It looks like you're new here. If you want to get involved, click one of these buttons!
Copyright 2021 Queer Indonesia Archive. See our Privacy Policy. Contact us at admin@boyzforum.com
Dengan menggunakan situs ini berarti Anda setuju dengan Aturan Pakai.
BoyzForum.com adalah situs anti pedofilia!
Comments
@aldino_13 nama aku pake ou besar ya,biar masuk mentionnya..
Makasih uda mention.ditunggu lanjutannya [-O<
Ku bawa sepiring kentang goreng dan 1 teko jus jeruk (lengkap dengan gelasnya) ke kamarku, aku memang sengaja mengambil nya kebawah sendirian karena bi sul hilang entah kemana. Hari ini terasa begitu melelahkan di banding hari hari sebelumnya, aku yg tidak sekolah hanya berputar putar di atas kasur sambil mendengar musik, tidak ada yg mengirimi ku pesan kecuali alvin yang memberi kabar ingin kerumah sore ini, karena ia malas masuk les (lagi) sendirian, dan disinilah ia sekarang, berdiri dibalkon kamarku dengan sebuah Ipod yang tersambung ketelinganya, sambil menyanyi parau dengan suara nya yg apa adanya. Ku buka pelan handsfree yg menyambung ketelinga nya lalu berteriak sekencang kencang nya!
"ITU KENTANG GORENG LU" alvin terperanjat kaget sambil mengusap usap telinganya, lalu sebuah sentilan kencang mendarat telak di jidat ku
"Sial" teriakku seketika, ku tatap tajam alvin yang hanya membalasku dengan senyuman setanya, berlalu duduk menyender ke kasur lalu mencomot kentang goreng yang diberi saus diujung nya.
"Lo kok ga sekolah si di tadi?" Alvin membuka keheningan diantara kami yang hanya duduk bersebelahan dengan pikiran masing masing beberapa menit silam
"Aku males vin seragamku basah", jawabku sekenanya
"Cuma gara gara basah di?" Jawab alvin menoleh padaku dengan kerut di keningnya
Ku arahkan juga kepalaku kepadanya lalu mengangguk meyakinkan.
Dengan cepat alvin memalingkan lagi wajahnya setelah beberapa saat mata kami beradu "ck" decahnya pelan setelah mulus berbalik arah memandang ke arah sebaliknya.
"Tapi ini karena susu fin, tidak bisa di keringkan dengan angin saja kan?" sergahku membuat pembelaan, sekolahku punya 5 model seragam yg di pakai di setiap harinya, jadi jangan berikir aku benar benar malas(!) Dan itu aku hanya punya satu di masing masing nya.
"Hmm" jawab alvin pelan tanpa ada niat menoleh padaku
"Hmm kamu marah fin?" Tanyaku
"Tidak!" Jawab alvin tegas
Ku hirup nafas sebentar lalu ke colek saus di ujung telunjuk ku - kupegang pundaknya dan ku arahkan telunjuk ku lurus ke pipinya.
"Pin" kataku berulang ulang hingga ia menoleh lalu teriak "SIAL!" Sambil mengusap pipinya, lalu melirik ku tajam berlalu ke kamar mandi untuk mencuci muka, aku hanya bisa terdiam mengikutinya dengan mataku.
"Iya aku maafin" jawab alvin akhirnya setelah kurang lebih setengah jam aku membujuknya, "hehe gitu dong" kataku sembari mencolek pinggangnya yang jelas langsung ia tarik dan akhirnya kami terjatuh terduduk di pinggiran sofa dengan aku menindih kedua pahanya, seolah ia sedang memeluk ku. Ia terdiam tidak memberikan respon apa apa, lalu aku berdiri dan menyodorkan tangan ku padanya
"Lu baik baik aja fin?" Tanyaku sembari memutar badanya dan mengusap usap punggung nya.
"I'm fine" jawabnya dingin
"Se...." Tiba tiba hp ku berbunyi tanda ada panggilan masuk, ku ambil lalu mengangkatnya
"Hallo assalammualaikum"
"Waalaikum salam di"
"Iya mas?"
"Mas depan pagar nih di, bukain dong"
"Oh yaya bentar" jawabku sembari mematikan telpon lalu berlari kebawah
"Kenapa di?" Tanya alvin tiba tiba
"Gapapa pin, ada tamu" jawabku,
Seketika alvin berdiri berjalan ke balkon
"Masuk mas" suruhku setelah membukakan pagar untuknya, "parkir sini aja nih, stang-nya dikunci yah" sambungku lagi berjalan terus hingga pintu. Kulihat dari arah atas alvin turun tergesa gesa
"Aku pamit ya di" katanya sambil memasang sepatu skets nya
"Loh kok?" Jawabku bingung.
Alvin terdiam sejenak saat ia berdiri mendongak, tepat didepanya mas eko, untung saja tinggi mereka lumayan berbeda, jika tidak mungkin akan sama kejadian nya dengan waktu itu.
Lalu alvin berjalan lagi membuka pagar mengeluarkan motornuya lalu berteriak "aku pulang" aku hanya bisa melihat kepulangan-nya yang tiba tiba itu
Sudah 15 menit aku duduk di atas kasur bersandar ke sandaranya dengan segelas susu hangat di tangan ku, kejadian hari ini telak membuatku bingung, hari ini alvin pulang tergesa gesa setelah melihat mas eko datang dari balkon kamarku, sedang mas eko tidak banyak bicara hari ini setelah peraduan matanya dengan alvin sore tadi, kami hanya sibuk dengan pikiran kami masing masing
"Arggggggggh" teriak ku seketika, setelah aku rasa nafas ku mulai penuh didada, ku langkahkan kaki ku menuju balkon kamar, ku lihat tidak ada siapa siapa di balkon seberang sana
ku hirup dalam aroma susu vanila ku lalu menyeruputnya, sudah berkali kali aku mondar mandir balkon ini tanpa menemukanya di seberang sana
"Aku lelah" decak ku pelan " good night kamu" sambungku lagi, berbalik badan lalu kembali ke kasur dan memilih untuk tidur
@tarry @Zazu_faghag @UiOOp @angelsndemons @3llo @diyuna mampir ya, dikomen ;;)
@lulu_75 @dewa_ariez17 @eizanski @haha5 @rizky_27 @tarry @Zazu_faghag @UiOOp @angelsndemons @3llo @diyuna
Mohon komenanya ya Kritik dan saran di tunggu
Sudah tiga hari ini kami, aku, alvin, dan saras hanya berbicara sepantasnya saja, di kelas, kantin, dimana saja, bahkan perpesanan kami yg biasanya rame juga berubah dingin sudah lama tak tersentuh, aku - alvin - saras lebih memilih mengirim pesan langsung tanpa menulis sesuatu di room kami itu. Sebenarnya yang membuat aku terbuang dengan segelas kopi blended di tangan ini ya masalahku sejak 3 hari belakangan, mas eko-(ku) yang cuma mengirimi chat untuk mengucapkan selamat pagi - sore (sepulang sekolah) - dan malam saat sudah saatnya jam tidur.
Entah kenapa kopi kesukaan ku ini terasa hambar karena otak ku yang sudah benar benar split. Bagaimana tidak, apa pun bentuk masalahnya, saling berdiaman ini bukan lah solusi yang aku harapkan, dan ini benar benar tidak membantuku sama sekali!!! Tanpa terasa tanganku sudah basah terkena kopi saking kuatnya aku meremas cup yang ku pegang dari tadi.
Ku tatap dalam bayangan yang di pantulkan cermin dihadapanku ini "menyebalkan" desisku pelan sambil mengibas ngibaskan tangan, "aku akan mengajak mereka bicara penting besok" sambungku dengan suara yg sedikit bergetar dan mungkin cukup dapat didengar orang lain, tanpa kupedulikan aku pergi meninggalkan tempat ini.
Pagi ini dengan agak tergesa gesa kuhabiskan nasigoreng dan segelas susu panas di atas meja, meskipun malas, tapi sarapan tetap yang nomor satu, itu yang diulang ulang bi-sul seolah olah meniru mama
Sudah 15 menit aku duduk di ruang tamu rumah alvin, disampingku teah duduk saras dengan malas malasan, dengan ribuan pertanyaan di otaknya yg sudah benar benar tertulis di jidatnya. "Lu samperin aja sih di kekamarnya" tiba tiba saras memecah keheningan di antara kami, aku menoleh kearahnya dan mengangguk - beranjak menuju kamar alvin, tanpa mengetuk ku buka pintu kamar nya, kulihat dia sedang mondar mandir di depan lemari pakainya, ku lipat tangan didada - kusenderkan badanku ke pintu, 3 menit sudah aku seperti ini, dan ini benar benar 3 menit yang menjengkelkan ! "PIN SUDAH!" Teriakku yang sontak membuatnya mematung di tempatnya, "eh... D.. Di.... Gu.. Gue udah siap kok, yuk jalan" jawabnya berlalu di sampingku
15 menit sudah kami menunggu pesanan kami datang ke meja, aku sengaja menunggu hingga semua nya sampai di meja, aku tak ingin pembicaraan kami terpotong potong nantinya.
"Aldi! Pliese to the poin aja!" Bentak saras yang sedari tadi cuma diam di kursinya, sentak aku terdiam, lalu memandangnya dalam yang hanya dibalasnya dengan mengangkat bahu, lalu ku lanjutkan pandanganku ke alvin, "ya to the poin aja, udah 10 menit lu muter muter ga jelas kemana mau lu bawa arah pembicaraan ini" jawab alfin, sembari melipat tangan didada dan merebahkan punggungnya dengan malas! "Huft" setelah beberapa kali ku tarik dalam nafas ini hingga akhirnya aku benar benar tenang. "Jadi kenapa elo berdua berubah belakangan ini?"
"Siapa? Gue?" Jawab atau tepat nya tanya saras dengan sebelah alis terangkat
"Comeon saras"
"Oh, oke lu mau gue jawab jujur" jawabnya sedikit menyikut lengan alvin yg sedari tadi hanya diam di tempatnya "ya terserah, jika memang harus begitu" gumam alvin seolah tak peduli. Berkali kali di tariknya nafasnya menenangkan diri "huft, oke, kita mulai dari mana?" Tanya nya lagi "terserah" gumam alvin lagi. "Sedetilnya ras" jawabku pada saras akhirnya, tak ingin ada yg di sembunyikan.
"Oke di, elu sadar kenapa alvin, gue milih diemin elu beberapa hari ini?"
"C'mon, itu sebabnya gue bawa kalian kesini"
"Mungkin ini lucu, janggal dan terdengar aneh di telinga lu, tapi ini faktanya di" lanjut saras menggantung ucapanya di langit langit
"Alvin cemburu" lanjutnya sedikit berbisik
"Cemburu?" tanyaku memandang tak percaya kepada mereka berdua
"Tapi cemburu atas apa? Dengan siapa? Huffft, hey ayolah jangan membuatku semakin pusing"
"Ya alvin cemburu pada" lanjut saras yang seketika terhenti "Ras" sambung alvin menggenggam lengan saras "gue yang lanjutin"
"Oh c'mon apalagi ini" sambungku tak percaya melihat mereka berdua "kalian merahasiakan sesuatu dari ku" todongku lagi
"Ya ini kenyataan nya pin, aku cemburu melihat mu dengan orang itu, aku tak tau namanya, tapi aku melihat kebahagiaan di matamu ketika kau bertatapan dengan nya, berdekatan, mengangkat telponya, bahkan membaca pesanya saja kau bahagia di" lanjutnya panjang tanpa beban sedikit pun
"Tapi, KE-NA-PA pin?" Jawabku sengaja memenggal kata itu. Beberapa menit setelah itu kami hanya terdiam, saras duduk dibangkunya menatap kebawah meja -- alvin sibuk dengan sedotan di gelasnya -- aku masih saja menatap mereka dengan tatapan bingung.
"Karena gue SU-KA elu di" jawabnya dengan getaran hebat yang tertahan, satu - dua hingga bertetes tetes air mata saras berjatuhan ke baju dan sepatunya, hingga ahirnya meluncur deras mengalir di pipinya yang mulus.
dengan tatapan heran gue lihat merka beruda, "Elu SU-KA gue?" Tanya ku takpercaya, yg langsung dibalasnya dengan anggukan kuat meyakinkan
"Ya gue tau itu pin, elu suka berteman sama gue dan gue juga suka berteman dengan kalian, tapi itu ga masuk akal sampe bikin kita melow begini kan?"
"Gue suka dalam bentuk lain di, gue sayang elu, gue cinta elu, lebih dari teman, ini seperti seseorang kepada seseorang yg lain ---- kekasih tepatnya di" jawab alvin cepat seperti menegaskan sesuatu.
"Masuk dulu pin?" Tawarku setelah mobil alvin berhenti di depan gerbang
"Ya tentu" jawab alvin lalu turun dan menuju pintu ku dan membukanya, lalu mengulurkan sebelah tangan. "Lebay lu ah, kek apaan aja" potongku menepis tanganya, langsung masuk ke rumah dan menuju kamar
"Elu mo sampai kapan berdiri disini" tanya alvin bebisik ketelingaku, dengan cepat melingkarkan tanganya ke pinggangku
"Pin" tanyaku berusaha menepis tanganya
"Sssshhhh Sebentar saja di" jawabnya mengeratkan pelukanya
Setelah bebarapa lama seperti itu, alvin mulai mengecup telingaku, berbisik berkata sesuatu yang pasti tak ingin aku dengar darinya, pelukanya mengerat, ciumanya beralih ke leherku dan sesuatu yang mulai mengeras kurasakan dibawah sana, tapat di belahan pantatku
"Pinh" desahku tertahan "sudah ya" ku dorong kuat tubuhnya, aku menikmatinya, aku benar benar menikmatinya tapi aku masih takut jika nanti kami kelepasan dan dikuasai nafsu.
"Maaf" jawabnya singkat, aku pamit ya, lalu menarik tubuhku kedalam pelukanya, dada kami beradu, sesuatu yg keras beradu saling bergesekan dibawah sana, lalu dengan cepat di peradukanya bibir kami, entah kenapa ciuman perpisahan yg harusnya singkat itu bisa berubah sangat panas?!
di sapunya garis bibirku, di kulumnya bibir bawahku, tanpa kusadari aku sudah membalas ciuman itu, ku kulum bibir bwahnya, lalu ke bibir atasnya, ku kulum lidahnya yang ia masukkan ke mulutku, tanpa kusadari alfin beranjak mencium, menjilat dan menggigit leher ku, hingga akhirnya beranjak kembali ke bibir ku, punggungku menegang menikmati semua ini, desahan dan bunyi cipokan kami mengambang ke langit, ku kulum lagi bibir bawahnya, ku sedot dengan penuh nafsu, tanganya sudah mulai menelusuri badanku memainkan puting ku, tanpa melepas ciuman kami yang semakin hot, ku lepas ciuman itu, mata kami saling bertautan, di miringkanya kepalanya untuk melanjutkan ciuman kami, di tariknya tubuhku, di remasnya bongkahan pantatku ---- lalu dengan cepat tanganku bergerak dengan sendirinya mendorong kuat badanya.
"Sudah pin" kataku terengah engah
"Maaf di?" Jawabnya sembari bertanya
aku hanya diam, dan berlalu menyeret tangan nya ke bawah dan mengantarnya ke mobil, kubukakan gerbang, dan menunggunya keluar
"Makasih di" ucapnya mengedipkan sebelah matanya
"Pulanglah, maafkan aku, terimakasih sudah mengantar" jawabku cepat -- berbalik menutup pagar -- kamar rebahan hingga akhirnya terlelap.