It looks like you're new here. If you want to get involved, click one of these buttons!
Copyright 2021 Queer Indonesia Archive. See our Privacy Policy. Contact us at admin@boyzforum.com
Dengan menggunakan situs ini berarti Anda setuju dengan Aturan Pakai.
BoyzForum.com adalah situs anti pedofilia!
Comments
ya kalau mau cerita ya cerita saja.
itu kan aku cerita tentang pendakian pertamaku, bukan pendakian team.
ada yg bilang 2913, 2930, 2968.
Setelah sukses menggelar pendakian gunung merbabu Agustus lalu, akhir saya memutuskan untuk mengubah grup pendakian Merbabu kemarin menjadi grup khusus member boyzforum yang memiliki interest di nature tourism. Grup tersebut bernama Sightseers (baca: sisters XD) yang bila diartikan merupakan orang yang suka melihat pemandangan. Setelah melalui proses diskusi diputuskan tepat pada tanggal 26-27 September 2015, kami berencana mendaki gunung Merapi. Awalnya peserta yang fix ikut mendaki adalah saya, mas @arif_jogja @Pocarisweat @dontcopyart dan seseID yang ga mau disebut namanya (sebut saja si cengok). Kemudian mas dont membatalkan kepergiannya karena tidak mendapat izin oleh ibunya, dan beberapa hari sebelum keberangkatan @RIDE dan @kirangan pun akhirnya dengan bujuk rayu dan paksaan ikut pendakian kami.
Di Sabtu pagi kami berkumpul di rumah si Cengok sambil sarapan dan pembagian keperluan kelompok dan sekitar jam 07.30 WIB kami berangkat ke NEW SELO. Sesampai lokasi ternyata basecamp Barameru terletak dibawah tempat kami parker diatas, kemudian saya, pocari dan mas arif turun kebawah menuju basecamp dan mendaftar nama-nama peserta pendakian. Dari berita yang saya baca, dikatakan bahwa terdapat pengecekan perlengkapan di Barameru, dan saya membawa tas carrier sambil menuju basecamp, namun mas pocari bersikukuh bilang tidak usah membawanya dan benar saja, tidak ada pemerikasaan khusus pada barang bawaan kami, hanya di formulir pendaftaraan yang harus dituliskan perlengkapan dan logistic yang kami bawa.
Pukul 10.30 WIB, kami bersiap berangkat, diawali berfoto dengan latar papan teks “NEW SELO” kemudian kami berdoa meminta kelancaran pendakian Merapi. Pada 10 menit awal pendakian dada mas arif terasa sesak dan hal ini wajar bagi pendaki pemula karena kondisi badan yang kaget dengan iklim sekitar ditambah medan menanjak sambil membawa tas yang berat. Setelah istirahat beberapa menit beberapa beban mas arif kami bagi ke peserta lainnya, yup setelah itu mas arif doing just fine, sudah dapat mengikuti irama perjalanan.
Setelah 1,5 jam berjalan melalui medan tanah berdebu kami akhirnya sampai di gerbang pendakian. Terdapat papan yang bertuliskan jarak dan waktu tempuh dari NEW SELO hingga puncak merapi dengan urutan sebagai berikut :
Beristirahat sejenak, di shelter gerbang kami melanjuti perjalanan yang terus menanjak tanpa henti hingga akhirnya kami sampai di post I pada pukul 13.30 WIB (sekitar 30 menit lebih lambat dari perkiraan). Di dekat post I terdapat batu besar sertinggi 2-3 meter yang memiliki jalur yang dapat dilewati sehingga batu tersebut dinamakan Watu Belah (Batu Belah), sayangnya saya tidak sempat berfoto di batu tersebut, padahal bila kami duduk dengan pengaturan spot yang baik, akan tercipta suatu foto yang cukup keren (kayaknya). Menuju post II, mas RIDE saya lihat mulai kewalahan, ternyata betis doi keram dan karena kurang pemanasan, dan sesesali doi menghentakan kakinya naik turun agar kram tersebut berkurang (?). Antara post I dan post II medan penuh bebatuan besar sehingga kami harus merayap dan semi climbing, dan bagi saya pribadi track semacam itu sangat menyenangkan dan saya meminta izin ke peserta lainnya untuk berjalan di depan dengan cepat. Sekitar pukul 15.00 WIB, saya sampai di post II dan peserta lainnya belum kunjung datang selang 30 menit saya beristirahat di post II dan didapati ternyata kram betis mas RIDE sekarang mulai menggerogoti pahanya dan kondisi kirangan yang drop (badannya mulai hangat). Saya pun mengajukan tim dibagi dua, yaitu tim tenda yang dapat berjalan cepat sehingga saat tim tersebut sampai duluan dapat langsung mencari lokasi berkemah dan mendirikan tenda dan tim kedua dapat berjalan santai tanpa perlu berjalan cepat.
Saya, si cengok dan mas pocari bergerak cepat dari post II menuju Pasar Bubrah (lokasi berkemah) dengan medan penuh dengan bebatuan besar dan sesekali kerikil, sekitar sejam kemudian kami sampai di Pasar Bubrah dan kami mencari tanah yang datar dan dekat bongkahan batu besar agar tenda kami terlindung dari angin besar, selama pencari lokasi berkemah saya melihat banyak sekali botol mineral yang berisi air kencing, sangat disesalkan dan menurut saya itu tindakan bodoh, karena apa susahnya sih mojok dibebatuan besar sambil kencing disana, hih bingits! Setelah menemukan lokasi yang ideal untuk berkemah, kami mulai mendirikan tenda kemudian tim kedua datang, kami pun bergegas menggelar matras didalam tenda dan mas arif yang memasak sayur sop untuk kami. Sekitar pukul 19.00 kami kenyang dan mulai beistirahat, tenda kapasitas 6 orang ternyata sangat sesak dan tidak ada jarak personal diantara kami, dan seperti biasa, saya paling ga bisa tidur kalo ada orang disamping. Di sebelah kanan saya ada mas arif yang grasak grusuk ga bisa tidur juga, sedangkan disebelah kiri ada si cengok yang ngorok kemudian tidur senyap kemudian ngorok lagi ngeeenngg. Alarm di set pukul 03.00 WIB oleh kirangan, kondisi beliau yang demam ditambah sariawan membuat dia ragu mengikuti summit attack pada dini hari esok.
Beberapa setelah jam rebahan, bangun, buang air, berusaha tidur, grasak grusuk, akhirnya alarm berbunyi dengan alunan lagu Dream Theater yang kata kirangan berdurasi sejam. Alhamdulillah demam doi turun dan memutuskan untuk mengikuti summit attack, namun kondisi kaki mas RIDE tidak kunjung pulih membuat doi memutuskan untuk stay di tenda dan mempersiapkan sarapan di pagi harinya. Tepat pukul 04.00 WIB kami berdoa dan berangkat mendaki puncak yang terkenal paling aktif di Jawa dan rajin memuntahkan Wedus gembel tiap lima tahunan sekali. Medan yang dilalui penuh pasir berbatu, sehingga saya selalu merayap naik dan bila apes, pasir yang saya injak bisa licin dan membuat saya merosot. Di tengah perjalanan, mas pocari akhir menemukan jalur yang banyak dilewati pendaki Karena jakur tersebut lebih banyak bebatuan besar sehingga lebih mudah dilewati karena tanpa harus merayap pasir yang sering membuat saya terperosot, sanyangnya lokasi kami dan lokasi jalur tersebut harus melewat jalan yang sangat miring dan penuh pasir dan rawan longsor sehingga kami harus menunggu tidak ada pendaki dibawah kami, saat kondisi aman saya mulai merangkak menuju jalur bebatuan tadi, namun si cengok, kirangan dan mas arif tetap lanjut di jalur awal, dan benar saja jalan itu sangat licin saya dan mas pocari pun terpeleset dan merosot kebawah , karena tidak ada bebatuan keras saya hanya mengandalkan kaki dan tangan agar bisa bertahan dari perosotan tadi dan alhamdulilah berhenti juga setelah merosot sekitar 5 meter. Kami pun merangkak pelan-pelan ke jalur bebatuan tadi dan sesampainya di jalur secara perlahan kami mulai semi-climbing dengan penuh hati-hati agar tidak menginjak batu yang kokoh, karena sebelumnya saya melihat ada yang menginjak batu yang tidak stabil dan mengakibatkan batu yang ukurannya cukup besar tersebut berguling kebawah mengikuti jalur, sehingga pendaki diatas hanya dapat berteriak “Awas batuu!!!” dan ketika batu tersebut berhenti mereka teriak “sopo iku sing salah nginjek? ASU! ASU!” (Kurang lebih seperti itu).
Sekitar pukul 05.00 WIB akhirnya kami tiba di puncak Merapi, well sebenarnya bisa dikatakan bukan puncak beneran sih karena lokasi kami berdiri bukan lokasi tertinggi, hanya pinggiran kawah Merapi yang masih aktif mengeluarkan asap belerang. Seselesai berfoto ria kami pun beranjak turun dan setelah bertemu lagi di jalur berpasir yang sangat menyenangkan (the highlight of the trip) karena bisa bergerak cepat dan seru, gimana ya deskripsikannya pokoknya seru deh kayak prosotan tapi ga duduk, haha. Sesampai ditenda mas RIDE sedang memasak sarapan untuk kami dan setelah kenyang kami pun bergegas turun ke basecamp. Lagi dan lagi selama perjalanan turun jempol saya sakit karena sering terbentur ujung sepatu, sehingga saya hanya bisa diam selama perjalanan karena menahan sakit. Tidak tahan dengan rasa sakit saya pun mengganti sepatu saya dengan sandal dan bergerak lebih cepat. Sekitar 3 jam turun kami sampai di NEW SELO dan istirahat sejenak sambil bersih dan minum.
Overall perjalanan ke Merapi relatif singkat namun medannya cukup ekstrim dan penuh bebatuan besar berbanding terbalik dengan perjalanan ke Merbabu via Selo yang lebih lama dan medan relatif aman penuh abu. Sekali lagi Thank you! You guys are awesome, cant wait for the next trip with y’all. Peace!
Mau ikutttt~~~~
dari pos 2 ke pasar bubrah lebih enak lagi, berbatu2 tapi tidak securam pos1->pos2. mana disambi nyanyi2 pula, hahaha..
oh ya, setelah dibagi 2 tim dari pos 2, beberapa saat setelah tim B menyusul, di kejauhan kami sempat melihat tim A yg hampir sampai di pasar bubrah, kamipun melambai2kan tangan ke mereka dan mereka membalas melambai2kan tangan. somehow itu terasa menyenangkan bagiku.
Saya tidak tau pengukuran resmi terbaru berapa dan sudah dilakukan atau belum, tetapi saya cenderung ke angka yang lebih kecil mengingat letusan Merapi yang terakhir lumayan besar dan mengubah morfologi kawah secara dramatis.
@createsometrouble oh well... janji adalah janji...
Pengen tau jawabannya mas mas sekalian :33