It looks like you're new here. If you want to get involved, click one of these buttons!
Copyright 2021 Queer Indonesia Archive. See our Privacy Policy. Contact us at admin@boyzforum.com
Dengan menggunakan situs ini berarti Anda setuju dengan Aturan Pakai.
BoyzForum.com adalah situs anti pedofilia!
Comments
Arya, semoga kau mendapatkan apapun yang kau inginkan di sana. Verza, tinta hitam yang tumpah di lembaran buku mu tidak akan bisa hilang, tapi aku berharap lembaran buku mu yang lain penuh dengan gambar yang lebih baik.
Frans, terima kasih karena mau berbagi.
@adinu - hehehe,, sama juga mas,,mksh bnyak sudah mau membaca, memberi masukan dan kritikan
@Adra_84 yupz selama tinggal dengannya justru verza lah yg jd pembimbing frans dalam beribadah, setiap shubuh ia yang membangunkanku,, kalau dulu Arya yg membimbing Verza,,Saya rasa semua manusia aka ada satu titik dimana ia akan berubah menjadi lebih baik,, Makasih bnyak ya mas sudah mampir dan meluangkan waktu membaca crt ini
@LordNike ,, amin ya Allah,, Semoga Arya Mendapatkan Apa Yang diingkanya disana,, terimakasih sangat mau meluangkan waktu untuk membaca cerita ini,,
Dua puluh tahun lalu, kanker adalah penyakit yang sangat menakutkan, berbagai dugaan akan sebab kanker pun merebak,
“apa karena genetik ya ? karena kakek nya juga pernah sakit kanker?”
“anak saya suka mengkonsumsi makanan instan, apa karena pengawet yang berlebihan anak saya sakit ?”
“kami tinggal dekat SUTET, apa radiasi dari tegangan tinggi tersebut yang membuat anak saya terkena kanker?”
Atau ungkapan seperti ini seringkali juga sering ditemui,
“Dosa apa kami hingga anak kami mengidap kanker?”
Kegalauan dan kegelisahan para pasien dan orang tua/keluarga pasien tidak berhenti sampai disitu saja. 20 tahun silam dokter pun tampaknya juga belum cukup meyakinkan untuk dapat mengatakan “anak ibu bisa sembuh total”. Kalimat ini didukung pula dengan kondisi Rumah Sakit dan ketrampilan perawat dalam menangani penderita kanker. Hingga kepanikan pun memuncak, karena bila melihat televisi, membaca koran/majalah atau mungkin ketika membuka internet, berita yang tampak mengenai kanker selalu identik dengan kematian atau kegagalan pengobatan.
Tapi itu dulu, kini semua sudah berubah. Semakin banyaknya vonis mengenai kanker bukan serta-merta berarti penderita kanker bertambah. Bisa jadi hal ini justru terjadi karena para ahli kanker, dan dokter umum sudah bisa membaca gejala kanker sejak dini, dimana hal ini belum terjadi di masa lalu, karena gejala awal kanker hanya tampak seperti penyakit biasa, seperti demam berdarah, typhus, atau jouvenille artictic / rematik anak. Saat ini dokter sudah bisa menduga seorang pasien menderita kanker dari gejala mendasar yang ditemui, dan pasien segera diminta untuk merujuk ke Rumah Sakit yang lebih lengkap fasilitasnnya untuk dilakukan pemeriksaan lebih lanjut, seperti pengecekkan sumsum tulang belakang.
Kanker memang bukan penyakit biasa, karena kanker lebih banyak memberikan karunia ketimbang derita. Kanker adalah teman baik senyuman dan rasa optimis, dan Kanker terlahir serta di titipkan kepada pribadi yang kuat dan tangguh serta memiliki masa depan yang cerah.
Sahabatku, Pasien kanker ............
Kanker seharusnya bukan lagi penyakit yang menakutkan bagi masyarakat Indonesia. Dengan pengobatan yang teratur serta iringan rasa optimis, kanker bisa disembuhkan secara total hanya dalam hitungan tahun. Butuh kesabaran dan keikhlasan serta menjadikan kanker sebagai sahabat. Dengan itu kita bisa menikmati kanker sebagai sebuah karunia, bukan sebuah musibah. Perasaan inilah yang perlu di bangun oleh para pasien kanker dan keluarga yang mendampingi. Kanker bisa di sembuhkan dan bila kanker sudah sembuh, seseorang akan bisa berlari lebih kencang, melompat lebih tinggi dan berkarya lebih besar.
Sahabatku, orang tua dan keluarga pasien kanker ........
Yakinlah bahwa perbedaan antara ujian dan cobaan hanya sebesar seutas benang, tidak lebih dari itu. Seorang akan lulus ujian bila ia ikhlas dan bersyukur, dan seseorang akan gagal menghadapi musibah bila ia menjadi jauh dari-Nya saat “karunia” itu datang. Keluarga adalah tiang penopang sangat sangat berarti bagi pasien. Percayalah, motivasi dari seorang Ayah adalah kata-kata yang ditunggu pasien, senyuman yang dikembangkan seorang Bunda adalah surga dunia yang tak terlupakan, tawa dan canda seorang kakak atau adik adalah siraman bahagia yang selalu dinanti, serta kehangatan yang diberikan oleh anggota keluarga lainnya adalah taman penyejuk hati dan jiwa pasien.
Sahabatku, survivor kanker ....
Ingatlah masa-masa itu, saat bangsal dan jarum infus menjadi sahabat, tangisan pasien dan orang tua menjadi “nada-nada akhirat” setiap hari, dan kedatangan dokter dengan kabar terbaru dari diri kita menjadi berita yang selalu dinanti setiap pagi. Ingatlah dimana teman satu ruangan pengobatan pergi bertemu Sang Pemilik Jiwa, usia mereka mungkin tidak jauh atau bahkan lebih muda, tetapi mereka telah “dimenangkan” oleh Sang Prima Causa atas kanker tercinta.
Bila mengingat itu semua, apakah kita akan hanya diam dan menunggu satu per satu pasien kanker meninggal karena kurang motivasi untuk hidup. Para pasien telah kalah dari kanker bukan karena tubuh mereka lemah, tetapi karena jiwa mereka tidak pernah mencintai kanker sebagaimana kita telah di ajarkan untuk mencintai kanker dan bersahabat dengannya.
Kini saatnya kita berperan lebih, bukan sekedar menjadi pendengar atau pemerhati kanker. Tetapi kita kita harus turun dan mendorong dan mengangkat pasien agar mereka mampu “menang” dan menikmati karunia yang indah setelah lepas dari kanker.
Setiap Hari adalah sebuah momen yang tepat untuk para pasien, keluarga, tim medis dan survivor kanker menatap masa depan pengobatan kanker yang lebih baik. Jadikan kanker sebagai sahabat terindah, karena Tuhan menurunkan Kanker sebagai Karunia.
Kamu Sekuat Aku,
Dari cerita ini bs diambil bnyk pelajaran salah satunya : Jgn prnh putus asa n terus berjuang untuk hidup yg lbh baik.
Makasih udah posting cerita ini. Semoga Arya bahagia di akhirat. Semoga hidup anda jg bahagia bersama Verza n Karen.
Aku sempat baca "kamu bingung mau dikemanain cerita ini", jd menimbulkan pertanyaan : Cerita ini 100% kisah nyata ato ada beberapa bagian yg dimodifikasi? Apa sempat terpikir buat ending yg beda (Arya sembuh dr kanker)?
*kepo. hehe