Teaser
"Yak! Lepasin!"
Yah, ini adalah hari pertama ku masuk ke sekolah yang sebenernya aku pun gak mau. Airon International High School, itulah nama sekolah ku saat ini. Beasiswa dari sekolah lama ku lah yang membawa ku sampai di sekolah ini.
~~~~~~~~~~
Sreeet! Tak ku sangka, tiba-tiba ada tangan yang menarik-ku ke dalam dekapannya dengan sangat kasar. Dan Yah! Aku tahu milik siapa tubuh ini, sehun!
"Jaga ucapan mu luhan-nie, jangan sampai aku bertindak lebih." bisik sehun tepat di telinga ku, apa-apaan ini?!!?
"Yak! Lepaskan sehun-ssi!"
~~~~~~~~~~~~
"S..se..sehun!?"
______________________________________
Hai chingu, sekarang baru dikeluarin Teasernya dulu. Kalo banyak yg suka bakal dilanjut hehe. Semoga pada suka ff (fanfiction) yaoi tentang Sehun-Luhan member EXO. Ditunggu komennya ^^
Comments
Minta diseret dinext update.
Ini merupakan cerita yaoi dari couple HunHan atau Sehun-Luhan. Don't be silent readers yah, koment lahhh ^^
Precious.
Chapter 1
Orang Asing
"Yak! Lepasin!"
Yah, ini adalah hari pertama ku masuk ke sekolah yang sebenernya aku pun gak mau. Airon International High School, itulah nama sekolah ku saat ini. Beasiswa dari sekolah lama ku lah yang membawa ku sampai di sekolah ini.
~
"Wahhhh! Anak eomma hebat sekali yah bisa dapet beasiswa di Sekolah Internasional!"
Begitulah respon dari eommaku sekitar seminggu yang lalu sewaktu aku memberitahukannya mengenai beasiswa yang kuterima.
"Sudah yah luhan-nie, eomma harus pergi dulu. Baik-baik disekolah baru mu, ne? Arasseo?"
Tut... Tut...
~
"Ya, kau anak baru! Jangan belagu yah mentang-mentang masuk lewat beasiswa! Apakah orang tuamu tidak sanggup menyekolakanmu? Hahaha..." teriak salah seorang pria jangkung seperti tiang listrik
"Ku dengar namamu Luhan, eoh? Ahhhh, kyeopta~"
What??! Beraninya dia mengatakan orang tua ku tak sanggup membiayai sekolahku dan bilang aku... apa?? LUCU?!? YAK! Terlebih lagi di mencubit pipiku! M-MWO?!?
"Hahaha, berhenti mencubitnya sehun-ah. Liat lah pipi merahnya itu~"
Hahhh! Sehun! Kita lihat nanti!
"Baik semuanya duduk. Hari ini kita kedatangan murid baru yang baru saja mendapatkan beasiswa tahunan yang sekolah kita berikan. Silahkan memperkenalkan diri Luhan" Ucap seorang guru berparas lumayan cantik yang bernama Bu. Yuri yang baru saja masuk ke dalam kelas setelah bel dibunyikan.
"Baik bu, Xi Luhan Imnida"
"Baik luhan, silahkan duduk di kursi kosong yang ada dibelakang"
"Tidak usah bu, biarkan luhan duduk dengan saya. Chen-ah! Cepatlah pindah ke kursi yang dibelakang itu"
Cih! Sehun! Apa maksudnya dia berkata seperti itu?!? Dihari pertama ini saja dia sudah sukses membuatku gila Tuhan!! Dan lihatlah! Betapa kasarnya dia dengan seseorang yang bernama chen itu. Namun, chen tidak terlihat seperti teman sehun lainnya....
Jadilah aku duduk dengan-nya mulai hari ini. Ahhh, apa gak bisa lebih buruk lagi Tuhan?!!?
"Hai, chingu. Sehun imnida. Wahhh, kyeopta~ Wahahahaha"
Lihatlah dia, Lucifer! Bawalah anak-mu yang tersesat ini Raja Iblis!
~
Makan siang pertama di sekolah ini sungguhlah sangat berbeda dengan sekolah ku sebelumnya. Lihatlah! Kita harus mengantri seperti kereta api untuk mendapatkan makanan. Untung saja, sampai saat ini Sehun and The Geng belum muncul juga.
Aku mengambil tempat duduk yang paling pojok dari deretan dan untungnya tempat duduk itu masih kosong dari para murid. Tak lama, ada seseorang yang sepertinya ku kenal menghampiri ku. Yah, itu Chen. Seorang teman sekelas ku yang di usir ke kursi belakang oleh sehun.
"Apakah kursi ini kosong?" jawabnya dengan sangat sopan
"Ini negara bebas" jawabku seramah mungkin dengan memamerkan senyum ku
"Chen imnida~" sahutnya seraya mengambil tempat duduk di sebelah ku sembari menyodorkan tangannya.
"Luhan imnida, chen-ssi" balas ku dengan mencoba utk menjadi lebih akrab.
Chen ini memiliki penampilan fisik yang tidak terlalu mencolok seperti kebanyakan murid lainnya di sekolah ini. Aku bisa melihat dari penampilannya kalau chen ini bukan berasal dari keluarga yang berada, yahh maafkanlah radar-ku ini.
"Kau harus berhati-hati luhan-ssi. Jangan sampai sehun menyakiti mu"
"Apa maksud mu chen? Panggil saja aku luhan hehe" tanya ku sedikit tak mengerti
"Sehun itu sangat 'alergi' dengan anak-anak beasiswa. Karena menurutnya, anak-anak beasiswa itu merupakan orang-orang miskin. Dan menurutnya juga, orang-orang seperti itu tidak pantas sekolah disini. Yahh, lihatlah aku ini"
Deng! Dong! Apa ku bilang? Benar saja kalau chen ini bukanlah berasal dari kelompok orang berada. Telah lebih dari 3 tahun dan radar ini tidak pernah salah. Tidak lama setelah chen berbicara panjang lebar, datanglah lelaki yang dibicarakannya itu, sehun.
"Yak! Chen-ah, sedang apa kau makan dengan luhan-nie ku~"
"Hahahaha..." sialan sehun and the geng ini menertawakan ku
"Ayo CHEN-AH, kajja!"
"Yak! Luhan-nie! Kau memanggilnya apa? CHEN-AH? Tapi kau hanya memanggil ku Sehun? Eoh??"
Tanpa memperdulikan sehun si anak lucifer itu mengoceh, aku dan chen akhirnya pergi meninggalkan kantin dan masuk menuju kelas kami.
Selama di dalam kelas, sehun terus menggoda dan mengganggu ku dengan segala kesibukannya. Satu hari ini aku akan bersabar sehun! Akan kubalas kau nantinya!
"Hei luhan-nie rumah mu dimana? Ingin ku antar pulanggg~??" tanya sehun dengan nada menggodanya dan sangat menjengkelkan!
"Chen-ah, kajja kita pulang. Permisi SEHUN-SSI!"
"Yak! Mengapa kau memanggilku sehun-ssi, luhan-nie???"
"Tadi kau yang bilang sendiri jangan hanya memanggil nama mu. Apakah akhiran -ssi mengganggu mu SEHUN-SSI?? Kajja chen-ah"
Sreeet! Tak ku sangka, tiba-tiba ada tangan yang menarik-ku ke dalam dekapannya dengan sangat kasar. Dan Yah! Aku tahu milik siapa tubuh ini, sehun!
"Jaga ucapan mu luhan-nie, jangan sampai aku bertindak lebih." bisik sehun tepat di telinga ku, apa-apaan ini?!!?
"Yak! Lepaskan sehun-ssi!"
~
Fyuh~ Akhirnya aku bisa terlepas dari sehun and the geng itu. Sekarang aku sedang berada di tengah perjalanan menuju rumah bersama chen. Untuk memintanya menjelaskan ulang pelajaran tadi di sekolah dan melihat catatannya. Ini semua karena sehun anak lucifer itu!
"Wahhh, daebak! Luhan rumah mu sangat besar! Aku kira kau orang miskin seperti ku. Mianhe"
"Haha, gwenchana chen-ah. Kajja, kita masuk ke dalam"
Aku berani bersumpah membawa chen ke rumah ku bukan untuk menyombongkan kekayaanku. Aku hanya ingin mengetahui apa yang telah kami pelajari tadi di kelas, jeongmal!
"Sepi sekali luhan rumah mu. Hm... Dimana semua orang?" tanya chen dengan sopan, mungkin dia merasa tidak enak
"Masuklah ke kamar ku terlebih dulu chen. Di lantai atas, kamar pertama di sebelah kiri. Ada papan nama Luhan's Room, ne?"
"Ohh, arasseo"
Kubiarkan chen menuju kamar ku terlebih dahulu, kemudian aku menuju dapur terlebih dahulu untuk memastikan masih ada snack disana.
~
"Sebenarnya mengapa kau mengikuti beasiswa di Airon?"
Akhirnya chen angkat bicara setelah sekian lama kami berdua diam di dalam kamar ini. Yah, kini aku sedang berada di kamar ku sendiri sembari mencatat semua yang ada di dalam buku catatan chen ke dalam buku catatan ku sendiri yang terbilang masih sangat kosong.
"Itu adalah paksaan eomma ku chen. Ia sangat ingin aku masuk ke Airon, oleh karena itu aku mengikuti beasiswa itu"
"Lalu, dimana eomma dan appa mu?"
"Eomma sekarang ada di Beijing, biasalah urusan kantor. Appa ku telah meninggal chen..."
"Ahhh, mianhe luhan. Molla, jeongmal mianhe" bisa ku lihat raut wajah chen yang berubah menjadi tidak enak terhadap ku
"Hahaha, gwenchana chen. Sudah lama kok. Sekarang diamlah dan biarkan aku berkonsentrasi dengan tulisan ku, eoh?"
"Hahaha, ne arasseo. Mianhe~"
Careless Careles...
Shoot Anonymous... Anonymous
Heartless Mindless...
No One Who Cares About Me....
Ketika kulihat, ternyata eomma ku menelfon. Ada apa ini?
"Ne, yobuseo? Eoh.... Ne, arasseo eomma. Jalgayeo~"
"Ada apa luhan?" tanya chen penasaran
"Tadi eomma bilang, anaknya teman eomma akan datang dan menginap disini utk beberapa waktu. Orang tuanya sedang di luar negeri dan semua pembantunya mengundurkan diri, entahlah..."
~
"Baiklah luhan, aku pulang dulu. Gomawo, hati-hati di rumah. Annyeong~"
"Ne, anyeong chen! Hati-hati~"
Cittttt, tin tin!!!
Hahh! Siapa sih itu? Berisik sekali di depan rumah ku! Oh, mungkin itu anaknya teman eomma yang akan menginap disini.
"Luhan-nie?" jawab seseorang yang sudah sangat familiar di telinga ku, hah?! apakah itu...?
"S..se..sehun!?"
~~~~~
Gomaoo~ ini cerita ku yang pertama. Don't like don't bash yahhhh. Kalo bisa komen yah readers biar makin semangat ngelanjutinnya ^^
Dict:
Eomma: Ibu
Appa: Ayah
Ne: Iya
Jeongmal: Serius
Kajja: Ayo
Gomawo: Makasih
Mianhe: Maaf
Kyeopta: Lucunya
Mwo: Apa
Arasseo: Mengerti
Yobuseo: Halo (telp)
Jalgayo: Dadah (telp)
Annyeong: Hai/Dadah
Eoh: Hah?
-ah / -nie: Panggilan sayang/ Sudah kenal lama atau kenal baik (Sahabat)
-ssi: Panggilan ke org yg baru kenal atau hanya teman biasa atau orang asing
Terimakasih masukannya ^^
Satu Atap
"S..se..sehun!?"
~
Kali ini, orang asing yang paling aku benci sejagad raya sedang mengitari se-isi rumah dengan se-enaknya. Berkali-kali aku coba menelfon mamah-ku yang sedang berada di Beijing. Tapi tetap saja tak ada jawaban dari nya.
"Wahhh, rumah mu besar juga yah untuk ukuran anak beasiswa"
Cihh, apa maksudnya dia berkata seperti? Apa aku terlihat begitu miskin?
"Yak! Berhentilah mengitari rumah ku! Cepat biar ku antarkan ke kamar mu" sahutku dengan cetus
"Aishhh. Janganlah marah-marah luhan~ Kita akan tinggal satu atap mulai sekarang. Hahaha"
Inilah kebiasaannya semenjak kita bertemu, selalu menggodaku dengan bualannya yang sangat menjengkelkan. Ini kah balasan mu atas apa yang telah hamba lakukan dulu?
~
"Aku suka kamar ini. Nanti kau tidur di sisi kanan yah, aku tidak ingin kau terjatuh"
"Lepaskan sehun! Berhentilah mencubit pipiku! Dan asal kau tahu, aku tidak akan tidur di sini!!"
~
Hahhh... Seketika, kurebabkan diriku di atas kasur berukuran king size ini. Jangan salah sangka! Kini aku telah berada dikama
Yahhh, aku ingat Tuhan masa-masa kelam ku dulu. Aku... aku hanya ingin melupakan itu semua. Aku tahu aku salah, yah aku tahu! Namun berhentilah merusak hidup ku yang sekarang ini!
Sekarang, perlahan mata ini mulai tertutup. Namun....
Tok.. Tokk
"Luhan~"
"Aishhh, anak ini..." batinku
Seketika aku bangun dari posisi tidur ku dan mengambil posisi duduk di sisi kasurku sembari memperhatikannya malas. Sedang apa dia membawa handuk seperti itu?!?
"Aku hanya ingin numpang mandi di kamar mandi mu. Kau tahu? Kamar mandi di kamar tamu itu tidak ada airnya! Aku sangat yakin, sudah lama kamar itu kosong"
Memang kamar itu telah kosong sejak kejadian malam itu...
~
"Kak.... jangan pergi!"
"Lepaskanlah Luhan! Kau sudah benar-benar membuatku muak!"
~
"Yak! Apa yang sedang kau pikirkan? Boleh gak nih?"
Seketika juga lamunanku tentang masa laluku buyar.
"Seperti tidak ada kamar mandi yang lain! Di lantai bawah kan a..."
"Tidak mau!"
Sebelum aku menyelesaikan kalimat ku, sehun memotongnya dan langsung lari ke kamar mandi. Kali ini sifatnya sungguh... kekanakan. Yak! Apa yang kau fikirkan luhan!
~
Terbangunlah aku dari dunia mimpiku, ketika suara gemericik air kamar mandi terhenti dan selintas aku melihat seseorang yang tidak asing lagi keluar dari dalam kamar mandi ku. Yah, sehun.
Dia hanya mengenakan handuk yang dililitnya dipinggangnya. Diperlihatkannya tubuhnya yang sudah lumayan terbentuk namun tidak six pack juga. Dan.... Hah? Kini dia sedang berkaca di depan cermin ku yang lumayan besar dan memuji-muji tubuhnya. Ya ku akui, dia sedikit.... sexy.
"Kau sudah bangun?
"Menurut mu?" jawabku ogah-ogahan
"Hahaha, mandilah. Sudah sore, aku yakin kau belum mandi sejak pulang sekolah tadi"
"Gak usah sok perhatian sehun. Cepat keluar!"
Ku dorong tubuhnya menuju keluar kamar. Namun... kali ini lebih lembut. Jangan salah kan aku jika tubuhnya se-sexy ini. Yah, aku belum menjelaskan mengenai orientasi seksual ku. Aku ini seorang gay semenjak kejadian itu... Sudahlah lupakan.
~
Memang benar, mandi setelah capek di sekolah tadi sangat membuat badan ku ini menjadi sedikit nyaman. Ditambah suara gemericik air dari shower dan aroma teraphy yang sengaja aku nyalakan. Benar-benar menenangkan.
Setelah mengeringkan diri dan juga memakai perawatan wajah dan rambut, kulangkah kan kaki ku keluar dari kamar mandi dan tentu saja dengan melilitkan handuk.
"Hai~ Segar kan?"
Yak! Apa-apaan ini! Sedang apa dia di kamar ku.
"Jangan salah sangka, aku hanya ingin menonton TV. Dikamar tamu iti TVnya kecil luhan" jelasnya
"Keluar lah aku ingin ganti baju"
"Kita kan sama-sama laki-laki. Santai sajalah"
Apa dia sudah gila? Kalo kamu yang ganti baju di depan aku sih, aku rela. Apalagi meng-ekspos seluruh tubuh kamu sehun, terutama yang di bawah itu. Tapi tidak untuk aku.
"Keluarlah, aku mohon. Aku sedang tidak ingin bertengkar dengan mu sehun"
"Apapun untuk luhan ku~"
Memang benar anak ini sudah gila.
~
"Luhan! Cepat turun, aku lapar. Ayo kita makan diluar" teriaknya ketika baru saja aku melangkahkan kaki ku pada anak tangga pertama
~
Tak banyak yang bisa ku katakan selama perjalanan dan sampai sedang makan saat ini. Beda dengan sehun, dia terus berbicara sampai dengan detik ini juga.
"Enak kah makanannya? Aku sering ke sini dengan teman-teman ku. Ini tempat kesukaan kami semua"
"Aku benci tempat makan ini karena kalian semua suka tempat makan ini, soalnya aku benci kalian semua terutama kau sehun"
"Hahaha, kau sangat lucu jika kau marah luhan"
Tapi kau benar-benar sangat tidak lucu sehun, kau sangat menjengkelkan.
~
Sebelum kami pulang, sehun mengajakku berjalan-jalan sebentar merasakan dunia malam kota besar ini. Ku akui memang sedikit indah, bukan sehun, tapi kota ini. Belum pernah sekali-pun aki keluar malam seperti ini sebelumnya.
"Kalo malem-malem gini kamu suka jalan-jalan kemana? Kamu yang tentuin mulai sekarang"
"Ahh... itu. Aku belum pernah jalan-jalan seperti ini"
"Serius luhan? Lantas apa yang kau lakukan jika kau bete, sedih atau pun marah?" tanya-nya penasaran
"Aku akan mengurung diriku di kamar selama mungkin" jawabku santai
"Kau memang aneh. Akan ku bawa kau ke tempat yang paling aku suka"
Dia menggenggam tangan ku dan menuntun ku ke tempat yang ia maksud. Jujur, kali ini tidak ada kekasaran di genggaman tangannya.
"Ini dia"
Benar saja, ini sangat indah. Kita bisa melihat hampir seisi kota dari sini. Ini adalah gedung tua yang aku yakin sudah sangat lama tidak digunakan. Dapat dilihat dari warna cat yang mulai memudar dan berwarna hitam pekat.
"Tempat ap ini?" tanyaku ingin tahu
"Ini gedung tua yang terbakar waktu dulu banget. Menurut berita ada sekitar 100 lebih pegawai kantor yang meninggal terbakar disini"
"Yak, sehun! Apa kau gila membawa ku ke tempat seperti ini? Cepat, aku ingin pulang"
"Hahahaha..."
~
"Selamat malam luhan, tidur yang nyenyak~"
Tanpa membalas perkatan sehun, aku langsung masuk ke kamar dan merebahkan badan ku di atas kasur ku. Ku lirik jam dinding yang ternyata telah menunjukkan pukul 11 malam. Tak terasa mata yang berat ini tertutup dengan sendirinya.
~
Aku sedikit terbangun karena ada sesuatu yang bergerak dibelakangku. Ku lihat sekarang baru pukul 12 malam, baru saja satu jam yang lalu aku terlelap dalam mimpi.
"Jangan salah sangka, AC yang berada dikamar tamu mati. Kau harus panggil tukang service segera, aku hampir mati kegerahan." bisiknya dengan sangat lembut ke telingaku
Yah, siapa lagi kalau bukan sehun. Kali ini aku hanya diam saja, karena aku tahu memang sudah lama AC itu tidak diperbaiki.
Dug!
A..a..apa? Dia memelukku!
_________________________________________
Hai chingu, bagaimana? Jangan lupa komennya yah, biar writternya seneng dan cerita HunHan couple ini bisa sampai tamat. Apalagi diberi masukan yang sangat membangun, terimakasih^^