It looks like you're new here. If you want to get involved, click one of these buttons!
Copyright 2021 Queer Indonesia Archive. See our Privacy Policy. Contact us at admin@boyzforum.com
Dengan menggunakan situs ini berarti Anda setuju dengan Aturan Pakai.
BoyzForum.com adalah situs anti pedofilia!
Comments
Malam semuanya. Baca lanjutannya ya... Mudah-mudahan bisa menghibur.
@BinyoIgnatius @joenior68 @jokerz @pokemon @z0ll4_0ll4 @Zhar12 @zeamays
PELANGI II
“Bel... Elo kenapa sih? Dari tadi gue liat elo kebanyakan melamun. Kalo ada masalah, cerita ke kita. Jangan dipendam sendiri! Kita berenam kan udah janji akan saling berbagi baik suka maupun duka. Masalah salah satu di antara kita akan jadi masalah kita semua. Kamu gak lupa kan?” Agung bertanya pada Bella saat jam istirahat.
“Bella kayak gitu gara-gara mimpi. Itu loh mimpi aneh tentang pelangi, kerajaan pelangi ato apalah.” Sahut Nadia.
“Oh... Mimpi aneh seminggu yang lalu. Kenapa masih dipikirin?” Agung kembali bertanya.
“Masalahnya gw mimpi itu lagi. Udah dua kali gw mimpi aneh kayak gitu.” Jawab Bella.
“Menurutku mimpi itu gak penting. Mungkin kamu kebanyakan baca yaoi manga. Makanya sampe kebawa mimpi. Jangan terlalu dipikirin! Gak selamanya mimpi mempunyai arti. Nyantai aja lah.” Nadia memeluk pundak Bella.
“Iya Bel. Kayaknya lo terlalu terobsesi dengan dunia Dika sama Julian.” Ujar Galang.
“Hei... Kenapa nama kami dibawa-bawa?” Julian protes sedangkan Dika cuek saja.
“Kalian kan kaum pelangi.” Galang memelankan suaranya saat mengucapkan ‘pelangi’. Dia tetap harus berhati-hati walaupun mereka berada di taman dan tak ada orang lain yang dekat dengan mereka. “Sepertinya Bella mau melindungi kalian dari orang-orang jahat.” Galang merasa geli dengan kata-katanya sendiri.
“Sialan lu. Elu kira gua sama Julian masih kecil?!” Dika kesal.
“Udah-udah. Kalian malah buat Bella makin pusing. Ayo balik ke kelas. Bentar lagi masuk.” Agung berdiri lalu berjalan terlebih dahulu. Dika dengan gerakan cepat mensejajarkan dirinya berjalan di samping Agung.
Mereka berenam kembali ke kelas disertai obrolan ringan. Berulang kali mereka saling menyapa dengan siswa-siswi lain. Geng mereka terkenal ramah dan supel hingga banyak yang mengenal mereka.
“Agung!” Terdengar suara berat yang memanggil Agung. Agung menoleh ke belakang mencari sumber suara itu.
“Eh kak Randy. Kak Randy apa kabar? Kenapa sih kakak gak pernah balas sms aku?” Nadia keganjenan. Sambil memainkan rambutnya, dia langsung mendekat pada cowok yang bernama Randy. Sementara Randy kelihatan tak nyaman dengan tingkah Nadia.
“Nad!” Bella menyikut Nadia karena merasa risih dengan sikap temannya itu.
Nadia tak mempedulikan Bella. Dia malah semakin genit dengan bergelayutan di lengan Randy. Sebenarnya Randy berusaha menolak namun dia tak mau bersikap kasar pada Nadia yang terkesan memaksa. “Jadi kapan kakak mau ngajak aku nonton?” Kelima temannya menggelengkan kepala dan tak habis pikir bagaimana bisa Nadia keganjenan seperti itu.
Mungkin pesona Randy lah yang telah menghipnotis Nadia dan banyak siswi yang lain. Dianugerahi postur yang tinggi sekitar 6 kaki dengan otot-otot yang terlatih, membuat Randy menjadi salah satu idola di sekolah. Kulitnya terlihat eksotis, kecoklatan karena sering terkena sinar matahari.
“Keganjenan banget sih lu.” Semprot Dika.
“Jadi cewek jangan kecentilan! Entar cowok-cowok jadi illfeel.” Galang menambahkan.
“Sorry ya kak. Teman kami yang satu ini memang agak unik.” Julian menekan kata ‘unik’.
Nadia melepaskan lengan Randy dengan wajah nampak bête. “Ughh... Resek.” Nadia berjalan menuju kelas meninggalkan teman-temannya.
“Yahh... Ngambek tu.” Julian menunjuk Nadia. Yang lainnya hanya tersenyum dan menahan tawa.
“Aku duluan ya... Mari kak.” Bella pamit lalu mengejar Nadia.
“Akhirnya tenang juga. Coba ada satu Nadia lagi di geng kita. Gak kebayang. Wkwkwk...” Dika tak mampu menahan tawanya. Julian dan Galang juga ikut-ikutan tertawa.
“Huss...” Agung menyenggol lengan Dika. Kemudian Agung menatap Randy dan bertanya padanya “Ada apa kak?”
“Besok sore kita latihan.” Jawab Randy datar.
Randy adalah ketua tim tennis sekolah di bagian putra. Sedangkan Agung adalah salah satu anggota tim inti bersama dengan dua orang lainnya. Mereka berempat memiliki prestasi yang membanggakan sekolah di beberapa kejuaraan antar SMA.
Agung kaget. “Hah? Kok bisa? Kita kan dapat libur seminggu.”
“Minggu depan ada pertandingan melawan Club Bimasakti.” Randy menjawab secukupnya.
“Oh...” Agung mangguk-mangguk. Di saat yang sama Randy berbalik hendak meninggalkan Agung dan teman-temannya tanpa basa-basi sedikit pun. “Kak...” Agung ragu melanjutkan kata-katanya.
Randy mengernyit karena Agung nampak gugup dan belum melanjutkan perkataannya. “Kenapa? Cepat ngomong!”
“Hmm... Anu kak. Boleh gak kalo besok gue izin gak latihan.” Agung berkata pelan. Dia ragu mengatakan hal itu berhubung sikap Randy yang dingin.
“Boleh. Silahkan mengajukan pengunduran diri ke pelatih.” Randy langsung pergi meninggalkan Agung dan tiga orang temannya.
Wajah Agung nampak menahan kesal. Rencana nonton bersama Andra bisa gagal kalau dia ikut latihan. Biasanya latihan selesai saat Maghrib tiba. Jadi gak mungkin dia sempat jalan-jalan. Pasti sangat melelahkan. Bisa-bisa Andra marah besar jika Agung membatalkan janjinya.
“Busetttt. Songong banget tu anak. Pengen banget nonjok mukanya.” Celetuk Galang.
“Emang lo brani?” Julian meremehkan yang mendapat cengiran dari Galang.
“Gua juga pengen nonjok mukanya. Enek banget liat cowok sok kecakepan kayak dia.” Dika membunyikan tulang-tulang jari tangannya. “Elu setuju kan?” Dika bertanya pada Agung.
“Jangan cari masalah! Awas kalo lo brani macem-macem!” Ancam Agung. “Ayo jalan!” Agung kembali melangkah terlebih dulu.
Dika langsung mengejar Agung. “Gung... Kenapa sih lu gak keluar aja dari tim gak penting itu?”
Agung berhenti dan melotot pada Dika. “Dika... I love tennis.”
“Apa sih serunya main tennis? Kenapa gak pilih olahraga indoor? Liat ni kulit lu.” Dika memegang tangan Agung. “Waktu kecil dulu elu jauh lebih putih dari gua. Sekarang... Elu bisa liat sendiri kan.”
“Emang salah kulit gue agak coklat?”
“Gak salah tapi gua lebih suka kulit lu yang putih. Keliatan lebih imut.” Dika menggerak-gerakkan alisnya.
“Gendeng.” Agung kesal. Sejak dulu Agung tidak suka jika ada orang yang menyebutnya imut, cute apalagi cantik. Makanya dia lebih memilih tennis karena dia menyukainya sekaligus bisa menggelapkan kulit. Dia benci dengan kulitnya yang terlalu putih.
“Sekarang gue balik nanya ke elo. Apa sih enaknya main basket? Apa lo mau keluar dari tim basket sekolah kalo gue yang minta? Nggak kan?” Dika cengengesan sambil garuk-garuk kepala setelah mendengar perkataan Agung.
“Udah bel. Buruan ke kelas. Di rumah aja kalo mau nyelesaiin masalah suami istri.” Kata Julian.
“Sompret.” Celetuk Dika sambil menjitak kepala Julian, diikuti jitakan dari Agung dan Galang.
“Woy-woy. KDRT ni.” Protes Julian.
“Syukurin.” Jawab Agung, Dika dan Galang bersamaan. Mereka pun kembali berjalan menuju kelas X 1.
***
Seorang pemuda sedang berjalan cepat di sebuah lorong yang gelap dan sempit. Terdengar suara siulan dari bibirnya. Hal itu dilakukannya untuk menghilangkan rasa takut yang tiba-tiba muncul.
“Hai cakep...” Suara seorang pria yang mengejutkan pemuda itu. Samar-samar terlihat seseorang yang sedang bersandar pada tembok.
“Siapa kamu?” Suaranya bergetar.
“Jangan membuang-buang waktu. Lakukan sekarang!” Perintah suara seorang wanita.
“Kau selalu saja mengganggu kesenanganku. Pada hal aku ingin sedikit bermain dengannya.” Protes pria itu.
Pemuda itu bergidik ngeri. Dia melangkah mundur lalu berbalik dan ingin segera berlari. Namun tiba-tiba Astarte muncul di hadapannya. “Mau ke mana kau?”
Sontak pemuda itu mundur beberapa langkah. “Mau apa kalian?” Keringat dingin sudah mengucur di tubuhnya. “Huaaa...” Dia semakin terkejut saat Astaroth muncul di sampingnya sambil mencolek dagunya.
Pemuda itu kembali mundur hingga punggungnya membentur tembok. Badannya bergetar. Ingin berteriak tetapi bibir tak mampu berucap. Ingin lari namun kaki seakan membeku.
“Kau tak perlu takut. Kami hanya menginginkan jiwamu.” Ucap Astaroth sambil tersenyum manis. Andai saja pemuda itu melihat senyuman Astaroth bukan dalam situasi seperti ini, dia pasti akan jatuh hati pada Astaroth. Tapi sekarang, keringat dingin semakin mengucur deras di tubuhnya.
“Astaroth. Cepat! Lakukan sekarang!” Astarte tak sabaran.
“Cerewet.” Astaroth kesal. “Cermin Jiwa ambillah jiwanya.” Astaroth mengeluarkan cermin yang dihadapkan pada pemuda itu. Bingkainya berwarna hitam penuh dengan ukiran yang indah. Di bagian atasnya dihiasi ukiran ular berkepala dua.
Tubuh pemuda itu menegang. Dia merasakan sakit yang luar biasa. Dingin. Seakan sesuatu dipaksa keluar dari tubuhnya. Nampak cahaya putih yang tersedot dari tubuhnya ke dalam Cermin Jiwa. Terdengar erangan tertahan. Bibirnya kelu. Tenggorokannya terasa sakit. Kesadarannya perlahan-lahan menghilang.
Tiba-tiba tubuh pemuda itu dikelilingi api tipis. “Bangsat!” Umpat Astaroth. Dia sangat kesal karena Cermin Jiwa tak mampu menembus Perisai Api itu.
Tampak seseorang berdiri tegak di atas atap sebuah rumah. Jubahnya terkembang tertiup angin malam. Wajah tampannya tampak disinari cahaya bulan yang baru muncul dari balik awan.
“Kurang ajar kau Pelangi Api.” Astarte murka. “Terima ini.” Astarte menangkupkan tangannya ke atas. Dia memutar tubuhnya. Ratusan mata pisau hitam di depan tubuhnya meluncur dengan kecepatan tinggi ke arah Pelangi Api. Namun Pelangi Api melompat dengan sigap. “Sial.” Gumam Astarte saat Pelangi Api mampu menghindar.
“Hentikan kejahatan kalian. Jangan ganggu lagi jiwa-jiwa yang tak bersalah.”
“Banyak bacot.” Astaroth merentangkan kedua tangannya. Muncul gumpalan hitam seperti bola yang semakin lama semakin besar. “Black snake.” Astaroth sedikit mendorong tangannya ke depan. Gumpalan hitam seketika berubah menjadi ular yang terbentuk dari kabut hitam. Kedua ular bergerak saling menyilang, menyerang ke arah Pelangi Api dengan sangat cepat.
“Gelombang api.” Gelombang api meluncur menghadang black snake. Saling membelit beberapa saat hingga sosok hitam itu hilang tak berbekas. “Badai halilintar.” Tiba-tiba Pelangi Api menyerang Astaroth dan Astarte yang nampak lengah.
Kedua pengikut Dewi Kegelapan itu bersusah payah menghindar dan berusaha meredam halilintar yang menyerang mereka. Kilatan-kilatan terlihat di mana-mana. Mereka melompat ke sana sini dengan sangat lincah.
Malam semakin gelap. Cahaya bulan kembali tertutup awan hitam. Suara-suara dentuman menghiasi tempat itu. Namun orang-orang yang ada di sekitarnya tak terusik, tak ada satu pun yang tersadar dari tidurnya.
Astaroth dan Astarte merapat lalu menyatukan tangan mereka membentuk sebuah lingkaran. “Black hole.” Lubang itu mempunyai kekuatan yang sangat besar. Bagaikan magnet yang mampu menarik apa saja. Seketika badai halilintar dan banyak benda lainnya tersedot ke dalam black hole.
Mereka mengatur nafas dan telah menyadari Pelangi Api telah pergi membawa korban mereka. Tempat pertarungan mereka nampak sangat berantakan. Banyak atap rumah yang beterbangan. Ranting dan cabang pohon berserakan. Bahkan beberapa pohon terlihat roboh.
“Lagi-lagi Pelangi Api mengganggu. Seharusnya kita bisa mendapatkan banyak jiwa malam ini.” Astarte nampak kecewa. Saat ini mereka telah kembali ke tempat mereka.
“Jika bukan karna larangan Yang Mulia, aku pasti menghancurkan tempat itu. Rasanya ingin sekali melampiaskan kekesalanku.” Astaroth nampak berapi-api.
“Ingat pesan Yang Mulia! Kita tidak boleh terlalu menarik perhatian manusia. Bersabarlah! Saatnya akan tiba. Kita pasti akan menguasai dunia.” Astarte sangat percaya diri.
***
Seorang kakek sedang bersimedi di sebuah rumah yang terletak di pinggiran kota. Di depannya nampak seorang pemuda yang sedang tertidur pulas. Ruangan itu tak terlalu besar dan hanya diterangi lilin-lilin hingga menciptakan cahaya temaram.
Terdengar suara pintu yang terbuka dari luar. “Kau sudah bangun?” Ucap kakek itu namun tetap berada di posisinya. “Bagaimana tidurmu?”
“Cukup nyenyak. Bagaimana keadaannya?”
“Dia baik-baik saja. Tak lama lagi dia pasti akan bangun.”
“Bagaimana dengan memorinya? Menurut kakek, apa dia tak akan ingat kejadian tadi malam?”
“Kakek tidak bisa memastikannya. Semua itu tergantung pada dirinya sendiri. Reaksi setiap orang berbeda-beda setelah meminum ramuan penghapus memori. Begitu juga dengan efek Permata Suci.”
Permata Suci adalah sebuah permata yang dipergunakan untuk mensucikan jiwa kaum pelangi yang hampir direnggut Cermin Jiwa. Selain untuk menstabilkan jiwa seseorang, Permata Suci berkhasiat untuk mengurangi atau bahkan menghilangkan kadar ke-gay-an seseorang. Tetapi Permata Suci tak akan bereaksi pada jiwa-jiwa yang belum pernah ternoda oleh Cermin Jiwa.
“Sekarang mereka semakin sering melancarkan aksi. Aku gak mungkin selalu bisa mengganggu rencana mereka. Aku takut tak mampu menghalangi kebangkitan Dewi Kegelapan.”
Kakek berbalik hingga menghadap cucunya. Matanya terbuka namun tak ada cahaya yang menempus pupilnya. “Firasat kakek mengatakan, tak lama lagi para Pelindung Pelangi akan muncul. Mereka pasti berjuang mati-matian melawan Dewi Kegelapan. Kita sama-sama tak ingin jiwa-jiwa pelangi hancur dan menjadi budak Dewi Kegelapan.”
“Apa yang harus ku lakukan jika berhadapan dengan mereka?”
“Sebisa mungkin hindari konfrontasi dengan mereka. Tapi kamu harus berusaha membawa pemuda yang hampir direnggut jiwanya. Lawan Pelindung Pelangi kalau mereka menghalangi.”
“Iya kek. Aku akan berusaha.”
***
“Siapa kamu?”
“Aku adalah Pangeran Pelangi. Penguasa Kerajaan Pelangi.”
“Lalu apa maumu? Mengapa kamu membawaku kemari?”
“Aku membutuhkan bantuanmu untuk melawan Dewi Kegelapan. Kamu dan beberapa orang lainnya adalah para Pelindung Dunia Pelangi.”
“Mengapa harus kami?”
“Jawabannya ada di hatimu.” Pangeran Pelangi tersenyum. “Kalian harus melawannya. Jika tidak, dunia kita akan hancur. Tak ada tempat bersembunyi untuk kita saat Dewi Kegelapan berhasil menguasai dunia.”
“Bagaimana caranya? Dengan apa kami harus melawan Dewi Kegelapan?”
“Datanglah ke tempat yang penuh dengan cinta. Tempat di mana pelangi berawal. Di sana kamu akan mengetahui cara melawan Dewi Kegelapan. Pergilah ke tempat itu di saat bulan purnama tiba. Ikuti petunjuk dan kata hatimu. Dan ingat! Jangan beritahu siapapun demi keselamatan jiwamu.”
Pangeran Pelangi kembali tersenyum. Tubuhnya nampak menjauh dan semakin menjauh.
“Pangeran... Tunggu Pangeran!” Dia berlari berusaha mengejar Pangeran Pelangi. Namun tubuhnya tak beranjak, tetap berada di tempat yang sama.
Lima orang tersadar dari mimpinya secara bersamaan. Nafas mereka tak beraturan. Terasa perih pada salah satu bagian di tubuh mereka. Mereka terkejut saat menyentuh bagian tubuh masing-masing yang dirasa perih.
Terukir panah dan busur di paha kanan. Pedang di sebelah kiri pusar. Rantai di dada kanan. Gada di punggung kiri. Dan cemeti di pinggang bagian kanan.
***
Bersambung
Tokoh yang telah muncul : Agung, Andra, Randy, Pangeran Pelangi, Pelangi Api, Seorang Kakek.
Sahabat Agung di Sekolah : Dika, Julian, Galang, Bella dan Nadia.
Tokoh Antagonis : Dewi Kegelapan, Astarte dan Astaroth.
Kayaknya kebanyakan tokoh. Pusing dah...
Yg gay bnyk tu. Mayoritas gay @DItyadrew2
Hah? Asterong? Plesetannya sesuatu bgt. :P
Nnt ya dikenalkan ke Pangeran Pelangi. *Tatap mata saya... hehe
iya kebanyakan tokohnya , menurut gw Niel
temen temen pelindung pelangi ga usah terlalu detail di ceritainya ..
@danielsastrawidjaya Makai Ouji: Devils and Realist !
sinopsis nya!!
Seorang bangsawan yang bernama William memiliki kecerdasan yang luar biasa. Di sekolah maupun di kalangan keluarganya ia mendapat banyak perhatian. Namun, suatu hari, keluarganya kehilangan uang karena bisnis pamannya yang gagal. Khawatir jika ini dapat mempengaruhi reputasi sekolahnya, dia pun kembali ke rumahnya dan mencari barang yang dapat dijual. Yang mereka temukan disana ternyata ruang bawah tanah yang pernah digunakan leluhur William. Ruangan itu berisi segel dan sihir, dengan tidak sengaja pun William ternyata telah memanggil iblis. Dantalion berkata William memiliki kemampuan untuk memilih raja di dunia iblis! Tentu saja calon raja akan terpilih setelah William... Siapakah yang akan menjadi raja pada akhirnya?!!
@suck1d Iya sih kyk anime (pd hal aku gak suka baca anime). Harap dimaklumi aja ya kl bnyk kesamaan. Aku cm lg nyoba nulis yg beda dr cerbung2ku yg lain. Mudah2an gak Gagal Total. haha
Satu yang aku suka niel, ada nama ANDRA disini, someone that I love,
Aku pernah cerita ttg andra ke kamu kan? Pria straight yang telah membuatku setia menunggunya.
Yah... Kirain dikomentari isi ceritanya. Kan aku pengen dpt masukan dr author yg sering buat cerita aneh n mistis. hehe
Oh... Sahabat uda itu namanya Andra. Ceritanya ingat krn gak bnyk yg uda ceritain :P
Tp namanya kan sblmnya gak da disebut.
Setia? Hati uda memang setia menunggu dia tp tetap aja main sana sini. Huh
About storymu, udah bagus banget kok! Tapi emang mirip manga gitu!
Hayalan dan fantasi kita beda, aku lebih ke yg mistis2 gimana gitu...
Kalo kamu emang pure fantasinya seperti fiksi science gitu...
perlu kekuatan ekstra bagiku untuk mencerna cerita yg beginian, cemunguuuutttttthhhh