It looks like you're new here. If you want to get involved, click one of these buttons!
Copyright 2021 Queer Indonesia Archive. See our Privacy Policy. Contact us at admin@boyzforum.com
Dengan menggunakan situs ini berarti Anda setuju dengan Aturan Pakai.
BoyzForum.com adalah situs anti pedofilia!
Comments
makasih mas,,sudah meluangkan waktu untuk membaca,,
@totalfreak
@Yogatantra
@erickhidayat
@adinu
@z0ll4_0II4
@the_angel_of_hell
@Dhika_smg
@LordNike
@aii
@Adra_84
@the_rainbow
@yuzz
@tialawliet
@Different
@azzakep
@danielsastrawidjaya
@tio_juztalone
@Brendy
@arieat
@dhanirizky
@CL34R_M3NTHOL
@don92
@alamahuy
@jokerz
@lian25
@drajat
@elul
@Flowerboy
@Zhar12
@pujakusuma_rudi
@Ularuskasurius
@just_pie
@caetsith
Halo semuanya, Pita Merah Dalam Sebuah Cerita II ini akan menceritakan kisah Dhio Pratama Putra (Dhio) dan Bagraswara Egriano Riviansyah (Rivi). Setelah mereka bersatu dan Rivi positif HIV mereka memutuskan hidup bersama di Bukit Tinggi. Lalu apa yang terjadi dengan mereka berdua selanjutnya?? Rivi Sekarang bekerja di Organisasi Non Profit yang menangani HIV-AIDS, sementara dunia bisnisnya ia serahkan kepada saudara sepupunya. Sementara Dhio menjadi dokter di Bukit Tinggi. Selamat menikamti,, (Tapi Prolog Dulu ya)
Bukittinggi, pada musim panas. Sebuah e-mail baru masuk ke inbox.
********************************************************
Dear Dhio
Apa kabarmu, sayang?? Maaf telah mengecewakanmu, karena sepertinya aku tidak akan bisa mengunjungimu untuk beberapa waktu yang cukup lama. Hari ini baru diputuskan aku akan menangani proyek di Merauke, Papua. Yah, cukup jauh. Tapi sebenarnya aku tidak terlalu peduli lagi ke mana pun mereka akan mengirimku. Tidak ada apa pun yang mengikatku. Tidak juga masa depan, bahkan masa lalu. Yang kulakukan sekarang hanya mencoba bersabar menjalani hari demi hari hingga tiba saatnya nanti. Tapi aku selalu kangen kamu.
-Rivi-
********************************************************
Sebuah senyum tersungging saat Dhio membaca e-mail tersebut. Jari-jarinya segera bergerak lincah di atas laptop.
********************************************************
My dear Rivi,
Aku baik-baik saja. Jangan pernah takut mengecewakanku. Bagiku, selalu ada persedian toleransi yang tak pernah habis untukmu. Bukit Tinggi akan terasa sangat sepi tanpa kehadiranmu. Aku mengerti pekerjaan ini penting buatmu. Bukan hanya sekedar pekerjaan, tapi dedikasi pada sesuatu yang kauyakini. Ini perjuanganmu, perjuanganku. Perjuangan kita semua. Kau memiliki dukunganku sepenuhnya untuk itu.
Rivi sayang, bukankah selalu kukatakan bahwa masa depan kita jauh lebih indah daripada yang pernah kaupikirkan. Jangan pernah menyerah. Bersama kita akan menjalani hari demi hari dengan penuh kekuatan dan semangat pantang menyerah. Jaga dirimu baik-baik.
Cintaku selalu,,,
Dhio
********************************************************
Diluar matahari bersinar cerah, seakan tak sanggup menebarkan kehangatan ke setiap penjuru bumi. Karena ribuan kilometer dari situ, di sebuah tempat dengan kehidupan dan kebudayaan yang jauh berbeda, di sebuah tempat di Jakarta, terduduk seorang pria di sebuah tempat rindang. Di depannya gundukan tanah dengan papan nisan yang terpancang sederhana. Tanpa batu nisan marmer putih. Di sela rintik hujan, hanya isakan lirih yang terdengar samar keluar dari bibirnya.
“ Nuris, maaf aku harus meninggalkanmu. Tidak ada lagi yang bisa kuharapkan disini. Lingkungan kita semakin nyata menolakku. Semakin keras dari hari ke hari. Selama ini hanya kehadiranmu yang mampu membuatku bertahan hidup. Tapi setelah kau pergi, harus kemana lagi aku berlindung dan mengadu?? Nuris, aku kesepian. Aku sering dicengkeram ketakutan tanpa seorang pun untuk tempatku berlindung. Aku tidak ingin berpasrah diri. Aku percaya masih panjang jalan yang kulalui. Bukankah itu yang selalu kauajarkan padaku?? Bahwa aku harus tetap tegar dan bertahan?? Karena itu aku memutuskan untuk pergi dari sini. Aku ingin mencari sebuah lingkungan yang bisa menerimaku dengan tangan terbuka. Bukan, bukan aku ingin meninggalkanmu. Ke manapun aku pergi, hanya cintamu yang selalu di hati. Maafkan aku Nuris!!”
Laki-laki itu menangis, sesungguhnya berat hatinya untuk pergi. Siapa lagi yang akan membersihkan tempat peristirahatan terakhir lelaki terkasih itu jika dia pergi?? Jangan-jangan tempat itu akan digusur dan diganti dengan makam orang lain. Itu bukan hanya pikiran buruk. Laki-laki itu tahu. Jika semasa hidup saja semua orang seakan ingin menyingkirkan mereka, apalagi saat mereka sudah menyatu dengan tanah. Ah, tidak mungkin dia membiarkan hal itu terjadi pada Nuris. Nuris-nya. Tapi dia pun harus pergi. Masih panjang jalan yang akan ditempuhnya. Akhirnya, setelah beberapa menit menguatkan diri, laki-laki itu bangkit.
Percayalah, aku akan kembali, Nuris. Secepatnya. Karena aku mencintaimu, pamitnya sesaat sebelum berlalu.
^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^
Koreksi dkit kak. Bukit tinggi itu tlsan ny d gabung kak. Ngak d pisah. Bukittinggi . Gtu ;-)
hahaha,,sip sip mas,,gak bakat di geografi soalnya
hahaha,,sip sip mas,,gak bakat di geografi soalnya
aku cewek kak. Jgn d panggil mas dong. Hehehe
duh selama ini belum bisa membuat penasaran nuh mas,,hehehe,,tiba-tiba saat lg liburan pengen bikin kisah rivi dan dhio
boggi dan yoga akan tetap muncul ko mas,, tenang,,hehehe
kemana aja mas?? ,, istilah cuci sperma sebenarnya untuk pasangan suami istri yg ingin memiliki anak negatif hiv,,jadi nanti air mani dan sperma akan dipisahkan,,dan nanti sperma akan dihubungkan dengan telur istri dengan berbagai cara,, di Indonesia setahu saya cuma dharmais yg punya alat untuk ini,,tapi biayanya mahal,,dan tingkat keberhasilan juga rendah,,jadi cuci sperma gak hanya satu kali, tapi harus berulang ulang,,nah pada pasangan gay,,lagi mau saya teliti tp gak ada dananya,,hehehe