It looks like you're new here. If you want to get involved, click one of these buttons!
Copyright 2021 Queer Indonesia Archive. See our Privacy Policy. Contact us at admin@boyzforum.com
Dengan menggunakan situs ini berarti Anda setuju dengan Aturan Pakai.
BoyzForum.com adalah situs anti pedofilia!
Comments
yaelah om @hidingprince jangan panggil tante napa, nurunin pasaran aja (:|
emang aku SPGnya kondom bagi2,hadeh ampun dah bener2 ni om ^#/^
Aduh maaf ya TS sudah OOT di sini. Cabs dulu ah..
Ayo Tante Parah kita cari ruangan lain buat ngobrol bebas, dan jangan sampai ada yg ngintip ya ) )
duhh em elnya di taman, ntar digigit semut hihihi )
yukk mariii, mau ngobrol dimana? seret om *eh )
Chapter 4: The Guy’s Love
Ternyata isi buku tersebut adalah tulisan-tulisan aneh Raymond. Ada tulisan cerita sex, ada foto cowok lagi ML sambil dia nulisin “Fuck Me Harder” dan ada tulisan tentang cinta-cinta. Mereka seakan tidak percaya dengan apa yang mereka lihat. Apa mereka salah mencurigai Raymond atau mereka dikelabui Raymond, merekapun tidak tahu apa yang harus dilakukan. Mereka berpikir bahwa jika dilihat dari wajahnya, ia terlihat seperti orang yang baik bukan orang jahat yang patut dicurigai.
“Ran, gimana nih? Kayaknya dia emang mau buat tugasnya deh. Gak ada hal-hal mencurigakan sama sekali. Gue udah baca halaman per halaman tapi sama aja. Gak ada tulisan mencurigakan” ucap Hans
“Apa emang dia gak ada niat sama sekali untuk menjatuhkan kaum gay? Soalnya gue masih rada curiga sih. Kelakuannya itu loh yang gue suka curiga. Nanya sesuatu yang berbau gay selalu gugup dan gelisah. Apa dia bukan gay ya? Itu sih yang ada di pikiran gue” sambung Sam
“Gue gak tau apa yang harus kita lakukan. Intinya kita harus terus mengawasinya” jawab Randy
“Sip boss” sahut Sam mantap
“Ok karena sudah malam, kita tutup rapat dadakan ini. Gue juga udah capek dan begitupun dengan kalian kan? Pandu ingat besok kembalikan buku itu, kalau dia tanya bilang aja kamu nemuin di taman waktu mau pulang kemarin” kata Randy
“Ok” jawab Pandu
*Randy POV
Dugaan gue tentang dia ternyata benar. Emang sih muka polos kayak dia gak mungkin ngelakuin hal-hal buruk seperti yang gue duga. Sekarang dia bukanlah musuh kami lagi. Itu tandanya gue bisa mendekatinya kan? Walaupun masih ada satu pertanyaan di dalam otakku, apa dia Gay? Karena menurut cecunguk siput bakar, si Sam dia belum yakin 100% kalau Raymond itu gay. Tapi kalau dipikir-pikir mungkin saja dia baru masuk didunia gay. Kan dulunya dia sekolah di sekolah normal jadi dia harus denial. Akhirnya keterusan deh. Seperti yang Pak Ibnu katakan be postive. Huh galau bener gue sekarang ini. Dengan siapa ya gue harus cerita? Gak mungkin kan sama anak gang gue, bisa berabe urusannya. Mungkin Pak Ibnu bisa membantu
Di ruangan Pak Ibnu
Tok...Tok....Tok
“Permisi Pak” kata Randy saat memasuki ruangan Pak Ibnu
“Masuk, masuk Randy. Ada masalah apa kamu kemari?” tanya Pak Ibnu
“Begini Pak, gue mau curhat tentang...... cinta”
“Hahahaha kamu percaya dengan cinta di dunia gay? Sejak kapan kamu percaya cinta? Bukankah waktu itu kamu tertawakan saya saat membahas tentang cinta?”
“Saya tidak percaya cinta Pak, tapi saya ingin mencoba menjalin cinta dengan orang yang buat hati berdesir dan nyaman disamping dia bahkan ada perasaan untuk melindunginya”
“Siapa anak itu?”
“Pak tahu anak baru bernama Raymond Ash Kim Cruck itu?”
“Ya bapak tahu. Kalau menurut Pak, dia itu anak yang baik. Di kelas saya dia memiliki pemahaman akan seks yang sangat tinggi. Dia juga memiliki nilai yang bagus di mata pelajaran lainnya, walaupun nilainya tidak sempurna tapi lumayanlah”
“Bgini Pak masalahnya. Tapi Pak janji ya jangan cerita pada yang lain?”
“Ya”
“Gue dan empat teman lainnya sempat mencurigai bahwa Raymond itu ingin menghancurkan sekolah ini atau mungkin menghancurkan siswa-siswa di sekolah ini karena berbagai alasan. Tapi setelah kami selidiki, ternyata barang yang selalu kita curigai berisi hal-hal yang kita takutkan tersebut hanya berisi catatan tidak penting”
“Bisa kamu to the point?”
“Saya dan teman yang lainnya berpikir bahwa dia bukan gay karena gerak-geriknya tidak seperti gay lainnya. Tapi gue sih pikir positif aja, mungkin saja dia masih kebawa gay denialnya. Kan kita gak tahu. Dan karena itu gue takut jatuh cinta sama dia. Gue takut dia bukan gay tapi bisex. Secara kalo bisex pasti akan nikah dengan cewek. Gue juga takut dikira penghianat karena jatuh cinta dengan musuh sendiri dan gue takut jatuh ke lubang yang sama seperti dulu. Itulah yang ingin gue utarakan. Gimana menurut Pak?”
“Kalau kamu cinta ya perjuangkan. Cinta butuh pengorbanan. Dan kamu harus putuskan sekarang. Kamu jangan salah memilih. Karena, kalau kamu salah memilih pasti kamu akan menyesal belakangan. Tapi, kalau menurut Pak, kamu harus memberitahukan perasaanmu padanya. Karena orang baik seperti dia tidak datang kedua kalinya. Masalah temanmu kan bisa dibicarakkan baik-baik. Benar kan? Soal kamu takut dia gay kan nanti bisa kebukti suatu saat. Dan soal pikiran kamu tentang dia yang menginginkan sekolah atau anak-anak di sekolah ini hancur, buanglah jauh-jauh. Be positive, Remember that”
“Ok Pak, Terima kasih atas sarannya. Tidak salah gue datang ke Bapak”
“Sama-sama. Kalau ada masalah lagi jangan sungkan-sungkan untuk datang lagi ya?”
“Ok Pak”
Tanpa Pak Ibnu dan Randy ketahui, ada seseorang yang dengan sengaja mendengarkan pembicaraan mereka. Entah itu siapa dan apa tujuannya
Di kamar Randy
Ya gue, harus mengatakannya sebelum terlambat. Harus. Tiba-tiba HP Randy bergetar karena ada yang meneleponnya. Ternyata terpampang nama “Miko”. Iapun mengangkat telepon tersebut
“Ada apa Mik?” tanya Randy
“Lu lagi ngapain Ran?” jawab Miko
“Lagi tiduran aja. Emangnya kenapa?”
“Kok jam gini sudah tiduran?”
“Gue capek banget seharian ini”
“Mau gak gue pijitin?”
“Hahaha plus-plus ya?”
“Bisa diatur kok cumi” jawab Miko
“Cumi?” tanya Randy kebingungan
“Itu panggilan gue untuk lu. Lu kan suka nyemprot ‘tinta’ putih sembarangan hahaha” jawab Miko sambil tertawa
“Sialan lu” kesal Randy
Keesokan harinya...
Bel istirahat siangpun berbunyi dan suasana taman belakang sekolah saat itu sedang panas-panasnya karena matahari baru saja naik tepat diatas kepala. Siang itu Ardy dengan sengaja datang ke taman itu sendirian karena ia tau Raymond sedang berada disana
“Wah, sendirian aja nih?” sapa Raymond mengagetkan
“Lu kayak hantu aja, Ia nih gue sendirian aja. Mau gak temenin aku?” tanya Ardy sambil mengedip matanya
“Ok. Duduk disana aja ya?” usul Raymond sambil menunjuk bangku taman yang kosong
“Raymond, menurut lu gue ini orangnya gimana?”
“Enak diajak ngobrol, baik, lucu. Emangnya kenapa?”
“Lu sudah ada pacar?” kata Ardy
“Kamu kok aneh sih. Belum. Ada apa?”
“Kalau gitu mau gak jadi pacar gue?” tanya Ardy to the point
Raymond terkejut saat mendengar perkataan Ardy. Namun, ia berhasil bersikap tenang
“Sorry gue gak bisa” jawab Raymond
“Alasannya apa?” tanya Ardy dengan wajah yang berubah menjadi asem
“Lu bukan tipe gue”
“Tipe lu yang seperti apa?”
“Yang mapanlah intinya”
“Gue sudah mapan. Kerjaan gue sebagai siswa”
“Whatever” kata Raymond sambil berlalu meninggalkan Ardy
Setelah bel pulang sekolah berbunyi, Randy berjalan ke kelas Ilmu Sastra
“Ray, boleh kita berdua berbicara empat” tanya Randy
“Sorry, aku harus buru-buru. Ada urusan sama KepSek” jawab Raymond dengan wajah gugup
“Cepat aja kok. 3 menit” kata Randy dengan wajah serius
“Besok aja bisa kan?” tanya Raymond kembali
“Gue maunya sekarang” kata Randy sedikit memaksa
“Kok kamu paksaan sih?”
“Hal ini penting banget”
“Ok. Dimana?”
“Ikut gue aja”
Akhirnya Raymond pun mau mengikuti Randy untuk berbicara empat mata walau dengan berat hati
Sesampainya di gudang belakang
“Jadi, apa yang mau kamu ngomongin?” tanya Raymond
“Dari awal gue ketemu lu, gue sedikit ragu apakah cinta yang gue rasakan? Dan semakin kesini gue tahu yang gue rasain bukan sekedar cinta tapi, ada perasaan untuk memiliki. Gue ingin ngellindungin lu, jadi tempat lu berkeluh kesah, menjadi satu-satunya orang yang selalu lu butuhin di situasi apapun dan menjadi oranng yang mendampingi gue menghadapi setiap masalah yang ada hingga akhir hayat gue. Do you want to be my Prince?” jelas Randy mengenai isi hatinya kepada Raymond
Raymond terdiam sesaat. Dia tidak tahu apa yang harus dia perbuat. Ia dibuat terpaku oleh kata-kata Randy
“Aku...aku...gak tau harus ngapain” jawab Raymond gugup
“Ya atau Tidak. Choose it”
“Hmmm..Tidak. Sorry Randy”
“Apa yang harus gue perbaiki dari diri gue agar bisa jadi pendamping lu?” tanya Randy
“Kamu tidak harus perbaiki diri. Kamu sangat baik dan tipe banyak gay. Aku menolakmu hanya karena aku rasa tidak ada kecocokan antara kita. Itu saja kok. Bukan masalah fisik atau personality kamu”
“Kalau begitu beri gue kesempatan. Sekali saja dan akan gue buat lu nyaman berada di dekat gue dan juga akan gue buat lu jatuh cinta kepada gue”
“Maaf Ran, Aku gak bisa. Gue harus jalan dulu” jawab Raymond meninggalkan Randy
“I won’t give up on you. Believe me” teriak Randy saat Raymond sudah berjalan jauh
#Bersambung
@diyuna @Tsu_no_YanYan @d_cetya @TigerGirlz @z0ll4_0ll4 @arifinselalusial =D>
eh eh namanya Remond rempong banget da ah )
@Tsu_no_YanYan jdi namnya yg cocok apaan? emon, en atau apa spaya jgn rempong bingits?
itu loh nama panjangnya... Raymond Ash Kim Cruck, kurang rempong apa itu ) *digampar
@arifinselalusial udah dimention kok tadi. beneran >-
@arifinselalusial udah dimention kok tadi. beneran