It looks like you're new here. If you want to get involved, click one of these buttons!
Copyright 2021 Queer Indonesia Archive. See our Privacy Policy. Contact us at admin@boyzforum.com
Dengan menggunakan situs ini berarti Anda setuju dengan Aturan Pakai.
BoyzForum.com adalah situs anti pedofilia!
Comments
ini buat kamu :-*
“Pagi pak!” balasku sambil tersenyum kearahnya.
“Gimana? Udah baikan lukanya?”
“Udah 100% sembuh kok pak!”
“Oh, syukur deh. Yaudah, silahkan dek Iman kalau mau balik ke kelas.”
“Iya pak. Saya permisi dulu ya.”
Sepanjang Perjalanan menuju kelasku, aku serasa menjadi pusat perhatian. Banyak sekali yang menyapaku ramah. Mulai dari kakak kelas sampai siswa baru yang sama sepertiku. Baik pria maupun wanita.
“Pagi iman. Gimana lukanya? Udah sembuh?” sapa kakak kelasku yang wanita.
“Keren lu bro kemarin! Salut gue sama lo!” sapa seseorang pria –yang ku yakin satu angkatan denganku-
Dan masih banyak sapaan-sapaan lainnya. Semua hanya aku jawab dengan senyuman dan anggukan. Aje gile kalo harus jawab satu persatu. Bisa jontor ini bibir! Khusus untuk guru, sapaan mereka aku jawab dengan sehangat mungkin. Ini salah satu bentuk penghormatanku kepada mereka. Bagaimana pun aku butuh mereka. Mereka yang akan memberikan ilmu kepadaku, yang membimbing serta mendidikku hingga aku lulus kelak.
“Gile lu Ndro!” Celetuk Ahmad menirukan ucapan Kasino Warkop.
“Hah? Nape?”
“Baru hari pertama sekolah, tapi lu udah kayak artis aja!”
“Emang? Hmm, mungkin efek kejadian kemaren.”
“Iya juga sih, lu kemaren keren banget”
“Ah elu bisa aja, jadi malu nih gue”
“Baru nyadar? Elu mah emang udah malu-maluin dari dulu! Hahaha”
“Sialan lo!” sambil ku toyol kepalanya.
“Hehehe. Coba gue kemaren sekelas sama lu. Pasti gue bantuin lu."
Aku memang tidak sekelas dengan Ahmad ketika MOS. Dan aku melihat perubahan mimik diwajahnya.
“Ah udah lewat. Gak usah dibahas lagi.”
Aku berjalan di lorong lantai dua yang merupakan jalan satu-satunya ke kelasku yang juga merupakan kelasnya Ahmad. Diujung lorong aku melihat Indra kakak kelasku dan gengnya yang berjumlah 5 orang. Tepat didepan kelasku. Mereka melihat sinis kearahku. Sepertinya mereka masih dendam terhadapku atas kejadian saat ospek kemarin.
#####################################################################################
“Yak, semuanya berdiri dan berbaris didepan papan tulis sesuai kelompoknya!!” Teriak Kak Indra tiba-tiba.
Aku lihat teman sekelasku banyak yang mengeluh. Kelas ospek lebih tepatnya. Karena kelas ini hanya berlaku saat MOS saja. Dan ketika mulai sekolah nanti, akan ada pembagian kelas lagi. Kami menggunakan atribut yang sangat aneh dan merepotkan. Dengan seragan SMP, kami disuruh menggunakan sepatu jenis warrior dengan tali berwarna merah dikaki kanan dan kuning dikaki kiri, sabuk yang terbuat dari tambang pramuka, dan tas yang terbuat dari karung. Untuk bagian atas kami menggunakan topi yang terbuat dari bola plastik yang dibelah menjadi dua untuk pria dan kunciran dengan pita berwarna sama dengan tali sepatu. Tak lupa name tag didada yang diberi peniti. Terbuat dari karton berukuran 10x10cm berisikan identitas dan foto narsis kami. Dan yang paling parah kami harus memakai sebuah kalung yang terbuat dari kombinasi bawang merah, bawang putih, dan bawang Bombay.
Mereka bangun dengan gontainya. Mereka lelah. Aku paham itu. Kami baru selesai mengelilingi sekolah ini. Sekolah yang luasnya sekitar 4 lapangan sepak bola. Setelah mendengarkan beberapa sambutan dan ceramah diaula, kami diajak bermain games dilapangan sekolah dan yang terakhir kami diajak berkeliling sekolah sebelum akhirnya kembali ke kelas masing-masing untuk beristirahat. Memakan bekal yang memang sebelumya sudah diperintahkan untuk kami bawa. Dan selesai makan bukannya dipersilahkan untuk sholat bagi yang muslim mereka malah menyuruh kami berdiri dan berbaris?
Aku mulai curiga. Ada yang tidak beres. Waspada dan tenang. Aku ingin mengikuti apa mau mereka. Aku baru sadar, bahwa kakak kelas yang ada dikelas ini hanya tersisa Indra dan 2 orang yang merupakan anggota gengnya. Kakak kelas yang lainnya aku lihat ada diluar. Berbaur dengan siswa baru. Ada yang sholat, ada juga yang hanya sekedar bincang-bincang. Tapi kenapa hanya kelas kami yang tidak keluar kelas?
“Kak, kenapa hanya kelas kami yang tidak keluar kelas? Kami kan pengen solat.” Tanya ku sopan.
“D I A M !!!!! Ini hukuman kalian karena kelas kalian yang paling payah di games tadi !!!"
Hening. Semua diam.
“Alasan yang tidak masuk akal.” Gumamku.
“Kelas ini berjumlah 40 orang, terdiri dari 26 pria dan 14 wanita. Gue hitung sampai sepuluh dan kalian harus mempunyai pasangan yang jenis kelaminnya sama! Abis itu langsung bikin barisan baru. Paham?!” Teriak kak Indra kembali.
“Iya Kak.” Jawab teman-temanku kompak.
Aku hanya diam. Memantau situasi. Aku melihat 2 orang anggota gengnya menunggu di pintu keluar. Seperti berjaga-jaga.
“Makin tidak beres.” Batinku.
“Sekarang masing-masing pasangan saling berhadapan!” Perintahnya lagi.
Aku masih tak bergeming. Masih berusaha membaca situasi dan mencari cara untuk kabur. Tiba-tiba 2 anggota geng kak Indra masuk ke kelas dan menyebar di beberapa sudut kelas. Dan kak Indra berdiri didekat pintu.
“Man, ayo ikutin apa kata kakaknya. Jangan cari masalah. Dia itu ketua geng –Skull-. Geng yang berkuasa di sekolah ini.” bisik Rizal yang menjadi pasanganku .
Aku masih diam. Tak mengikuti perintah Kak Indra.
“WOOOOOOY ORANG BUDEK!! LU DENGER GAK SIIIIH!!?” ujar seorang anggota geng yang tiba-tiba menghampiriku, memegang kedua bahuku dan menggerakkan tubuhku hingga berhadapan dengan Rizal.
Aku tersenyum tipis.
“Eh bego, kenapa lu nyengir hah?”
“Yang bego siapa? Udah tau orangnya budek, masih aja lu ajak ngomong.”
Semua anggota geng Skull tertawa lepas. Termasuk Kak Indra. Teman-temanku tertawa cekikikan, beberapa ada yang hanya tersenyum. Kebanyakan dari mereka ketakutan rupanya.
“Gue harus tolong temen-temen gue.” Gumamku dalam hati.
“Berani lu lawan gue hah?!” Sambil tangannya melayang kearah kepalaku. Bersiap untuk menoyol kepalaku.
Aku tangkap pergelangan tangannya dan ku genggam erat. Aku tatap matanya tajam. Nyalinya ciut. Dia langsung melepaskan tangannya dari genggamanku. Suasana kembali tegang.
“Gimana? Semuanya udah pada posisinya?” Teriak Kak Indra lagi.
“Sudah Kak.” Jawab teman-temanku.
“Sekarang kalian cium bibir pasangan kalian masing-masing.”
“HAAAAAAAAH??!!!!!” seru teman-temanku kaget.
@Fuumareicchi @arieat @yuzz @ularuskasurius @d_cetya @haha5 @Tsu_no_YanYan
" Ahmad memang tidak sekelas dengan Ahmad ketika MOS.
Dan aku melihat perubahan mimik diwajahnya."
makasih ya, ini buat kamu :-*
kecup tumpeh tumpeh tuh kayak gimana ya @Hiruma ..?
praktekin yuk.. #Eehh *Ditampar