It looks like you're new here. If you want to get involved, click one of these buttons!
Copyright 2021 Queer Indonesia Archive. See our Privacy Policy. Contact us at admin@boyzforum.com
Dengan menggunakan situs ini berarti Anda setuju dengan Aturan Pakai.
BoyzForum.com adalah situs anti pedofilia!
Comments
tv serial : drama korea pinocchio
Dari dulu punya film ini tapi selalu skip melihat durasi nya yang dua Jam lebih. Akhirnya nonton dua kali (part 1 part 2) dan hampir air mata ini menetes, film ini benar benar tentang seekor kuda. Mungkin se type sama hachiko ketika hewan menjadi bintang utama nya. Dan liat di credit ternyata ini film Stephen spielberg. Dengan alur yang pelan, mungkin bisa membuat ngantuk.
Third person
Film yang lumayan bagus tapi bagi penonton yang kurang cerdas seperti aku, aku gak nangkap banyak hal
Apa yang kamu lakukan jika kamu kelaparan, tanpa tempat tinggal, dan tanpa pakaian yang layak? Ms Pettigrew yang terbiasa hidup nyaman merasa putus asa, akhirnya bersedia diajak bekerja oleh perempuan yang jauh lebih muda untuk bekerja di pekerjaan yang tak pernah dia sangka sebelumnya.
Berlatar di awal-awal Perang Dunia 2, film ini memiliki potensi besar untuk dikembangkan menjadi komedi seru yang menggelitik, tapi adegan Ms Pettigrew yang kikuk dibuat-buat menjadikan jokes-jokesnya kikuk beneran.
But, there are some fun times in the film and I found it enjoyable (or at least entertaining enough).
2.5/5
At first, i thought, this film is just another biopic film about legendary musician and i'm glad, i turned out to be wrong. Whiplash is a milestone for film about musician or art performer in general ,i mean, the main character himself is just an unknown kid who studies music, specifically in drumming. i thought, i knew where the plot would lead me to, the kid is gonna exceed everyone epectation of how good he is to play drum, and the main antagonist is his conductor who trying to ruin this kid dream, and the bla bla the conflict and bla bla the struggling kid, then i have an idea on my mind, ah the plot is kind of reminds me of the film in 2010 about ballerina, black swan. i mean, if you put both film in different tv and watch them at same time, you could sense the similiarities ( i know i shouldnt go to the details), but you know there always this big ending performance, and i pleasantly surprised how epic yes the right word is epic the film is (damn i wish i knew how write better than this, i really love review films) watch out Boyhood, the whiplash is gonna snatch yo wigs
The Imitation Game
i watched the imitation game earlier than whiplash and it was..uhmm.. wait a minute, i kind of forgot what was it all about, my brain needs a moment to get the hype of whiplash's ending out of my head. oh now i remember, its about(yet another) a man with beautiful mind who excels in math. he offered a job from UK government to decrypt NAZI's code in order to win the war at that time. As always cumberbact (?) i dont have time to google his name, so be it! gave us an excellent acting performance of -yes once again- a heartless prodigy, the plot is good , so does the character development, well i must say everything is incoporated perfectly, nothing seems lackluster or exagerrated, the story remains beautiful and inspiring, but i dont know, by being in a same category for best picture with the theory of everything, whiplash, grand budapest hotel and Boyhood no, i dont make up mind just yet Boyhood is still overrated , the imitation game is being overshadowed by another competitor.
ceritanya tentang 3 cowo yg sahabatan dari dulu nikah bareng, rumah juga 1 ber 6. mereka suka selingkuh dan bagusnya ga pernah ketauan sama istri istru nya, tapi tiap mau ketauan pasti ada alesan ato ada sesuatu yang bikin mereka lepas dari amukan istri mereka. film comedy yg cocok buat kocok perut haha
Di Balik 98 (Lukman Sardi, 2014, Indonesia)
Lukman Sardi dengan tegas menegaskan bahwa film ini bukan film sejarah. Tapi melihat keseluruhan filmnya, jelas-jelas dia melakukan sebuah "dusta". Selain menampilkan footage-footage dokumenter tragedi Mei '98, Sardi bahkan menyiapkan casting tersendiri (yang digarap sangat serius) untuk menciptakan sosok-sosok nasional yg terlibat dalam persitiwa sekitar tragedi '98. Ada sosok Suharto, Habibie, Amien Rais, bahkan tokoh-tokoh minor spt mentri-mentri kabinet pembangunan. Dan spin-off ini (yang tak ditampilkan di poster atau credit pemain utama) justru menyita hampir semua durasi.
Saya akuin bahwa Sardi melakukan hal yang bagus spt penyiapan setting yg detail (kendaraan yg ada di era '98-an, settingan istana negara, dll). Tapi hal ini menjadi pisau bermata dua. Konsentrasi jalan cerita menjadi pecah. Antara menampilkan kejadian sejarah (spt demo dan konflik istana pengunduran presiden) dengan tokoh-tokoh fiksi tambahan (kisah Chelsea Islan dan Boy-siapa-sih-kepanjangannya). Bukannya gak boleh sih, tapi ini menjadikan cerita filmnya jadi kentang banget. padahal, bila Sardi fokus di salah satu poin saja (menekankan kisah fiksinya atau sejarahnya), film ini punya banyak potensi untuk menjadi film yang bagus.
Ada 4 hal yang membuat saya tertarik pada sejarah Indonesia: kehidupan mansusia purba nusantara, era transisi hindu-Islam yang setali tiga uang dg awal kolonialisasi, pesitiwa G30S 1966, dan tragedi 98. Jadi, cukup banyak referensi yang saya sudah baca/tonton mengenai Tragedi 98. Versi Sardi kali ini, jelas dia "mencari jalan aman". Menghindari kontroversi, banyak sisi Tragedi 98 yang Sardi "sembunyikan". Takut didemo atau digrebek (karenanya dia menolak filmnya disebut sbg film sejarah tapi malah kecemplung dlm dramatisasi kejadian sejarah), Sardi cari aman menghindari kejadian sensitif. Makanya, seperti saya bilang, ceritanya sedikit kentang.
Bahkan, Sardi terkesan ingin "mendamaikan". Dramaturgi adegan Suharto lengser dan detik-detik terakhir dia di Istana Negara, terasa sebagai sebuah kompromi dengan mengesampingkan isu yang jauh lebih penting lainnya. Oya, ada dua tokoh nasional yg gak muncul di film ini tetapi justru memerankan kunci terpenting dalam sejarah 1998: Prabowo dan Wiranto. Cari aman banget kan filmnya? Haha.
Terlepas dari berbagai kekurangannya, saya rasa, film ini sangat layak untuk disaksikan bioskop. Terlebih bagi mereka yang ingin merasakan kecemasan dan kengerian apa yang terjadi di tahun '98 (saya masih sibuk ngelap ingus zaman segitu, hehe). Sardi layak mendapatkan pujian untuk penyiapan setting yang cukup meyakinkan. Meski agak kedodoran di bagian casting (banyak ekspresi bingung dan linglung para pemain termasuk tukang demo yang pasang muka 'kenapa sih saya harus teriak-teriak'?). Mereka harus banyak baca buku sejarah dulu deh sebelum ekting.
Dan ah, film ini menampilkan kilas balik 1998 dan 2015. Tahun 90-an itu bukan 10 tahun yang lalu, tapi 20 tahun yang lalu (uh, saya merasa sangat tua saat mengetik bagian ini). Artinya, dengan beda 20 tahun, harusnya ada tukang make up yg pasangin bedak untuk menampilkan efek keriput pada Chelsea dan Boy, karena harusnya usia mereka udah deket-deket 40-an. Bukan tetep kinyis-kinyis ala mahasiswa. Errrr.. #rolling eyes
2.5/5
Udah nonton Weekend atau Pride blm? Btw, kedua film itu juga bagus hehe
American Sniper (Clint Eastwood, 2014, USA)
Film terakhir yang masuk nominasi Oscars tahun ini yang saya tonton. Save the worst for last.
It feels like a zillion years since I saw Unforgiven. A time when Clint Eastwood didn't make me want to use an air-sickness bag.
1/5