It looks like you're new here. If you want to get involved, click one of these buttons!
Copyright 2021 Queer Indonesia Archive. See our Privacy Policy. Contact us at admin@boyzforum.com
Dengan menggunakan situs ini berarti Anda setuju dengan Aturan Pakai.
BoyzForum.com adalah situs anti pedofilia!
Comments
eh tapi tapi tapi... kediri nganjuk? wah jarang2 lho... podho jowone... ayo2 sng jowo podho moro...
Januar memulai aktifitasnya dengan membersihkan halaman paling belakang rumahnya dimana banyak sekali sisa sisa polybag yang pecah dan beberapa plastik pupuk yang mesti dirapikan. Berikutnya bagian depan, mulai dari dapur, kamar dan ruang tamu, Januar memunguti beberapa celana,kaus dan kemeja bekas pakainya yang tersampir di tempat yang bukan seharusnya, di bufet, di meja ,di atas tv dan pastinya di ranjangnya sendiri. setelah semua barang diletakkan pada tempatnya. Terakhir Januar menyapu lantainya,mulai dari dapur sampai teras rumahnya.
Sesudah semua dirasa beres,barulah Januar mandi dan berganti pakaian, kemudian bergegas untuk mencari makanan ke warung langgananya, tidak perlu pakai motor karena jarak warung dan rumah Januar hanya terpisah beberapa rumah saja.
Warung mbok Lastri yang terkenal dengan nasi beceknya nampak ramai , beberapa pengunjung sepertinya datang dari luar kota.
“mas Jan..,tumben hari minggu ndak pulang” mbok Lastri mengambil piring dan sendok dan di lap kering.
“oh..ndak mbok , senin besok itu ada penyuluhan di dusun ngreco, ada kelompok tani dari jombang dan Kediri yang datang , mereka ini mau belajar bertani bawang merah dari daerah kita mbok,. “
“ealah.., gitu to , makan apa mas?”
“botok apa ini mbok?”Januar menunjuk bungkusan daun pisang yang nampak masih panas
“ini botok luntas,.”jawab mbok Lastri
“yowis ..botoknya satu, tambah telur dadar mbok”
“minumnya apa mas?”
“es teh saja..”
Januar kemudian membawa sepiring makanan yang sudah dipesannya ,matanya bergerak ke kanan dan ke kiri untuk mencari Tempat kosong,karena pengunjung waktu itu lumayan ramai. Dan akhirnya pandangannya terhenti pada bangku di dekat perempuan yang tampak gelisah dengan makanan dan minuman yang belum disentuhnya . Perempuan yyang tidak lain adalah Andin yang datang ke Nganjuk untuk mencari pemilik nama Januar, sosok lelaki yang belum pernah dilihatnya sama sekali.
“permisi mbak..boleh saya duduk disini”,ucap januar kepada perempuan yang tidak disadarinya adalah istri dari kekasihnya Dharma.
Andin mengangguk, hanya tersenyum sebentar sampil mengotak ngatik HP nya,beberapa kali bateray HP dikeluarkan dan di pasang kembali, disusul wajah kecewa karena Hp-nya tidak berfungsi.
“HP nya kenapa mbak ? rusak ”,tanya Januar
“ndak tau mas. Ini tadi jatuh di bis..terus mati”
“boleh saya lihat mbak..”
Andin menyerahkan Hpnya ke tangan Januar , dengan teliti Januar melihat kondisi HP milik Andin,
“sepertinya kok ndak apa apa yo mbak,. Mungkin batteraynya lowbatt, coba di charge mbak!”
“aku ndak bawa charger mas..,aduh piye iki,” Andin tampak bingung , tanpa HP itu bagaimana dia bisa bertemu dengan Januar.
“mas..boleh pinjam Hpnya sebentar, saya mau menghubungi teman saya”
“oh boleh silakan..”, Januar menyerahkan HP nya ke Andin tapi Andin masih nampak bingung karena tidak mengingat berapa nomer Januar.
“mas maaf boleh minta tolong dipasangkan simcard hp saya, saya ndak ingat berapa nomer hp temen saya mas!”, Andin menyerahkan kembali hp itu ke tangan Januar,kemudian Januar mengeluarkan simcard miliknya untuk digantikan dengan milik Andin.
Setelah simcard Andin aktif di hp Januar ,Andin mengambil jarak beberapa langkah agar obrolannya dengan Januar tidak terdengar orang disampingnya. Namun sayang sekali nomer yang dituju sudah pasti tidak aktif. Tampak Andin begitu gelisah, sepertinya sudah putus harapannya untuk bertemu dengan laki laki yang hadir dalam kehidupan rumah tangganya.
“kok sebentar banget mbak..”tanya Januar heran
“nomernya tidak aktif mas..”
“mbak sepertinya bukan penduduk asli sini ya..” tanya Januar sambil mengembalikan posisi simcard ke Masing masing HP seperti semula.
“saya dari Kediri mas,. Saya kesini ada kepentingan dengan teman saya, hanya nomer Hp nya yang saya tahu mas, alamatnya saya ndak tahu”
“sayangnya ,saya juga bukan asli warga sini mbak,. Masih belum banyak yang belum kenal,wah kalau begitu repot mbak , soalnya Nganjuk itu luas ada beberapa desa dan kecamatan, mbak ndak ada teman lain yang bisa dihubungi.”
“ndak ada mas.mungkin lebih baik saya pulang saja mas, lain kali saja saya balik kesini..ya sudah terima kasih ya mas,maaf sudah merepotkan,monggo mas”
“sami sami mbak,monggo monggo”
Andin berdiri meninggalkan Januar , lalu setelah membayar makanan yang dipesannya ,Andin bergegas untuk pulang ke Kediri.
Sedang Januar masih menyelesaikan santap siangnya di warung mbok Lastri. Dalam hati sebenarnya Januar merasa iba kepada perempuan yang baru saja dilihatnya itu, ingin rasanya Januar menawarkan bantuan untuk sekedar mengantarkannya ke terminal.
Tapi nampaknya itu dirasa terlalu berlebihan untuk orang yang baru dilihatnya dalam durasi tidak lebih dari 30 menit, salah salah maksud baik malah dicurigai macam macam.
Andin berdiri di bawah pohon karsen yang rindang ,cuaca Nganjuk saat itu sangat terik, beberapa kali becak bermotor berlalu lalang namun tidak ada yang kosong sehingga terpaksa Andin harus menunggu becak berikutnya.
Tempat dimana Andin menunggu tidak jauh dari warung tempat makan Januar ,sehingga Januar masih bisa melihat Andin yang nampak gelisah belum mendapat tumpangan. Karena kasihan Kemudian Januar menghampiri Andin.
“mbak belum dapat becak?” tanya Januar
“iya mas. Ini sudah hampir sore, aku takut ndak kebagian bis mas.”
“ya sudah gimana kalau aku anterin, tapi aku ambil motor dulu sebentar , rumahku ndak jauh kok “,tawar Januar memberanikan diri.
“oh..,ya sudah terimakasih mas, kalau gitu sekalian juga saya nunut sholat ashar dulu mas “
“maaf ya mas jadi merepotkan”,sambung Andin.
“ndak apa apa,. Jangan sungkan,yuk dekat kok dari sini”,ajak Januar.
Entah kenapa Andin tidak merasa takut atau merasa curiga pada ajakan lelaki yang baru saja dikenalnya ini, mungkin kebingungan sudah menguasai Andin sehingga Andin langsung meng iyakan ajakan Januar.
Berdua mereka berjalan menuju rumah Januar, rumah Januar hanya terpisah beberapa rumah dari warung mbok Lastri sehingga Tidak butuh waktu lama untuk sampai ke rumah ber cat biru yang halamannya rindang oleh pohon buah belimbing dan karsen itu .
“ ya sudah kamu masuk saja,kamar mAndinya di belakang ,kamu bisa sholat di kamarku disitu ada sajadah ,pakai saja” ucap Januar sambil membuka pintu rumahnya .
“mas ndak masuk?” tanya Andin keheranan melihat Januar yang setelah membukakan pintu rumahnya, tidak turut masuk.
“aku diluar saja. Ndak enak dilihat orang, ntar dikira yang ndak ndak”, Januar menjelaskan alasannya,kemudian meninggalkan Andin dan menghampiri beberapa ibu ibu yang kebetulan sedang bergunjing di seberang jalan depan rumah Januar, ini dilakukan Januar bukan karena Januar biasa bergosip dengan ibu ibu tetangganya. Tapi bermaksud menjelaskan ke ibu ibu tersebut siapa perempuan yang datang ke rumah Januar dan untuk menghindari fitnah.
Andin nampak sungkan memasuki rumah orang yang bahkan belum diketahui namanya itu,.rumah Januar nampak rapi, beberapa buku terletak rapi di raknya,lantainya bersih tersapu, nampak beberapa foto terpajang di ruang tamu ,foto Januar bersama petani bawang ,foto Januar yang narsis dengan membawa sebongkok bawang merah lengkap dengan topi petaninya, foto masa kecil Januar yang lucu digendong bapaknya, dan foto wisuda Januar yang diapit kedua orang tuanya .
Tapi kemudian langkah Andin terhenti jantungnya seakan berhenti , matanya nanar memandang sebuah foto dua lelaki yang duduk bersebelahan , dimana lelaki yang bersama Januar itu tidak lain adalah suaminya sendiri Dharma. Betapa perih hati Andin melihat foto foto Januar dan Dharma yang menghiasi dinding ruang tengah rumah Januar ,foto foto yang menjadi saksi perjalanan kisah cinta Dharma dan Januar ,foto yang berbaris sesuai dengan kronologis hubungan Januar dan Dharma selama ini, mulai dari foto ketika kuliah di malang ,foto ketika Dharma diwisuda shingga foto pribadi yang menggambarkan keakraban mereka di rumah ini , setiap foto bertuliskan puisi dan kata kata mutiara , dan diakhir kata kata itu tertulis nama Januar dan Dharma.
Di luar rumah, Januar terlihat gelisah, karena lama Andin tak kunjung keluar, kemudian Januar memutuskan untuk masuk dan memastikan bahwa tidak terjadi apa apa.
“mbak..mbak .., mbak baik baik saja” , ucap Januar mendekati Andin yang mematung di depan foto Dharma dan Januar.
“saya baik baik saja mas Januar...” Andin membalikkan mukanya dan menatap tajam wajah Januar yang berdiri dibelakangnya.
Januar masih terdiam , bingung darimana perempuan ini tahu nama Januar ,sedang mereka belum pernah berkenalan sebelumnya.
“saya Andin, istri Dharma”
“a.. Andin,. “ucap Januar terbata, bagai tersambar petir , Januar tidak menyangka bahwa perempuan yang di temuinya di warung barusan adalah Andin istri dari Dharma kekasihnya.
==========0===========
“mungkin kalian bisa saja tidak bertemu satu dengan yang lain, namun Andin yakin kang Dharma akan menderita ,dan disini tidak ada yang bahagia mas , baik Andin,kang Dharma ,dan mas Januar sendiri”
“Aku akan membuat Dharma benci aku “,ucap Januar sambil menatap Andin dengan kesungguhan.
“aku kesini bukan untuk memintamu pergi dari kehidupan kang Dharma Mas, aku kesini justru untuk mengembalikan kang Dharma ke mas Januar..”tukas Andin.
”Andin maksud kamu apa?”Januar terkejut dengan pernyataan Andin
“aku sudah memutuskan ,. Untuk bercerai dengan kang Dharma..”
“Andin..aku kan sudah janji ndak akan mengganggu rumahtanggamu dengan Dharma..percayalah Ndin..”ucap Januar meyakinkan.
“ini juga demi Andin mas,. Pikiran Andin sudah terbuka, waktu sudah membuktikan bahwa hubungan kalian ternyata lebih kuat dari tali pernikahanku dengan kang Dharma.”
“pernikahanku dengan Dharma tidak dilandasi Cinta mas, tapi dilandasi oleh keinginan menyenangkan hati orang tua”,sambung Andin
“Dharma memang pernah cerita, kalau kalian dijodohkan sudah lama,bahkan sewaktu kalian masih kecil, tapi bukankah cinta itu bisa dibangun ndin”,Januar mengutip hal yang pernah pernah dikatakan Dharma dulu.
“dulu aku juga berfikir seperti itu mas,. Cinta memang bisa tumbuh karena terbiasa, dan itu memang benar,seiring berjalannya waktu aku mulai mencintai kang Dharma”,Andin tidak kuasa menahan air mata yang tiba tiba menetes dipipinya.
“tapi..cinta kang Dharma bukan untuk aku mas.. tapi untukmu”, ucap Andin pelan , terlihat Andin menghela nafasnya ,menguatkan hatinya untuk mengungkap fakta yang selama ini tidak pernah Andin akui kebenarannya, karena dulu Andin begitu yakin bahwa tidak mungkin cinta sesama jenis akan bertahan,semuanya soal waktu dan waktulah yang akan mengembalikan semuanya pada tempat yang wajar.
Januar terduduk di lantai bersandar di pintu rumahnya yang terbuka ,matanya menerawang jauh, kata kata Andin telah membungkam Januar, pengakuan Andin tentang cinta Dharma terhadap dirinya membuatnya begitu tidak memahami, ternyata ada perempuan seperti Andin, yang sudi mengakui bahwa pada akhirnya cintalah yang akan menang, walaupun cinta itu tumbuh diluar norma kepantasan dan kewajaran.
“sudah lima tahun Andin memaksakan diri untuk memenuhi keinginan bapak Andin yang sudah meninggal,tanpa memperdulikan perasaan kang Dharma,.dan selama itu Andin sadar bahwa cinta tidak bisa dipaksakan”
“Andin fikir belum terlambat memperbaiki semua yang sudah terlewat selama lima tahun terakhir, dan Andin yakin bahagia itu masih bisa Andin raih”,Andin mengusap air matanya dan tersenyum.
“Lalu apa rencana Andin setelah ini”, tanya Januar
“aku ingin mas Januar ikut Andin ke Kediri”..
:P
knp jadi begini??? haduh. Andin mengaku kalah?
ahh lanjut ajalah bang, saya tunggu!!! :V
salut andin...
Karma berlaku di dunia ini ..
#alah
jgn lama2 ya lanjutannya