It looks like you're new here. If you want to get involved, click one of these buttons!
Copyright 2021 Queer Indonesia Archive. See our Privacy Policy. Contact us at admin@boyzforum.com
Dengan menggunakan situs ini berarti Anda setuju dengan Aturan Pakai.
BoyzForum.com adalah situs anti pedofilia!
Comments
Hahahaha ngatur2 aja gw yah, asli gw gak mau almer sm rizky pisah.
Nice story @Locky
Nitip mention.
"Kenapa?" tanya Mbak Aline.
"Gw gak salah dengar nih?"
"Emang kamu dengernya apa?"
"Mbak nanya apakah gw gak mau jenguk Rizky...bener kan...?"
"Iya. Kamu gak mau?"
"Gak usah ditanya. Pasti mau. Apalagi barusan dia dikeroyok sama orang... Tapi mana bisa gw kesana..." desah gw.
"Bisa kok."
"Bisa-bisa aja sih. Cuma gw gak mau ngelanggar aturan..."
"Udahlah. Kamu buruan makan malam. Terus pergi jenguk pujaan kamu itu."
"Mbak serius? Kok tumben, Mbak---"
"Udah. Mau apa nggak? Mbak gak bakal nawarin untuk kedua kalinya."
"Mau! Mau!"
"Buruan makan."
"Lapar gw udah hilang sejak tadi, Mbak. Gw pergi sekarang aja. Tapi kalo mama-papa tahu gimana?"
"Biar Mbak yang urus. Kamu ke dapur. Bawa bekal untuk Rizky. Kamu makan di sana aja. Pasti mau dong???"
"Boleh juga..."
"Ayo buruan, buruan. Sebelum Mama-Papa ngajakin makan..."
"Eh, tapi gw harus nge-les, Mbak..."
"Buruan kasih tahu anak didik kamu kalo les-nya libur. Diganti besok."
"Oke!"
Gw berlari ke dapur sambil ngirim pemberitahuan ke anak didik gw kalo malam ini gak ada les. Degan hati masih diliputi tanda tanya segede gaban atas sikap Mbak Aline yang tiba-tiba berubah 180 derajat, gw menyiapkan nasi dan lauk pauk ke dalam kotak bekal lalu kembali ke kamar.
"Udah, Mbak."
"Ya udah, kamu buruan pergi naik Ojek aja."
"Kok Ojek?"
"Kalo pakai motor nanti ketahuan bunyinya."
"Terus gimana gw pulang?"
"Naik ojek lagi lah. Kalo udah nyampe rumah kasih tahu Mbak.... Biar Mbak yang buka pintu."
"Oke sip! Thanks so much, Mbak."
Mbak Aline mangguk.
Gw langsung berlari keluar kamar. Gw berlari sebentar ke pangkalan ojek, bilang alamatnya dan langsung cabut ke rumah Rizky. Di perjalanan gw telepon brondong gw itu buat ngasih tahu kalo gw ke rumah dia.
Sesampainya di sana, Rizky ternyata udah nunggu gw di teras rumah. Saat lihat gw datang, dengan agak pincang dia berjalan menuju pintu pagar.
"Parah ya?" tanya gw.
"Gak sih. Kamu bisa lihat sendiri kan?"
"Tapi sampai pincang gitu..."
"Karena lututnya luka aja... Eh, tapi kok kamu bisa kesini? Gak nge-les?"
"Ntar aku cerita. Ayo..." gw memapah Rizky ke dalam.
"Kamu sudah makan?" tanya gw.
"Belum..."
"Kebetulan aku bawa nasi. Kita makan sama-sama..."
Tiba-tiba Rizky langsung ngecup pipi gw. "Thanks ya, Sayang..."
"Sayang? Tapi manggilnya 'Bang'..." goda gw.
"Hehehe. Habis kalo manggilnya Yang, bisa ketahuan sama Bu Bidan...."
Gw terkekeh.
"Tadi aja keceplosan sekali kan..."
"He-eh. Gimana reaksi bidannya?"
"Dia nggak ngeh sih..."
"Hehehe...."
Kita berdua langsung menuju ruang makan. Gw siapin peralatan makan. Dan kita makan bareng sambil ngobrol.
"Ayo kasih tahu kenapa kamu bisa ke sini malam ini," tagih Rizky lagi.
"Miracle."
"Miracle apaan?"
"Gak tahu kenapa, gak ada hujan gak ada angin, tiba-tiba Mbak Aline bantu aku buat ketemu kamu."
"Oh, ya?"
"He-eh. Aku sih belum sempat tanya alasannya apa..."
"Baguslah. Semoga dia bisa dukung kita."
"Ya. Aku harap juga gitu. Tapi, kira-kira kamu tahu gak kenapa ada yang ngeroyok kamu?"
"Aku belum tahu. Seingat aku, aku gak punya masalah sama orang deh."
"Uhmmm... Kamu yakin itu murni karena mau malak kamu?"
"Nggak tahu juga. Agak aneh sih. Tadi itu mereka kayak gak niat gitu ngeroyok aku. Maksudnya, mereka mukul gak habis-habisan. Mereka juga nggak ngambil apa-apa. Duit, HP...semuanya ada. Aku luka juga karena jatuh saat berantem itu doang. Kalo gak jatuh, aku gak akan luka sih..."
"Apa mungkin mereka suruhan orang?"
"Suruhan siapa?"
"Aku gak tahu. Seharusnya kamu yang lebih tahu..."
"Udahlah. Gak usah dipikirin, Sayang..." pungkas Rizky.
"Aku khawatir gimana kalo besok-besok mereka datang lagi? Kamu harus cari tahu penyebabnya apa supaya masalahnya beres."
"Iya. Kita lihat aja ke depan. Kalo mereka cari masalah lagi, aku gak bakal diam. Aku bakal kerahkan pasukan karate aku, hehehe..."
Aku terkekeh.
Kelar makan kita beranjak ke ruang keluarga dan nonton TV. Rizky rebahan di paha gw. Gw elus-elus kepala dia. Suasana malam ini begitu menenangkan.
"Yang, kamu nggak nge-les?"
"Anak-anak udah aku liburkan. Besok gantinya."
"Karena mau ke sini ya?"
"He-eh..."
"Kamu malam ini nginap di sinikan, Sayang?" tanya Rizky.
"Kayaknya gak bisa, Sayang..."
Rizky mangut-mangut.
Gw merunduk dan mengecup bibirnya.
"Aku harus pulang sebentar lagi. Kamu harus istirahat. Lagian aku penasaran sama sikap Mbak Aline. Aku mau tanya alasan dia malam ini."
"Oke."
"Gak apa-apa kan? Besok kamu masih bisa sekolah kan?"
"Bisa kok."
"Ya udah. Aku pulang sekarang aja ya?"
"Iya. Aku antar ya."
"Gak usah. Aku naik ojek aja."
"Ya udah. Hati-hati ya. Kalo udah nyampe rumah kasih kabar."
"Sip."
Rizky bangkit dari rebahnya. Gw juga berdiri. Kita berdua berjalan menuju keluar.
"Makasih ya, Sayang..."
"Ya..."
***
Seperti pesan Mbak Aline tadi, sesampainya di depan rumah, gw langsung sms dia buat ngasih tahu kalo gw udah pulang. Gak berapa lama, Mbak Aline nampak keluar dari dalam dan menghampiri pintu pagar.
"Kok udah pulang?"
"Udah hampir jam sembilan."
"Kirain nyampe tengah malam..."
"Cinderella kali."
Mbak Aline terkekeh. "Ya udah, yuk masuk!"
"Wait, Gw mau tanya. Kenapa Mbak tiba-tiba berubah?"
Mbak Aline urung masuk. Kami berdua duduk di kursi teras.
"Mbak akui, selama ini mbak melihat Rizky hanya dari satu sisi aja. Dia brondong dan suka bikin masalah. Mbak terlalu cepat menjudge kalian... Maafkan, Mbak..."
"Apa yang bikin Mbak bisa melihat Rizky dari sisi lain?"
"Sebelumnya Mbak minta maaf sama kamu. Mbak gak sengaja dengar percakapan kalian lewat telepon atau apa. Di sana Mbak dengar kalian ngobrol soal pelajaran. Besoknya, Mbak---kali ini sengaja nguping omongan kalian. Kalian juga ngomongin soal pelajaran. Kamu ngajarin dia ya? Pokoknya dari sana pandangan Mbak tentang hubungan kalian berubah..."
"Oohhh... Hehehe... Iya. Gw jadi guru les-nya Rizky sebenarnya. Sebelum dilarang pergi, tiap pulang ngampus, gw kerumah Rizky buat nge-les dia. Tapi kalian mana percaya. Kita akhirnya cuma bisa ngandelin WA sama skype aja."
"Sorry...." Mbak Aline megang bahu gw.
"Gw udah bilang semuanya salah paham. Rizky anak baik-baik kok. Dia gak macem-macem. Dia gak pernah ikut tawuran itu..."
"Terus kenapa dia bisa dikeroyok?"
"Aha! Itu dia yang gw mau tanya. Kenapa ya? Rizky bilang dia gak punya masalah sama siapapun. Tapi tiba-tiba ada yang mau malakin dia. Karena Rizky karateka, dua orang pemalak itu justru yang kabur. Terus tadi sore, orang itu balas dendam dengan bawa lima-enam orang temannya dan ngeroyok Rizky."
"Oohh, pemalak... Kirain dia berantem lagi..."
"Masalahnya, pemalak itu gak malakin Rizky. Mereka nggak ngambil satupun milik Rizky. Terus, mereka nggak bikin Rizky babak belur. Cuma luka lebam dikit sama lecet doang... Apa mungkin mereka suruhan ya?"
"Suruhan siapa?"
"Itu dia yang kami berdua belum tahu... Btw, Mbak tahu dia dikeroyok dari siapa?"
"Sekali lagi minta maaf, Mbak sempat curi dengar omongan kalian di telepon tadi sore itu."
"Oohhh..."
"Ya udah, bilang sama Rizky supaya lebih hati-hati," pesan Mbak Aline.
"Iya. Rizky juga ngucapin makasih sama Mbak karena udah bantu aku jenguk dia."
Mbak Aline mangguk.
***
Gw menghempaskan tubuh ke ranjang dengan hati bahagia. Mbak Aline yang udah merestui hubungan gw sama Rizky merupakan suatu kejamuan yang signifikan dalam hubungan kami. Semoga kedepannya Mama dan Papa bisa terbuka pula mata hatinya...
Gw : My brondong, sorry baru ksh kbar. Aku udh nyampe dr tadi.
Brondong Mateng : kamu tuh ya!
Gw : hehe. Soalnya nyampe tadi aku langsung tanya2 mbak aline.
Brondong Mateng : trus?
Gw : dia berubah krn gak sengaja dengar obrolan kita tiap malem. Dia dengar saat aku nge-les kamu. Dia berkesimpulan kita menjalin hubungan yg positif.
Brondong Mateng : sukurlah. Smoga kedepan camer yang ACC hubungn kita.
Gw : amiin.
Brondong Mateng :
Gw : km lg apa? Buruan istirahat.
Brondong Mateng : iya, kamu juga.
Gw : nite.
***
Di suatu minggu pagi yang cerah, Mbak Aline mendatangi gw di kamar. Saat itu gw masih males-malesan di tempat tidur.
"Ada apa, Mbak?" tanya Gw.
"Ntar siang lunch bareng mau nggak?"
"Sama gw? Ngapain...?"
"Ajak Rizky."
"Rizky???"
"Ya. Kita bertiga. Kakak kan belum mengenal dia..."
"Ide bagus tuh! Ntar gw kasih tahu dia ya."
"Oke."
Tanpa menunggu waktu lagi, gw langsung kasih tahu Rizky tentang rencana Mbak Aline. Rizky yang saat gw telepon lagi nge-gym langsung mengiyakan.
Siang harinya, tepat di waktu makan siang gw sama Mbak Aline pergi dengan mobilnya Mbak Aline. Gw yang nyetir. Kita bakal jemput Rizky di rumahnya. Sesampainya di sana, kita mampir dahulu sebentar. Mbak Aline katanya pengen ngelihat kediaman Rizky.
"Sebagai cowok kamu rapi juga ya, Ky," puji Mbak Aline.
"Hehe. Gw kan tinggal sendirian, Mbak. Selain kamar jarang yang ditempati... Jadi bukan karena rapi, tapi karena gak diganggu."
"Orang tua kamu sering nggak pulang ke sini?"
"Jarang banget. Terakhir pulang satu tahun yang lalu."
"Komunikasi kalian gimana?"
"Gak intens bangetlah. Tapi seminggu sekali pasti mama telepon."
"Kalo kamu sering ke rumah ortu?"
"Paling kalo liburan panjang doang."
"Gak kesepian?"
"Dulu sih sepi. Sekarang nggak."
"Karena Almer?"
"Iya, hehehe..."
Mbak Aline senyum.
"Kita bisa pergi sekarang?" gw angkat suara.
"Yuk!"
"Aku keluarin motor dulu," kata Rizky.
"Gak usah. Barengan pake mobil aja," kata Mbak Aline.
"Oh, gitu..."
"Kalian duduk di belakang. Biar Mbak yang nyetir."
***
Kita lunch di sebuah cafe yang gak seberapa jauh dari taman tempat pertama kali gw selfie sama Rizky. Dalam acara makan siang itu, yang lebih banyak ngobrol adalah Mbak Aline dan Rizky. Gw jadi kambing congek aja.
"Ceritain dong selama pacaran kalian ngapain aja..." pinta Mbak Aline.
Rizky ngelirik gw.
"Kepo!" timpal gw.
"Kamu diam ya. Nggak usah ngehasut, Rizky!" kata Mbak Aline.
"Siapa yang
Hihihi
Lu dpet cipokan pedes dri bibir gua bng emmmmuaaacchhh tsahh
Next chapter lbh hot lg ya btw
Buat albert tlg it diksh crita sudt pandang dia sndri tentang almer ky.a keren
Goodluck
Titip mention