It looks like you're new here. If you want to get involved, click one of these buttons!
Copyright 2021 Queer Indonesia Archive. See our Privacy Policy. Contact us at admin@boyzforum.com
Dengan menggunakan situs ini berarti Anda setuju dengan Aturan Pakai.
BoyzForum.com adalah situs anti pedofilia!
Comments
mohon doa'y yah biar aku bisa buat adegan pelukan atau ciuman. ( kok kayak kampanye yah aku rasa) wkwkwkwkwkwk
*baru buka akun BF
semalem kuota hbis
Iya,
ketinggalan kereta.
Hehe
Jngn lama" kaya nya bsok terakhir OL di bf
*belom isi pulsa
Suruh si @TigerGirlz beliin kamu pulsa dek. :-)
Iya ya.
Hmmm
hei.
Aku bukan juragan pulsa
Lagi - lagi untuk kesekian kalian, ia menjadi pemandu wisata bagi Akio pria keturunan asli Jepang tersebut. Terkadang ia merasa bingung sendiri, sebenarnya siapa yang asli Jepang disini? Tapi secepat itu pula ia menyadari, kalau Akio sudah bertahun - tahun meninggalkan negara tempat dimana ia dilahirkan. Tentu memorinya tinggal sidikit menyimpan kenangannya tentang negaranya itu. Ia sendiri pun ketika pulang ke kampung halamannya di Palu, Sulawesi Tengah, terkadang harus di temani oleh Fadli atau Bilqis kalau mau kemana - mana.
Kali ini Akio mengajaknya ke Tokyo Disneyland, salah satu tempat hiburan yang paling terkenal di dunia. Sebenarnya ia malas pergi ke tempat fantasi itu. Selama menginjakkan kaki ke Negeri Matahari itu, terhitung cuma tiga kali ia pergi ke sana. Pertama kali ketika ia selesai mengikuti olympiade untuk mewakili Indonesia. Kedua saat mengerjakan tugas kuliah dan terakhir setahun yang lalu saat di ajak oleh Ishikawa Hiro. Haruka dan Katsuo juga ikut waktu itu.
Habibi heran dengan orang - orang yang bisa menikmati tempat yang menurutnya sangat membosankan itu. Ia sendiri lebih menyenangi tempat - temapat yang dapat membuatnya tenang. Seperti menikmati pemandangan alam.
Dari stasiun kereta api Tokyo, mereka menempuh perjalan sekitar tiga puluh menit untuk tiba di Eki. Turun dari Eki mereka berjalan kaki sekitar lima menit sebelum akhirnya sampai di pintu gerbang Tokyo Disneyland. Setelah mengantri lumayan lama akhirnya mereka bisa masuk juga setelah membeli tiket yang cukup mahal yakni lima ribu lima ratus yen atau setara dengan enam ratus ribu rupiah perorang.
Sebenarnya Habibi ingin membayar sendiri tiketnya, tapi Akio mencegahnya. Menurutnya, ia yang harus membayarnya karena ia yang mengajak tetangganya itu untuk menemaninya. Dengan berat hati, ia menyetujui permintaannya.
Habibi dan Akio berjalan di tengah kerumutan pengunjung. Sekarang memang lagi hari libur, makanya banyak yang menghabiskan waktunya untuk berlibur ke Tokyo Disneyland. Tanpa sadar Akio meraih tangannya lalu menariknya untuk mendekatinya. Sebenarnya ia tidak enak diperlakukan seperti itu, tapi ia cuma diam saja saat merasakan sentuhan hangat dari genggaman kokoh tangan Akio.
World Bazaar adalah tempat yang pertama kali yang harus mereka lewati maupun pengunjung yang lainnya. Sebuah tempat pusat perbelanjaan dimana disana tersebar toko - toko yang menjual berbagai macam keperluan. Biasanya tempat ini menjadi tempat kegemaran para wanita untuk berburu topi, bando micky mouse maupun yang lainnya.
Dari World Bazaar Habibi dan Akio menuju ke Advanture Land. Akio membujuknya untuk pergi ke The Enchanted Tiki Room and Jungle Cruise. Dengan wajah setengah tak berminat, ia duduk disamping Akio diatas sebuah kapal kecil sambil berkeliling menyelusuri sungai yang di kanan kirinya terdapat hutan yang sangat lebat. Ditambah lagi dengan berbagai macam patung binatang buas serta patung orang - orang pedalaman. Habibi acuh tak acuh mendengarkan sang quite tengah menjelaskan ke pengunjung tentang selut belut hutan tersebut.
Puas berkeliling hutan, dengan semangat yang masih full Akio mengajaknya ke Western Land. Sampai disana mereka memasuki Big Thunder Mountain. Habibi sedikit ragu untuk menaiki Jet Couster berbentuk kereta api itu. Ia punya pengalaman buruk saat pertama kali menaikinya. Ia muntah dan nyaris pingsan. Dengen gemetar ia memberanikan diri duduk disamping Akio. Saat Jet Coasternya bergerak, ia memejamkan matanya. Tanpa sadar, ia mengenggam sangat erat tangan Akio yang ada disampingnya. Jet Coaster itu terus melaju menyelusuri pengunungan.
Setelah merasa enakan dari rasa pusing dan mual yang langsung menyerangnya sesaat setelah turun dari Jet Coaster, Akio mengajaknya untuk menikmati pemandangan bawah laut. Ia bersumpah tidak akan pernah naik Jet Coaster lagi untuk yang ketiga kalinya. Dengan di bantu oleh peta lokasi, mereka sampai di sebuah aquarium besar.
Aquarium ini merupakan aquarium terbesar di Jepang. Habibi paham betul berapa ukuran Aquarium ini. Tugas kuliahnya dulu mengukur besar aquarium tersebut.
"Wah... Besar sekali." seru Akio takjub. Habibi mengiyakan.
Berbagai macam jenis hewan laut berlalu lalang di depan mata mereka.
"Habibi, apa kau tahu berapa ukuran dari aquarium ini?" Habibi yang tepat ada disampingnya itu mengangguk.
"Kau tahu? Berapa?" tanyanya antusias. Habibi tersenyum.
Ia menarik napas panjang lalu membuangnya perlahan. Ia mengatur napasnya agar tetap terdengar stabil.
"Berapa jenis spesies hewan laut yang ada di aquarium ini?" tanya Akio sambil memandangi sekumpulan ikan yang berenang kesana kemari seperti sedang menari.
"Ada sekitar delapan puluh spesies hewan laut termasuk Yellow Fine Tuna, Borito dan Mantarays." jelasnya sekali lagi seperti seorang pemandu yang sedang menjelaskan pada salah satu pengunjung.
"Aquarium ini sering disebut Kuroshio Sea atau Okinawa's Churami Aquarium." tambahnya lagi.
"Wah, kau sangat hebat Habibi." pujinya.
"Ini semua aku dapatkan saat aku masih kuliah."
******
Puas memandangi ikan - ikan di aquarium besar, mereka beralih ke Beaver Brother's Explorer Canoes yang berada di Critter Country. Disana mereka menaiki sebuah perahu Canoe bersama delapan orang lainnya yang juga menaiki perahu tersebut. Habibi agak terkejut melihat Gading Martin dan Gisel berada diantara delapan orang pengunjung tersebut. Sepertinya mereka masih dalam suasana honeymoon. Pikirnya.
Dengan semangat yang tinggal setelah, Akio mengajaknya ke Haunted Mansion yang berada di Fantasy Land. Dari semua tempat yang ada di Tokyo Disneyland, tempat inilah yang paling membosankan baginya. Tempat itu mirip puri misteri yang pernah dikunjunginya saat ke Dufan (jaman dulu) waktu masih sekolah dulu. Next time akan aku ceritain bagaimana Habibi bisa pergi ke Dufan, Insya Allah. Hehehe...
Kembali ke atas
menurutnya, tempat itu sama sekali tidak menakutkan. Didalamnya cuma diperlihatkan banyak hantu - hantu yang lagi berdansa disebuah mall besar dan memakai pakaian kuno Jepang. Lebih menyeramkan hantu dari Indonesia. Pikirnya.
Dengan tampan bete ia menyelusuri tempat yang katanya seram itu. Banyak pengunjung yang menjerit ketahutan, ada juga yang lari terbirit - birit bahkan ada yang sampai menangis.
Melihat ekspresi ketakutan mereka, malah membuat Habibi tertawa terpingkal - pingkal. Kalau kata anak gaul Jakarta, ekspresinya terlalu lebay. Habibi melirik Akio yang berada disampingnya. Wajah pria itu tampak tenang, tidak ada sedikitpun garis ketakutan yang tergambar diwajahnya.
*****
"Terima kasih." sahut Akio membuyarkan keheningan diantara mereka. Kini mereka berada di dalam kereta yang akan membawa mereka pulang ke Stasium Tokyo.
Habibi yang berada disampingnya sedikit kaget mendengarnya. Ia lalu menoleh kearahnya. Jarak mereka lumayan dekat karena penumpang yang memadati kereta. Nasib baik mereka masih dapat tempat duduk, sehingga tidak perlu capek berdiri.
"Iya." jawabnya datar.
"Aku perhatikan, daritadi wajahmu tidak bersemangat. Apa kau bosan jalan denganku?" tanyanya setengah berbisik.
"Tidak. Bukan itu." jawabnya juga setengah berbisik.
"Lalu kenapa?" Habibi mendesah lirih.
"Sebenarnya aku tidak terlalu suka tempat keramaian."
"Kenapa kau tidak bilang dari awal?" suaranya terdengar menyesal.
Wanita yang ada di samping Akio melirik kearah mereka. Habibi sedikit bisa melihat wajah wanita itu. Usianya masih muda, mungkin ia seumuran Katsuo atau mungkin masih SMA. Pikirnya.
"Aku tidak ingin membuatmu kecewa. Kau sangat ingin pergi kesana. Aku tidak enak mengatakannya." kali ini Akio yang mendesah lirih.
"Lain kali kau tidak perlu sungkan." Habibi mengiyakan dengan ragu.
"Kalau begitu, lain kali kita pergi ke tempat yang kau inginkan. Bagaimana?" sahutnya tersenyum pada Habibi.
"Kenapa harus begitu?" tanyanya menatap wajah pria yang ada disampingnya.
"Karena aku ingin membuatmu bahagia." jawabnya mantap tanpa sadar.
* * * Haruka * * *
"Darimana saja kalian?" tanyanya setengah berteriak saat melihat Habibi dan Akio berjalan bersama, mendekatinya yang tengah berdiri di depan gedung apartemen mereka.
"Tadi Akio-san mengajakku jalan - jalan ke Tokyo Disneyland." jawabnya setelah berada di depan Haruka.
"Tokyo Disneyland? Kalian berdua?" tanyanya Heran. Akio mengiyakan. Habibi mengangguk.
"Aku minta Habibi-san untuk menemaniku karena aku tidak tahu jalan kesana." sahut Akio menjelaskan.
Haruka menatap tajam penuh arti kearah Habibi. Tetangganya itu segera menyadari tatapannya yang seolah berkata kau telah merebut Akio dariku. "Ini tidak seperti yang oneechan pikirkan. Aku dan Akio tidak punya hubungan special". Jawabnya dengan isyarat mata.
Haruka segera mengalihkan pandangannya dari Habibi ke Akio.
"Kenapa kau tidak mengajakku?" sahutnya agak ketus.
"Aku tidak ingin menganggu pekerjaan Haruka-san di Cafe. Makanya aku mengajak Habibi-san untuk menemaniku." jawab Akio datar.
"Aah... Kau jahat sekali tidak mengajakku. Padahal aku sangat menyukai tempat itu."
"Maaf, karena aku tidak tahu kalau kau sangat menyukai tempat itu." Akio agak membungkuk untuk meminta maaf.
"Ya sudah, tidak apa - apa. Tapi janji lain kali kau harus mengajakku. Mengerti."
"Iya." jawabnya tersenyum.