It looks like you're new here. If you want to get involved, click one of these buttons!
Copyright 2021 Queer Indonesia Archive. See our Privacy Policy. Contact us at admin@boyzforum.com
Dengan menggunakan situs ini berarti Anda setuju dengan Aturan Pakai.
BoyzForum.com adalah situs anti pedofilia!
Comments
Bagus ceritanya
Sahabat?
Dug!
A..a..apa? Dia memelukku!
~
Aku tidak mengerti apa yang dilakukannya semalam. Benar-benar gila anak ini. Lihatlah, pagi ini di meja makan seakan tidak pernah terjadi apa-apa.
~
Sesaat aku diam dan berpura-pura terlelap dalam mimpiku, ketika tangan itu telah berhasil merauk tubuhku dengan sempurna. Sehun-pun hanya diam dalam "pelukan"-nya.
Dapat kurasakan kini hangatnya tubuh sehun serta hembusan nafasnya. Dug.. Dug.. Dug.. Dengarlah! Apakah itu suara detak jantung sehun atau detak jantung ku? Tetapi apa yang membuatnya berdetak begitu cepat?
Perlahan, aku merasakan sesuatu yang lain. Yak! Apa ini benda keras yang menyentuh pantatku? Apa ini.... kontol sehun? Apa yang membuatnya ereksi seperti ini? Tanpa berfikir panjang, aku harus bertindak sesuatu karena aku juga tidak ingin adik kecil ku bangun.
"Ya sehun lepaskan! Aku gerah" bentakku sembari melepaskan pelukan sehun
Tapi apa yang diperbuatnya? Ia hanya membalikkan badannya tanpa berkata apa-apa lagi malam itu. Apa dia hanya ngelindur? Dan sedang mimpi basah? Makanya juniornya ereksi. Entahlah.
~
"Yak sehun! Kau harus tidur di kamar mu sendiri mulai malam ini"
"Memang kenapa luhan-ku? Apa aku mengigau semalam?"
"Ya! Dan... emm.. dan kau mendengkur dengan sangat keras. Itu membuatku sulit untuk tidur"
Yah... bagus sekali jawabanmu luhan. Namun apa sangat etis jika aku berkata "Kontol kamu semalem ereksi dengan sangat keras terus kena pantat aku". Gak mungkin kan?
"Baiklah, tetapi mulai hari ini dan seterusnya kita harus berangkat dan pulang ke sekolah bersama-sama. Oke?"
"Terserah padamu"
~
Kini kami telah berada di dalam mobil sehun. Mobil yang memiliki 4 pintu dan kira-kira hanya dapat menampung 5 orang ini memiliki bau yang sangat khas, entahlah parfum apa yang dia gunakan. Dia mengendarai mobilnya dengan kecepatan standar dan sangat memperhatikan rambu-rambu yang ada dengan sangat baik.
"Luhan... Apakah chen telah menjadi teman mu?"
Ada nada aneh yang dikeluarkan sehun dengan pertanyaan yang juga aneh itu. Memangnya mengapa jika aku memang sudah berteman dengan chen? Dia lebih baik daripada sehun saat pertama kali pertemuan kita.
"Dia lebih baik daripada mu sehun. Ingat apa yang kau lakukan saat pertama kali kita bertemu? Ya kau mencubit pipiku dan mengatakan betapa lucunya aku!" jawab ku dengan nada sedikit lebih tinggi
"Jangan salah kan aku jika kau memang benar-benar lucu luhan~"
"Berhentilah menggodaku dan fokus pada jalanan sehun"
"Baiklah~"
What? Lihatlah senyuman itu? Benar-benar tulus dan sangat indah. Kau gila sehun, kau gila... Yak luhan! Berhenti memikirkannya!
~
"Kau ke kelas lah lebih dulu. Aku akan menyusul"
"Memangnya mengapa jika kita berjalan bersama ke kelas? Ayolah cepat"
Dia menarik pundakku dan merapatkannya dengan miliknya. Dia lilitkan tangannga tepat di tengkuk-ku. Yah, dia memang benar-benar gila. Akhirnya kami pun masuk ke ruangan kelas dengan posisi... ekhem, berangkulan.
"Duduklah"
Entah mengapa aku menjadi menuruti semua perintah yang ia berikan. Sungguh, perlakuannya benar-benar berbeda sekarang. Ada sisi lembut dalam diri sehun yang kini terlihat dengan jelas. Buktinya tidak ada kekerasan fisik dan suara yang tinggi. Hanya... kelembutan.
Sehun and the geng ini memang katanya sudah sangat terkenal di sekolah ini. Mungkin karena sangarnya mereka terkenal. Tapi untungnya, mereka memiliki tampang yang enak dipandang atau istilah lainnya... ganteng.
Sehun and the geng itu macem-macem, ada yang kayak tiang listrik nyebelin, ada yang item tapi manis, ada yang sipit so keren dan terakhir si sehun itu sendiri.
"Dia lebih menjengkelkan dari dirimu sehun! Si tiang listrik itu!
"Hahaha, tiang listrik? Itu chanyeol, si hitam itu kai nah yang cina sipit itu kris. Mereka sebenarnya baik luhan, teman ku, teman mu juga"
Cihhh. Memangnya kita berteman? Sudahlah, aku tidak ingin berdebat lebih lama lagi dengannya. Sedari tadi aku mencoba menyibukan diriku dengan apa saja yang dapat membuatku sibuk. Entah itu memainkan hp atau sekedar baca buku.
Belum kulihat kehadiran chen sedari pagi tadi. Kemanakah dia saat ini? Kurang dari 5 menit lagi bel masuk akan berbunyi. Akhirnya aku mulai mengetik pesan singkat untuk chen. Yah, aku khawatir.
From: Luhan
To: Chen
Chen, kau dimana? Cepatlah, sebentar lagi bel!
From: Chen
To: Luhan
Maaf luhan. Aku izin hari ini, hati-hati disekolah.
"Yak! Apa yang kau lakukan!"
Belum sempat aku membalas pesan singkat chen, sehun merebut hp yang kugunakan. Lihatlah! Dia menghapus sms chen dan kontaknya dari hpku serta memasukan hpku ke dalam saku celananya. Apa-apaan ini!!
"Diamlah luhan. Lihat bu yuri datang. Belajar yang baik oke~"
Yap. Benar. Aku hanya bisa diam mematung dan menuruti semua perkataannya, lagi. Sudahlah aku harus belajar dengan baik kali ini. Jangan sampai terganggu dengan ocehan sehun nantinya.
20 menit... 1 jam... Sehun diam. Dia memperhatikan guru dengan baik... emm bukan, dengan sangat baik. Terkadang juga dia bermain dengan pulpen di genggamannya atau hanya sekedar menggaruk tengkuk kepalanya. Namun tanpa suara sedikit-pun kali ini.
~
"Apa kau sudah lapar? Duluan lah pergi ke kantin. Akan ku susul kau ke kantin" suruh sehun dengan lembut
Tentu saja, tanpa berkata apa-apa pula aku melangkahkan kaki menuju kantin. Jujur, aku lapar. Pagi tadi aku sangat tidak dapat berkonsentrsi karena kejadian semalam. Sehun memang benar-benar dapat membuatku kehabisan kata-kata.
Sama seperti kemarin, aku mengambil posisi duduk di paling pojok kantin. Bedanya dengan kemarin, aku benar-benar sendiri hari ini.
"Luhan! Datang yah ke ulang tahun chanyeol malam ini" sahut si hitam kai dengan menyodorkan undangan
"Kita akan berangkat bersama-sama malam ini"
Yap. Itu sehun yang menjawab, bukan aku. Kini dia and the geng telah duduk di meja yang sama dengan ku. Secepat mungkin aku berdiri, berniat meninggalkan meja ini segera. Namun sesaat itu juga sehun bangun dan menggenggam tanganku.
"Duduklah. Aku yakin kalian akan cepat akrab"
Yap. Lagi. Lagi. Dan lagi. Tahukan apa yang terjadi? Aku menurut...
"Luhan, aku benar-benar berharap kau bisa datang ke acara ulang tahun ku malam ini. Oke?" tanya chanyeol
"Baiklah, akan ku usahakan" jawabku acuh
"Maafkanlah kami semua luhan. Lupakanlah kejadian kemarin" kali ini si cina kris angkat bicara
"Iya..."
"Baiklah, ayo kita semua ke kelas sekarang. Sudah bel. Ayo luhan"
Kita ber-5 berjalan menuju kelas kami. Aku benar-benar canggung dengan posisi kami saat ini. Ditambah lagi sehun yang masih saja merangkulkan tangannya di pundak ku.
~
Kini kami telah berada di mobil dalam perjalanan ke rumah... umm rumah kami. Janggal memang dengan menyebutnya rumah kami. Tapi inilah kenyataannya.
Tidak banyak yang sehun katakan setelah makan siang tadi. Namun saat ingin masuk ke dalam mobil ia sempat mengatakan sesuatu.
"Kau bisa kan berangkat sendiri ke ulang tahun chanyeol? Aku dimintanya datang lebih awal untuk mempersiapkan yang lain. Ayo cepat masuk"
Kalimat itu yang sedari tadi aku fikirkan selama perjalanan pulang. Apakah aku harus datang? Apa yang harus aku kenakan? Aku tidak tau jelas alamat rumahnya. Entah mengapa aku membutuhkan sehun untuk malam ini.
Aku mulai menyibukan diriku dengan memainkan dashboard mobil milik sehun. Ingin tahu apa yang ada di dalam.
"Yak! Yak! Apa yang kau lakukan luhan. Cepat tutup!"
"Hahaha, ada apa dengan lip balm ini sehun? Kau sering menggunakannya? Haha"
"Cepat masukan luhannn. Jangan membuat harga diriku jatuh" pinta sehun sangat ke kanak-kanakan
"Dan kau membutuhkan bedak ini? Haha, untung tidak ada blash on atau eye liner di dalamnya"
"Awas kau jika sudah sampai luhann~"
Memang benar-benar aneh tingkah laku sehun ini. Apa dia tidak tahu kalau aku menggunakan barang-barang yang serupa?
"Aku berangkat dulu yah luhan~ Hati-hati berangkatnya nanti. Pastikan kau datang yah"
"Ya.... uh hati-hati, sehun" batinku
~
Memang, aku menjadi merasa lebih kesepian sekarang. Entahlah, aku merasa sedikit kangen dengan ocehan sehun kali ini. Gila memang. Kuhabiskan waktu ku dengan berdiam diri di kamar.
Careless Careless
Shot Annonymous Annonymous
Heartless Mindless
No One Who Cares About Me
Jujur, aku sedikit berlari kecil menuju hp yang tergeletak di atas meja. Berharap... sehun menelfon kali ini.
"Yah.. bukan" batinku
"Hallo, siapa ini?"
"Luhan, apakah kau sudah berangkat?"
"Belum. Siapa ini?"
"Chanyeol. Ohiya, hari ini pesta ku bertemakan Animal Party. Mengerti kan? Aku tinggal dulu, bye~"
Yah. Aku mulai bingung mengenai pakaian yang harus ku pakai nanti. Animal Party? Apakah aku mempunyai pakaian yang pas? Ingin rasanya aku menelfon sehun, tapi apa daya gengsi ku terlalu besar.
Akhirnya, topi berbentuk serigala berwarna biru yang aku gunakan. Dipadukan dengan baju jeans kodok yang seperti baju anak-anak dan daleman kaos berwarna hitam. Ditambah dengan make up kumis di bagian pipi ku agar menunjukkan sisi serigala.
Tepat pukul set8 malam, aku sampai di depan rumah chanyeol dengan berbekal lokasi yang sehun sms-kan kepadaku sebelumnya, padahal sama sekali aku tidak memintanya.
From: Sehun
To: Luhan
Rumah Chanyeol= Perum Bukit Indah Permai No 88, dihalaman belakang yah. Jangan terlambat luhan~
Dengan sedikit ragu aku memasuki rumah chanyeol. Aku yakin aku sudah sangat telat sekarang. Langsung saja aku menuju halaman belakang.
"Hahaha, hei serigala! Sepertinya kau salah rumah. Hahaha"
Chanyeol! Sial! Kulihat sekarang semua orang di acara ulang tahun ini sedang melihatku aneh dan di iringi dengan tawaan. Bagaimana tidak? Aku serigala. Dan kulihat... sehun pun ada disalah satu mereka.
"Aku hanya mencoba untuk berteman..."
Tanpa ku sadari tetesan air mata mulai jatuh dengan perlahan. Aku pun meninggalkan tempat itu secepat yang aku bisa. Sudah tidak aku perdulikan apa yang sedang mereka katakan ataupun tertawaan mereka. Terutama satu orang itu.
"Luhan! Tunggu..."
Maafkan aku sehun, ini sudah keterlaluan. Ku percepat langkah kaki ku hingga aku berada di aula besar rumah ini.
Sreet!
Tangan ini lagi... Tubuh ini lagi. Sehun, hentikanlah ku mohon. Seketika tangisku meledak di tubuhnya. Ia perdalam lagi pelukan yang ia berikan.
"Keluarkan lah semuanya luhan, jangan ditahan" suaranya begitu lembut ketika sampai di gendang telingaku
Ia menuntunku keluar, seakan aku ini miliknya seorang. Dibawalah aku ke dalam mobilnya, tapi kini berbeda, kita duduk di kursi belakang.
"Maafkan lah teman-teman ku luhan. Aku benar-benar tidak mengetahuinya." jelasnya
"Bagaimana kau tidak mengetahuinya? Kau menertawakanku di atas sana!" jawabku sedikit marah
"Kau sangat lucu luhan! Apakah kau tahu itu? Ingin sekali aku mencubit pipimu ini~"
"Hentikan sehun. Aku tidak dalam mood ingin bercanda"
"Aku serius luhan. Aku tidak tahu apa-apa mengenai masalah ini. Apa yang sebenrnya terjadi?"
Dapatku rasakan dari perkataan sehun bahwa ia sangat sungguh-sungguh tidak mengetahui masalah ini.
"Tadi chanyeol menelfonku kalau tema acara ulang tahunnya adalah Animal Party. Sejujurnya, aku tidak akan datang tadinya. Tetapi... kau memintaku untuk datang"
"Pantas saja tadi hp ku berada di tangan chanyeol. Mengapa kau tidak bertanya kepadaku sebelumnya?"
"Aku... terlalu malu sehun. Maaf telah menuduh mu" aku sangat merasa bersalah terhadapnya
"Jangan lakukan itu lagi luhan, bertanyalah jika kau merasa ragu, aku akan selalu ada untuk mu. Mulai sekarang, akan ku pastikan tidak akan ada yang berani menyakiti mu lagi. Mengerti?"
Aku benar-benar sangat tersentuh akan kata-kata sehun. Yah, aku tahu ia sungguh-sungguh mengatkannya. Dia sudah membuat ku gila, sangat gila.
"Ya.. aku mengerti. Maaf telah merepotkan mu"
"Tidak apa-apa"
Dengan sangat lembut, ia menghapus make up kumis yang berada di kedua pipiku.
"Ayo kita masuk lagi, biar aku yang berbicara kepada mereka" pinta sehun
"Tidak usah, kau saja. Aku ingin pulang"
"Tidak, ayo kita pulang saja~ Kau pindah kedepan temenin aku yah"
Aku pun mengangguk dan pindah ke kursi depan. Sehun menyalakan mobilnya dan mulai menjalankannya menuju rumah kami. Aku sudah tidak canggung lagi dengan menggunakan kalimat 'rumah kami'.
"Sehun, aku minta bedak mu yah. Lihat apa yang telah kau lakukan kepada muka ku! Apa sehun ingin aku bedakin juga~" aku sudah berani bercanda dengannya
"Yak! Yak! Yak! Luhan! Berhentilah menggangguku!" terlihat kini pipinya yang merona
"Hahahaha..." kini aku bis tertawa dengan... sedikit bebas
"Sahabat?"
"Umm...."
______________________________________________
Hai chingu, chapter 3 sudah keluar ^^ ditunggu komennya. Terimakasihhh