It looks like you're new here. If you want to get involved, click one of these buttons!
Copyright 2021 Queer Indonesia Archive. See our Privacy Policy. Contact us at admin@boyzforum.com
Dengan menggunakan situs ini berarti Anda setuju dengan Aturan Pakai.
BoyzForum.com adalah situs anti pedofilia!
Comments
@bumbu thanks for proof reading mine. Untuk saran akan aku perbaiki di next update. Tapi untuk paragraf seperti yang km contohkan aku tidak setuju. Paragraf menurut ku tetep terdiri dari beberapa kalimat. Khusus dialog it's okay, untuk di tempatkan dalam line terpisah. Btw, thanks.
@sunnyhoney @nand4s1m4 @mikaelkananta_cakep @TigerGirlz @onewinged_bird selamat pagi hehe... mohon yang tidak bersedia di mensen bilang. yang belum ke mensen juga harap bilang. mohon ya komen, boleh komen asem, komen asin, komen pedes. lol atau click "Like" aja
thanks
“Hapenya udah?” Tanya ku.
“Udah, ambil aja. Gak ada lagu yang ku inginkan di hapemu.”
“Emang kamu suka lagu apa sih?”
“Suka lagu soundtrack anime atau kartun”
“Haha… ya aku gak punya. Aku cuma punya lagunya Taylor Swift.”
“Coba deh dengerin soundtrack naruto ini”
“Ogah, aku mau nonton TV dibawah.”
Aku langsung turun ke bawah sambil membawa hapeku. Sebenarnya aku gak pernah menyimpan hal aneh apalagi video bokep di hape. Cuma kemarin browsing nemu foto cowok cakep imut dengan mata biru dan tubuh yang indah sedang topless. Sayang saja jika udah di download di hapus. Soalnya memang foto yang sulit didapatkan. Tapi gara-gara Havi mau pinjam hape ku, hilang sudah foto itu. Dan aku sudah lupa dimana foto itu ku download. Ku buka opera mini ku tutup semua tab boyzforum yang ada. Ku bersihkan semua history. Walau sebenarnya aku yakin yang ngepoin history browsing orang lain sangat jarang. Tapi mencegah lebih baik dari pada sudah kejadian dan tidak bisa diperbaiki.
Havi turun dari lantai atas dan ikut duduk menoton TV. Ku lihat dia mendengarkan musik lewat earphone. “Coba deh kamu dengarkan soundtrack ini?” Tawar dia sambil menyorongkan earphone ke telinga ku. Aku biarkan saja ketika dia mulai memasangkan earphone satunya ke telingaku. Seketika agak terkejut sepertinya sambil dia menyapukan pemukaan tangannya di pipiku. Pura-pura ku tetap fokus dengan tv. Ku dengarkan sebuah lagu lumayan enak didengar. Tapi tetap saja ku kurang menikmatinya. Dia mengganti lagunya. Lumayan lebih cocok di telingaku dari lagu sebelumnya. Dia mengganti lagi lagu yang dia putar. Malah sama sekali gak cocok ditelingaku.
“Enak enak kan lagunya?”
“Nggak, biasa aja. Gak cocok ditelingaku”
“Issh kamu, nggak ngerti selera musik berkelas”
“Berkelas apaan? Lha wong itu biasa banget. Masih bagus laguny Taylor Swift, orangnya juga cantik kemana-mana”
“Pilih yang cantik apa yang ganteng?”
Aku kaget dengan pertanyaannya. Lantas Havi berdiri bergaya seolah memegang mic dan mulai menyanyi.
“Kok bisa dan tahu lagu Taylor Swift sih??”
“Iya dong, kamu kira laguku Cuma soundtrack anime. Penyanyi professional harus bisa menyanyi banyak lagu” lantas dia tertawa terbahak bahak. Ku lempar bantal kearah muka Havi. Dia menangkap dan melempar balik. “Akui saja kalau kamu kaget kan aku bisa nyanyi?” ucapnya sambil duduk. “Ah enggak enak aja,” ucapku gengsi “kalau Cuma nyanyi kayak gitu. Aku juga bisa.” Aku pun mulai menyanyi beberapa bait dari lagu yang sama tapi bahkan telinga ku sendiri jika bisa muntah akan muntah mendengar suara ku yang kayak kaleng krupuk di lempar. (rekam suaramu ketika bernyanyi dan dengarkan, trust me it works). Havi Cuma nyengir kuda mendengar aku bernyanyi. Dasar nih anak malah ngeledek, batinku.
Dia menjadi diam ketika dia mulai fokus ke acara tv. ku perhatikan wajahnya dari samping. kamu emang cakep Havi. selain itu ada aura yang memancar entah itu apa. tapi ku bisa merasakan kalau ada keteduhan di wajahnya. ah beberapa hari seperti ini dengan Havi mengingatkan ku pada sosok lain dalam sejarah hidupku.
Flashback
Sudah dua hari ini Jay tidak bertegur sapa dengan Salman di sekolah. Sudah dua hari pula mereka berangkat ke sekolah sendir-sendiri. Sebelumya mereka bergantian siapa yang bawa motor dan siapa yang jemput. Jika hari senin Salman bawa motor dia akan menjemput Jay ke rumahnya dan berangkat ke sekolah bersama. Terus hari selasa gentian Jay yang menjemput Salman. Kebiasaan yang mereka sepakati bersama ketika mereka mulai akrab saat satu kelas di kelas XI sampai kelas XII. Walaupun akhirnya mereka beda kelas di kelas XII.
Tinggal sebulan lagi mereka harus mengikuti UAN. Sampai terjadi kejadian hari itu. Yang menjadikan mereka berpisah dan tak bertegur sapa satu sama lain. Namanya Adi Jayadiningrat biasa dipanggil Jay. Jay mulai menyukai Salman yang humoris, slengekan, ramai ketika mereka satu kelas. Sementara Salman mulai menyukai dan akrab berteman dengan Jay ketika Jay satu-satunya temenn cowok yang paling pintar yang paling mudah dimintai bantuan. Pendiam itulah karakter Jay. Cowok berkacamata ini seperti penonton setia lawakan tunggal seorang Salman.
“Man ntar malem nginep di rumahku ya?” Tanya Jay ketika jam istirahat.
“Akhir pekan tarif ku naik” jawab salman asal.
“Pasang tariff ya sekarang, udah deh situ jomblo, paling malem minggu juga dirumah nonton tv”
“Enak aja. Aku jomblo berkelas ya. Enak aja malem minggu Cuma nonton sinetron Indonesia gak jelas.”
“Terus ngapain?”
“Tidur…”
“Pasti menangis merenungi nasib jomblonya sampai tertidur” ledek Jay sambil terkekeh.
“Heh, enak aja. Situ curcol ya? Ya udah ntar malem nginep di rumahmu deh. Mengasihani jomblo merana bagian dari ibadah” ledek balik Salman.
Jay Cuma bisa tersenyum kecut. “Ntar main PS seperti biasa.” “Oke siapa takut”, jawab salman sambil menepuk dadanya sendiri.
Malam itu salman menginap di rumah Jay. Jay merupakan anak yang beruntung,memiliki orang tua yang kaya, perhatian dan penuh kasih sayang. Keluarga yang sepertinya sempurna. Jay memiliki kamar di lantai dua rumahnya. Kamar yang luas ada TV, PS dan computer dan lemari pakaian dengan cermin yang lebar. Tidak ada barang yang mewah. Kamar tidur Jay memiliki kamar mandi di dalam. yang memudahkan remaja seusia mereka melepas hasrat darah mudanya.
Hal yang paling sering dilakukan ketika Salman menginap dirumah Jay adalah main game sepak bola atau nonton fillm bareng. Sisanya kadang mereka harus mengerjakan suatu PR bersama. Bersama dalam satu kamar tapi Salman Cuma tiduran menunggu Jay selesai mengerjakan.
Ketika main game ada beberapa hal yang mereka pertaruhkan. Yang kalah harus menggendong yang menang menaiki anak tangga dari lantai bawah. Kebobolan satu gol lawan harus bermain dengan berdiri dan boleh duduk sampai dia bisa membuat gol. Kebobolan satu gol, lawan harus minumair satu gelas besar. Dan banyak hal lain yang merek pertaruhkan yang menambah semangat mereka untuk selalu main PS. Walaupun sebenarnya Salman lebih sering kalah, tapi karena sifat nya yang suka tantangan membuatnya selalu menawarkan ide-ide gila pada Jay.
Malam itu Salman mengusulkan sebuah tantangan yang paling gila yang yang pernah dia usulkan kepada Jay. Setiap kebobolan satu gol, lawan harus mencopot satu pakaian yang dikenakan. Tantangan yang merupakan awal benih masalah dimana mereka harus terpisah bagaikan orang asing satu sama lain.
Malam itu Havi mengajak makan nasi goreng. Ada penjual nasi goreng tidak jauh dari kos. Aku tidak keberatan. Seusai sholat magrib kami menuju ke penjual nasi goreng. Penjual nya ramah, udah cukup tua berumur sekitar 40an, wajahnya menyiratkan ketampanan masa lalu yang mulai pudar karena keriput dan kelelahan. Ada dua pembeli lain cewek-cowok, sepertinya merupakan sepasang kekasih. Aku juga sepasang kekasih kok, ucap batinku, mengejek mereka.
Tidak butuh lama untuk bisa menikmati sepiring nasi goreng dengan segelas teh hangat. Entah karena emang sudah sangat lapar atau emang nasi gorengnya enak. Tidak butuh lama bagiku untuk menghabiskanny. Sepertinya Havi menatapku heran. Ku lihat dia masih menghabiskan 2/3 nasi gorengnya. Ku buka hape ku kirim pesan ke Edrick.
“Besok ospek terakhir, kalau ada barang yang tidak bisa didapatkan biarin aja. Hari terakhir harus dicoba gimana rasanya barang bawaan gak lengkap” 18.32.
“Beneran nih gak papa? Ntar dihukum berat gimana?” 18.34.
“Udah jangan khawatir, paling Cuma suruh lari atau push up” 18.35
“oke deh, ada 2 barang yang sebenarnya mau ku cari selepas isya, tapi kayaknya gak usah” 18.36
“Oke sip”18.36.
“Tadi pagi barang bawaanmu gak lengkap di hukum apa?”, tanyaku pada Havi yang udah selesai makan. “Disuruh push up sih, 5 kali” Ucapnya sambil menyeruput teh hangat nya. Entah kenapa bibir Havi jadi kelihatan lebih merah. Bagaikan buah yang siap petik. “Beneran Cuma 5 kali,?” tanyaku lagi. “Iya, terus suruh berdiri. Malah lebih enak gak kepanasan. Dan juga posisinya bukan posisi siap. Jadi mending besok gak usah lengkap. Aneh aja, yang atribut en barang bawaan lengkap malah lebih menderita”, terang Havi. “iya sih rencana besok juga gitu. Edrick ku bilang barang bawaan gak usah lengkap.” Jawabku. Lantas kami berdiri membayar sendiri sendiri nasi goreng kami dan pulang ke kos.
Sepulang makan nasi goreng bawaanya langsung ngantuk. Tapi masih terlalu sore untuk tidur akhirnya aku dan Havi nonton TV. Tiba-tiba ibu kos menghampiri kami yang sedang nonton tv. “kamar mandi atas udah aku kuras, tikusnya udah ku buang”, Ucap ibu kos. “Kok bisa sih buk, ada banyak tikus. Jangan-jangan ibu ternak ya?” ucapku spontan. Ku lihat ibu kos mendelik kearah ku, “ini juga pertama kali ada tikus nyemplung ke kamar mandi. Dari dulu juga gak ada tikus.” Ucap sang ibu kos mengklarifikasi. Seharusnya aku berterima kasih pada si tikus yang telah mengorbankan nyawanya demi membuatku bisa mandi bersama dengan Havi. RIP tikus, batinku. “oh gitu ya buk, ya udah semoga gak ada lagi”, ucapku. Ku lihat Havi Cuma diam saja memperhatikan TV.
“Puas-puasin aja nonton tv nya, mumpung pada belum balik. Kalau udah balik pasti deh kalian jadi sungkan”, ucap ibu kos yang mau bilang kalau udah pada balik ke kos, anak baru bakal sungkan dan ngikut kehendak anak lama. “emang kapan buk, pada balik?” tanyaku. “kayaknya besok sudah pada balik,” lantas sang ibu pergi meninggalkan kami berdua.
Karena udah ngantuk aku naik ke atas dan mau tidur. Ku lihat jam masih pukul 21.00 tapi sudah sangat ngantuk. Aku pun tidur duluan. Hanya ada dua bantal, suatu hari nanti aku harus beli guling biar ada yang bisa dipeluk. Ntar berabe jika peluk-peluk Havi. Aku pun mulai memejamkan mata. Aku terbangun setengah sadar ketika havi menyusulku tidur ketika pukul 22.00. aku pun mulai memejamkan mata lagi. Dan perasaanku menjadi senang karena havi emang sesuai dengan apa yang dia katakan tadi sore.
Pukul 1.30 aku terbangun, setengah sadar ku lihat kaos havi tersingkap ke atas. Sehingga perutnya yang lumayan terbentuk kelihatan. Entah kenapa tiba tiba aku jdi sulit memejamkan mata. Entah setan dari mana aku mulai meletakkan tanganku di atas gundukan Havi. Ku mulai gerak-gerakkan pelan sambil menunggu reaksi Havi. Dia tetap tertidur. Semakin kalap ku pelorotkan celananya sampai celana dalamnya kelihatan. Havi tetap tertidur. Ku sibak celana dalamnya dan ku lihat benda lemas yang cukup besar itu terkulai pasrah menunggu di mangsa. Ku dekatkan kepalaku ke barang milik Havi. Langsung ku lumat kepunyaannya.
Seketika Havi terbangun, tapi aneh dia tidak bilang apa-apa. Sepertinya malah menikmati. Ku semakin liar dan ku percepat iramanya. Ku dengar lenguhan Havi. Lenguhannya membuatku semakin bersemangat. Akhirnya sambil mulutku bekerja, ku raih punya ku sendiri dan mulai mengocoknya. Tidak butuh lama ketika aku mencapai klimaks. Ku kocok punyanya dengan tanganku ku lihat Havi pasrah saja dengan perlakuan ku pada burungnya. Hingga tak butuh lama dia juga mencapai klimaks.
Ku lihat kepuasan tersirat di wajahnya. Aku pun ikut terkulai lemas di samping Havi. Kami Cuma diam tanpa ada kata yang berani meluncur dari bibr kami. Entahlah, apa yang bakal terjadi. Semuanya sudah terlanjur terjadi. Aku pun bangkit dari ranjang dan berniat mandi besar. Ku ambil handuk dann menuju ke kamar mandi. Di dalam kamar mandi ku lihat bak mandi penuh dengan tikus mati.
Seketika aku kaget, dan baru sadar kalau semuanya Cuma mimpi. Rasanya sangat nyata. Aku pun bangkit dari ranjang dan mendapati celana ku basah. Ternyata aku Cuma mimpi basah. Ku lihat jam menunjukkan pukul 05.00 lebih. Ku lihat Havi sudah tidak ada. Jika sesuai jadwal Havi pasti sedang jogging pagi. Semoga Havi tadi tadi tidak memperhatikanku ketika dia bangun. Cepat-cepat ku menuju kamar mandi, mencuci celana dan celana dalam dan mandi besar. Untunglah Cuma mimpi, ku masih merasakan dalam mimpi tadi betapa aku juga khawatir dan sedih dengan apa yang telah ku lakukan.
Jam 6.30 aku sudah ganti baju dan duduk-duduk ganteng dibawah menunggu Edrick datang. Havi masih diatas. Edrick seperti kemarin akan membonceng aku dan havi. Ospek terakhir semoga bakal lebih seru dan menantang. Havi sudah siap dan ikut duduk disampingku di beranda kos untuk menunggu Edrick.
“Kapan-kapan ikut jogging pagi dong Man!”
“Huh males, jam 5 masih ngantuk.”
“Ya nggak jam 5 juga sih, besok-besok jam setengah enam deh. Kalau jam 5 kan karena hari-hari ini ada ospek”
“Boleh, tapi kalau tiap hari ya ogah lah. Tiap sabtu atau minggu baru mau”
“Olahraga ya tiap hari dong biar sehat.”
“Aku olahraga tiap hari”
“Olahraga apaan. Ngarang bebas. Gak pernah gitu.”
“Ada deh, kan aku olahraga gak harus bilang-bilang.”
Olahraga you-know-what lah, batinku. ku pasang senyum ketika ku lihat wajah sebel Havi. Tak lama Edrick datang. Tanpa komando aku dan Havi langsung naik ke sepeda motor Edrick. Ku cium bau parfum yang enak dari tubuh Edrick, sepertinya dia memakai parfum hari ini.
Dengan lincahnya Edrick membelah jalanan yang masih lengang. Akhirnya tiba dengan selamat. Havi yang dibelakang sudah turun duluan. Aku yang masih diatas tidak turun, malah ku peluk erat Edrick dari belakang. “Ih apa apaan sih, cepet turun woy” hardik dia. “Ini pelukan perpisahan Ed, besok besok kan belum tentu bisa bareng lagi”, ucapku memberi alasan. Ku pegang erat dan ku tempelkan kepala ku di punggung Edrick. Tak ku hiraukan orang lain yang saat itu juga ada di tempat parkir. Tiba-tiba ada sebuah jitakan mendarat di kepalaku. “eh kurang ajar. Napa jitak aku?” ucapku pada Havi. “jitakan perpisahan” ucapnya sambil lari dari hadapan kami. Dasar tuh bocah, ku lihat Edrick tersenyum penuh kemenangan.
Ku lepas pelukan ku dari tubuh Edrick dan turun. Ku persiapkan atribut dan barang bawaan. Edrick juga bilang kalau ada barang yang tidak dia bawa. Lantas kami berjalan kearah lapangan menuju ke kelompok kami. Ku lihat wajah-wajah yang lebih cerah karena mungkin merupakan hari terakhir ospek. Ku jabat tangan satu persatu. Edrick tidak ikut menyalami teman yang lain. Dia malah langsung berdiri paling belakang.
Ospek pun dimulai dengan apel pagi. Panitia ospek terlihat lebih galak dari kemarin. Walaupun begitu banyak peserta yang lebih bersikap santai. Aku dan edrick akhirnya dikeluarkan dari barisan karena barang bawaann yang tidak lengkap. Setelah mereka meng interogasi kami dan terjadi perdebatan kecil akhirnya kami tetap dapat hukuman push up 10 kali. Seperti yang ku perkirakan dari kemarin kalau dapat hukuman seperti itu lebih baik dari pada berdiri di lapangan apalagi kami di bawah pohon yang rindang yang melndungi kami dari cahaya matahari pukul 8 pagi.
Ada drama kisruh antar panitia. Terus ada ini itu. Akhirnya ucapan sayonara dan berjabat tangan dengan panitia lapangan dan menuju ke aula. Jadwalnya hari ini akan di isi dengan beberapa seminar motivasi. Acara hari ini akan lebih santai dari kemarin. Walaupun begitu, acara diruangan seperti itu malah membuatku ngantuk. Apalagi ada pembicara yang kurang menarik dan tidak lucu. Tapi banyak pembicara yang lebih lucu dan menarik sih.
Beberapa kali ku juga mencuri curi kesempatan untuk browsing. Browsing ke boyzforum, ada beberapa pesan dari anggota lain yang mengajak berkenalan. Ku pastikan tidak ada yang melihat atau memperhatikan apa yang aku buka. Edrick duduk disampingku. Dengan penuh perhatian dia mendengarkan apa yang pembicara ucapkan. Ada beberapa panitia yang keliling juga, menegur peserta yang main hape. Ya pantas sih, dalam forum rapat yang penting aja banyak yang main hape, apalagi cuma dalam seminar.
Hape seperti sudah jadi pelarian saat kapan pun dan dimanapun. Fungsinya tidak lagi Cuma buat sms atau telepon. Sebenarnya mau download jack’d yang dulu pernah ku install sebelum akhirnnya ku uninstall. Aku penasaaran seberapa banyak yang bisa di deteksi yang ada diruangan ini. Tapi jaringannya sedang jelek. Untuk browsing saja agak lemot. Akhirnya ku urungkan niat untuk ‘liat-liat’. Ku tutup hape dan ikut mendengarkan seminar.
Jam 14.00 acara sudah selesai, lebih awal dari hari kemarin. Acara ospek yang memorable seperti yang kakak –kakakku ceritakan sepertinya tidak terjadi. Ospeknya berjalan apa adanya tanpa ada kekerasan, pressure, apalagi perpeloncoan. Akhirnya aku bilang ke Havi untuk pulang berjalan kaki. Ku minta Edrick untuk datang ke kos besok atau nanti malam.
Ku lihat Havi berdiri di pinggir trotoar dekat gerbang kampus di bawah pohon untuk menghindari sengatan matahari, menunggu ku. Lumayan terik, tapi sepanjang trotoar yang bakal kami lewati banyak pohon yang menaungi. Aku dan havi berjalan beriringan. “Tadi pagi jogging sampai sini”, ucap Havi memulai pembicaraan.
“Jauh amat”
“Enggaklah, kalau lari Cuma sepuluh menit kok”
“Emang gak capek ya?”
“Ya capek tapi Cuma sebentar, kalau udah biasa enak di tubuh”
“Oh ya? Emang sejak kapan rutin jogging?”
“2 tahun kayaknya.”
“Emang beneran tiap hari? Selama dua tahun itu?”
“enggak Cuma, 3-4 kali seminggu, 3 hari ini kan Cuma penasaran daerah sini jadi jogging tiap hari”
“oh…”
“eh Man tadi malem kamu ngapain sih?”
Sebelum aku sempat bertanya, aku berpikir keras bagian mana dalam mimpi ku yang benar-benar terjadi yang ku lakukan pada Havi. Rasanya aku terkulai lemas jadi makhluk agar-agar tanpa tulang.
dibelokin jay ya?
lol
harusnya adegan mimpinya bs lebih greget lagi, ga dapet feelnya.
tp lucuk, bikin ngakak n mesam mesem gaje )
harusnya adegan mimpinya bs lebih greget lagi, ga dapet feelnya.
rapetnya ini ga bisa diubah ya kayaknya? lol
dibilang banyakin enter jg..
tiap sesudah dan sebelum narasi kasi 2 enter , antar dialog 1 enter
(editnya di kolom komentar bf)
lebih enak dibaca ntar, trust me, it works! lol
tp overall lucuk, bikin ngakak n mesam mesem gaje )