It looks like you're new here. If you want to get involved, click one of these buttons!
Copyright 2021 Queer Indonesia Archive. See our Privacy Policy. Contact us at admin@boyzforum.com
Dengan menggunakan situs ini berarti Anda setuju dengan Aturan Pakai.
BoyzForum.com adalah situs anti pedofilia!
Comments
Last update masih page 174 paling bawah ya gays
"Iya. Teman sek---"
"Gw tau!" potong gw. "Mereka cuma teman kok. Nggak pacaran."
"Ada yang cemburu nih..."
"Nggak tuh."
"Buktinya masih kepo... Itu tandanya apa???"
"Itu tandanya gw peduli."
"Mantan kok dipeduliin," sindir Rizky.
"Diam lu!"
"Mereka emang nggak pacaran kok. Tap---"
"Emang nggak!"
"Esmosi banget, bro?"
Gw mangut-mangut.
"Kak Fredo lagi ngegalau-in dia. Lihat aja status-statusnya. Itu semua buat Bang Victor itu."
"Sotoy."
"Emang iya. Kak Fredo sendiri yang curhat ke gw."
"Curhat ke lu? No bukti is hoax!!!"
"Gw tau dia sakit, gw tau kalian putus, gw tahu soal victor... Selama ini dari siapa coba???"
Ge terdiam. Bener juga sih. Dari siapa lagi kalo bukan dari mulut Kak Edo sendiri.
"Sedekat itukah kalian sampai dia curhat ke lu?"
"Yaaa...dekat nggak dekat sih..."
Gw menghela nafas.
"Kak Fredo suka sama Victor. Tapi kayaknya si Victor itu straight..."
"Hak dia sih buat suka sama siapa aja. Dia kan cuma masa lalu gw."
"Nah, pertanyaannya, Kak Fredo suka Victor itu kapan? Apa saat masih sama lu atau sudah putus?"
"Bukan urusan gw lah."
"Setelah hampir dua bulanan bilang galau dan curhat tentang Bang Victor, baru dia kasih tahu kalo kalian berdua udah putus..." terang Rizky.
Dua bulanan?
Kak Edo udah suka sama Bang Victor dua bulanan bahkan lebih, disaat gw sama dia masih pacaran. Itu saat-saat hubungan gw sama dia tengah renggang. Itu artinya Kak Edo udah mendua? Itukah alasan yang sebenarnya kenapa dia mutusin gw?
"Sebenarnya gw sama dia udah lama putusnya. Udah tiga bulanan lebih kurang," kilah gw. Gw terlalu gengsi buat bilang kalo gw udah dikhianati di depan Rizky.
"Oohh gitu. Lu yang mutusin?"
"Sama-sama."
"Kak Edo bilang lu udah gak perhatian lagi sama dia, sibuk sama urusan lu sendiri..."
"Sama-sama sibuk kok."
"Lu sering nyuekin dia, SMS atau chat suka gak dibalas, ditelepon gak mau angkat... Beneran gitu?"
"Udahlah. Gak usah dibahas lagi!"
"Pantesan dia pindah ke lain hati..." desis Rizky.
"Iya. Gw emang kayak gitu. Makanya kalo lu mau sama gw, lu mesti mikir ulang seribu kali!!!"
"Sama Kak Fredo lu juga segalak ini...?"
"Berisik! Berisik!!!"
"Hehehe. Sorry..., ya udah. Gw mandi dulu yah--- eh, atau mau mandi bareng?" Rizky ngedip nakal ke gw.
"Di dekat gw sekarang ada garpu sama pisau. Lu pilih yang mana?!"
"Pilih kamu!" jawab Rizky cepat sambil lari ke kamar.
Aahhh....
Gw mendesah.
Jadi gitu ceritanya.
Ternyata usaha gw selama ini sia-sia. Semua status yang Kak Edo posting bukan buat gw, tapi buat Victor. Shit!
Bodoh banget sih gw! Seharusnya gw mikir, kalo dia masih cinta sama gw, gak mungkin dia ngelepasin gw...
Sekarang ini rasanya gw pengen teriak. Gw juga butuh samsak sekarang. Emosi gw sekarang terlalu berat buat gw pendam sendiri.
Pengkhianatan.
Nafas gw sesak. Dada gw pengen meledak. Paru-paru gw kekurangan oksigen!
Main hati sama orang lain.
Arrggghhh!!!
Gw terus-terusan mikirin dia. Selalu ngenang dia. Sementara dia sibuk mikirin gimana caranya ngegaet cowok lain. Anjeng bangetkan!
"Aduuhh, lemari mama gw bisa rusak kalo terus-terusan lu tusuk pake pisau."
Gw terperanjat dan mendongakkan wajah. Cuma dua langkah dari tempat gw berdiri sambil menggenggam pisau dapur, ada Rizky yang shirtless sambil ngeringin rambut pake handuk.
Mendengar teguran Rizky barusan, gw langsung naruh pisau ke atas lemari dan cengengesan ngeliat hasil lamunan gw beberapa menit yang lalu. Bekas tusukan pisau udah ada di mana-mana di atas permukaan lemari kayu jati berpelitur itu.
"Hhh, sekarang udah jelas siapa yang psycho..." desah Rizky sambil berjalan menuju dapur.
Gw nyengir kuda.
***
"Kayaknya ada yang lagi esmosi tingkat khayangan nih..." kata Rizky sambil buka lemari bajunya.
Gw diam aja sambil nyenderin jidat ke kerangka pintu kamar.
Btw, gw gak sadar kalo gw udah ngekorin tuh anak nyampe kamar. Karena pikiran gw lagi kacau, gw cuma bisa bilang kamarnya laki banget. Dominan warna cokelat tua dan hitam bergaya minimalis. Udah itu aja.
"Lu masih ngarepin Kak Edo kaann..." Rizky ngerling ke gw.
"Nggak!"
"Nggak salah lagi?"
"Nggak. Big No! Mulai saat ini."
"Kok bisa?" Rizky menghadap ke gw. Badannya gak jadi, cuma pas. Enak aja gitu gw ngeliatnya. Gak begitu six-packs, tapi kelihatan ada guratan-guratan roti sobeknya. Eh, kok gw malah bahas badannya sih???
"Karena satu dan lain hal yang gak bisa gw kasih tahu."
"Halah!"
"Ah, gw pengen balik..." desis gw sambil balik badan.
"Perjanjiannya nggak kayak gitu!" Rizky melompat dan langsung menghadang gw dari luar kamar.
Gw mencium aroma tubuhnya yang segar habis mandi. Meskipun gak gw sentuh, gw bisa ngerasain kulitnya yang lembut habis mandi.
"Perjanjian apa?"
"Janji kalo bakal ngerayain malam tahun baru bareng gw..."
"Gak jadi aja deh..."
"Enak aja!"
"Badan gw gerah. Gw belum mandi."
"Tinggal mandi aja... Air melimpah."
"Gw gak bawa baju ganti."
"Pakai pakaian gw."
Gw ngeliatin Rizky dari ujung kaki sampai kepala. Badan kita gak jauh beda. Pakaian dia bisa pas di badan gw.
"Gw gak bisa pake baju orang sembarangan. Gw alergian."
"Gw punya banyak pakaian yang belum gw pakai sama sekali."
"ADA AJA YA JAWABAN LU!" Gw tonjok jidatnya dengan gemes.
"Makanya jangan banyak alesan. Mandi sana!!!"
Gw melongo. Dia barusan bentak gw??
"Apa perlu gw mandiin?"
"Terus aja mimpi!" gw ngerebut handuk yang dikalungkan di lehernya dan berjalan ke kamar mandi dengan malas.
"Mandi yang bersih ya sayang... Biar ntar mal---"
Buntelan handuk mendarat dengan sukses di wajahnya.
***