It looks like you're new here. If you want to get involved, click one of these buttons!
Copyright 2021 Queer Indonesia Archive. See our Privacy Policy. Contact us at admin@boyzforum.com
Dengan menggunakan situs ini berarti Anda setuju dengan Aturan Pakai.
BoyzForum.com adalah situs anti pedofilia!
Comments
"Ibuk ki lho.. Ada-ada saja. Aku tuh baik-baik saja, cuma karena kecapekan dan butuh istirahat . Soalnya temen yang jaga toko ada yang keluar dan belum ada penggantinya. Jadi mau tidak mau pekerjaanku ya jadi tambah banyak."
"Kalau capek ya pijet aja lah Wan, biar seger lagi. Nanti sore ke tempatnya mas Adhi aja, minta tolong sama dia biar dipijet badanmu. Ibu takut kalau dibiarkan nanti kamu akan sakit."
"Ya nanti gampang lah buk, lihat sikonnya juga, mas Adhi nya pas lagi rame atau tidak."
Mas Adhi ini sebenarnya masih saudara jauh dari ibuku. Dia membuka panti pijat tak jauh dari rumah yang kami tinggali. Tapi aku sungkan kalau harus pijat ke tempat dia, soalnya bila aku minta dipijitin, dia tidak mau dibayar. Aku udah maksa dia, tapi dianya tetep tidak mau menerima.
"Punya badan dijaga yo Wan, sehat itu mahal harganya. Orang kaya tapi kalau sakit-sakitan sama saja ndak bisa menikmati hidupnya. Beda kalau kalau badan kita sehat dan bugar, kita bisa kerja untuk mencari kebahagian." Ibu menepuk-nepuk punggungku dengan lembut.
"Hehehe.."
Jalan raya sudah terlihat di depan, kami langsung menuju ke halte yang dekat dengan toko material. Ada beberapa orang yang sedang menunggu disana, tiga orang ibu-ibu dan dua orang cewek seumuranku. Ternyata ibu-ibu yang menunggu di halte itu salah satunya adalah tetangga kami, namanya Bu Lasmi, istri kepala RT.
"Lhoo.. mbak yu mau kemana? Kok tumben perginya diantar oleh Awan."
"Ini lho Bu, mau ke pasar Klaten, cari barang untuk keperluan nanti malam. Soale kalau beli di pasar Puluhwatu barangnya tidak ada."
"Lha, sampeyan tuh mau beli apa? Bukannya sekarang di Puluhwatu juga sudah komplit?"
"Tapi kan ndak sekomplit di pasar Klaten Bu, selisih harganya juga lumayan banyak."
Ah, beginilah kalau ibu-ibu ngerumpi. Tidak peduli berada dimana, keasyikan dengan obrolan mereka sendiri. Mau tak mau aku pun ikut mendengarkan obrolan mereka. Dari gosip tentang salah saru warga di RT kami yang hamil diluar nikah sampai dengan acara sinetron Tukang Bubur Naik Haji.
"Eh mbak yu, tadi liat berita di televisi ndak?”
"Pagi-pagi saya mana sempet liat tv Bu, kan sibuk ngurus ini itu, jam 8 paling baru kelar. Ada apa to emangnya?
"Itu lhoo.. ada kasus pembunuhan di daerah Jombang. Menurut berita tadi, pelakunya adalah pacar dari korbannya sendiri. Tapi yang bikin saya merinding, korban dan pelakunya tuh sama-sama laki mbak yu. Kok bisa ya, laki-laki kok pacaran sama laki-laki juga. Kalau main gimana ya? Hahahaha...".
Aku mulai tidak nyaman dengan arah obrolan mereka. Obrolan tentang orientasi seksual yang katanya menyimpang. Tapi aku tetep berusaha bersikap seperti tidak terjadi apa-apa.
"Hush.. Bu Lasmi ini lho, ini kan tempat umum Bu."
"Maaf mbak yu, keceplosan. Abisnya penasaran aja, kok ya ada yang seperti itu. Cewek yang nganggur kan banyak, lha itu kok malah milih laki-laki. Sepertinya dunia mau kiamat deh mbak yu. Keanehan dimana-mana."
Aku tersenyum masam mendengar kata-kata yang diucapkan dari Bu Lasmi. Andaikan saja dia tau kalau aku juga sama dengan mereka, entah apa yang akan terjadi. Semoga aja hubunganku dengan Teguh tetap tertutup rapat. Aku belum bisa membayangkan kalau orang-orang tau tentang jati diriku yang sebenarnya. Aku takut dan aku belum siap. Takut bila aku dikucilkan.
"Yahh.. kalau masalah itu hanya Tuhan yang tau Bu. Kita hidup mung mampir ngombe*, yang senantiasa harus selalu berbuat baik dan rajin beribadah. Kalau masalah laki-laki suka laki-laki, ya mungkin Tuhan punya maksud lain. Toh mereka sama-sama manusia cipataan Tuhan juga kan?"
"Iya sih mbakyu.. tapi ya aneh aja ngono lho. Amit-amit jabang bayi, semoga keluargaku dijauhkan dari begituan. Ngeri mbakyu."
Entah kenapa, ada sedikit perasaan lega dihatiku setelah mendengar pendapat ibu tentang masalah laki-laki yang mencintai seorang laki-laki. Aku menangkap kalau ibu tidak terlalu mempermasalahkan hal itu. Semoga aja benar adanya.
Dari kejauhan terlihat angkot kuning yang berjalan pelan menghampiri kami yang duduk di halte.
"Pasar klaten pasar pasar!" Kata sopir angkot setelah berhenti didepan kami.
"Wan, ayo naik." Ajak ibuku. Aku pun langsung berdiri dan masuk ke dalam angkot.
"Bu Lasmi, saya permisi dulu ya." Kata ibuku sebelum masuk angkot.
"Oh iya mbakyu. Hati-hati dijalan."
Ketika angkot mau jalan, aku sedikit menganggukan kepala sambil tersenyum ke arah Bu lasmi dan dibalas dengan senyuman juga.
Kondisi di dalam angkot tidak terlalu penuh, jadi aku bisa duduk dengan leluasa, begitu juga dengan ibuku. Walaupun angkotnya kecil, audio di angkot ini komplit. Ada vcd player, radio tape dan speaker aktif. Perjalanan ke pasar kota ini lumayan lama, mungkin sekitar setengah jam baru akan sampai.
Baru berjalan beberapa menit, pak sopir menghidupkan radionya. Terdengar suara cewek cempreng si penyiar radio.
"Selamat pagiii....bapak ibu kang mas lan mbakyu dimana pun kamu berada.
Tuku bakso neng Wonogiri, selamat ngaso dan selamat pagi.
Ketemu lagi dengan aku, Jeng Susi yang yang selalu setia menemani pagi hari kalian diacara Goyang Pagi....serrrr..!!
Pagi-pagi kok lemes tuh gimana sihh?
Mbok yo sing semangat begitu lho, sama sepertiku, biar awet muda dan jauh dari kerut diwajah. Ahayyy!!
Mengawali perjumpan kita di pagi hari ini, Jeng Susii punya lagu yang ciamik banget buat kalian.
Ada yang lagi sedang merindu kah? Merindu siapa gerangan? Merindu kekasih yang tak ada kabarnya? Atau sedang merindu selingkuhannya??
Hahaha... Jangan lah yaw. Merindu boleh.. kau merindu selingkuh?? No no no noo.. jangan sampai itu terjadi. Kasian dong pasangannya.
Ok. Langsung saja Jeng Susi putarkan lagu kesayangan kita untuk mengawali perjumpaan di pagi hari yang cerah ini, Rindu."
Suara Meggi Z mengalun dengan merdunya. Bukannya tambah semangat, hatiku malah tambah sesek dan jadi kesal sama Teguh.
Tak tau kah dia kalau disini aku merindunya?
Walaupun aku tak bisa bertemu dengannya, paling tidak aku tau bagaimana kabar dia. Itu sudah cukup membuatku merasa bahagia.
Ah.. Teguh, sebenarnya apa yang terjadi padamu?
Semoga engkau baik-baik saja disana. Disini aku setia menunggumu. Aku berharap engkau tidak menyia-nyiakan kepercayaan yang telah kuberikan kepadamu selama ini.
* Klik disini
Weleh weleh.. mereka kalau main anteng2 wae lho den @ularuskasurius .. hehehe...
Monggo sedoyo mawon.. cerita simbok sudah dilanjut. Semoga berkenan...
@miw @ariet @reyhanza @yuzz @Gabriel_Valiant @yohan_pratama @d_cetya @tarry @diyuna @elul @animan @Tsu_no_YanYan
Yo ngene iki lah Tun @mboktun .. daripada nganggur. Lumayan buat refreshing.
wkwkwkwkekek
Wakakkakakakak... bro @khieveihk komennya brasa kyk beneran aja, pake ndeprok nunggu update, opo ra kemeng kuwi ngenteni update karo ndeprok... )