It looks like you're new here. If you want to get involved, click one of these buttons!
Copyright 2021 Queer Indonesia Archive. See our Privacy Policy. Contact us at admin@boyzforum.com
Dengan menggunakan situs ini berarti Anda setuju dengan Aturan Pakai.
BoyzForum.com adalah situs anti pedofilia!
Comments
*colek @prince_manager :P
"Paman mau kemana?" tanya Akio kepada seorang pria setengah baya dengan badan agak gempal. Pria itu adalah Koji Katsumura yang tidak lain adalah pamannya sendiri, saudara laki-laki ibunya. Mereka janji ketemuan di salah satu cafe di Omotesando, Harajuku.
Pria yang di panggil paman itu pun menoleh kearah Akio.
"Paman ada janji lain." jawab pamannya dengan suara parau.
"Dengan wanita?" tanya Akio sekali lagi.
"Bukan, dengan teman kerja paman."
setelah berpamitan, paman Koji Katsumura berbalik membelakangi Akio sambil perlahan meninggalkan keponakannya. Akio hanya bisa memandangi punggung pamannya yang semakin menjauh darinya.
Umurnya sudah lima puluh satu tahun, tapi sampai sekarang Koji Katsumura belum juga menikah. Ketika ditanya kenapa ia belum menikah? Jawabannya selalu sama, belum ketemu yang cocok. Sebuah jawaban klise. Apa jangan - jangan paman Koji belum bisa melupakan ibu? Pikir Akio.
Koji Katsumura dan Ishida Yuri yang merupakan ibu Akio pernah menjalin hubungan special. Tapi hubungan yang mereka jalani semasa muda dulu bukanlah sebuah hubungan terlarang. Baik Koji Katsumura maupun Ishida Yuri, sama - sama tidak mengetahui kalau mereka berdua adalah saudara se ayah.
Kakek Akio yang merupakan Ayah dari Ishida Yuri pernah menjalin sebuah hubungan dengan ibu Koji Katsumura. Dari hubungan yang tak berlangsung lama itu telah membuat ibu Koji Katsumura hamil. Kakek Akio sama sekali tidak menduga kalau wanita yang ia kencani itu bakal mengandung. Ibu Koji Katsumura juga tidak pernah mendatangi kakek Akio untuk memberitahukan kalau ia sedang mengandung anak hasil dari perbuatan mereka. Wanita itu tetap diam merahasiakan kehamilannya pada kakek Akio, sampai dengan Umur Koji Katsumura berumur dua puluh empat tahun.
Akio tidak bisa membayangkan, bagaimana tersiksanya paman Koji dan juga Ibunya ketika harus menerima kenyataan pahit, bahwa hubungan yang telah mereka jalani selam hampir tiga tahun itu harus di hancurkan oleh takdir. Akio tidak sanggup membayangkan, ketika paman Koji harus melupakan wanita yang amat dicintainya dan harus menganggapnya sebagai seorang adik. Begitu pula dengan ibunya, ia harus mengubur perasaan cintanya kepada pria yang telah di anggapnya sebagai masa depannya.
Satu tahun setengah setelah peristiwa itu, Ishida Yuri menikah dengan sahabat semasa kecilnya yang bernama Fujita Masao yang kini menjadi ayah Akio. Koji Katsumura sangat terpukul mendengar pernikahan Ishida Yuri dan Fujita Masao. Tapi ia sadar, ini adalah jalan yang terbaik untuk perjalanan cinta mereka. Akhirnya Koji Katsumura meninggalkan Jepang mencoba mengubur masa lalunya dan memulai kehidupan barunya di Hongkong. Sepuluh tahun setelah ia menetap di Hongkong, ia masih belum bisa sepenuhnya melupakan Ishida Yuri. Meskipun ia sudah bisa menerima kenyataan kalau Ishida Yuri adalah adik perempuannya, tapi ia belum bisa menghilangkan perasaan cintanya. Ia pun memutuskan untuk kembali ke Jepang, ke negara yang telah memberinya sebuah kisah cinta yang tak dapat di milikinya.
Setahun setelah kepulangannya ke Jepang, Fujita Masao memboyong keluarganya ke London untuk memulai usaha barunya di negeri Eropa tersebut. Saat itu umur Akio baru beranjak sepuluh tahun.
Pria bertubuh jangkung dengan kulit putih itu tengah asyik menyelusuri Omotesando, salah satu kawasan favorit bagi anak - anak muda Jepang yang suka berdandan modern ala harajuku. Disaat tengah asyik membidik dan memotret objek - objek yang menurutnya menarik. Tiba - tiba lensa kameranya menangkap sosok seorang pria yang tak asing baginya. Akio mencoba mengangkat kepala dari kameranya untuk melihat orang tersebut secara langsung. Seakan ia tidak mempercayai lensa kameranya.
"Bukankah itu dia?" gumamnya memastikan.
Dengan agak ragu Akio mencoba mendekati pria yang tengah berdiri membelakanginya sambil berbincang dengan seorang wanita muda. Dengan memakai celana jeans hitam ketat dan jaket extra tebal berwarna coklat susu yang melindunginya dari hawa dingin, serta syal berwarna merah yang menyelimuti lehernya, membuat pria itu tampak berbeda dari orang - orang disekitarnya yang berpenampilan seronok dengan aksesoris menempel di tubuh mereka. Belum lagi gaya rambut yang aneh serta di cat warna - warni. Paman Koji akan langsung jatuh pingsan bila melihat mereka. Pikir Akio.
Sudah hampir dua minggu ia tinggal di Jepang, tapi ia belum sempat berkenalan secara lebih akrab dengan pria di depannya. Pria itu sangat sibuk sekali dengan pekerjaannya dan ia sendiri juga sering membantu pamannya.
Tanpa sadar seulas senyum terbentuk dari wajah Akio ketika ia telah berdiri tak jauh di belakang pria itu. Tak lama kemudian, pria itu berbalik kearah Akio setelah berbincang dengan seorang wanita. Akio dapat melihat ekspresi wajah terkejut dari pria tersebut dengan mata yang melebar serta sebelah alis terangkat dan kepala mendongak keatas.
Akio tersenyum dan menyapanya, kemudian berangsur wajah pria itu berubah menjadi tenang begitu mengenali siapa pria yang tengah berdiri di hadapannya.
"Fujita-san, sedang apa disini?" tanya pria itu sambil tersenyum ramah. Ia tidak menduga bisa bertemu dengan Fujita Akio.
"Habis bertemu seseorang." jawabnya ringan sambil mengangkat kameranya lalu membidik kearah pria itu.
"Kenapa kau memotretku?"
"Buat kenang - kenangan." pria itu tersenyum.
"Kau seorang fotografer?" Akio menggeleng.
"Cuma sekedar hobby." mulut pria itu membentuk huruf O.
"Habibi, apa kau sibuk?"
"Tidak, kenapa?"
"Mau menemaniku berjalan - jalan?" Habibi nampak berpikir.
"Sudah lama sekali aku meninggalkan Jepang dan sekarang Jepang sudah banyak berubah. Aku butuh pemandu agar tidak tersesat. Haruka bilang, kau sudah tujuh tahun di Jepang. Pasti kau sudah mengenali Tokyo dengan sangat baik." sahut Akio menjelaskan.
Setelah berpikir beberapa saat, ia pun mengiyakan permintaan Akio. Ini juga akan menjadi momen yang baik buatnya untuk lebih mengenal seorang Fujita Akio.
"Kita mulai darimana?" tanya Habibi.
"Bagaimana kalau kita memulai dari persimpangan shibuya yang terkenal itu?" sahut Akio, tersenyum antusias. Habibi tercengang melihat senyumannya.
"Kenapa diam?" suara Akio menyadarkannya. Ia nampak malu sekali tertangkap basah tengah mengagumi senyum seorang Akio.
"K.. Ka.. Kau, bilang apa tadi?" tanyanya gugup. Wajahnya memerah.
"Aku bilang, bagaimana kalau kita ke persimpangan shibuya yang terkenal itu." jawab Akio sekali lagi.
"Persimpangan shibuya?" Akio mengangguk.
"Kenapa memilih tempat itu?"
"Karena disana pertama kalinya aku bertemu dengan seseorang."
"Bertemu seseorang?" sekali lagi Akio mengangguk sambil tersenyum. Lagi - lagi senyuman itu membuat Habibi tercengang. Tanpa sadar, jantungnya berdetak lebih kencang lebih dari biasanya.
"Lagi pula, sudah lama sekali sejak peristiwa itu. Pasti sekarang sudah banyak yang berubah." wajahnya nampak berpikir seolah tengah merekam ulang kejadian beberapa tahun yang lalu.
"Baiklah, ayo kita pergi." sahut Habibi mulai melangkahkan kaki. Akio yang berada di belakangnya, tersenyum senang lalu mulai mengikuti pemandunya.
* * * Habibi * * *
Selama berjalan - jalan mereka banyak mengobrol, menceritakan hal - hal apa saja yang menurut mereka dapat di jadikan bahan obrolan. Mulai dari olahraga favorit, pemain sepak bola favorit, awal mula Habibi berada di Jepang, hobby memotret Akio dan membicarakan soal pekerjaan. Dari obrolan itu, Habibi dapat menyimpulkan kalau Fujita Akio adalah orang yang asyik dan mudah akrab dengan orang yang baru dikenalnya. Terlihat dari gaya bicaranya yang luas dan pandai membuat orang tak bosan berbicara dengannya. Selain itu juga, Habibi jadi tahu kalau Fujita Akio merupakan anak tunggal dan sudah lama tinggal di London bersama dengan kedua orang tuanya. Di Jepang ia mempunyai seorang paman yang sampai sekarang belum juga menikah.
"Kenapa kau kembali ke Jepang?" tanya Habibi saat mereka tengah berada di salah satu kedai untuk makan siang.
Akio menghentikan acara makannya lalu mengangkat wajah menatap Habibi yang berada di depannya sedang menunggu jawabannya. Setelah beberapa saat, ia kembali menundukkan pandangan memandangi makan siangnya.
"Untuk menenangkan pikiran." jawab Akio lemah.
"Menenangkan pikiran? Untuk apa? Apa kau punya masalah?" tanya Habibi penasaran.
"Kau bisa berbagi denganku. Kita ini tetangga, sudah seharusnya tetangga saling menolong. Tenang saja, aku bisa menjaga rahasia. Kau dapat mempercayaiku." sekali lagi Akio mengangkat wajahnya lalu menatap mata Habibi. Mata itu dapat memberitahunya, kalau pria yang ada di depannya saat ini serius dengan ucapannya. Dia pria baik - baik dan dapat di percaya. Tapi, untuk saat ini hatinya masih ragu untuk bisa terbuka dengan orang lain.
"Maaf, aku belum bisa menceritakannya sekarang." jawab Akio berusaha menciptakan sebuah senyuman.
"Oh." jawab Habibi datar.
"Kau tidak tersinggung kan?"
"Tentu saja tidak, aku bisa memakluminya."
*****
"Terima kasih."
Habibi terkejut mendengar ucapan yang baru saja di lontarkan oleh Akio. Mereka baru saja tiba di depan pintu apartemen mereka masing - masing. Habibi menyipitkan mata dan mengerutkan kening sambil memandang kearah Akio.
"Kau bilang apa tadi?" tanyanya seakan tidak percaya dengan apa yang baru saja di dengarnya.
"Terimakasih sudah mau menemaniku jalan - jalan." jawab Akio tersenyum lebar seakan mengerti dengan keheranan tetangganya itu.
"Kau...." ucapannya tergantung.
"Kau bisa berbahasa Indonesia?" tanyanya seakan tak percaya. Akio mengangguk mengiyakan. Tersenyum.
"Woww, kau belajar dimana?" tanya Habibi antusias.
"Dari mantan pacarku."
To be Continue :-)
@Abiyasha
@erichidayat
@yubdi
@rizky_27
@kimo_chie
@Rivengold
@Tsu_no_Yan_Yan
@agungrahmat
@WYATB
@Adhi48
@Hantuusil
@Putra_ajah
@half_blood
@kizuna89
@iansunda
@sasadara
@Hidingprince
@d_cetya
@Callme_DIAZ
@nakashima
@haha5
@Cowoq_Calm
@Fransleonardy_Fl
@eizanki
@Ricky89
@YogaDwiAnggara
@Duna
@Agova
@Zazu_faghag
@arifinselalusial
@tialawliet
@adzhar
@san1204
@awanwanku
@TigerGirlz
@adjie_
@rakarahadian
@Irfandi_rahman
@bayumukti
@Jacksmile
Kurang panjang
Kurang dalam
@Prince_Manager gemezz jadinya )
@nakashima
Cetarrrrrrrr???? :-O
@nakashima
Cetarrrrrrrr???? :-O
hehehe ...
Maap,
kalo kurang panjang. :-)
Siap boz. :-)
oya,
@d_cetya kenapa colek2? :-)
kalo berani,
colek hatiku.
Halahh... :-D