It looks like you're new here. If you want to get involved, click one of these buttons!
Copyright 2021 Queer Indonesia Archive. See our Privacy Policy. Contact us at admin@boyzforum.com
Dengan menggunakan situs ini berarti Anda setuju dengan Aturan Pakai.
BoyzForum.com adalah situs anti pedofilia!
Comments
Yadika? Wajahnya perasaan aku kenal deh. Dimana ya?
Pria itu menoleh. Tepatnya menatap Yannu. Sejenak keduanya beradu pandang, sebelum akhirnya Yannu pun mengalihkan pandangannya ke arah lain.
Ternyata pria yg kemarin.
Knp aku deg-degan?
Knp harus mengalihkan pandangan?
Dan knp dy menatapku?
"kiri depan," ucap seseorang yg membuyarkan lamunan Yannu.
Ia lihat pria yg duduk didepannya itu beranjak turun.
Puskesmas Cicalengka?
Kenapa dy turun disini? Padahal lumayan jauh dari sekolahnya. Apa dy bakalan bolos hari ini?
Entah kenapa Yannu merasa penasaran. Ia terus mengamati pria itu. Bahkan hingga Angkot yg ia naiki kembali maju dan tembok tinggi Puskesmas menghilangkan sosok pria tampan itu.
Giliran Yannu yang bergerak turun bersama siswa SMA lain yg satu Angkot dengannya saat Angkot tiba di depan perempatan jalan Cikopo. Kondisi Angkot langsung kosong karena semua penumpang semuanya adalah para pelajar dari berbagai disekolah di Cicalengka.
Yannu berjalan paling belakang. Ia lebih memilih dibelakang agar bisa lebih leluasa dalam bergerak. Ia paling males kalo jalan diperhatikan oleh orang-orang.
Ponsel Yannu tiba-tiba bergetar. Ada pesan yang masuk.
Hari minggu jadi ya kita ketemu di kircon?
From: Handry
to: handry
baiklah. Jam 6:15. Kita main ke Gasibu...
Siiiiip
from: Handry
Yannu memasukkan kembali ponsel kesayangannya ke dalam saku celana.
"eh... Maaf," ucap Yannu saat tidak sengaja tangannya menyentuh pinggang orang yg berjalan disampingnya.
Dia lagi?
Pria itu hanya tersenyum
Apa maksudnya?
Yannu tiba-tiba tidak bisa berkata apa-apa. Ia seperti melayang dan berada ditempat entah dimana saat ini. Ada rasa yg aneh yg dia rasakan.
Andi Cahyo?
Mata Yannu tiba-tiba tertuju pada nametag seragam putih abunya.
* * *
Andi Cahyo?
Heum... Namanya itu y?
Yannu kembali asyik dengan pikirannya sendiri sambil mengaduk-aduk mie rebusnya di kantin yg berdekatan dengan masjid sekolah.
Kenapa aku selalu gugup saat bertemu dy? Dan knp aku ingin tau banyak ttg dy? Dan knp juga dy seperti terus mendekatiku?
"woy... Ngelamun aja!!!" seru seseorang yg mengagetkan Yannu.
"ah... Lo bikin mood gw tambah buruk aja," seru Yannu sambil mulai melahap mie rebusnya.
"lagian sih lo pagi2 udah ngelamunin yg jorok2," ucap Saepudin ngakak sambil duduk disampingnya. Ia letakkan baso tahu pesanannya didekat Yannu.
"pikiran lo tuh yg jorok... Sini gw bersihin pake sabun colek,"
"hahaha... Bisa aja lo," timpalnya sebelum mulai melahap bakso tahu'nya.
"sae, lo pernah jatuh cinta?"
"heum.... Belum," ucapnya datar. "kenapa emangnya?"
"nggak ada. Iseng aja gw nanyanya..." ucap Yannu sambil nyengir.
Heum... Percuma nanya juga. Dy sendiri belum pernah ngalamin jatuh cinta.
"nggak bermutu pertanyaan lo"
"masa bodo," balas Yannu sambil menghabiskan mie rebusnya.
Rajin2 mention ea
Yannu achmad.
Tulis Yannu pada kolom pemesanan tiket untuk pergi ke Jakarta. Ia berencana liburan ke Jakarta sabtu depan, tepatnya seminggu yang akan datang. Ia lalu simpan kembali kedalam tas selendang yg dikenakannya lembaran pemesanan tiket.
"yannu, kamu dimana?" sapa seseorang melalui ponsel saat ia angkat panggilan masuk.
"dikursi tunggu dekat loket stasiun Kircon," jawab Yannu,"kamu dimana?"
"kamu pake jaket merah?"
"iya."
"aku dibelakangmu..."
Yannu segera menoleh. Ia langsung menemukan seseorang disana. Remaja seumuran dgn Yannu berbalut jaket kuning dan celana jeans selutut. Pria itu melambaikan tangannya sambil tersenyum, memperlihatkan deretan gigi rapih dan kawat giginya.
"udah lama nunggunya?" tanya Handry saat Yannu menghampiri.
"nggak terlalu. Karena tadi keretanya terhambat sama kereta jarak jauh dari jawa timur,"
"aku ajak teman aku kesini, nggk apa-apa kan kita jalan2nya bertiga?"
"iya, nggak apa-apa,"
"kita kesana yuk," ucap Handry mengajak Yannu keluar stasiun. Menuju penjual surabi (makanan khas sunda).
Disana Yannu lihat seseorang sudah menunggu sambil melahap surabi yang masih hangat, yg baru di angkat dari cetakan yg terbuat dari tanah merah.
"Yannu, kenalin... Ini irvan," ucap Handry memperkenalkan.
Pria yg dikenalkannya menoleh kearah Yannu dan Handry saat dikenalkan. Dan senyuman manis Yannu berubah menjadi senyuman aneh.
Irvan? Orang aneh yg agresif dan suka mengumbar pesona?
"Irvan, kenalkan ini Yannu..."
pria bernama Irvan itu otomatis langsung serba salah.
"Yannu..," ucapnya mencoba mencairkan suasana. Ia ulurkan tangan. Bertingkah seakan belum pernah mengenalnya.
"i..irvan,"
"makan surabi dulu yuk..." ajak Handri sambil duduk disamping Irvan. Diatas bangku panjang yang terbuat dari kayu. Letak bangku tersebut tepat menghadap tungku yg digunakan untuk memasak adonan yg terbuat dari tepung beras dan santan.
Yannu duduk disamping Handry. Malas rasanya kalo harus duduk disamping Irvan. Suasana msh kaku soalnya. "kang, pesen yang pake telor y..."
"Yan, kamu asli mana?"
"Aku asli cicalengka, cuman keturunan Sumbawa,"
"pantes aja..,"
"pantes kenapa?"
"rada aneh mukanya. Hahaha..." ucapnya diiringi ketawa. Ketawanya ngakak banget, bikin kaget.
"Aneh gimana?" tanya Yannu penasaran.
"beda aja sama orang sunda kebanyakan,"
"ya... Sudahlah. Nggak penting juga dibahas. Yg penting kita pas komunikasi bisa nyambung,"
"yg orang sumbawa siapa Yan?" tanya Irvan tiba-tiba.
Akhirnya nih orang bersuara juga, kirain bakalan demo bicara. Ucap Yannu dalam hati.
"Mama," ucapnya sambil mulai melahap surabi yg dy pesan. "orang tua dan sodara-sodara mama msh disana,"
"Aku juga ada sodara di NTB,"
"dimananya? Sumbawa juga," tanyaku mulai interest.
"di Mataram. Pamanku kerja disana sejak setahun yg lalu,"
"kirain satu pulau, beda pulau ternyata...,"
"zzz... Bahas yg lain. Aku nggak bisa nimbrung kalo ngebahas segala hal tentang NTB," sela Handry yg untuk beberapa saat dianggurin dan nggk bisa msuk kedalam perckapan mereka berdua. "Yan, kita mo jalan kemana dulu?" tanya Handry sambil membersihkan tangannya dgn tisu.
"ke Gasibu dulu yuk... Trus kita ke BIP, karoke sama nonton" usul Yannu.
"OK. Cabut yuk..." ajak Handry yg melihat Yannu dan Irvan sudah selesai menikmati santapannya.
"gw yg bayar y...," ucap Irvan sambil mengeluarkan selembar uang Rp.10.000. "surabi biasa 4, surabi telor 2,"
"pas 10rebu. Nu surabi telor tilu rebuan, nu surabi biasa sarebuan," ucap si emang tukang surabi sambil mengambil uang yg disodorkan Irvan.
Ketiganya segera beranjak dari lapak jualan tukang surabi itu menuju jalan raya dibawah jalan layang.
Handry menghentikan Angkot yg mereka naikki saat tiba di depan PusDai (pusat da'wah islam) Bandung. Suasana terlihat ramai, banyak pengunjung yg membawa keluarga untuk olahraga sekalian berwisata di sekitaran Gasibu. Yannu, Handry dan Irvan berjalan menyusuri trotoar, melewati PusDai, museum geologi dan kantor RRI sebelum akhirnya tiba dilapangan Gasibu. Di lapangan Gasibu, tampak lebih ramai oleh pengunjung yg menikmati acara yg disuguhkan beberapa perusahaan yg mempromosikan produknya, mulai dari distributro makanan hingga dealer motor, mereka mempunyai stand masing-masing dan beberapa diantaranya membuat panggung sendiri yg dimeriahkan oleh para artis.
"aku beli ini dulu y," ucap Yannu sambil berhenti didepan abang-abang penjual accesoris. Ia pilih gelang yg terbuat dari biji-biji'an berwarna hitam dan langsung bergegas melanjutkan acara jalan-jalan hari ini.
"sering kesini han?" tanya Yannu sambil mengamati barang-barang jualan yg terpajang disepanjang jalan yg disulap jadi area pasar dadakan.
"jarang,"
"kalo kamu van?" tanya Yannu lagi.
"aku juga jarang, biasanya aku jogging disekitaran cibaduyut atau tegalega,"
"kalian udah kenal lama?" tanya Yannu pada Handry dan Irvan.
"kenal di FB?" tebakku.
"yaps..."
"kamu... Suka dy?"
Handry mengangguk.
"apa dy suka sama kamu?" selidik Yannu.
Sejenak Handry berpikir. "Enggak tau juga, tapi dari sikap dan kata-katanya sepertinya dy perhatian," ucapnya sambil meneguk softdrink yg dibelinya," dan aku rasa dy juga suka,"
Aku harap seperti itu. Dan aku harap, dy memang tulus menyukaimu. Bukan hanya ingin mempermainkanmu... Ucap Yannu dalam hati.
"kalo kamu deket ma siapa sekarang?"
"heum... Belom ada," ucapnya apa adanya.
"masa sih? Nyari yg kyk gimn gituh?" giliran Handry yg menyelidiki.
"baik dan pengertian. Low penampilan biarlah jadi bonusnya," ucap Yannu sambil mengukir senyum. Padahal dlm hatinya ia msh ragu apa ia akan bertemu dgn orang yg ia mau. Apakah sebuah pencarian cinta akan terus berlanjut?
Mencari cinta? Cinta yg tak akan terbagi dan hanya aku yg dicinta...
"kalian lagi ngomongin apa nih? Serius amat..." ucap Irvan saat tiba didepan mereka berdua sambil membawa 3 tiket masuk.
"hanya nanya suka makan apa aja. Biar sama-sama enak pas makan bareng nanti..," ucap Handry agar Irvan tidak cemburu.
Yannu memeriksa ponselnya, ada pesan yg masuk.
Udah karoke, nanti nginep dirumah aku ya.
From: irvan
yannu segera menghapus pesan tersebut.
"ayo masuk..." ajak Handry sambil menggandeng Irvan. Yannu mengikuti dari belakang. Mereka masuk ke studio 3 tempat film yg akan mereka tonton diputer. Handry duduk diantara Yannu dan Irvan. Irvan beberapa kali ingin gantian tempat duduk dgn Handry, tapi Yannu dan Handry langsung menolak mentah-mentah.
Sepanjang menonton film, Yannu malah kepikiran pria yg beberapa hari lalu ia temui. Ada perasaan penasaran dalam dirinya untuk mengenal pria itu lebih salam. Sementara Handry menggenggam tangan Irvan dan sesekali menyandarkan kepala dibahunya. Dan Irvan tak mampu menolak, ia hanya bisa diam walau tangan kirinya mengelus-elus pundak Yannu yang semakin lama semakin menjauh.
* * *
From: Irvan
Yannu segera membalas sms dari Irvan ditengah-tengah perbincangan mereka bertiga di Foodcourt BIP.
To: Irvan
Perasaan kamu saja. Maaf, kita hanya temenan saja kan?
"Yan, nggak makan?" tanya Handry sambil mulai melahap burger yg dia beli.
"nanti aja Han. Pengen makan di Yogya merdeka aja ntar pas mau pulang," ucap Yannu sambil meneguk Lemon Tea'nya.
Yannu menoleh kearah Irvan. Ia tampak murung.
Ada apa dgn anak itu? Apa gara-gara balasan sms aku yg tadi? Apa ada yg salah dgn kata-kataku?
Yannu segera membaca kembali sent item di ponsel'nya.
Nggak ada yg salah kok...
"Van, ice cream aku mulai meleleh tuh, nggk segera dimkn saja?" Ucap Yannu mencairkan suasana.
Irvan tak menjawab.
Apa ia benar-benar marah?
"kamu nggk apa-apa kan beib?" tanya Handry khawatir.
Irvan hanya tersenyum lalu melingkarkan tangan kirinya di bahu Handry, sedangkan tangan kanannya mulai menyendoki tumpukan Ice cream diatas pisang ijo'nya.
"setelah makan, kita mo langsung karokean?" tanya Handry sambil menghabiskan burger'nya.
"kayaknya langsung deh, kalo kamu Van?" tanya Yannu mencairkan suasana.
"terserah saja..." ucapnya dgn nada lemah.
Nih... Orang aneh bgt. Kenap? Kenapa? Masa kecewa gara2 perkataanku? Padahal dy lagi dket ma Handry. Dasar Playboy sok jadi tokoh yg paling menderita.
Menyebalkan.