It looks like you're new here. If you want to get involved, click one of these buttons!
Copyright 2021 Queer Indonesia Archive. See our Privacy Policy. Contact us at admin@boyzforum.com
Dengan menggunakan situs ini berarti Anda setuju dengan Aturan Pakai.
BoyzForum.com adalah situs anti pedofilia!
Comments
Komen dan saran masih sangat dibutuhkan
Author POV
"Ya tingkahmu benar, selamat telah membuat keadaan aldi seperti ini"
Potong mas eko di sela sela percakapan alvin dengan saras, dengan nada yang sangat sangat tidak di sukainya
"Siapa juga yang nyangka kejadian nya bakal begini?" Jawab alvin sengit terpancing emosi
"Anak kecil, emosional memang" cemoohnya tanpa menjawab pertanyaan alvin --
"Oh goshhhh" desah alvin menahan emosi yg benar saja sudah di ubun- ubun nya, bagaimana bisa aldi sangat suka dengan orang macam ... Diam memikirkan gelar yang cocok untuk cecunguk satu ini, tampang, body, apa lagi yang ia miliki? Tiba tiba alvin sibuk dengan pikiran-nya.
"Ah sudahlah" lanjutnya lagi sembari melambaikan tangan di udara lalu menarik saras yang hanya terdiam dengan tatapan tidak suka melihat debatan singkat alvin - mas eko barusan.
Alvin POV
"Oh shit, apa lagi sih ini?" Aku kesal setengah mati denganya... Dia pasti demons yang sedang merasuk ke dalam tubuh seseorang berparas dan tubuh yang...
"Argggggh" buat apa aku memikirkan hal hal tidak berguna ini, aku sedang menunggui aldi disini, buka untuk mengaguminya! Apa? Aku? Mengaguminya? "HEEH! Engga lah ya" gumamku membuat saras penasaran memandang kepadaku? Yang kubalas dengan tatapan lagi lalu mengangkat bahu.
"Ngapain sih dia disini?" Gumamku yang lagi lagi membuat saras menoleh penasaran, namu dengan cepat memalingkan muka kearah lain
"Dia maksudmu" tanyanya kemudian menatap lurus ke depan, ke poster bergambar pita berwarna merah di depan kami.
"Hah? Menurutmu siapa lagi manusia yang sangat - tidak kuharapkan kedatanganya disini?" Gumamku sinis
"Ya pasti dia tau dari bik sul lah"
"Buat apa biksul memberi tahunya?" Tanyaku heran
"Kamu pikir biksul sengaja memberi tahumu?" Jawab - tanya saras terdengar sinis ditelingaku
"Ingat kamu diberi tahu bik sul karena kamu menelpon aldi berkali kali, dan kemudian di jawab bi sul kan?"
"Iya" gumamku pada diri sendiri? Jawaban saras menohok, langsung menusuk jantung ku, mengusir oksigen bebas diantara kami berdua, ini fakta yang benar benar tidak ingin aku dengar, bahwa aku bukan siapa-siapa-nya aldi, aku dan saras berada di tempat yang sama di hatinya - sama - tak lebih - dan tak akan pernah lebih!
"Dan itu bisa saja terjadi ke dia kan" lanjut saras samar yang mungkin berniat melegakan atau tidak sama sekali, aku hanya sibuk dengan pikiranku saat ini..
Lama aku - saras - dia - bapak bapak yang bertugas membersihkan taman di rumah aldi diam termangu di kursi kami masing masing, hanya bisul yang mondar mandir berasap di depan pintu menunggu kabar, dia - khawatir seperti kami semua, atau mungkin lebih.
Eko POV
"Kata dokter yang ngerawat den aldi dia gapapa ko nyah"
Hening
"dia cuma sedikit - banyak pikiran akhir akhir ini, terus pingsan di kamar mandi, mungkin abis ini pilek sedikit karena kelamaan di bawah shower"
Hening
"Hmm, iya nyah.... Iya... Nanti saya hubungi lagi nyah"
Lalu ku dengar suara langkah menjauh
Itu percakapan antara bisul dan mamahnya aldi yang ku tangkap di balik pintu kamar aldi ini.
"Bagaimana bisa kau setres hah? Anak muda?" Tanya ku mencubit hidung aldi gemas
Aldi dia sudah dibawa pulang kemarin sore setelah 2 hari nginap di rumah sakit, keadaanya tidak mengkhawatirkan sama sekali, dia bersikap normal seperti tak ada masalah sedikit pun meski sedikit banyak nya masih saja canggung saat berhadapan dengan alvin. Dan sering melihat iba atau merasa bersalah kepada saras teman perempuan nya itu. Aku tidak tau kenapa caranya menatap saras seperti itu, dan aku lebih memilih diam tanpa banyak tanya.
"Enggggh" lenguhan aldi tedengar serak di telingaku
"Di? Kamu udah bangun" tanyaku bodoh melihatnya meregangkan otot ototnya.
"Belum, ini masih mimpi" cemoohnya singkat
"Nyenyak?" Tanyaku lagi tak menghiraukan gurauan nya
"Hm" jawabnya singkat berdiri lalu meninggalkan ku ke toilet
"Kenapa belum masuk di?"
Tanya ku sembari mengarahkan sendok yg ke sekian ke mulutnya
"Mas sendiri? Kenapa ga masuk kuliah atau ke kantor hari ini?" Jawab - tanya nya lalu memasukkan sendok kemulutnya
"Ye ditanya bukanya jawab malah nanya balik"
"Masih males aja mas, lagian buat apa cepet cepet orang surat izinnya pake keterangan dokter ini kok, berarti izin nya boleh lama"
"Dasar kamu ya" mengetok kepalanya dengan sendok yang ada di tanganku gemes
Yang hanya di jawabnya dengan cengiran sembari mengelus elus jidad nya.
Setelah makanan, susu dan buahnya habis, kami duduk beberapa saat di balkon kamarnya, ki lihat jam yang melingkar di pergelangan tangan kiri ku
"Sudah waktunya berangkat" gumamku yang hanya dijawabnya dengan guratan pertanyaan di lipatan lipatan jidadnya
Ku starter motorku menjauh setelah ia menyalimi dan aku mengecup lembut jidadnya, kulihat ia masih disana melambai - lambaikan tangan nya diudara , "sampai ketemu lagi" begitu pesan terirat dari lambaian yg ku tangkap dari spion motorku, lalu kami berpisah setelah aku berbelok keluar komplek.
@tarry @Zazu_faghag @UiOOp @angelsndemons @3ll0 @diyuna @lulu_75 @oktavfelix @akina_kenji maaf ya
Oh ini kisah nyatanya TS(dipart awal).
Mau ketawa klo ada nama Bi'Sul disebut Bisul )
tapi napa dikit
oya ada beberapa typo aja,,,,tapi bagus kok...
part berikutnya mention lagi ya :-)
dadah2 itu semacem firasat yaa?
Firasat apa om?