It looks like you're new here. If you want to get involved, click one of these buttons!
Copyright 2021 Queer Indonesia Archive. See our Privacy Policy. Contact us at admin@boyzforum.com
Dengan menggunakan situs ini berarti Anda setuju dengan Aturan Pakai.
BoyzForum.com adalah situs anti pedofilia!
Comments
gk lucu ahhhh
yuzp gpp, gw ngerti,,,,
Saat itu thn 2006 aku dan saudara perempuanku naik gunung rinjani bersama rombongan mapala UNRAM dari desa Senaru dan kami terpisah dari rombongan lumayan jauh. Ini dikarenakan saudariku sempat terjatuh lalu pinggangnya terasa nyeri. Akhirnya isi tasnya sebagian kumasukkan ke dalam tasku lalu kami mulai berjalan pelan-pelan dan semakin jauh dari rombongan utama. Bagi aku dan saudariku, ini adalah pengalaman pertama kali mendaki gunung.
Kulihat jam, sdh saatnya sholat. Akhirnya kami sholat ashar di pos 1. Setelah sholat, kutanyakan saudariku apa masih kuat utk lanjut dan ia bilang masih kuat. Kami berkemas lalu mulai naik lagi.
Sebenarnya dalam hatiku, aku sdh merasakan hal aneh. Tapi kutepis perasaan itu dan tetap berjalan dibelakang saudariku. Baru kusadari ternyata perjalanan kami berdua ini telah diikuti oleh seekor anjing berwarna cokelat tua. Anjing tersebut berjalan seolah mengiringi kami. Kami melambat, dia juga melambat. Kami menaikkan tempo jalan, dia pun sama.
Nampaknya nyeri di pinggang saudariku cukup mengganggunya. Akhirnya kami istirahat sebentar. Saudariku duduk membelakangiku. Anjing cokelat yg mengikuti kami pun ikut berhenti dan menurutku ia menatapku lekat.
Tiba-tiba aku merasa seperti ada yg melempar punggungku dengan kerikil. Kupikir buah yg jatuh dari pepohonan. Tp kemudian ada lemparan lg di tempat yg sama di punggungku. Saat itulah aku berbalik, dan masyaallahhhhhh..... sekonyong-konyong aku melihat sesosok makhluk tinggi berbulu cokelat sangat tua bermata merah!!!! Lidahku kelu, mataku tak mampu terpejam, aku tercekat diam mematung. Tiba-tiba kudengar gonggongan anjing cokelat dan tersadar.
Kusebut asma Allah dalam hati sambil berbalik dan bicara pada saudariku.
"In, kita turun saja ya. Masih bisa lain kali naik lagi."
Saudariku hanya mengangguk lemah. Dan kami memutuskan pulang. Sempat kutolehkan lagi kepalaku kebelakang, tidak ada lagi makhluk itu disitu.
Lalu kami sampai di perkampungan penduduk tepat saat pukul 6 petang. Seorang penduduk yg belakangan kuketahui bermana Pak Ihsan melihat kami lalu bertanya mengapa balik lagi. Kami ceritakan bahwa saudariku pinggangnya sakit. Ia pun menawarkan untuk menginap saja dulu di rumahnya, setelah mengetahui kami bermaksud bermalam di depan balai desa.
Setelah makan malam, akhirnya kuceritakan pengalaman yg terjadi tadi. Saat sampai di bagian anjing cokelat dan makhluk itu, Pak Ihsan langsung bertakbir pelan seraya berkata
"Syukur sekali anak berdua ini diperlihatkan makhluk itu. Karena ia memang penunggu daerah ini. Itu artinya anak berdua disuruh pulang. Kalau memaksa naik, entahlah apa yang bakal terjadi karena orang yang diikuti anjing cokelat itu biasanya ditemukan mati keesokan harinya!"
Astagfirullah..
Malam itu aku tidak bisa tidur nyenyak.
Akhirnya keesokan harinya kami berpamitan pada pak Ihsan dan menyelipkan sejumlah uang ucapan terimakasih yg beliau tolak halus.