It looks like you're new here. If you want to get involved, click one of these buttons!
Copyright 2021 Queer Indonesia Archive. See our Privacy Policy. Contact us at admin@boyzforum.com
Dengan menggunakan situs ini berarti Anda setuju dengan Aturan Pakai.
BoyzForum.com adalah situs anti pedofilia!
Comments
emm, oke deh @ananda1 nanti ada part Arya co ke ortu deh.. heehehe..
dasar Andi gak bisa liat yang bening... belok ckck [-X
asik bgt ceritanya
cuman kesannya agak terburu2, ato cuma perasaan aja?
overall, awesome \m/
waah.. ada tokoh utama disini.. *lirik @arya404 *
ini masih pengenalan awal mas, jadi masih emang dicepetin.. hehehe.. biar gak kelamaan di awal..
@elul ah, wajar dong.. kan masih jomblo.. *eh )
arya yg ini sama yg itu berbanding balik mas @hananta ._.
oh gitu... kalo bisa cara nyeritainnya kayak cerita prof cinta '-')/
Kata mereka diriku selalu dimanja
Kata mereka diriku selalu ditimang
Nada-nada yang indah
Selalu terurai darinya
Tangisan nakal dari bibirku
Tak kan jadi deritanya
Tangan halus dan suci
Tlah mengangkat tubuh ini
Jiwa raga dan seluruh hidup
Rela dia berikan
Kata mereka diriku selalu dimanja
Kata mereka diriku selalu ditimang
Oh Bunda ada dan tiada dirimu
Kan selalu ada di dalam hatiku
Lirik lagu bunda yang terdenganar dari laptop Bima, menggiring Arya memanggil kembali ingatan masa lalunya.
*Flash back*
Arya POV
Terlihat Mama tertduduk lemas di sofa berwarna coklat muda. Wajahnya menunduk ditutupi oleh kedua tangannya yang masih halus.
“Ma, ma,, maafin Arya ma.. Arya,,, Arya juga gak mau jadi seperti ini Ma..” ucap ku sambil bersimpuh dihadapan Mama
Mama adalah tipe wanita karir dan ibu rumah tangga yang baik. Mama adalah seorang dokter anak. Ditengah kesibukannya mengurus anak-anak yang sakit, tidak pernah mama melupakan memberikan perhatian kepada aku. Ya, kecuali pernah suatu hari ketika aku masih SD kelas dua. Mama saat itu bekerja di tiga rumah sakit, tidak seperti saat ini yang hanya di satu rumah sakit. Saat itu musim demam berdarah. Banyak anak-anak yang terkena penyakit mematikan tersebut. Setiap rumah sakit disibukan dengan pasien anak yang berdatangan bahkan melebihi kapasitas ruangan dan dokter di rumah sakit. Hal ini membuat mama bekerja sangat ekstra keras untuk memberikan pelayanan terbaik dalam merawat anak-anak yang menjadi pasien mama.
Selama beberapa minggu, mama hampir tidak pernah bertemu dengan aku. Dulu aku sangat manja, walau sudah SD aku masih tidak mau makan jika tidak ada mama yang menyuapi aku. Saat itu kebetulan Papa juga sedang sangat sibuk, entah kenapa aku lupa. Jadi lah aku hanya bersama pembantu di rumah. Ini membuat aku melancarkan aksi protes tidak mau makan. Tetapi, aku merasakan akibat dari prebuatan manja aku tersebut. Aku terkena gejala tipus. Ini membuat mama sangat merasa bersalah karena tidak memperhatikan aku. Akhirnya, setelah musim DBD berakhir, mama memutuskan untuk bekerja hanya pada satu rumah sakit dan membuka klini bersama beberapa yang ada tepat di sebelah rumah ku saja hingga saat ini.
Disebelah Mama, papa terlihat diam dengan tatapan kosong tanpa ekspresi. Aku tau, jauh didalam lubuk hatinya dia kecewa, marah, tetapi dia tidak tega untuk memarahi anak sematawayangnya tersebut. Papa bukanlah tipe orang tua yang suka memarahi anaknya. Dia tipe Ayah yang selalu membimbing anaknya ditengah padatnya kesibukan yang dia miliki.
Teringat ketika SMP kelas dua aku bersama A+ bolos sekolah dan pergi ke dufan. Papa sama sekali tidak memarahi aku, justru Papa malah menasehati aku sambil tersenyum. Padahal, sehari ketika kami ketawan bolos sekolah, Papa dipanggil oleh Kepala Sekolah untuk menghadap. Ya, saat itu Papa seharusnya ada rapat penting di Bali. Tetapi, Papa meninggalkan rapat tersebut demi datang ke sekolah. Melihat reaksi Papa, aku berjanji pada diri ku tidak ingin membuat Papa kecewa lagi.
“Sejak kapan kamu tau kamu seperti ini Arya?” tanya Papa masih dengan tatapan kosong.
“Sejak kelas satu SMA Pa.” jawab ku sambil menunduk.
“Arya anak Mama. Jawab mama dengan jujur ya nak. Apa yang menyebabkan kamu jadi begini nak? Apa kamu pernah diperkosa atau di-bully di sekolah nak?” jawab Mama dengan suara parau samabil nangis.
“gak Ma, Arya gak pernah diperkosa ataupun di-bully. Arya juga gak tau Ma, Apa sebabnya. Tapi, tapi, Arya gak tau kenapa Arya gak suka sama perempuan Ma. Jujur, Arya pernah diajak nonton film porno sama teman Arya waktu SMP. Tapi, Arya tidak tertarik melihat tubuh perempuan yang ada di film tersebut Ma, Pa. Arya lebih tertarik melihat tubuh pemeran laki-laki pada film tersebut.” Jawab ku menjelaskan ke Mama dan Papa
“apa kamu benar-benar tidak suka perempuan Arya? Atau karena belum ada perempuan yang menyukai kamu?” tanya Papa
“gak Pa. Memang Arya yang tidak memiliki ketertarikan terhadap perempuan. Banyak Pa yang suka sama Arya. Selama SMP hingga sekarang, Arya sudah 6x ditembak sama temen cewe Pa, mereka cantik-cantik. Tetapi Arya tidak tertarik sama mereka.” Jawab ku sambil menudnuk dalam posisi tetap bersimpuh dihadapan Papa dan Mama.
“Kalau begitu, apa kamu tertarik sama temen cowo kamu nak? Siapa yang kamu sukai nak, yang seperti apa?” tanya mama berusaha mengeluarkan suaranya yang tertahan karena isak tangis. Tangan mama kini berusaha menghapus air matanya. Terlihat mama berusaha keras untuk tegar dan menerima keadaan aku yang seperti ini.
“belum ada yang Arya suka ma. Arya Cuma tertarik ketika melihat para model, Atlet, atau bintang film porno Ma, Pa.” jawab aku mencoba menjelaskan kepada Mama dan Papa
“jadi, kamu sering nonton film porno nak?” tanya Mama.
“gak juga ma. Arya baru pernah nonton film porno 5x kok ma. Itu juga pas SMP 3x dan SMA 2x. Arya nontonnya pas kalau sama teman-teman aja kok ma. Kalau ada tugas kelompok atau lagi ada kegiatan bersama.” Jawab aku.
“teman-teman? Siapa? A+? coba ceritakan yang jujur Arya, dengan siapa dan kapan.” tanya papa singkat.
“bukan pa, A+ malah gak tau kalau Arya pernah nonton film porno. Pertama nonton itu Arya pas SMP Pa, di kelas ketika pulang sekolah. Waktu itu Arya dan beberapa orang sedang kerja kelompok tugas geografi bikin peta di sekolah. Kita sampe sore Pa, tapi pas mau pulang ternyata hujan. Di kelas kana da TV dan dvd pa, nah, temen ku yang bandel tiba-tiba menghidupkan DVD yang gak taunya film porno. Kedua dan Ketiga Arya nonton pas setelah praktek renang Pa. Papa inget Satria? Arya kan kalau pulang praktek renang selalu mampir ke rumah Satria sebelum Papa jemput. Nah, di situ Arya dua kali nonton film porno. Kalau yang keempat itu saat LDK SMA Pa, ternyata ada temen Arya yang berhasil menyelundupkan HP, terus kita bareng-bareng nonton video porno yang ada di HP dia. Yang terakhir itu beberapa hari lalu Pa, nonton pas Arya nginep di rumah Tomi buat kerja kelompok.” Jawab aku menjelaskan kepada Papa.
“benar kamu tidak pernah nonton selain itu Arya?” tanya papa lagi.
“benar Pa, Arya kan gak tau dimana beli DVD porno ataupun tempat donlot video porno.” Jawab ku polos yang membuat Papa dan Mama sedikit mengeluarkan tawa.
“yaudah Nak, Pa, Mama yakin kalo Arya itu Cuma butuh bimbingan dan perhatian lebih dari kita Pa. buktinya, dia masih belum tertarik sama cowo di dunia nyata dia. Itu artinya masih ada harapan kalo Arya akan menyukai perempuan juga pa.” Jelas Mama
“iya Ma, Papa juga mikir gitu. Tapi Arya, mungkin Papa gak tau apa yang kamu lakukan. Tapi Papa berharap kalau kamu tidak menonton film porno lagi yah.” Jawab Papa.
“walaupun pada akhirnya kamu memang tidak menyukai perempuan nak, dan mencintai laki-laki, mama harap kamu tidak kelewat jauh. Hidari sex bebas yah Arya sayang. Karena Mama tau, dunia gay itu kerap kali dekat dengan sex bebas.” Lanjut Mama.
“iya Ma, Pa, Terima Kasih ya udah mau nerima keadaan Arya. Terima kasih udah jadi Orang Tua yang sangat menyayangi Arya.” Jawab Aku sambil Memeluk Mama dan Papa.
“Iya, Arya, bagaimanapun, kamu Anak Papa dan Mama. Kamu tanggung Jawab kita.” Ucap Papa sambil membelai rambut belakangku
*end of flash back*
Author POV
“jadi gitu mas Ceritanya.” Ucap Arya ketika mengakhiri ceritanya kepada Bima.
Bima dan Arya baru saja pulang dari jalan-jalan sambil makan malam bersama Andi. Tetapi, kali ini Andi tidak menginap dirumah Arya. Alasannya ke Arya sih karena besok dia harus ngerjain tugas kuliah. Tapi, Arya mengerti alasan utama Andi tidak mau menginap adalah karena keberadaan Bima di rumah Arya. Hal itu terlihat jelas karena sepanjang jalan, Andi selalu salah tingkah dibuatnya.
Arya dan Bima sedang berada di kamar Arya. Bima sangat tertarik ingin mendengarkan cerita proses pengakuan Arya kepada orang tuanya. Arya menceritakan sambil tiduran di kasur dan Bima mendengarkan sambil duduk di sofa yang sangat nyaman tepat di hadapan kasur Arya.
“duh, kamu tuh lucu yah. Polos banget. Apa lagi pas ceritain tentang film porno. Tapi mas salut sama keberanian kamu untuk open ke orang tua kamu.” Jawab Bima
“kalo Mas sendiri gimana proses opennya?” tanya Arya
“hahaha, kalo Mas bukan Open, tapi ketawan nyimpen film porno dan majalah gay di kamar pas Mama-nya mas lagi beres-beres kamar. Hahaha, waktu itu masih sekolah setingkat SMA lah kalau di Indonesia. Terus ya, mas ngaku. Tapi untung Mama sama Papa mas bisa ngerti, karena Mama kan banyak temen LSM dari berbagai negara yang mendukung LGBT.” Jawab Bima
“oooh, kalo mas Bima sendiri pernah pacaran sama cowo?” tanya Arya
“pernah” jawab Bima singkat
“apa bedanya dengan pacaran sama cewe mas?” tanya Arya.
“ya, gak ada bedanya. Kan prinsipnya sama, sama-sama dilandasi cinta, bukan nafsu semata.” Jawab Bima.
“kalo having sex sama cowo pernah mas?” kembali Arya
“udah.” Jawab Bima
“wah,,, ceritanya gimana Mas?” tanya Arya antusias
“emmm, ada deh.. mas gak mau ceritain.. nanti kamu malah kepingin.. hahaha…” jawab Bima
“yaaaah, penasaran sih Mas. Tapi gak berani dan belum ada yang Arya suka. Hehehe.” Jawab Arya
“inget kata-kata Mama kamu. Jangan sex bebas. Tunggu aja sampe ketemu orang yang tepat. Jangan lupa pake pengaman ya pokoknya kalo mau ngelakuin nanti. Okeh.. ” Jawab Bima
“siap Mas..” ucap Arya sambil mengacungkan jempol
“udah ah.. udah lewat tengah malem nih.. mas mau balik ke kamar yah.. kamu selamat tidur, besok, nanti siang temenin mas belanja-belanja..” ucap Bima sambil melangkah keluar kamar Arya.
“iya,, night mas..” Jawab Arya
“night Arya” Jawab Bima sambil membuat simpul senyum manis dan keluar dari kamar Arya.
udah update nih.. selamat membaca
buat SR, kalau berkenan tinggalkan jejak yah..