It looks like you're new here. If you want to get involved, click one of these buttons!
Copyright 2021 Queer Indonesia Archive. See our Privacy Policy. Contact us at admin@boyzforum.com
Dengan menggunakan situs ini berarti Anda setuju dengan Aturan Pakai.
BoyzForum.com adalah situs anti pedofilia!
Comments
Yh ketinggalan dong q,haduuuhh!!!
iya,,, yg kmren sdh tamat,,,
aq bikin chapter per kejadian lgsg tamat,,
jdi setiap cerita punya satu kejadian dgn org berbeda...
pemeran utama tetaplah OEN...
tetap bca cerita ini ya...
makasih....
aminnnnnnnnnnnnnnn *
amiinnnnn....
ini aq mw updet cerita ketiga dari oen.... tongkrongin ya....
@Ozy_Permana
@caetsith
@pokemon
@Syeoull
@abang_jati
@yan_to0
@ramadhani_rizky
@n0e_n0et
updet chapter 3
= Rapid Si Brondong Unyu =
Kisah ini bermula saat Oen berada dalam masa-masa genting. Ini akibat ulah Anjas yang sudah jarang menghubungi Oen serta beberapa konflik lain yang begitu rumit dan mereka akhirnya sepakat untuk “Break”. Mereka memutuskan untuk menjalani kehidupan sendiri-sendiri. Janji yang pernah Anjas sampaikan pada saat Ia menyatakan cinta dulu, tidak bisa dipenuhi dengan baik.
Anjas benar-benar mengecewakan Oen. Oen sendiri selama ini benar-benar berusaha menjaga hatinya. Meski Oen sendiri tidak pernah memulai, banyak sekali yang menggodanya bahkan sempat ada yang mengajaknya “One Night Stand”.
Tidak pernah terlintas dalam pikiran Oen bahwa Anjas akan seperti ini. Seperti Anjas yang dengan tidak sengaja terlihat sedang bersantai di Mall bersama seorang wanita. Dan Oen tahu bahwa selama menjalin kasih dengan Oen, tidak pernah Anjas mengungkit masalah yang menyerempet kea rah yang seperti ini.
Sesuai dengan janji Oen terhadap Anjas, bahwa Oen tidak akan pernah memaksakan apapun tentang perasaan yang Anjas jalani, karena sedikitpun Oen tidak ingin Anjas semakin dalam dan semakin menikmati menjalani hubungan cinta sejenis ini. Memberikan kebebasan itu tidak semudah yang Oen kira. Ia tak akan menyangka bahwa kejadian yang sama seperti Blaine lakukan dulu terulang kembali. Memang tidak menyangka, tapi Oen pernah mengatakan pada dirinya sendiri bahwa ia harus selalu siap dengan apa yang akan terjadi ketika ia berhubungan dengan seseorang yang memang awalnya adalah seorang yang normal (straight).
Anjas sendiri sekarang sedikit menjaga jarak. Karena Anjas berpikir bahwa ia memang sudah menyakiti hati Oen dan tidak bisa menepati janjinya sebagai kekasih yang baik seperti yang ia utarakan dulu.
Sekarang Oen tidak pernah memikirkan hal itu lagi. Karena masa tenggang ini akan sama saja berlanjut dengan hubungan mereka yang segera berakhir. Pesimis tidak, tapi Oen tidak ingin mempertahakan ini lebih lanjut karena rasa sakit ini tidak akan ia pertahankan selamanya karena ia tidak ingin seperti dulu. Meski pada kasus Blaine dulu, Blaine lah yang mengutarakannya sendiri tanpa harus ada kejadian kepergok.
Anjas masih sering terlihat latihan di Museum. Dan sekarang, masa break Anjas dan Oen sudah berlangsung selama 4 bulan. Selama itu pula Oen tidak memikirkan tentang apapun, entah itu mencari cinta atau menanggapi cinta dari orang lain.
Museum pada saat ini dihuni oleh beberapa grup. Baru-baru ini ada sebuah grup yang datang dan ikut berlatih di lingkungan museum, dan di sinilah awal mula tumbuh benih-benih cinta lebih tepatnya masih rasa suka Oen kepada salah satu anggota breakers ini.
Sejak kedatangan grup baru ini, ada satu sosok yang menarik perhatian Oen. Tampan mungkin, tapi wajahnya lebih menunjukkan sisi keluguannya. Tapi terlihat di wajahnya dia mempunyai sifat yang menggebu-gebu.
Dari hasil obervasi, lol, Oen akhirnya mengetahui bahwa nama anak ini adalah Rapid, dan dia masih kelas 2 SMA. Informasi terakhir ini benar-benar mengejutkan Oen. Ia tidak menyangka bahwa yang dihadapannya ini adalah seorang anak SMA. Menyedihkan.
Oen harus menahan rasa sukanya dengan brondong unyu yang benar-benar menarik perhatiannya.
Rapid merupakan anak yang cukup pendiam. Dia sangat-sangat jarang berbicara. Diam mungkin adalah jurus pamungkasnya. Cool mungkin kata Bahasa Inggris yang tepat untuk Rapid. Perawakannya sendiri cukup langsing alias kurus. Dan terlihat sedikit kecil dari tubuh Oen sendiri yang besar. Berbeda sekali, bahkan jika berdekatan akan sedikit kontras. Warna kulit Rapid sedikit kecoklatan atau biasa disebut dengan tanned. Eksotik dan sangat-sangat seksi.
Tidak pada penampakan luar, Oen tertarik dan benar-benar menyukai kepribadian Rapid yang begitu membuat penasaran. Ia ingin sekali mengenal lebih dekat dengan Rapid.
###
Oen sedang berusaha mencari nomor kontak dari Rapid. Ia menanyakan kepada sepupunya Wiwid, yang setahunya pernah menyimpan nomor kontak Rapid. Setelah mendapatkan nomor kontak Rapid, Oen kemudian memeriksa beberapa daftar dari kontak pada aplikasi Line yang ia punya dan ternyata ada. Rapid mempunyai akun Line dengan nama RRUnknown maka jadilah Oen menambahkan pertemanannya.
“Test..” Tulis Oen di dinding percakapan. Dan terbaca ‘read’ pada daftar percakapan.
“Siapa?”
“Oen, anak tari tradisional.”
“Oh. Kenapa?”
“Aku cuman mau memastikan ini nomor kontak mu.”
“Oh ya.”
Dalam hati Oen berkata. Sungguh irit sekali anak ini membalas percakapan. Benar-benar membuat Oen bingung ingin memilih topik apa dan akhirnya ia memutuskan untuk menutup aplikasi itu.
Oen berpikir sejenak. Mungkin begitulah cara dia membalas setiap percakapan di chat. Dan lagi pula dia belum begitu akrab dengan Oen. Maka dari itu cara Rapid membalas percakapan dengan singkat, padat, dan jelas.
###
Semenjak percakapan yang dimulai oleh Oen. Rapid terkadang mengirimkan beberapan sticker (istilah dalam aplikasi Line). Entah apapun itu, Rapid pasti menyempatkan mengirimkan beberapa ekspresi.
“Makaan…” kirim Rapid pada sore hari.
“Iya, selamat makan. Makan yang banyak ya supaya semakin besar.”
“Besar apanya?” Rapid menanyakan.
“Apa aja!!!” Oen bingung.
“Haduuhhhh…”
Begitulah beberapa cuplikan isi percakapan yang terkadang membuat Oen sedikit berbunga-bunga. Karena orang yang ia sukai merespon dengan baik.
Oen tidak bercerita kepada Tata tentang ini. Oen hanya ingin menyimpannya sendiri, karena jika Tata tahu bahwa ia sedang suka dengan brondong maka Tata akan dengan kejam menghukum Oen. Tapi memang begini keadaannya dan rasa suka yang ada dalam diri Oen keluar begitu saja ketika ia melihat Rapid dengan pesonanya yang dingin.
###
Pada suatu malam Oen mendapatkan kiriman percakapan dari Rapid.
“Ka..”
“Iya ada apa?” Oen sedikit bingung.
“Boleh Tanya sesuatu?”
“Boleh…” Oen mulai kesal dengan kebiasaan Rapid yang selalu irit.
“Tapi jangan marah ya?”
“Iya… Apaan sih.” Oen geram sambil mengirim sticker muka merah padam.
“Aku boleh minta nomor telepon, anak tari yang tadi sore pulang lewat gerbang depan museum.?”
Setelah membaca tulisan ini, Oen terasa tersengat listrik. Ia tidak menyangka dengan apa yang ditanyakan oleh Rapid kepadanya. Diluar dugaan dan tidak pernah terbesit sedikitpun.
“Yang mana ya? Kakak tidak melihat siapa yang keluar melewati gerbang depan?”
“Itu dia menggunakan kerudung. Menggunakan celana panjang hitam. Baju ungu.” Jelas Oen.
“Uhm sebentar.”
Oen langsung berpikir sejenak. Lama Oen tidak membalas percakapannya dengan Rapid dan Oen berinisiatif menanyakan Tata siapa yang pulang melewati gerbang utama museum.
“Tata, apa kamu ingat siapa yang yang pulang lewat gerbang utama museum tadi sore?” Oen mengirimkan sms kepada Tata secepatnya.
“Uhmm siapa ya ka? Tina kalau tidak salah. Dia seperti biasanya selalu melewati pintu gerbang depan.”
“Oh Iya, benar sekali. Makasih”
Oen kembali berkonsentrasi dengan percakapannya dengan Rapid. Jujur saja, setelah mengetahui bahwa Rapid telah menyukai orang lain, Oen serasa mendapatkan guyuran Es berkarung-karung banyaknya. Dingin sekali. Ingin rasanya Oen menangis, tapi untuk apa? Oen sendiri menyadari bahwa dia baru kenal bahkan tidak pernah dekat dengan Rapid, jadi pikir Oen untuk apa dia menangis.
“Namanya Tina… dan ini nomornya 085245xxxxxx”
“Terima kasih ka.”
“Memangnya ada apa?” Oen bertanya karena penasaran.
Lama tidak ada balasan oleh Rapid, bahkan Oen pun sempat terkantuk-kantuk karena menunggu balasan dari Rapid. Dan sepertinya Rapid sudah offline. Oen tidak sabar menunggu dan ia memutuskan untuk meninggalkan percakapan itu.
###
Hari adalah hari Jumat, hari ini adalah hari latihan rutin. Oen dengan bersemangat menuju museum untuk latihan bersama dengan teman-teman yang lainnya. Tepat pukul 3 sore Oen sudah berada di Museum dan mempersiapkan peralatan untuk latihan.
Selang beberapa menit datanglah anak breakers, salah satunya adalah Rapid. Dan beberapa menit kemudian datanglah Tina yang langsung menyapa Oen.
“Kakak! Sore kak!” Tina menyambut tangan Oen dan mencium tangan Oen. Seperti kebiasaan anak-anak lainnya yang belajar kepada Oen selalu mencium tangan ketika berpapasan atau bertemu di mana pun.
“Sore juga. Senang sekali kamu hari ini.?”
“Iya kak!! Hee…”
“Kakak akan memasang kabel ini dulu. Kamu keluarkan speaker yang akan kita gunakan dari dalam kotak itu.”
Oen berjalan kea rah para breakers yang kebetulan berdekatan dengan stop kontak listrik.
“Ka…” Rapid menegur
“Ya…” Oen menoleh dan mendapati sebungkus Roti. Oen berpikir roti itu untuknya.
“Aku titip roti ini untuk Tina.”
Mendengar ini Oen langsung membeku. Dan wajah Oen sedikit panas. Ada terbesit rasa sakit yang ada di dalam hati Oen. Tapi mau apa lagi. Ini lah yang terjadi. Dengan senyum yang sedikit dipaksakan Oen kembali ke meja depan.
“Oke nanti aku berikan ke Tina.”
“Makasih kak.”
“Ya.” Oen mengacungkan jempolnya tanpa melihat kea rah Rapid.
Oen langsung menghampiri Tina.
“Ini titipan Rapid untuk mu.”
“Terima kasih ka… Asik…” Tina begitu senang
“Kalian pacaran.” Oen membuka pertanyaan yang membuat Tina menoleh.
Hanya dengan satu kali anggukan kepala Tina. Oen tidak bertanya lebih lagi. Di sinilah Oen menyatakan diri untuk tidak melanjutkan rasa yang sudak ada ini. Oen takut bahwa ini akan belanjut lebih dalam dan tidak biasa ia tahan.
Untuk kisahnya antara Anjas dan Oen mungkin tidak aka nada kejelasan. Karena Anjas sendiri tidak pernah menghubungi Oen untuk beberapa saat ini. Cukuplah sampai di sini cerita Anjas dan Rapid karena memang begitu menyakitkan kenyataan yang sudah diterima oleh Oen. Tapi kalau tidak begini, maka Oen tidak akan bisa belajar menjadi seseorang yang tegar dan kuat. Tabah dan selalu bijaksana dalam menghadapi perjalanan yang ia pilih. Bahkan untuk mencintai atau hanya sekedar suka kepada Rapid saja, Oen sudah benar-benar memutar isi kepalanya.
# ending of chapter 3#
yea,,, maybe,,,
tpi oen harus kuaaatttt #smiiileeeeee... hahahaha
heeeeee
yah bbrpa jga blg gitu,,,
Lanjut.
hahahahaha hayolah....
kebetuln bgt aq sama oen suka dungdatan wkwkwk
bru tw klo kmu suka dungdat... #bukadikitjos!! haha
iya,,,
tunggu ya,,,
pasti dilanjut,, tpi hrus sbr menunggu #motto abang jual sate
heeeee @caetsith
makasih....
tp saranku sih, mnding dksih pnjelasan saat putus dg blaine maupun anjas, mskpun true story, tp kan bisa ditmbahin fiksi dikit2, biar lbih greget feelnya... krna kalo smuanya true, dan flat, kan jadinya agak gmna gitu. dkasih drama sdikit mgkn bisa mmbuat crita ini lbih mewek.
oiya dr part 1 dan 2 kok tina rina dan tata sprtinya tdk mmpermslahkan ttg kdktan oen dg blaine srta anjas, apakah oen sudah come out sama mereka???
salam.