It looks like you're new here. If you want to get involved, click one of these buttons!
Copyright 2021 Queer Indonesia Archive. See our Privacy Policy. Contact us at admin@boyzforum.com
Dengan menggunakan situs ini berarti Anda setuju dengan Aturan Pakai.
BoyzForum.com adalah situs anti pedofilia!
Comments
ttap smangat TS, keren kok critanya. aku mantau trus ini trit
Jadilah aku didepan gerbang 30 menit setelah perinrtahnya.
"15 menit di" katanya saat aku baru saja membuka pagar rumahku
"Maaf mas, aku bahkan tidak bisa menyelesaikan mandiku dalam 20 menit"
"Lalu apa kau ingin aku menunggu mu 30 menit di perjanjian berikutnya?" Jawab nya sambil mengangkat sebelah alisnya
"Haha, bagaimana kau melakukan itu? Kau terlihat lucu"
Jawabku spontan
"Hei knapa kau memanggilku seperti itu? Apa kau tidak tau bagaimana caranya bersopan santun?" Tanya nya sambil mencubit sebelah pipiku
"Eh, maaf mas, aku keceplosan" jawabku menunduk malu sambil memenyongkan bibirku, aku malu sekali saat ini, mukaku memerah sejadi jadinya (kurasa) karena setiap aku malu aku akan memerah seperti ini karena kulitku yang terlalu putih.
"Yasudah naik, kau mau seperti itu untuk menghabiskan waktu bosan mu?"
"Oh maaf" jawabku sembari menaiki "NINJA" berwarna merah itu
"Terimakasi mas, sudah mengajakku jalan jalan hari ini"
"Ya, masuklah sudah malam ini, kau harus sekolah besok" jawabnya mengelus elus rambutku, yang lagi lagi membuatku memerah.
"Hufffft, mas eko, kenapa kau begitu bersinar dimataku? Kau terlalu sempurna untuk ku, apa kau sama sepertiku? Knapa kau begitu baik kepadaku? Kenapa kau begitu suka membuatku memerah di hadapanmu? Knapa baumu begitu enak di hidungku? Apa kau juga mencintaiku seperti aku mencintaimu? Lalu kau anggap apa aku ini? Hanya sebatas adikkah? Oooh kenapa aku harus menjadi pengagum rahasiamu yang tak bisa berbuat apa apa?"
Tanyaku panjang lebar ke sebuah foto di layar hp ku. Yang ku dapatkan dari akun facebook mas eko ku ini.
Ku buka mataku dengan cepat, tanpa ada alasan untuk bermalas malasan hari ini, badanku begitu segar, semangatku begitu menunjang semua kegiatan yang akan aku lakukan hari ini. Oooh ini pukul 05: 45 pagi, aku segerakan untuk mandi dan menyelesaikan peralatanku sengan cepat, jadilah aku sudah beres pukul 06:20, aku sempatkan untuk mengunjungi balkon kamarku, untuk meneriaki mas eko ku.
"Mas,"
"Ya, aldino" jawabnya dengan senyum pagi nya yang merekah
"Ti.. Ti.. Tidak apa apa, aku hanya terlalu bersemangat untuk melihatmu pagi ini"
"Mau berangkat bareng"
"Oh tentu, aku akan siap dalam 15 menit" jawabku pasti, sembari mengejar sarapan ku kemeja makan, yang diiringi tawa nya yang masih terdengar dalam beberapa langkah pertamaku...
dikomen atuh
@tarry @Zazu_faghag @UiOOp
dikomen atuh
Apalagi ada acara jauh"an, behhh. Mantap.
#ngayal
thanks mentiony kak..
@ananda1 haha maaf ya, ini baru ada kesempatan ol dari leptop, yang sebelumnya itu online nya dari hp, jadilah tulsanya seperti itu :')
@rizky_27 haha ini kayaknya lebih kepada pengharapan gue kedepanya deh
"hmm belum selesai ya, aku pikir dia orang yang tepat waktu" gerutuku saat melihat jam tangan yang melingkar ditangan kiriku, ku kalungkan tas-ku kepundak kanan, aku suka sekali seperti ini, hanya menggunakan satu dari dua tali tasku, dan itu selalu di sebelah kanan.
"bahkan aku lebih cepat dari pemikiran mu di" jawabnya sembari mengutip kata pemikiran dengan empat jarinya sehingga ia terlihat sok imut, karena aku pikir gaya seperti itu tidak cocok dengan parasnya.
"sejak kapan mas disana?"
"5 menit yang lalu" jawabnya cepat
"ah sudahlah, ayo berangkat" jawabku tidak mau mendengarkan celotehan mas eko-ku ini lebih panjang lagi.
"kamu nanti pulang jam berapa di?"
"apa mas mau menjemputku?"
"apa kau harus menjawab pertanyaan dengan pertanyaan?"
"mas harus jemput aku jam 6 sore ini di rumah guru matematik ku di dekat sekolah, nanti aku tunjukkan rumahnya" jawabku tegas.
"kenapa aku harus menjemputmu?" jawabnya membuka helm hitam putih nya. "apa aku terlihat seperti tukang ojek di mata anak sma? atau wajahku tidak cukup mengimbangi wajahmu?" sambungnya membuka helm merah yang aku gunakan
"aku bisa melakukannya mas" jawabku tertunduk karena terlalu malu diperlakukan seperti ini. "tentu saja mas harus menjemputku nanti, kalau tidak aku akan pulang dengan siapa?" jawabku mengembalikan helm nya, lalu meraih tanganya dan bersalim "terimakasih, aku masuk dulu" jawabku berlalu meninggalkanya
"yasudah kita lihat saja nanti" teriaknya, sembari memasang helm merah yang aku kenakan tadi, dan menggantung helm hitam yang ia pakai tadi. ku lepas ia dengan senyum yang merekah di bibirku.
_____________________________________________
ku langkahkan kakiku dengan semangat dari pintu rumah bu rahmi guru matematika ku, sedikit bersemangat ku lempar lempar tas yang aku genggam di tangan kananku, sehingga terlihatlah aku seperti orang yang baru saja mabuk sehingga tak mampu berjalan dengan benar, aku memang mabuk, tapi bukan karena alkohol atau pelajaran matematik yang memusingkan, apalagi narkoba yang menyentuhnya pun aku tak pernah, aku saat ini sedang mabuk berat, mabuk karena mencintai mas-eko-ku.
"lo pulang sama siapa di?" tanya alvin saat aku melintas di depan motor yang mulai keluar dari tempat ia diparkir.
"belum tau pin, mungkin gue pulang pake angkot atau taksi"
"yaudah bareng gue aja yuk" jawab alvin mengarahkan jempolnya kebelakang pundaknya
"gausah pin, gapapa kok gue pulang pake angkot aja, lagian udah lama ini gue ga pake angkot"
"yakin lu, gama bareng gue" tanya alvin meyakin kan ku lagi
"iya gapapa, lu duluan aja" alvin meninggalkan ku setelah beberapa percakapan kami berikutnya. sebenarnya aku malas jika harus pulang menggunakan angkot, bukan karena aku tidak suka angkot, hanya saja aku tidak suka berjalan keluar komplek yang sangat jauh dari tempat angkot lewat, jika mau mengambil ojek, harus menunggu lebih lama, karena ojek di komplek ini jarang sekali beroperasi.
"lah kenapa sudah sampai sini saja di?" tanya seseorang mengagetkanku
"huft, iya berjalan lah mas" jawabku, memutar badan menghadapnya
"yaudah naik" jawabnya menyodorkan helm merah yang aku pakai tadi pagi kearahku
"oke sip" jawabku mengambil helm, dan menaiki ninja merah kesayanganya
"katanya gamau keliatan kaya tukang ojek mas" tanya ku saat kami menduduki kursi di sebuah mini market dengan eskrim ditangan, katanya mas-eko-ku ini, ia membelikan aku es krim karena tidak mau mendengar rengakan ku yang begitu lelah berjalan ke depan komplek guru matematik ku.
"mas, aku nanyain mas loh" sambungku lalu menjilati es krim ku, ternyata mas-eko-ku ini memperhatikan ku sedari tadi.
"aku hanya merasa terbebani sama kata katamu tadi pagi" jawabnya menyentuh bibirku dengan ibu jarinya
"lagian anak seperti mu ini akan mati jika berjalan lebih jauh lagi" jawabnya sembari memasukkan jempolnya ke dalam mulut hingga membuatku menganga sejadi jadinya
"makan eskrim saja masih belepotan seperti ini" sambungnya
"yasudah yuk pulang" ajaknya memasangkan helm itu kekepalaku dengan sembarangan, sehingga aku terlihat sepri korban angin puting beliung, di tariknya tanganku, jadilah aku seperti anak bodoh yang tak bisa melakukan apa apa, hanya mengekorinya.
_____________________________________________________
"terimakasih mas" kataku mengembalikan helm merah itu
"masuklah" jawabnya menggaet tanganku dan mengarahkanya ke padaku menuntut untuk disalimi, dan berlalu kerumahnya.
@rizky_27 eh iya apa? aku rasa bukan buru buru, tapi yang ini aja udah ke detilan rasanya -_-