Kafka tinggal sama aku, keliatannya Zella gak peduli sama Kafka dia lebih senang dengan pekerjaan dan pergaulannya.” Jelas Tossa lagi dengan nada seperti kesal.
Tiba-tiba saja Handphone Tossa berdering mengagetkan kami semua dan ternyata telfon itu dari Kafka anak Tossa dan meminta Tossa untuk segera pulang karena dia kesepian hanya bersama pembantu dan susternya dan kelihatannya Kafka lebih besar dari Boscha.
Akhirnya kami semua berniat untuk mampir ke apartment Tossa di daerah Tanjung Duren.
Sesampai di apartment Tossa, Kafka putra dari Tossa langsung berlari dan memeluk Tossa dan memanggilnya papah. Bisa aku bilang Kafka itu ganteng kaya ayahnya beneran deh mukanya sama tapi bedanya sedikit lebih putih. Dan saat Boscha dan Kafka bertemu Boscha kelihatan malu tapi Kafka mencoba menyapa Boscha lebih dulu, Kafka anak yang baik dan aku lihat banyak piala ternyata dia sangat aktif dan suka main badminton.
“Halo namanya siapa?” Tanya Kafka ke Boscha, lalu Boscha langsung menyembunyikan diri di belakang ku.
“Boscha ditanya loh sama kakanya ?” Ucapku pada Boscha, Boscha cuma menggelengkan ke pala saja.
“Kok kaya gitu kan udah besar Boscha ayo dong gak boleh kaya gitu ah.” Perintahku.
“Oh namanya adik Boscha nama aku Kafka.” Lalu Kafka tersenyum, ya ampun imut banget sih! Gemes aku liat Kafka.
“Iya kaka nama aku Boscha.” Sahut Boscha pelan.
“Adik boscha suka main apa?” Tanya Kafka lagi, sedangkan Tossa dan mas Hendri sedang duduk di meja tamu sambil ngobrol.
“Aku suka main mobil-mobilan kaka.” Jawab Boscha tanpa berpindah sedikit pun dari aku.
“Wah sama dong! Ka Kafka juga suka mobil-mobilan! Ayo main di kamar Kafka banyak sekali loh mobilnya.” Jelas Kafka lalu mengajak Boscha sambil menggenggam tangan Boscha dan Boscha tidak menolak sama sekali.
Dan seketika itu juga aku di tinggal sendirian hahaha..
Aku mendekat keruang tamu berusaha ikut bergabung dengan Tossa dan mas Hendri yang dari tadi sudah ngobrol-ngobrol duluan.
Tidak lama Boscha dan Kafka keluar.
“Om bango..” Panggil Boscha.
“Iya sayang kenapa? Ngantuk ya?” Tanyaku.
“Iya tapi boleh gak kak Kafka ikut main ke rumah?” Tanya boscha lagi.
“Loh jangan besok kan sekolah. Kasian kak Kafkanya” Jawabku.
“Tapi besok kan libur om Bango, ka Kafka kasian sendirian gak ada temennya Boscha juga..Boscha seneng ada ka Kafka. Ka Kafka orangnya baik Om Bango.” Terang Boscha panjang lebar aku bingung menjawabnya.
“Oh yaudah gak apa-apa, besok juga rencananya kita mau jalan-jalan ke Senayan City. Gak apa-apa kan Toss?” Tiba-tiba mas Hendri nyeletuk.
“Apa gak ngerepotin? Kaka beneran mau nginep di rumah adek Boscha?” Tanya Tossa pada Kafka.
“Iya papah Kafka kesepian kalo di rumah adik Boscha baik, Kafka seneng Kafka janji gak akan nakal.” Aku iba mendengarnya aku rasa apa yang di rasakan Boscha dan Kafka itu sama.
“Iya boleh ko om juga seneng kalo Boscha ada temennya, jadi Kafka boleh kok nginep sama ade Boscha.” Jawabku sambil melirik Tossa... dan Tossa hanya tersenyum.
“Tapi nanti papah sendirian dong?” Jawab Tossa.
“Yaudah om ikut nginep aja di rumah Boscha masih ada kamar kosong kok bener deh!” Jawab Boscha, aku kaget mendengarnya dan saat aku lihat reaksi Tossa dia Cuma tertawa.
“Hahaha om Cuma bercanda ko Boscha.” Jawab Tossa.
“Tapi om-kan kesepian! Udah om main juga ke rumah Boscha!” Ajak Boscha bersemangat “Iya papah ikut aja, gak apa-apa kan om?” Tanya Kafka kepadaku.
“Wah gak apa-apa bagus jadi ada temen juga di rumah.” Jawab mas Hendri.
“Iya gak apa-apa kok om seneng jadi rumah om rame.” Lanjut ku sambil tersenyum.
Jam di rumah Tossa sudah menunjukan jam 7 malam. Lalu kami pamit dengan embak yang ada di rumah Tossa serta susternya.
----
Sesampainya di rumah ku, kami lansung di sambut meriah oleh para pekerja heboh ku..hahaha karena sebelum sampai rumah aku bilang mau ada tamu, dan mau menginap jadi aku minta kamarnya di rapihkan, serta di sediakan makanan.
Setelah turun mobil Tossa izin ke toilet sedangkan Boscha langsung mengajak Kafka ke kamarnya.
“Seneng dong ya ketemu temen lama?” Tanya mas Hendri.
“Ya seneng lah namanya juga udah lama gak ketemu.” Jawabku santai.
“Oh, jangan sampe nanti tidur sekamar ya sangking senengnya? Hahahahah.” Ledek mas Hendri lalu masuk ke rumah.
Dan aku hanya...diam..
---
Selesai makan seperti biasa aku ajak Boscha untuk bersih-bersih tubuh sebelum tidur, dan sepertinya Kafka dan Tossa melakukan hal yang sama, aku tunjukan kamar Tossa dan Kafka setelah itu membiarkan mereka beristirahat. Setelah mau meninggal kan mereka tiba-tiba ada tangan yang memegang pundak ku.
“Terima kasih ya Zan, lo tetep baik kaya dulu..maafin gue ya..” Tiba-tiba Tossa berkata seperti itu dan aku hanya..diam dan mengangguk aku bingung harus merespon apa.
“Emm gak apa-apa kok santai aja lagian gak usah minta maaf kok, aku seneng kok. Udah ya aku mau ke kamar Boscha dulu dia gak bisa tidur kalo gak di dongengin.” Jelasku.
“Oh iya boleh-boleh.” Jawab Tossa. Lalu aku meninggalkan kamarnya menuju kamar Boscha.
Saat aku buka disana aku lihat ada mas Hendri sudah lebih dulu ada di kamar Boscha.
“Sini.” Kata mas Hendri.
“Kenapa mas?” Lalu aku mendekat.
“Pengen meluk kalian ber-2.” Jawab mas Hendri. Wajah dan kuping ku memanas!
“Mau ngapai....” Tiba-tiba saja mas Hendri sudah memeluk aku dan Boscha. Boscha tampak bingung dan aku juga sama tapi..tiba2 rasa bingung ku hilang menjadi haru, saat mas Hendri tiba-tiba aja bilang.
“Kalian keluarga satu-satunya yang aku miliki dan aku akan lindungi kalian berdua.” Lalu dia mengecup kening Boscha dan aku rasanya hati aku sakit pas mas Hendri bilang kaya gitu tapi aku juga senang.
“Mas juga akan bertanggung jawab akan kalian ber-2.” Tegasnya lagi. Dan aku menangis di saat itu juga dan tiba-tiba tangan kecil Boscha berusaha terus menghapus air mataku.
Setelah Boscha tertidur kami berdua mengecup kening Boscha.
"Wah ini sih sama aja mas nyium bibi kamu." Tiba-tiba mas Hendri berbicara seperti itu dan aku hanya diam.
"Apa sih mas udah ah aku mau ke kam." Mas Hendri tiba-tiba mencium bibir ku lalu meng acak-acak rambutku. Aku bengong sebengong-bengongnya! Gila apa ini orang?.
"Mau ke kamarkan? kok diem udah sana pergi. Mas duluan ya" Lalu mas Hendri pergi ninggalin aku yang lagi bingung.
Aku langsung ke kamar dan bergegas tidur gak mau mikirin apa yang terjadi tadi, walau pada akhirnya aku gak bisa tidur dan entah kenapa aku malah sms mas Hendri aku gak bisa tidur dan dia balas.. "Kekamar mas aja kalo gak bisa tidur, mas juga belum bisa tidur." What??? aku malu....
sekian maaf ya updatenya lama banget sibuk banget jadwal penuh sepenuh2nya maaf banget ya maaf..
@masdabudd
@Klanting801
@the_rainbow
@zhedix
@Tsu_no_YanYan
@gymue_sant
@Beepe
@Curiousreader
@jerukbali
@YANS FILAN
@wicak
@rezadrians
@jokerz
@darkrealm
@Sicnus
@obay
@jony94
@Zhar12
@ardi_cukup
udah keluar part 6nya selamat mebaca maaf cirikhas berantakannya masih ada maaf banget..
maaf juga kelamaan..
Tapi jgn lama lama yaaaa...
lgi dong...