It looks like you're new here. If you want to get involved, click one of these buttons!
Copyright 2021 Queer Indonesia Archive. See our Privacy Policy. Contact us at admin@boyzforum.com
Dengan menggunakan situs ini berarti Anda setuju dengan Aturan Pakai.
BoyzForum.com adalah situs anti pedofilia!
Comments
mana fajar, pen ktmu..
lik @seno mention saya ya kl lanjut..
pen cpet2 tau kapan fajar sukaa cwo ato servis cwo...
Dia meminum air putih yang tadi kusandingnkan
Peluhnya bercucuran..
Tapi beneran…nih anak nggak pantes jadi pembantu.
Yahh…aku sadar walau kebanyakan orang desa itu item, tapi ada lah…satu dua yang kulitnya bersih nggak terlalu item..
Ini contohnya
Si mansyur.
Aku sih jarang mengamati wajah lelaki selama ini.
Tapi…
Jujur ..
Aku penasaran mengamati fisiknya.
Kemaren aku melihatnya di keremangan ruang tahanan
Timbul rasa penasaran, mengapa sih, lelaki sampai bisa menjadi korban perkosaan lelaki?
Jawabnya satu…
Mansyur memang pantas hahahahaha..
Bukan berarti melecehkan dia, tetapi kalau tersenyum…
Terlihat sekali bibirnya yang merah ketika tersungging bukan terlihat tampan, ganteng atau macho
Hmmm…
Cenderung manis…atau cantik malahan hahahahha.
“syur…tadi kesini kesasar tidak?” tanyaku basa basi membuka pembicaraan.
“tidak..” ujarnya singkat sambil memandangku.
Entahlah, di depannya aku seperti minder
Tubuhku kotor dengan keringat yang tentu saja baunya menyengat
Beda dengan dia yang rapi dengan kaos ber krah
Akhhh…cuek lah
“bagaimana mas?” tanyanya lagi
“apanya?” jawabku bingung
“boleh aku ikut ke magelang mas?”
“ohh”
Aku menarik nafas panjang
Bingung..
Aku sendiri bingung dengan hari depanku
Dan aku sadar juga, pastilah mansur juga mengalami hal yang sama.
“sur…bukan berarti aku nggak boleh, tapi….aku ke magelang karena terpaksa sur…di sana aku akan mulai hidup dari nol…dari paling bawah…dan aku sendiri tak tahu dengan hidup keluargaku” ujarku lirih
Akhirnya…
Akhirnya…
Akhirnya aku cerita juga tentang banyak kejadian yang terjadi yang melatarbelakangi hingga aku putuskan mau ke magelang.
Kulihat mansyur hanya mendengar dan sesekali dia terbengong menelan ludah.
“sekarang kamu paham kan sur?” tanyaku lirih ke dia
Dia mengangguk
“iya mas, maaf ya…maafkan aku mas, aku kira mas fajar masih lajang, dan sekarang aku paham mas, beban tanggung jawab mas fajar besar terhadap keluarga”
“iya sur…untuk saat ini yang kupikirkan baru satu sur…yaitu bagaimana agar hidup anakku satu-satunya tidak lagi kelaparan…itu saja”
“iya mas”
Kembali suasana hening..
“terus…gimana kamu selanjutnya?” tanyaku
“maksud mas fajar?”
“hmmm…bagaimana dengan rencanamu selanjutnya?”
“belum tahulah”
“maksudku…apa kamu masih tetap mau di tangerang atau…mungkin pulang kampung ke tuban?”
“sepertinya…hmmm….sementara..yah…saya di tangerang dulu mas, mau nyari kerja”
“udah ada gambaran tentang pekerjaan?”
“mungkin mau kerja di pabrik mas, kemaren temenku nawarin suruh ngelamar di pabriknya..pabrik garmen” ujarnya
“ohh…ya udah, moga cepet diterima”
Kembali hening..
Akhh mansyur, andai kamu cewek, udah kulamar kamu walau kamu korban perkosaan
Wajahmu manis ketika kepanasan
Keringatnya mengalir di pipinya yang putih.
Duhhh…gila!
Mosok aku ngamatin lelaki?
“boleh tau sur, kenapa kamu pengen ikut aku?”
Dia tersenyum sambil menatapku sekilas
“yahhh…kenapa ya? Aku tuh merasa nyaman saja dengan mas fajar”
Aku tersenyum lebar
“maksudmu?”
“yaa….apa yaa…merasa tenang..merasa aman merasa terlindungi…itu saja”
‘jangan berlebihan menilaiku sur, aku Cuma laki-laki miskin yang ditinggal selingkuh dan pergi istriku”
“nggak taulah mas…entahlah…aku merasa nyaman dengan mas fajar”
“hmmm…makanya syur…kalau bisa…berlatihlah membela diri, kehidupan disini keras”
“iya mas…makasih”
“maafkan aku ya sur…aku tak dapat menolongmu”
“nggak apa-apa mas…suatu saat aku akan ke magelang mencari mas fajar” ujarnya sambil tersenyum
“ya udah…aku ditinggalin no hpmu sur”
“belum punya hp mas” ujarnya tersipu
“oh maaf…”
Aku mengambil pensil dan menulis alamatku nanti di magelang
“ini sur…rencana rumahku di magelang”
“makasih mas”
Terus…bagaimana dengan keadaan keuanganmu saat ini sur”
Dia menunduk
“sementara semua di tanggung temanku mas…sampai aku mendapatkan kerja”
Aku menelan ludah
Aku bayangkan bagaimana kehidupannya di kota sebesar ini tanpa uang
Aku masuk ke kamar
Kuambil dua lembar seratusan ribu.
Yahh…hanya ini yang bisa kuberikan.
Aku mendekatinya…
Kumasukkan langsung ke sakunya
“apa ini mas?”
“sekedarnya sur…maaf aku tak bisa bantu banyak”
Kulihat wajahnya kaget
Dan reflek langsung mengambil uang di sakunya.
“nggaak! Nggak…mas fajar jauh lebih butuh uang ini mas”
Dia berusaha memberikan lagi uang tersebut padaku
Tapi kutolak
“beneran….aku tak mau menerima ini mas..” rengek mansyur
Aku tersenyum
“itu tak banyak kok sur’
‘tetep mas…aku nggak mau”
Aku menghela nafas panjang…
“ya udah…terserah kamu..pakai saja uang itu syur…”
Dia berdiri menatapku…
Tiba-tiba
Dia memelukku
Sangat erat ….
“makasih mas….makasih mas…entah apa yang bisa kulakukan untuk membalas kebaikan mas fajar” bisiknya pelan
Aku menaris nafas
Gerah…….
“sur..”bisikku
“hmmm…” wajahnya nyungsep di leherku membuatku tambah gerah.
“aku kotor sur..bau…lepasin…” bisikku
“hmmm…bau enak kok…enak kok…aku suka” bisiknya lagi
“hahahahhahaha” akhirnya aku tertawa lebar sambil menggoyang goyangkan pelukanku.
Akhhh…
di balik keresahan hidupku terselip sedikit kebahagiaan dibalik pelukan mansyur.
……………………………..
Sebuah kota yang selama ini menjadi tumpuan hidupku.
Aku menghela nafas panjang…
Tubuhku kadang terayun oleh irama perjalanan bis antar provinsi yang kadang pergerakannya tak beraturan.
Tak hanya aku..
Kulihat riri juga gelisah ..
Dia kadang merengek dalam pangkuan bu har…
Mungkin karena panas
Atau..
Mungkin sama denganku
Ada keraguan meninggalkan tangerang menuju hidup yang baru.
“jar…” ujar bu har pelan
“iya bu..”
“coba pangku riri jar…siapa tahu bisa agak tenang”
Aku tersenyum
Dengan pelan kuambil riri…
Kembali tangannya yang mungil menepuk-nepuk pipiku
Ohhh….rupanya dia ingin melihat keluar.
Kuberdirikan tubuhnya yang mungil
Telapak tangannya menepuk-nepuk kaca bis
Seolah melambaikan tangan untuk apapun yang ada di luar.
Kucium pipinya dengan gemas
Kusodorkan kembali botol dot susu untuk kembali di minumnya.
Kulirik bu har…
Wanita paruh baya yang kelelahan seharian menggendong riri.
Kulihat…
Beliau memejamkan mata..
Kadang kasihan juga dengan kehidupan bu har…
Sungguh kejam kerabatnya yang membiarkannya terlantar
Apalagi…
Sampai memrebut harta waris peninggalan suaminya.
Selesai sudah riri meminum sebotol susu..
Akhhh….akhirnya dia melorot masuk dalam pangkuanku
Beberapa kali kulihat riri menguap…
Dia ngantuk juga..
Dan kurebahkan pelan di pangkuanku…
Kuusap dahinya…
Kusingkirkan beberapa helai rambut yang lengket di keningnya
Terus kuusap…
Hingga
Matanya yang kecil perlahan terkatup.
Riri tertidur dalam pangkuanku.
Aku menghela nafas lega…
Kuusap-usap lengannya
Usianya baru 14 bulan…
Sungguh…
Diusia segini seharusnya riri mendapatkan limpahan kasih sayang ibunya.
Sungguh tak seharusnya dia menerima akibat dari konflik yang menimpa kedua orang tuanya.
“maafkan aku rii..” bisik hatiku sambil mengusap lengannya lembut.
Untung ada bu har…
Kulirik bu har…
Beliau terlelap dalam tidur tenangnya.
Pasti beliau sangat kelelahan seharian mengasuh riri.
Akhhh….dua sosok yang kusayangi sedang tertidur.
Aku menoleh keluar
Mengamati deretan gedung-gedung di jakarta
Pukul 16.00 sore..
Akhhh…selamat tinggal kotaku
Selamat tinggal semua kenangan
Selamat datang masa depan..
Walau aku tak paham…
Bagaimana masa di depanku kelak…
…………………………
Akhirnya sampai juga di kota magelang
Pukul 3.50 pagi hari
Masih sangat sepi..
Hampir tidak ada kendaraan.
Kami turun di terminal yang luas dan lengang..
Benar-benar sepi.
Dan ada satu kios yang buka di pojok terminal.
Tapi…
Barang-barang bawaanku tidak memungkinkan untuk kuangkut menuju kios tersebut
Kami hanya berdiri kebingungan.
Riri masih tertidur dalam gendongan bu har.
“bu…silakan ke kios itu bu…pesan minum…saya disini saja” ujarku
“nggak usah jar…duduk disini dulu”
Sebenarnya aku pengen ngopi
Tapi..
Tak mungkin aku meninggalkan barang sebanyak ini dan bu har disini.
Yang kutahu setiap terminal selalu menampakkan kewaspadaan.
Hmmm…ini magelang meennn
Bukan jakarta.
Kota sejuk ..
Sangat jauh dengan suasana jakarta.
Tapi…
Tetep
Aku harus waspada.
Pertama yang kurasakan..
Dingin banget
Yah…dingin banget
Mungkin karena aku terbiasa di tangerang dan kalimantan yang super panas.
Tapi…
Beneran…
Pagi ini dingin banget.
Semoga…
Udara kota ini yang sejuk bisa membawa ketenangan pada jiwaku yang selama ini panas.
Aku duduk…
Kuambil sebatang rokok.
Kusulut dan kuhisap pelan
Sekedar menghangatkan badanku yang kedinginan.
Kulihat bu har…
Wajahnya nampak raut kelelahan.
Jujur…
Aku sebenarnya kasihan juga dengan bu har.
Di hari tuanya beliau kulibatkan dalam persoalan hidupku.
“bu…”
Beliau menoleh
“sini riri kupangku bu…bu har kalau mau istirahat”
“nggak usah jar…nanti malah bangun”
Hmmm…di bis semalaman riri terus tertidur
Aku dan bu har bergantian memangkunya
Syukurlah…anak ini tidak rewel dalam perjalanan yang jauh.
“bu…terus kita kemana setelah ini?” tanyaku kebingungan
“rumahku sudah setahunan tidak dihuni jar, jadi…hmmm…bagaimana kalau sementara kita tinggal di rumah saudaraku dan kamu sambil membersihkan rumah, sekarang pasti sudah sangat kotor”
Aku menghela nafas panjang
Otakku berpikir panjang tentang baik buruknya tinggal di rumah saudaranya bu har.
Akhhh….
“hmmm…gini saja bu, terus terang aku tak ingin merepotkan siapapun, gimana kalau kita cari losmen yang murah dulu bu untuk tinggal beberapa hari, sambil kita mempersiapkan rumah” tawarku
Kulihat bu har terdiam
“yaa…nggak apa-apa jar, tapi…gimana dengan keuanganmu”
“insyaallah cukup bu…Cuma beberapa hari kok, paling tiga hari nanti rumah kan siap ditempati”
“ya sudah kalau gitu” ujar bu har sambil menepuk-nepuk riri dipangkuannya.
…………………….
Pagi yang cerah di kota magelang
Hmmm…ini awal yang luar biasa menyambut kehidupan baruku.
Kalau kupikir…
Magelang seperti sebuah kota di lembah…
Dikelilingi oleh gunung-gunung tinggi menjulang
Tadi bu har cerita…
Di barat ada gunung sumbing …sindoro….dan banyak gunung lain
Di timur ada merapi merbabu..
Di utara ada gunung telomoyo dan ungaran
Di selatan ada pegunungan menoreh
Dan…
Yang paling indah…
Gunung kecil di tengah kota
Berbentuk bukit yang rimbun.
Gunung tidar namanya.
Gunung tidar tepat di tengah kota magelang
Terlihat rimbun dengan lebatnya hutan pinus.
Dari kejauhan…
Mirip banget dengan candi borobudur.
Sangat mirip.
Pucuk-pucuk pinus dari kejauhan mirip sekali dengan stupa candi.
Akhhh…kota yang indah…
Kami sudah siap..
Siap dalam arti yang sebenarnya
Tadi sudah membersihkan diri di toilet terminal.
Sudah sarapan
Sudah sholat
Dan…riri juga sudah dimandikan
Sudah ganti pakaian
Terlihat cantik
Dan ceria
Aku lega….
Ini awal yang baik aku berada di magelang.
Sebuah kota sejuk yang akan menampung kehidupan kami di masa kelak…
Setelah melalui tawar menawar akhirnya kami mencarter mobil angkot untuk menuju penginapan murah.
Kuserahkan pada sopir angkot losmen murah
Aku beri ancer-ancer yang tarifnya seratusan ribu permalam dan kamarnya luas.
…………………….
Jalanan kota magelang mulai ramai dengan satu dua kendaraan yang lewat.
Jalanan yang lebar…lurus dan lengang
Teratur…
Itu kesan pertama yang kulihat pada kota ini.
Kalau boleh aku teriak…
Aku mulai suka dengan kota ini.
Akhirnya sampai juga di losmen yang kutuju
Ternyata tidak sesuai bayanganku
Losmen dini di pusat kota
Dekat dengan alun-alun magelang
Ini memang losmen
Berbentuk bangunan rumah tua
Kalau tidak ada papan nama …
Pasti aku tidak tahu kalau ini losmen.
Ini bangunan rumah biasa…
Dihalamannya taman dengan tanaman merambat yang memberi kesan sederhana pada losmen ini.
Barang-barang sengaja belum aku turunkan
Aku masuk dan disambut oleh pegawai losmen.
Alhamdulillah…
Masih ada kamar kosong…
Lega rasanya hatiku.
Aku suka suasana losmen ini
Murah banget
Cuma 80 ribu per malam.
Kamarnya sangat luas terdiri dari dua ranjang kecil.
Sudah cukup…
Aku putuskan untuk menginap beberapa hari disini.
Riri pasti kerasan tinggal disini.
Kuturunkan seluruh barang setelah proses administrasi selesai.
………………….
“jar…kamu istirahat dulu jar…nanti siang kita baru menengok rumah kita”
“nggak bu…bu har saja yang istirahat”
“nggak apa-apa jar…biar aku momong riri”
Aku mengalah…
Dan..
Langsung rebah dan terlelap
Membuang penatku.
Siang harinya kami menuju rumah yang rencananya akan kami tinggali.
Di pinggir kota magelang
Ada jalan yang tidak terlalu lebar menuju rumah tersebut.
Dan…
Akhirnya sampai juga.
Aku tertegun berdiri menatap…
Sebuah bangunan kuno yang jelas tak terawat
Dihalamannya sudah penuh dengan rumput liar…
Kulihat bagian depannya bagian atapnya sudah banyak yang ambrol.
“ini jar…ternyata nggak dirawat…padahal aku sudah pesen dengan saudara untuk ngerawat” ujar bu har sambil menghela nafas panjang.
“nggak apa-apa bu…makasih bu…makasih sudah memberi tempat hidup untuk aku dan riri”
“sama-sama jar” ujar bu har lirih.
Kami berjalan menuju rumah
Di sekitarnya penuh rimbun pohon yang tidak terawat
Pisang…jambu dan mangga.
Sementara kularang riri dan bu har masuk rumah
Aku takut ada ular di dalamnya.
Kubuka pintu rumah pelan
Suaranya berderit
Dan…
Aku menarik nafas panjang
Sambil mengira-ira berapa hari aku harus membersihan rumah ini hingga siap kami huni.
Sekali lagi dalam hatiku berbisik…
“makasih bu har”
@ularuskasurius
@masbadudd
@3ll0
@adinu
@erickhidayat
@YANS FILAN
@mustaja84465148
@agungrahmat
@sindu
@aa_akew
@arieat
@ramadhani_rizky
@imt17
@Agova
@hikaru
@sandy.buruan
@angelsndemons
@akukamukita
@denizputera
@arjuna150586
@yunjaedaughter
@pria_apa_adanya
@joenior68
@ukhty
@mumura
@DavidLiu
@cute cowo
@AbnerLeo19
@cloverxander
@Sonny77
@Hiruma
@hananta
@zeva_21
@tarry
@Afhand
@d_cetya
@raka rahardian
@egosantoso
@Mr_makassar
@ian_sunan
@luky
@syeoull
@edmund_shreek
@fino_DeAustin
@eka_januartan
@fends
@4ndh0
@babayz
@DickDevil69
@heavenstar
mohon maaf, baru pulang dari perjalanan jauh dan langsung nulis lanjutannya...
maaf juga lom bisa balas koment satu satu...
trims untuk yang dah sudi baca...
eeh awal cerita gak d tentang bu har. dia dah meninggalkah sekarang--?
met istirahat yo masse