It looks like you're new here. If you want to get involved, click one of these buttons!
Copyright 2021 Queer Indonesia Archive. See our Privacy Policy. Contact us at admin@boyzforum.com
Dengan menggunakan situs ini berarti Anda setuju dengan Aturan Pakai.
BoyzForum.com adalah situs anti pedofilia!
Comments
Rama, Chandra dan bos besar ku setuju bila aku hanya bekerja ke kantor jika terdapat masalah – masalah mendesak dan saat presentasi penting. Selebihya aku akan bekerja di rumah dan mengirimnya lewat email selama kondisi Arya seperti ini. Dengan begitu aku dapat menghabiskan banyak waktu dengan Arya.
Arya dan aku melakukan semua yang kami inginkan, kami menyaksikan pertandingan Baseball tanpa tiket, saat Timnas Indonesia berhasil mencentak homerun ia bersorak sorai yang membuat orang – orang berpikir bahwa Arya baik – baik saja. Pertandingan Baseball merupakan orgasme yang berlangsung selama satu setengah jam, dan Arya menganggapnya luar biasa.
“ Akan menyenangkan jika aku meninggal tepat saat tim Indonesia memenangkan Piala Asia ini bukan ?? dengan begitu aku akan meninggal dengan tenang .......... “ ia terkekeh. Tidak terjadi seperti itu. Arya bertahan jauh lebih lama dari pada tim nasional baseball indonesia. Namun hal luar biasa tentang kanker membuat semuanya menjadi relatif. Rekor pertandingan Baseball Indonesia vs Philiphina menimbulkan efek buruk bagi otot senyum kami. Jika Indonesia kalah, kau tidak benar – benar mati. Sekali lagi Baseball adalah permainan.
Kami pergi berakhir pekan dan menginap di hotel – hotel terbaik. Di Semarang kami tinggal di Novotel Semarang. Kami mengambil suite terbesar dan bermain petak umpet bersama Karen dan Arya, Arya nyaris memenangi semua permainan. Aku hanya menemukan dirinya saat ia mulai tertawa karena aku telah melewati lemari tempatnya bersembunyi untuk ketiga kalinya. Pada malam hari Arya mengajak kami makan di Kampung Laut dengan penuh kegembiraan. Setelah makan kami mencoba untuk masuk ke lawang sewu.
“ Baru saja kami mencoba masuk ke lawangsewu yang fantastis, Saat makan Arya sebenarnya tidak makan apa pun, tetapi ia masih menikmatinya, begiru juga aku. Kanker sialan, Arya kelelahan karena harus menunggu taksi yang cukup lama, Arya tersedu – sedu dengan segenap hati , Aku ingin meneleponmu nanti ...... “ sms ku untuk Ridhy.
Saat kami berlibur ke Lombok, kami juga memilih kamar yang paling mewah. Arya saat itu memiliki sedikit energi sehingga kami hanya keluar dari mobil untuk makan siang dipinggir pantai, setelah itu kami kembali ke kamar. Tapi kami menjalani akhir pekan yang sungguh menyenangkan. Kami membuat video untu Karen, semuanya bekisar di antara humor – humor kekanakan Aku dan Arya. Arya melakukan bagaimana cara bersembunyi di belakang seseorang yang gemuk di salah satu cafe di lombok. Aku menirukan kartun Doraemon dengan topeng – topengnya. Arya menirukan gerakan anjing laut dengan menaruh sesuatu di hidungnya. Arya juga memberikan pertanyaan, dan aku harus menjawab mana yang lebih buruk (Mati terpanggang atau tenggelam ?? Tidak pernah bisa duduk lagi atau tidak pernah bisa berdiri lagi ?? Tidak pernah makan atau tidak pernah orgasme ?? Tidak pernah bisa buang air kecil atau buang air besar ?? Kanker atau AIDS ?? ). Dan kamu tentunya juga menyelam di lombok tentunya dengan bantuan khusus.
“ Kami bersenang – senang, benar – benar tempat yang bagus untuk menyelam. “ sms ku untuk Ridhy
Saat kembali ke Jakarta kami selalu berusaha untuk berkumpul dengan teman – teman dan Orang Tua kami, menghabiskan waktu berdua untuk makan siang. Ketika kami melewati kuburan karet, Arya berkata ia ingin dikuburkan di solo disamping kuburan Ayahnya. Sebenarnya saat melewati kuburan karet ia berkata kepadaku untuk mencarikan tempat yang bagus untuk peristirahatan akhirnya, namun aku berkata tidak bisa, dan akhirnya ia memilih solo.
Arya mengundang sejumlah teman untuk menghabiskan akhir pekan bersama kami di Etoile Spa Hang Lekir Raya. Dan kami berburu rumah, tadinya kami ingin tinggal disini selamanya. Namun dengan tumpukan uang yang kami dapatkan dari kantor ku dan tentu hasil jerih payah Arya kami bermaksud mencari rumah yang lebih besar. Arya pernah membantalkan niat mencari rumah saat tahu kankernya sudah ke organ hati, namun saat Arya sudah menerimanya ia berpikir betapa bagusnya bila ia mengetahui di mana Aku dan Karen akan tinggal setelah ini.
“ Dan mungkin aku akan tinggal disana sebentar, jika taxotere berjalan dengan baik, “ Arya berkata dengan penuh harap.
Aku berharap tidak, karena jika Arya masih hidup saat kami pindah ke rumah baru, itu artinya ia akan meninggal disana. Dan sejujurnya aku khawatir akan mengalami sebuah kenangan yang buruk bagi Karen dan tentu aku. Aku sungguh ingin melihat rumah baru itu sebagai sebuah simbol yang baru bagi Karen dan Aku. Tapi aku tidak akan tega bila mengucapkannya kepada Arya.
Kami membicarakan masa depan setelah kematian Arya. Selama berjam – jam, di rumah, di cafe, saat makan siang. Di teras dan dimana saja saat kami berdua. Kami membicarakan segala hal. Arya menulis dibukunya untuk Karen di saat kami mengobrol di teras.
“ Vather dan Papah juga membicarakan fakta bahwa nantinya akan ada Vather atau Mamah baru untukmu. Vather pikir itu adalah ide yang hebat. Bagi Papah,, tentu saja,, tapi hal itu juga akan baik untuk mu jika ada seseorang yang baik yang bisa kau ajak bicara, kau ajak tertawa, berbuat keributan, dan melakukan segalanya bersama – sama. Dan seandainya Vather tidak ada di sana, kamu akan selalu ada di dalam pikiran dan hati Vather. Apa pun yang terjadi, kamu akan selalu menjadi kesayangan Vather, bahkan saat Vather tidak ada di sana untuk berbicara dan memelukmu ,, Vather akan selalu mencintaimu,, sama halnya seperti Vather yang akan selalu mencintai Papah. “
Semua percakapan itu telah membuat kami saling jatuh cinta sekali lagi. Kami menikmati kebersamaan satu sama lain. Arya dan Verza adalah Raja tanpa mahkota yang hidup bahagia dengan singkat namun rasa bahagia itu akan selalu ada selamanya.
Di tengah semua kegembiraan itu, Arya berada dalam keadaan yang benar – benar buruk. Efek samping Taxotere-nya benar – benar menggemparkan. Setiap malam Arya tiba – tiba berkeringat dan rambutnya mulai beruban, namun uban itu tidak terlalu lama karena setelah tiga kali perawatan rambutnya mulai rontok lagi, dan kupluk kepala pun kembali digunakan oleh Arya. Kali ini alis mata dan bulu matanya juga mulai rontok, mata nya selalu berair terus menerus. Arya berkeliling sepanjang hari sambil menyeka matanya dengan saputangan. Setiap hari Selasa dan Jumat Arya juga mengajar Program Doktor di Salah Satu Universitas Negeri di Jakarta, disamping ia bertanggung jawab dengan strategi sport industry SEA Games 2011.
Efek samping lain adalah ujung – ujung semua jemarinya ditutupi perban, karena kukunya ada yang longgar atau malahan ada yang lepas. Arya menangis pagi ini karena Ia tidak dapat mengganti pampers Karen lagi. Jari – jarinya sudah tidak kuat membuka ujung – ujung pampers yang lengket. Setelah itu Arya mulai marah kepada diri sendiri, pada kankernya dan tentu kepadaku, karena aku memberitahu Arya dengan menjengkelkan agar ia selalu meminta bantuanku untuk melakukannya. “ Tak bisakah kau mengerti bahwa aku ingin melakukannya sendiri !! “ Ia berteriak kepadaku.
Masalah lain adalah batuk – batuk, terutama pada malam hari. Terkadang aku khawatir jika Arya tidak dapat berhenti batuk. Tapi aku lebih Khawatir ketika mengetahui bahwa itu artinya kankernya sedang menyebar. Paru – paru adalah tempat selanjutnya yang bisa dikatakan favorit bila kanker sudah bermetastastis, aku membacanya pada sebuah pamflet. dr Abidin menenangkan pikiran kami,
“ Kemungkinan itu adalah radang selapaut paru – paru ?? “ dr Abidin berkata.
“ Radang selaput paru – paru dok ?? “
“ Ia ,, seharusnya kalian bisa menebaknya, karena ini akibat dari Taxotere. “
Dan Arya tidak dapat melakukan apapun tanpa bantuan dariku. Arya hampir tidak memiliki sisa tenaga. Efek penumpukan, begitu kata dr Abidin menyebutnya. Tubuhnya memprotes kemo lebih dan lebih lagi, dan dapatkah kau menyalahkannya ??
Namun, sejauh ini masalah terbesar adalah penyisipan jarum pada slang kecil yang dilalui zat kimia ke tubuhnya melalui pembuluh darah di tangannya. Jarum dan Slang itu telah menjadi simbol penderitaan kanker bagi kami. Arya melihatnya sebagai gunung yang harus di daki, semakin dan semakin tinggi setiap minggunya. Aku pergi bersamanya dan tidak dapat menahan air mata saat dr Frans menusuk tangan Arya yang terisak – isak.
Tinggal dua kali lagi dan enam perawatan Taxotere dan satu sudah dilaksanakan hari ini. Setelah itu akan ada waktu tiga minggu bebas kemo, untuk memberikan kesempatan bagi tubuh Arya untuk pulih dan kemudian keseluruhan pertunjukan sirkus dimulai kembali. Enam kali lagi, dan itu membuatnya gila.
“ Aku pengen sepertI kemoterapi dulu yang hanya menggunakan obat oral “ Arya berkata kepada dr Abidin, saat Arya mengatakan ini, Ia mulai menangis lagi dan Arya berjuang menahan air matanya.
“ Aku baru saja menangis di toilet setelah Arya disuntik, Ini mengerikan, Ridhy,, Aku akan meneleponmu nanti.. “ sms Aku ke Ridhy.
Mas yg nulis turut dlm ceritakah?
Oiya cerita semarangnya ak bs bayangin tuh
Dr novotel, depannya ada paragon, posisinya incontrary sama lawang sewu di jalan protokol yg sama
Arya tetap ingin pengobatan kemoterapi dengan menggunakan oral seperti dahulu, karena melalui mulut rasa sakit lebih sedikit dibanding dengan menusukan jarum ke nadi – nadi Arya. Arya meminta ku menghubungi dr Abidin, namun setelah aku menghubunginya dr Abidin sedang cuti, dr Abidin meminta kami menghubungi dr Agus sebagai dokter pengganti. Namun dr Agus berkata bahwa ia tidak bisa membantu kami, sebab dr Abidin tidak dapat menyerahkan pasien semudah itu kepadanya. dr Agus juga berkata bahwa dr Abidin akan kembali sepuluh hari lagi.
Aku mendidih marah kepada dr Agus, Aku memberitahu dr Agus bahwa sampai hari ini aku telah menjalani hidup dengan ide naif bahwa para dokter melalaikan kualitas hidup pasien seperti kanker diatas segalanya, dan kualitas Arya nyaris bernilai nol karena setiap minggu, berhari – hari sebelum terapi, Arya akan berkeliling sambil menangis karena alasan sederhana yaitu tidak sanggup menahan slang di tubuhnya. Dan kemudian aku juga mengharapkan sedikit kerendahan hati dokter – dokter di sana karena Arya berakhir dengan kondisi seperti sekarang ini karena kelelahan yang dibuat oleh rekan sejawatnya dua tahun lalu dr. Harry.
dr. Agus mulai kesal kepadaku, ia mengatakan bahwa dari awal ia tidak tahu menahu tentang hal itu, dan bahwa menurut pandangannya hal itu sangat tidak pantas karena aku berbicara dengan kasar kepadanya.
“ Apakah Anda sudah selesai ?? “ aku bertanya
“ Ya...... “
“ Baiklah sekarang giliranku,,,, Aku tidak mau lagi berurusan dengan Anda “,,,, Aku menambahkan bahwa aku akan membuat surat kepada Direktur Rumah Sakit Kanker Dharmais dengan tembusan dr Abidin bahwa kesehatan Arya lebih penting dibandingkan hari libur dr Abidin.
Arya bertanya apakah sebaiknya kami membantalkan rencana tersebut. Jangan coba – coba berpikir mengenai hal itu !! Aku berang !! Kami sungguh – sungguh telah dibodohi dan benar – benar tidak diperlakukan secara adil. Sementara itu aku duduk di depan komputer, dan aku menulis surat bahwa kasus ini akan kami bawa ke pers untuk memastikan Arya mendapatkan tes dan aku dengan tegas menuntut hak untuk menggunakan segala cara atas persetujuanku. Aku tidak punya firasat sedikit pun apa itu, tapi hal itu seperti mengancam.
Dua hari kemudian aku dapat telepon dari Direktur Medis di Rumah Sakit Kanker Dharmais, dr Sonar Soni Panigoro, SpB(K)Onk, M.Epid. Beliau mendapatkan nomor aku dari dr. Agus dan Beliau menyerahkan kasus Arya kepada dr Cosphiadi Irawan. Dua jam kemudian kami sudah ada di kantornya, dr Irawan adalah Oasis bagi kami. Seorang dokter yang membiarkan pasien – pasiennya berbicara, dan mendengarkan mereka juga. Ia memberitahu kami bahwa kemoterapi dengan oral, belum pasti dapat dilakukan kembali kepada Arya. Ada beberapa pertimbangan diantaranya adalah kanker Arya yang sudah menyebar. dr Soni juga memberitahu kami bahwa Taxotere telah bekerja baik bagi Arya. dr Irawan menawarkan Arya agar kami menjalani sutikan slang lagi. Sebuah Port-a-cath. Kedengarannya seperti toilet kimia bagiku, tapi rupanya itu merupaka alt kecil berguna di pasang di bawah pengaruh obat bius, di kulit dekat organ hati, operasi kecil. Taxotere-nya kemudian dimasukan melalui lubang permanen yang langsung ke pembuluh darah alih – alih melalui jarum dan slang, prosesnya tidak menyakitkan dan bisa langsung bekerja. Tidak ada tusuk – menusuk pembuluh darah. Arya mengatakan bahwa ia mengetahui alat ini sejak enam bulan lalu melalui komunitasnya,Arya pernah membahas hal ini dengan dr Abidin sebanyak satu kali, namun dr Abidin sangat menyarankan Arya tidak melakukannya. Opearsinya termasuk operasi besar dan lubangnya sering terblokir. Tidak sepadan denga kerepotannya, menurut pandangan dr Abidin.
“ Yeahhh,, kelihatannya bagus bagi kami,,, “
Dokter Irawan dan dokter Abidin sebelumnya sudah mendiskusikan pergantian ini, dan sebelum adanya pergantian ini sebenarnya kasus Kanker pada Arya telah dibicarakan dalam rapat dokter spesialis onkologi di Rumah Sakit kanker Dharmais, jadi aku bisa mengambil kesimpulan bahwa dr Abidin belum melakukan pekerjaan rumahnya selama berbulan – bulan, dan yang terburuk ia tega berbohong kepada kami, ketika Arya terisak – isak memohon atas apa pun di dunia untuk menghindari jarum suntik.
Dr Irawan berkata bahwa Port-a-cath lebih baik dari pada kemoterapi oral, tapi pilihan tetap pada Arya. Dan mulai saat ini dr Irawan lah yang memulai merawat Arya. Arya bersedia untuk melakukan Port-a-cath. Aku dapat melihat Arya senang dan begitu pula dengan Aku. Operasi pemasangan Port-a-cath benar – benar mudah untuk dilakukan dan Arya bersiul dengan riang saat ia menjalani kemoterapinya yang tersisa.
Kami tidak pernah lagi ke Rumah Sakit Kanker Dharmais, karena Arya meminta kepada aku dan dr Irawan agar di periksa dan menjalankan kemo di Rumah Sakit Mitra Keluarga kelapa Gading, selain di Rumah Sakit Dharmais, dr Irawan juga praktek di Rumah Sakit Mitra Keluarga Kelapa Gading dan Rumah Sakit Islam Jakarta. Suara dr Abidin muncul di kotak suara telepon kami. Ia berkata bahwa betapa memalukannya dirinya selama berlibur, dan Ia mengharpkan yang terbaik buat kami, ia juga meminta maaf atas kelakuannya. Aku menerima kata – katanya dan meninggalkan disana. Begitu pula dengan Arya. Kehidupan memang tidak akan menjadi lebih lama, tapi akan menjadi sedikit menyenangkan.
Untuk membuat hidupku lebih menyenangkan juga, aku kembali ke kebiasaan lamaku. Aku kecanduan Ridhy sekali lagi. Liga Profesional Voli (Proliga) telah usai, itu artinya Ridhy tidak sepadat dulu jadwal latihannya. Sehari setelah aku mengantarkan Arya ke rumah sakit, aku dan Ridhy duduk bersama di salah salah satu cafe DI Jakarta Barat. Dari sudut padang monofobiaku, itu termasuk tempat dan waktu yang aman, karena jauh dari mess Ridhy. Ridhy mendengarkan saat aku menumpahkan semua frustasi dan kesedihanku.
Setelah perjalanan liburan aku dengan Arya dan menemani Arya ketika berkumpul dengan teman dan keluarga, aku selalu sembunyi – sembunyi bertemu Ridhy saat ia sedang di Jakarta. Dengan sangat hati – hati kami menghindari kafe – kafe disekitar lingkungan Mess Ridhy, sehingga kami tidak mengambil resiko dengan berakhir di Mess Ridhy dan melanggar janji ku kepada Arya. Aku pikir lebih baik untuk menjauh dari Ridhy sepenuhnya selama empat bulan. Sejak aku mengenal Arya, aku tidak penah bermonogami selama itu. Karena aku hanya melakukan sekali dengan Arya saat liburan dengannya. Sementara itu Taxotere-nya telah membuat dorongan seks Arya telah habis. Jadi lenyap sudah kehidupan seksualku, namun tidak begitu dengan rasa bersalahku. Aku masih memiliki dua laki – laki, diam – diam, tetapi aku tidak berhubungan seks satu pun dari mereka. Terkadang kemaluanku langsung mengeras karena gairah saat Ridhy memelukku agak terlalu intim. Lalu saat aku pulang aku bermasturbasi di kamar mandi dan berkhayal tentang dirinya.
Satu malam setelah drama kemo di Rumah Sakit Mitra Keluarga Kelapa Gading segalanya berjalan dengan salah. Aku menelepon Ridhy, ia ada dirumahnya dan dalam tiga puluh menit aku sudah tiba di tempatnya. Ridhy menghiburku yang berubah menjadi pelukan dan pelukan berubah menjadi seks. Ridhy memprotes tapi tidak ada yang menghentikan kami. Kami melakukannya diatas tempat tidur Ridhy, hanya setelah satu menit didalam dirinya, aku sudah mencapai puncak. Kemudian kami menangis bersama.
Beberapa minggu setelahnya aku menjadi kecanduan Ridhy daripada sebelumnya. Setiap setengah jam aku mendambakan kebersamaan dengan Ridhy. Jurnal harianku mulai menderita penyakit manajeman waktu yang tidak manuasiawi. Arya,, Karen ,, Kunjungan Rumah Sakit,, Mengantar Arya mengajar,, menjemputnya ,, menghitung Glivec, Melihat rumah baru,, Kantorku. Walaupun yang terakhir dijadikan alibi supaya aku bisa melakukan kunjungan singkat ke tempat Ridhy. Namun ada satu perbedaan dari hubungan gelap yang kami lakukan awal tahun. Minggu lalu saat kami bermain cinta dengan hebat di ranjangnya, Ridhy tiba – tiba mengatakannya.
“ Aku mencintaimu ,, Mas Verza,,, “
Gilanya aku merasa tersanjung, alih – alih melihat hal tersebut sebagai masalah. Awalnya aku tidak tahu alasannya. Aku sudah melanggar janjiku kepada Arya, dan hal itu pastinya tidak akan membuat segalannya lebih mudah. Saat aku mengetahui alasan mengapa “ Aku mencintaimu mas Verza “ terasa menyenangkan , aku sendiri cukup kaget. Pernyataan cinta Ridhy menyentuh egoku. Aku merasa seperti seseorang lelaki lagi, bukan teman. Ini merupakan kompensasi atas cinta institusionalku di rumah. Aku menyadari hal tersebut tidak akan membuatku mendapatkan pujian . Namun cinta pada masa kanker memiliki aturan mainnya sendiri, kataku dalam hati. Ridhy adalah satu – satunya orang yang kebersamaannya kunikmati, satu – satunya orang yang dengan aku merasa baik. Dan sekarang ia juga mencintaiku.
Awalnya kukira itu adalah khayalanku belaka, tetapi setelah beberapa minggu tidak mungkin salah lagi. Perut Arya tempak membesar. Dr Irawan mengonfirmasi kecurigaan kami, Taxofere-nya berhenti bekerja. Ia berlama – lama menjeleskan bahwa dirinya dapat melihat dari kadar di dalam darah bahwa kankernya aktif lagi, Organ hatinya tidak berfungsi dengan benar lagi dan sedang melakukan sesuatu yang mirip dengan berkeringat yang disebut asites. Dan ini lah yang menyebabkan perut Arya membesar.
dr Irawan berkata ada satu pilihan lagi setelah sekarang Taxotere-nya tidak berfungsi. Jenis terapi kemo lainnya, yang disebut LV.L, merupakan singkatan dari Leukovorin dan V untuk 5-FU. Kemo ini hampir tanpa efek, dan dapat di terapkan secara mingguan melalui port-a-cath. Kami berpandangan dan mengangkat bahu. Ayo kita lakukan , Kita uji keberuntungan kita. Terapi itu hanya satu penundaan lain, dr Irawan memperingatkan kami. Dan mudah – mudahan 5-FU-nya tidak terlambat, karena mereka tidak dapat memulai terapi tersebut selama beberapa minggu. Tubuh tidak dapat menahan dua jenis kemo yang berbeda dalam satu waktu.
Perut Arya semakin membengkak, Arya mulai menggunakan pakaian yang cukup besar untuk mengatasi kengeriaan. dr Irawan berkata ia dapat menguras asices tersebut, tetapi ia berniat melakukan sejarang mungkin. Semakin sering dikuras semakin cepat cairan itu kembali. dr Irawan bertanya apakah Arya dapat bertahan beberapa hari lagi. Samapai perawatan LV yang pertama. “ Aku bisa melakukan hal itu ,,,” kata Arya.
Pada malam menjelang kemo LV Pertama, aku harus pergi. Akhir – akhir ini aku jarang pergi ke kantor hingga aku mengusulkan kepada Rama dan Chandra bahwa aku akan mengurusi masalah – maalah mendesak dengan bekerja satu malam dalam seminggu. Dengan begitu, setelahnya aku dapat mampir ke tempat Ridhy.
“ Apakah kau bisa menahannya pagi ini, dengan perut itu ?? “ aku menanyakan ke Arya sebelum pergi ke kantor.
“ Yah,,, Ya aku baik – baik saja,, “
Karena aku tahu Arya tidak hanya menderita kanker, tapi juga menderita overdosis pemikiran positif, oleh sebab itu aku tidak mempercayainya kalau ia baik – baik saja.
“ Apa kau yakin sayang ?? “
“ Tentu saja,,, bukan suatu masalah,, “
Aku hanya berada di kantor selama satu jam ketika ponsel ku berdering.
“ Aku tidak dapat menahannya Za,, “ Arya terisak
“ Aku akan segera pulang,, “
Chandra kali ini ikut bersamaku. Kami bergegas ke mobil bersama – sama. Kami sampai dirumah dalam waktu dua puluh menit dan aku berlari ke lantai atas. Aku dapat melihat dari wajah Arya bahwa rasa sakit itu tak tertahankan.
“ Apakah kau sudah menelepon rumah sakit ?? “ tanyaku,,
“ Belum,, aku tidak berani,, “
Dalam waktu 2,34 detik aku sudah menelepon Rumah Sakit Mitra Keluarga Kelapa Gading.
Dan malam itu perut Arya dikuras, Chandra tinggal dirumah bersama Karen. Kami harus ke lantai empat, rumah sakit ini memang lebih baik pelayanannya dibandingkan rumah sakit sebelumnya. Mereka bergerak cepat. Dokter yang akan menguras cairan dari perut Arya sudah menunggu kami diatas. Usianya terlihat lebih muda dari kami, sekitar dua puluh delapan tahun, tidak lebih dari tiga puluh tahun.
“ Apakah Anda datang kemari untuk pungtur asites ?? “ Ia bertanya. Hebat, frase baru lagi yang kupelajari. Arya mengangguk. Si dokter dan Aku membantu Arya menaiki ranjang dan berdoa. Arya diberikan anestetik, dan slang kecil seleber setengah sentimeter dimasukkan ke sisi perutnya. Di ujung slang tersebut terdapat ember, yang perlahan terisi dengan cairan kuning dari perut Arya. Satu liter, Dua Liter, Tiga Liter dan Lima liter. Arya miring pada satu sisi seperti semangkok adonan panekuk dan tubuhnya terguncang – guncang sesekali. Lima koma dua liter.
Arya terlihat lega.
“ Anda seperti tidak buang air kecil selama seminggu !! ‘
Setelah perutnya kosong , Arya dapat lagi berjalan tertatih. Aku memabantu Arya berjalan melalui koridor Rumah Sakit yang gelap dan sepi menuju pintu keluar. Kami sampai di rumah pada pukul dua belas lewat dua puluh menit. Chandra sedang di sofa menonton TV bersama Rama. Arya dan aku selama perjalanan pulang tidak mengatakan apapun.
“ Ada yang mau minum ?? tanya ku
“ Segelas air putih, “ Arya berkata dengan pelan
“ Aku ingin minum kopi, ‘ Kataku kepda Chandra dan Rama.
“ Kopi saja,,, “
Aku pergi dan duduk, membiarkan malam melayang melewatiku. Malam seperti ini adalah jenis malam yang kutakuti sejak kali pertama Arya mengidap Kanker. Terpaksa pergi ke Rumah Sakit pada malam hari dengan keadaan panik. Malami ini langsung melesat ke posisi dua dalam 5 besar Trauma Kanker, tepat di bawah nomor 1 yang sampai saat ini tak tergeser,, mencuku rambut pasangan hidupku Arya. Tangis ku meledak,,,dan Arya juga ikut menangis. Rama dan Chandra menghampiri kami, mereka memeluk kami berdua.
“ Seharusnya dari pagi aku bilang bahwa aku tak sanggup menahannya ?? “ Arya berkata merasa bersalah.
“ ya.. “ Tukasku
“ Tapi aku benci harus mengeluhkan perutku setiap waktu,,,, “
“ Mengemudi ke Rumah Sakit dalam malam hari dalam kepanikan jauh lebih buruk. “
“ Kau harus jujur Arya, “ Chandra menambahkan, sebelum Ia pergi. “ Dengan begitu setidaknya Verza akan mengetahui bahwa kau memang baik – baik saja saat kau berkata demikian,,, “
“ Aku belajar darI Verza untuk tidak jujur dengan janjinya,, jangan kira aku tidak tahu kesibukanmu akhir – akhir ini,,,, “ Aku , Chandra dan Rama sangat terkejut dengan jawaban Arya. “ Kenapa kalian ,,,,,,,,,,,, hahahahahahaahha,,,,, aku hanya bercanda “ Arya berbicara sambil tertawa dengan menahan rasa sakit.
Arya memeluk Chandra dan Rama, aku tidak tahu apa yang Arya bisikan kepada mereka. Namun mereka terlihat tertawa. Aku mengantarkan mereka keluar, mereka tidak ingin menginap, karena esok pagi harus ke kantor.
Beberapa saat kemudian aku mendengar pekikan dari dalam kamar mandi. “ Lihat apa yang terjadi padaku !! “ Arya menangis, ketakutan.
Diatas selangkangan paha sebelah kiri Arya terdapat benjolan. Aku juga Ketakutan. Infeksi. Memangnya apa yang bisa tumbuh dalam waktu tiga jam setelah pemgurasan tadi ?? Aku berpura – pura tenang. Kami menelepon dokter jaga di rumah sakit. Ia sama sekali tidak mengetahui apa itu. lalui kami menghubungi dr. Irawan . Ia berkata bahwa itu adalah hasil proses pungtur, yang meninggalkan lubang di berbagi lapisan didnding abdominal, dan cairan yang tersisa di perut kini menetes di bagian paling rendah perut tersebut karena tarikan gaya gravitasi. Itu bukan masalah serius.
“ Betapa kami tidak menyangkanya, “ Kata Arya datar.
Cairan tersebut akan menyebar di seluruh perut Arya lagi jika Arya berbaring, dan keesokan paginya akan hilang sendiri. Tepat saat adzan Shubuh, aku menghubungi dr Irawan lagi, karena Arya kesakitan di perutnya.
“ Dokter,, ini Verza lagi !! ‘ aku berteriak, mulai dilanda kepanikan lagi. “ Arya berbaring disebelahku, membungkuk kesakitan !! Ia bilang rasanya sakit . “
Sekali lagi dr Irawan tidak panik. Ia mengatakan bahwa keadaan itu akan berakhir beberapa menit lagi. Itu adalah fenomena yang biasa terjadi pada pungtur asites. Organ perut kembali ke posisi asal masing – masing.
“ Perutku juga ikut tersa bergejolak, “ Aku memberitahu dr Irawan.
“ Sebenarnya begitulah seharusnya Anda membayangkannya, “ Ia berkata.
Aku meremas tangan Arya erat – erat, menjepitnya keras – keras. Dan beberapa menit kemudian kramnya berakhir. Pukul lima lebih kami baru sholat berjamah. Dan satu jam kemudian Karen bangun, seolah – olah tidak terjadi apa – apa.
Tepat sebelum aku jatuh tertidur karena kelelahan aku mennyadari dengan shock apa yang kulupakan kemarin malam. Hatiku berjungkir balik.
Oh Tuhan,, sial,, Oh Betapa bodohnya,,, sialan,, sialan,, Ridhy masih menungguku.
Setelah laporan mendetail mengenai peristiwa malam hari Arya dan permintaan maaf sebanyak enam belas kali, Ridhy mulai tenang. Pagi – pagi aku sudah di Mess nya, dia hanya menggunakan celana pendek. Aku sudah mengantar Karen ke rumah mamah dan tentu Arya yang hari ini ada jadwal mangajar.
“ Segelanya terasa semakin sulit mas,, “ aku tidak pernah dapat memastikan apakah kau akan membantalkan pertemuan kita pada menit – menit terakhir. Aku selalu khawatir ada yang tidak beres di rumah saat kau terlambat sepuluh menit, selalu ketakutan kalau Arya mengetahui semua ini... “
“ Apakah mau kau kita berpisah ?? “ aku bertanya dengan keras kepala.
“ Tidak,, “ Ia mendesah,,, Tentu saja aku tidak ingin berpisah,, “
“ Aku tidak mau kau merasa dimanfaatkan, Tidak sekarang dan tidak juga nanti saat Arya tidak,,,tidak ada di sana lagi. Karena aku sudah lebih dulu mengetahui bahwa nantinya aku perlu menghabiskan waktu dengan hanya memikirkan Karen dan Kamu Ridhy. “
“ Hentikan. Aku tahu itu,, Tetapi aku tidak mau mendengarnya,, “
“ Kau harus mendengarnya....... “
Aku tahu itu kelihatanya kejam, tapi aku mengatakan-nya dengan sengaja. Bahkan jika itu adalah kejujuran yang egois, kejujuran yang dirancang untuk meringankan kegelisahanku bahwa aku mungkin hanya memanfaatkannya untuk melewati masa – masa ini. Aku tahu Ridhy tidak akan meninggalkan ku dalam kesusahan.
Aku kaget ketika posel ku berbunyi saat Aku dan Ridhy sedang berbicara. Arya meneleponku, namun suara panggilan Arya di ponselku adalah lagu Bebi Romeo Bawalah cintaku. Akun tidak tahu siapa yang menggantinya dan kapan itu mulai berubah.
“ Bawalah Pergi Cintaku,,Pada Kemana Pun Kau Mau,, Jadikan Temanmu,, Temanmu paling kau cinta,, Disini pun ku begitu,, Trus cintaimu di hidupku,, di dalam hatiku,, Sampai waktu pertemukan kita nanti... “
Ponsel ku terus berbunyi dengan nada dering yang aku tidak tahu siapa yang menggantinya.
“ Angkat teleponnya mas,,, “
“ Tidak,,, nanti saja,,, “jawabku
“ ANGKAT ,,,,,,,, “ Ridhy berteriak dengan kencang.
Aku mengakatnya dan Arya hanya berbicara bahwa ia yang mengganti nada deringnya. Agar kamu ingat kalau aku dimanapun berada akan terus menciantaimu di hidupku dan dihatiku.
Aku hanya bisa berkata “ Love u Sayang,, “
Entah sejak semalam, saat ia bercanda tentang kejujuran dihadapan Rama dan Chandra dan hari ini nada dering ku diganti olehnya,, dan saat pagi hari ia sudah meneleponku hanya untuk mengatakan itu. Aku jadi pusing sendirinya, aku jadi bertanya – tanya apakah Arya tahu semuanya dari awal.
Saat jam makan siang, aku harus kembali ke rumah,, karena ada presentasiku hari ini tertinggal. Saat masuk kekamar aku membuka buku Arya, tapi hanya ada satu tulisan yang ditujukan untuk suster fitri dan dr Frans.
KEPADA SUSTER FITRI DAN DOKTER FRANS
Kalian adalah orang yang mebesarkan hati. Kalian tak menyadari kalau kalian adalah orang – orang besar.
Apa yang tak dapat kalian lakukan tak akan menghentikan langkah kalian untuk melakukan apa yang dapat kalian kerjakan.
Kalian adalah penjual, koper kalian penuh barang yang namanya harapan.
Kalian adalah penjelajah, karena kalian tahu bahwa kalau kalaian pergi jauh, kalian akan melihat lebih jauh lagi.
Kalian adalah biduan yang mendendangkan melodi tenggang rasa.
Kalian adalah pembela perkara kehidupan.
Kalian Adalah pengarang yang membantu orang lain dengan menambahkan lebih banyak halaman pada buku kenangan – kenangan mereka.
Kalian adalah pelawak yang memberikan obat tertawa.
Kalian adalah seniman yang melukiskan gambar – gambar kesehatan di atas kanvas pikiran.
Kalian adalah tukang sulap yang menciptakan keajaiban nuata yang mengilhami pasien dan keluarganya.
Seperti Raja Arthur dan Joan of Arc,, Kalian adalah Prajurit yang bertempur melawan penjahat sikap negatif.
Orang – orang yang berhasil sembuh setelah aku amati adalah mereka yang selalu di temani. Jadi pendapat kalian benar..
Seorang seperti kaliamn berdua tak ada satu pun yuang dapat menjalankan profesi kalian kecuali mereka memiliki otak yang penuh dengan kebijaksanaan, keberanian, tanpa batas dan sebuah hati yang penuh kasih.
Terimakasih buat kalian,, di saat aku sedang kesepian dan menunggu waktu kapan Verza pulang atau dimana ia sekarang, dengan siapa ia sekarang,, Kalian selalu datang untuk menemaniku, karena seperti yang kalian bilang penyakit ini bisa lebih cepat sembuh bila ada yang selalu menemani diriku. Itulah yang membuat kalian selalu datang.
Hal Aneh yanga dialami manusia adalah bahwa kehidupan menempuh masa – masa penuh ketegangan dan kepedihan bersama orang lain akan menciptakan ikatan yang tak dapat diputus oleh apapun,, dan itu juga yang terjadi dengan aku kepada kalian. Aku Sayang Kalian sebagai Keluarga Baru Ku,,,,, Semoga Aku masih bisa menyaksikan pernikahan dr Frans,, dan tentu melihat kau Suster Firtri dengan penuh senyuman yang menyejukan hati.
Arya Wirasena Putra Sasongko
Tulisan Arya membuka mataku bahwa ia benar – benar kesepian ketika aku meninggalkannya. Aku baru tahu ketika ia kesepian dr Frans dan Suster Fitri yang menemaninya. Aku menangis karena aku merasa menjadi laki – laki yang gagal menjaga Arya. mamah dan ibu ku sering mengingatkan ku kasih sayang yang tulus dapat menyembuhkan apa pun penyakit itu, dr Frans dan Suster Fitri mengatakan dengan menemaninya saja penyakit itu akan lebih cepat hilang. Sementara aku selalu tidak ada disampingnya. Aku termenung beberapa menit. Sebelum akhirnya aku kembali ke kantor dan melakukan presentasi.