It looks like you're new here. If you want to get involved, click one of these buttons!
Copyright 2021 Queer Indonesia Archive. See our Privacy Policy. Contact us at admin@boyzforum.com
Dengan menggunakan situs ini berarti Anda setuju dengan Aturan Pakai.
BoyzForum.com adalah situs anti pedofilia!
Comments
Terima kasih, timeline akan di perhatikan. Kemarin males banget mau baca baca cerita sebelumnya, thanks so much. Semoga masih bisa dibaca enak
Nama ku sinjai )
@fadlifadlan
T
Thanks all :-*
*cipok satu satu
Jangan mudah curigay ah lol.
@babycurse @wyatb @be_double
@blackshappire @ottorisk @asz_2468
@adamy @telur_ungu
@indra_perjaka @bagoes_cahbagoes
@antis @mltgw @edwardlaura
@admmx01 @aicasukakonde @fends
@adinu @LastBreath @d_cetya @luky
@aicasukakonde @buyung-yk
@permanario @alvaredza .
@boybrownis @Ian_sunan
@Monster_Swifties @arieat @cibro
@Wooyoung @CL34R_M3NTHOL
@kiki_h_n @yuzz @elsa @iuss
@indra_hunks @adamx @arixanggara
@hendra33
@sunnyhoney @nand4s1m4
@mikaelkananta_cakep
@dan99ization @TigerGirlz
@bumbellbee @onewinged_bird
@ottoRisk @MisterF @Gaebara
@mr_makassar @zick_perzon
@Ray_Ryo @leehan_kim @2mocin
@latio @rayrio017
@congcong @ajatarman
@Ziehl_Neelsen @ipinajah @3llo @matamu @dewa_ariez17
@de_adjha87 @teru
Update, enjoy this story! Keep criticize n suggest!
N don't forget to click lol or like! )
“hm… emang beneran gak bisa tidur jika temen disebelahmu gak pakai baju?”
Kenapa edrick cerita kepada Havi sih… “hah… maksudnya?” jawabku pura-pura bingung.
“iya, tadi Edrick cerita kalau km gak bisa tidur, sampai kamu bangunin Edrick suruh pakai baju”
Gak penting juga untuk dibahas Havi, batinku. “oh itu… hm… anu sebenarnya Edrick badannya bau, semalam belum mandi makannya ku suruh pakai baju. Biar bau keringatnya berkurang.” Ngeles bajaj.
“masak? Hmm… oh ya tadi pagi aku habis jogging, capek lepas kaos, eh malah ngantuk, ketiduran sampai kamu datang”, aku berpikir, aneh, kenapa Havi berusaha menjelaskan sesuatu. Apakah dia tahu aku berbohong?
“oh iya gak masalah. Tapi lain kali jangan gak pakai baju, keringatmu bisa nempel di seprai jadi seprainya cepat bau.” Terangku padanya.
Sekilas aku menatap, bukan, kami saling berpandangan menatap ke dalam lubuk hatinya melalui kedua matanya. Ada kalimat memohon yang seharusny keluar dari mulutnya ‘beri tahu aku sesuatu’. Kemudian dia beranjak, berdiri dan mulai melangkah dan “HAVI AKU GAY” ucapku. Dia mematung sebentar.dia berbalik menatapku dan bertanya, “maksudnya?”
Aku benci kalimat itu, aku tau kamu paham maksudku. Cuma kamu ingin penegasan kembali. Tidak bisa kah kau memahami bahwa mengucapkan kalimat itu begitu sulit bagiku. Dan kau meminta penjelasan dariku. Seberapa besar keberanian yang kau tuntut dari ku. Apakah kau hanya akan meminta penjelasan agar kau bisa memastikan bahwa kau layak meninggalkan ku.
“Apakah tidak cukup jelas?” ucapku dengan penuh emosional.
Ku tatap matanya, ku harap dia bisa menyelami lubuk hatiku lewat kedua mata ku tanpa aku harus memberi penjelasan apapun. Hening. Atau perasaanku saja yang merasa demikian. Tak terasa mata ini basah. Ku alihkan pandanganku ke arah jendela. Tidak ingin ku dia melihat air mata ku menetes, ku sedikit mendongakkan pandangan. Berharap bulir air mata tetap di tempatnya. Havi bingung ku lihat dia sedikit mengangkat tangannya sebelum satu detik dua detik berlalu dan dia menerjangku dan memeluk erat.
Tak kuasa, air mata ku mengalir juga.
Cukup lama dia memelukku, tak berani ku peluk dia balik. Dalam keheningan dia terus memeluk ku. Ada kehangatan yang menjalar masuk ke dalam hatiku. Havi seperti ingin mentransfer energy yang dimilikinya. “aku gak tau apa maksudmu dan apa yang terjadi padamu, Cuma aku yakin pelukan hangat mungkin bisa menenangkan mu,” ucapnya lirih sambil terus memelukku.
Ku dorong tubuh Havi dengan lembut, memberinya isyarat agar melepas pelukannya. Dia pun melepas pelukannya. Kemudian kami duduk di pinggir ranjang. Tak ada air mata yang jatuh.
“Aku tidak peduli kamu seperti apa, selama kamu bisa bersikap baik aku akan selalu bisa menerima mu”, ucapnya.
Bibirku kelu, sepertinya air mata akan keluar lagi jika aku mengucapkan sesuatu. Aku pun Cuma diam. Tak berani ku menatap matanya. Aku Cuma mengarahkan pandanganku ke lantai. Cukup lama kami saling diam. Havi juga tidak beranjak dari tempat tidur. Mungkin dia menunggu ku mengucapkan sesuatu. Tapi aku sama sekali tidak ingin mengucapkan apa-apa. Havi pun keluar kamar tanpa sepatah kata, meninggalkan ku sendirian.
Cukup lama aku duduk. Aku bingung dengan sikapku barusan. Tidak seharusnya se dramatis itu. Aku juga sedikit menyesal tidak menerangkan apapun. Aku takut Havi tidak mendapatkan penjelasan yang cukup dan bertindak yang merugikan ku. Aku berusaha menenangkan diri. Ku rebahkan tubuhku ke kasur dan mulai menutup mata. Semoga dengan tidur kekalutan ku berkurang.
***
Jam menunjukkan pukul 15.40. tak terasa aku tidur cukup lama. Tak tahu apa yang harus ku perbuat pada Havi jika dia bersikap berbeda. Aku juga tak tahu dimana dia sekarang. Ku mulai bangun mengumpulkan energy yang hilang. Ada pesan yang masuk, ketika mau membuka layar masih terasa lemas sehingga tidak berhasil untuk beberapa kali. Akhirnya berhasil mengusap layar dengan benar. Ya hapeku sekarang ku password sejak kejadian hape mau dipinjam oleh Havi ku putuskan untuk mem-password-nya.
Ternyata ada pesan dari edrick.
“Bro ntar malem jalan-jalan yuk!?” 14.15
“sorry, ntar malem ibu kos ngadain acara jadi gak bisa” 15.50
Lantas ku letakkan hapeku. Bersiap ke kamar mandi. Tiba-tiba Havi masuk dia telah memakai celana Jeans dan handuk tersampir di pundaknya. Dia topless dan rambutnya basah. Dia menatapku sekilas. Sambil memakai kaos dia bertanya, “udah bangun?”
Ku hanya diam. Tidak mengangguk tidak pula mengeluarkan sebuah kata. Ku lihat dia berpakaian rapi memakai kaos, dan memakai jaket. Sepertinya dia mau keluar. “emang mau kemana?” tanyaku padanya yang sedang di depan cermin. “Mas alung ngajak jalan-jalan. Katanya mau belanja juga. Ntar magrib mungkin udah balik.” Jawabnya.
Dia bergegas dan melangkah keluar.
Dia pun menutup pintu. Aku beranjak dari ranjang tiba-tiba Havi masuk lagi. “Ketinggalan dompetnya. Kamu ada titip sesuatu nggak?” Tanya nya.
Ku gelengkan kepala. Dia mendekat dan menjulurkan tangan untuk berjabat tangan. Ku bingung, “salim dulu!” ucapnya. Ku kebaskan tangannya. “apa-apaan sih” ucapku sebel. Dia Cuma sedikit tertawa dan melangkah keluar. Jujur aku belum siap jika dia bercanda seolah-olah tidak terjadi sesuatu.
Aku pun mengambil handuk dan keluar ke kamar mandi. Tumben kamar mandinya tertutup sepertinya penghuni lain sudah balik. Karena masih penuh ku balik lagi ke kamar. Ku ambil hape. Ada balasan dari Edrick.
“acara apa emang?” 15.55
“katanya ibu kos ngadain acara makan-makan menyambut anak kos yang pada balik” 16.00
“ibu kosmu baik juga. Hehe” 16.02
“paling juga setelah makan langsung ditagih uang kos yang ditunggak” 16.03
Sambil ku mengingat punya kekurangan 50 ribu ke ibu kos.
“Jangan suudzon gitu. Sapa tau emang baik” 16.03
“Ya semoga, kalau nanti gak kerasan ya cari kos lain” 16.04
Tidak tau apa yang bakal terjadi pada aku dan Havi. Bisa saja aku memutuskan pindah.
“Gak usah. Tinggal di rumah ku aja. Ada kamar kosong. Kalau ke kampus bareng aku.” 16.05
“Hahaha… makasih” 16.05
“Eh serius. Beneran seneng jika kamu mau tinggal bareng ” 16.06
“Terima kasih ya Ed, semoga nanti ada kesempatan. Aku mau mandi dulu” 16.07
“Oke. Silakan mandi yang bersih “ 16.07
Aku pun bangkit dan keluar. Tapi dari pintu ku bisa melihat kalau masih dipakai. Sebenarnya kamar mandi satunya terbuka tapi tapi aku tidak suka karena sedikit gelap dan sempit karena ada wc-nya. Aku pun masuk kembali.
Tidak tahu apa yang dilakukan di dalam kamar mandi tapi emang cukup lama entah apa yang dia lakukan. Emang di kos ngantri mandi adalah lumrah. Tapi jika sampai hampir setengah jam itu sudah keterlaluan. Aku pun membayang-bayangkan yang tidak-tidak. Ingin suatu saat aku pasang sebuah tulisan di pintu kamar mandi, ‘DILARANG NGOCOK’
Aku pun tersenyum sendiri membayangkannya. Tapi mustahil itu dilakukan. Aku pun kembali melihat dari pintu kamar kalau-kalau sudah selesai. Belum selesai. Aku pun mendekat siapa tahu bukan orang mandi tapi mencuci baju. Belum sampai ku bisa memastikan pintu kamar mandi terbuka.
Keluar seorang pemuda yang lebih tua dari aku. Hanya dengan handuk terbelit di pinggang dan rambut basah dia melempar senyum ke arahku. Seketika aku kaget dan berusaha bersikap normal dan membalas senyum. Tubuh nya yang putih sedikit berisi membuatku menelan ludah. Tidak sempat bertegur sapa. Dia pun masuk ke kamarnnya.
Aku pun tersenyum. Cakep, batinku. Iya pemuda yang bersebelahan dengan kamar ku memang cakep. Rambut sedikit panjang mata yang sedikit sipit dengan pandangan sayu. Aku pun mulai mengguyur tubuhku. Untuk sesaat aku lupa kalau ada masalah, ya mungkin masalah dengan Havi.
Bersikap seolah tidak terjadi apa-apa dan bersikap normal adalah hal yang Sulit apalagi godaan nya seperti yang barusan aku lihat.
“Tok-tok” tiba-tiba ku dikagetkan dengan pintu kamar mandi yang diketuk.
“permisi, mau ambil jam tangan” teriak pemuda dari balik pintu.
Ku lihat sekeliling, ada jam tangan di pinggir bak mandi, “sebentar mas” lalu kuambilkan. Ku buka sedikit pintu kamar mandi dan ku julurkan tanganku.
“Thanks” bisiknya lirih.
Aku pun menutup pintu dan berharap terjadi sesuatu. Dasar binan khayal, rutuk ku pada diri ku sendiri. Aku pun menyelesaikan mandiku dengan cepat.
***
Jam sudah menunjukkan pukul 5.25. hari cepat sekali gelap. Waktu sholat pun jadi sedikit maju. Ini adalah akhir pekan. Nanti malam adalah malam sabtu. Aku pun tetap asyik main facebook twitter dan baca baca media online sejak selesai mandi sampai magrib.
Havi masih belum pulang. Ku tutup hapeku dan sholat magrib.
Aku pun tidak tahu acaranya ibu kos dimulai jam berapa. Aku pun turun ke bawah. Ku putuskan untuk nnton tv saja. Nanti kalau ada anak kos lain bisa ikut. Belum ada satu pun anak kos yang ada di depan tv. Ku mulai duduk dan menyalakannya. Waktu ku lihat menunjukkan pukul 18.00. ya udah nyante aja, rumah ibu kos juga sebelahan, ucapku untuk menenangkan diriku.
Hampir sekitar setengah jam ku didepan tv sendirian. Berapa menit berselang, ada beberapa anak kos lain yang keluar. Aku kira bakal ramah dan mengajak ku ternyata beberapa cuek saja dan mengabaikan ku begitu saja. Namun ada anak kos yang ku temui tadi ketika mandi mndekati ku yang sedang nonton tv.
“Ayo ke rumah sebelah” ajaknya sambil masih berdiri.
Ku tatap wajahnya dan berdiri. Ku ikuti dia di belakang. Aku pun memasuki ruang tamu rumah ibu kos yang sekarang digelar karpet. Ku lihat ada beberapa yang sudah datang. Mas di depan ku menyalami mereka, aku pun mengikutinya untuk ikut bersalaman satu-satu.
Aku pun duduk di sebelah mas yang belum ku tahu namanya ini. Ku lihat yang lain juga asyik ngobrol dengan temen di sebelahnya. Sedikit gelisah. Akhirnya ku mulai pembicaraan dengan mas di sebelahku.
“Udah lama mas kos di sini.?”
“Baru dua tahun”, ucapnya menatapku sambil tersenyum manis.
“Kapan tiba ke kos?”
“Tadi pagi jam 10, udah nyampe kok. Kamu baru ya kos disini?”
“Iya mas, saya baru kos disini”
“Kenalkan namaku Cipto”
“Salman mas”
Akhirnya kami ngobrol-ngobrol sedikit tentang daerah asal kami, Jurusan di kampus dan temen-temen kos yang lain. Ada anak lain yang berdiri dan mengambil sesuatu. Dia membawa beberapa piring berisi kue kue basah, kacang rebus dan minuman ada teh dan kopi. Sambil ngobrol dengan mas Cipto ku teringat dengan Havi. Dia belum muncul begitupun dengan mas Alung. Aku mengirim pesan pada Havi.
“Havi, gak ikut!? Udah di mulai nih” 18.48
“Pacarnya ya?” ucap mas Cipto yang sedikit mengagetkanku. Emang tidak sepantasnya meninggalkan lawan bicara dan beralih ke hape.
“Bukan mas, temen satu kamar yang seharusnya juga ikut. Tapi tadi masih keluar”, ucapku berusaha menerangkan. Entah, walaupun mas Cipto ramah tapi aku lebih senang jika bersebelahan dengan Havi. Mas Cipto mengingatkan ku pada Jay. Nama mereka sangat Jawa. Jayadininingrat dan mungkin Cipto Mangunkusumo. Walau mas Cipto namanya sangat jawa tapi wajahnya tidak jawa sama sekali dan cenderung agak oriental.
Tidak lama, ku lihat Havi dan mas Alung muncul di depan pintu. Mereka masuk dan menyalami kami satu persatu. Aku ingin Havi duduk di sebelahku. Aku pun memberi isyarat pada nya untuk duduk di sebelahku. Ternyata havi malah duduk mengikuti mas Alung. Dia di sebelah selatan aku di sebelah utara. Sedikit ku kecewa.
Tak lama kemudian ibu kos dan suaminya ikut bergabung. Mereka ikut duduk melingkar. Kemudian bapak kos memberi salam, memberikan beberapa kalimat pidato pendek dan langsung di sambung oleh ibu kos. Di hitung aku dan Havi, anak kos kurang dari 10 orang. Walau mungkin ada yang tidak hadir. Terjadi obrolan langsung antara ibu kos, suaminya dan anak-anak yang kos. Sebagai anak baru aku pun Cuma menyimak. Sesekali diselingi gelak tawa.
“Ayo mas, perkenalan dulu” ucap ibu kos sambil menunjuk ke arah ku. Ku pandang Havi dia juga memandangku. Lantas aku memperkenalkan diri. Menyebut daerah asal dan sebagainya. Sesekali ada yang Tanya. Ternyata ada anak kos yang satu kota asal denganku. Perkenalan ku selesai dan ibu kos mempersilakan Havi. Havi pun memperkenalkan diri.
Tidak kusangka penghuni kos dan pemilik kos begitu akrab. Tidak terasa hampir satu jam kami ngobrol-ngobrol dan memakan jajanan yang disediakan oleh ibu kos. Ibu kos dan beberapa anak kos tiba-tiba berdiri. Tak lama kemudian mereka datang membawa, piring, nasi dan aneka lauk-pauk.
Ku lihat Havi sedang memegang hapenya tapi anehnya dia tidak membalas pesan yang ku kirimkan tadi. Iya sih memang gak dibalas juga gak papa. Tapi setidaknya di tanggapi lah, dongkolku dalam hati. Akhirnya aku pun ikut mengambil nasi dan lauk pauk yang ada. Tidak banyak bicara. Semua pada fokus dengan makanannya.
Beberapa tak sungkan untuk nambah lagi, bukan beberapa tapi hampir semuanya kecuali aku dan Havi yang sepertiny malu-malu untuk nambah. “Ayo nambah, harus kita habiskan semua” ucap mas Cipto mendorongku. Aku pun ikut mengambil nasi dan lauk lagi. Prinsip aji mumpung sepertinya benar-benar mereka terapkan. Aku lihat Havi juga tambah nasi dan lauk.
Aku pun mendekati Havi dan Duduk disebelahnya.
“tadi ku tungguin, lama juga” ucapku.
“oh… aku ngikut mas Alung soalnya. Katanya jam tujuh gak papa.”
“oh gitu. Emang kemana aja?”
“Ah Cuma belanja kebutuhan sehari-hari saja.”
“Pesan ku kok gak di bales sih?” seketika aku juga menyesal telah meminta konfirmasi. Aku takut terlihat obsesif.
“Haha… iya lupa”, ucapnya singkat.
Semoga Cuma perasaanku saja, batinku.
Acara makan-makan pun selesai. Beberapa anak kos ikut membereskan sisa sisa makanan bareng ibu kos. Beberapa yang lain masih ngobrol-ngobrol. “ayo” ajak mas cipto. Dia melangkah keluar sambil mengajakku. Aku pun memandangi Havi dan akhirnya ikut keluar bersama mas Cipto. Mas Cipto langsung menyalakan tv. Aku pun ikut duduk di sebelahnya.
Tak lama anak-anak kos yang lain juga ikut nimbrung di depan tv. Havi ku lihat langsung naik ke atas. Tidak ikut menonton tv. Inginku cepat naik ke atas menyusul Havi tapi anak-anak kos yang lain masih mengajakku ngobrol. Aku pun ngobrol-ngobrol dengan mereka sambil memperhatikan layar televisi. Ku harap havi ikut turun dan gabung nonton tv. Setengah jam berlalu dan dia tidak turun ke bawah.
Tak lama aku pun naik ke atas. Ku buka pintu dan melihat Havi berbaring sibuk dengan hapenya. Ku ikut duduk di sampingnya. “itu beberapa makanan yang ku beli tadi” ucapnya sambil menunjuk bungkusan kresek di meja. Aku masih sangat kenyang sehingga ku abaikan tawarannya. “iya besok-besok aja” ucapku.
“hehe ya kalau masih” ucapnya.
“ya sisain dong Havi” ucapku.
Dia berdiri dan mengeluarkan beberapa bungkus dan meletakkan di meja. “ini untukmu.
aku mau ke kamar mas alung, dia tadi ngajakin nonton film di laptopnya.”
“Iya makasih” ucapku lirih.
“Ikut nggak?” tawarnya.
“Enggak deh”, entah kenapa aku jadi males.
Dia berdiri sambil membawa bungkusan itu keluar. Aku menyesal telah membiarkannya ke sarang harimau sendirian. Seharusnya aku ikut saja. Kalau menyusul jadi nanggung. Akhirnya aku Cuma berdiam diri di kamar. Jam menunjukkan pukul 21.00 kurang. Tiba-tiba ada pesan masuk. Dari Havi.
“mas ada film hot nggak?”
Dan pesan kedua
“sorry-sorry man salah kirim”
Seketika aku terbelalak ketika membaca pesan Havi.
langsung praktek aja yuk
mereka lagi enak2an di kamar mas alung
hih
ayo semangat menulis.. part ini lbh rapih dari sebelumnya, timeline udah mulai kebentuk. good job mas sinjai..
hahahaha
Mention juga dong ya @sinjai.