It looks like you're new here. If you want to get involved, click one of these buttons!
Copyright 2021 Queer Indonesia Archive. See our Privacy Policy. Contact us at admin@boyzforum.com
Dengan menggunakan situs ini berarti Anda setuju dengan Aturan Pakai.
BoyzForum.com adalah situs anti pedofilia!
Comments
dan aku belum siap untuk semua drama kehidupan ini
"silahkan diminum Tuan, tengah malam nanti anda akan naik kapal berlayar ke Pelabuhan Kendari butuh kurang lebih 2 hari 3 malam jika semua lancar", sambil menyerahkan bumbung bambu berisi air
betulah benar tengah malam aku dibangunkan kusir, setelah menjelang jam 8 malam Kami tiba di Pelabuhan
bapak kusir mempersilahkan aku untuk beristirahat sejenak
kapal ini tak begitu besar seperti perkiraanku, kira kira 80 meter panjangnya dan 10 meter lebarnya
seperti bukan untuk penumpang, ku lihat beberapa kotak kayu tersusun di gladak kapal 1/4 dari panjang kapal ini di buat bertingkat bak rumah kayu yang memiliki loteng
aku menyerahkan satu kantong koin perak pada kusir tadi, menyerahkan semua keperluanku nanti selama perjalana ke jawa agar dia berdialog dengan sang kapten,
tak selang beberapa lama setelah lamunanku tentang kapal ini habis pak kusir menjumpaiku bersama seseorang, hitam tinggi dan berbadan tegap, rambutnya hitam legam bergelombang diikatnya sebagian ke belakang
"Tuan, ini Kapten kapal ini, beliau yang akan memandu dan bertanggungjawab atas keselamatan Tuan selama perjalanan ke Jawa," saya permisi Tuan semoga perjalanan anda lancar, kusir itu pergi turun dari kapal
aku masih kikuk dengan orang asing ini, aku tersenyum dan Masih memegang tas yang kubawa erat seakan takut jatuh
" Mari Tuan, saya antar anda ke tempat istirahat
semua biaya perjalanan anda telah dilunasi termasuk biaya untuk makan di atas kapal ini," orang itu berjalan menuju ruang yang ku sebut loteng tadi tapi ini yang lantai bawah
"Ridwan akan menerangkan beberapa aturan yang berada dikapal ini, dia adalah wakilku jika Tuan membutuhkan sesuatu Tuan bisa mencari Ridwan,"
Sekonyong keluar seseorang dari ruang bawah membawa beberapa gulungan kertas yang lumanyan panjang, sedepa mungkin tapi bukan itu yang menarik perhatianku melainkan mahkluk yang membawa gulungan beruntung itu,
Aku masih terpana, saat sang kapten memperkenalkannya semua jadi tak terdengar dengan jelas
dia berbicara aku tak mendengarnya cuma saja aku melihat dengan jelas bibirnya bergerak, matanya dengan jelas aku lihat, setiap berkedip dengan bulu mata yang lebat menambah menawannya garis wajahnya yang tegas dengan beberapa bulu di wajahnya
aku terpesona, dengan hanya baju dalam dan celana pendek yang ia kenakan dengan jelasnya setiap inci tubuhnya menjelaskan sebuah keindahan
aku terperanjat saat dia menjentikkan jari di depan wajahku, setengah sadar aku manangkap perkataannya, tempat tidur di depanku tersusun 3 dipan, tas yang ku pegang tadi telah berada di tangannya ia memasukkannya ke lemari kecil yang ada di ujung ranjang susun yang akan aku tempati selama perjalanan
aku masih memperhatikan dia merapikan ranjang ukuran 2 meter Kali 1 meter itu, tikar pandan yang sedikit tebal dan satu bantal, dia menerangkan juga bahwa aku akan mendapat 3 Kali makan sehari yang bisa di dapat di dapur belakang kapal
air tawar hanya digunakan untuk minum dan keperluan masak, mandi hanya akan menggunakan air asin
dilarang berkeliaran di luar ruangan saat kapal melaju
"besok pagi saya akan menemui Tuan lagi, berhubung kapal akan segera berlayar, Ridwan mengakhiri pembicaraan sepihaknya tadi
aku masih saja terpaku, berdiri memandang pria menarik itu pergi, Dia berbalik dan mengisyaratkan aku untuk tidur dengan tangannya
entahlah perjalanan masih akan sangat panjang, dan besok pagi aku akan memulainya hal baru
@tsunami ikutin terus ya
sedikit terkaget saat tempat tidurku bergoyang, ah, bukan hanya tempat tidur tapi semua ruangan ini seakan bergoyang sedikit diguncang gempa
aku mengerjapkan mataku beberapa kali untuk meyakinkan bahwa ini nyata
beberapa guncangan lebih besar lagi datang menjawab keraguanku, dan aku baru saja sadar dari alam bawah tidurku...
bergeming, " aku baru ingat, aku sekarang sedang berada dalam kapal yang sedang berlayar"
"Selamat pagi Tuan, apakah ini perjalanan pertama Anda melalui laut?, jika benar ada baiknya anda hisap manisan ini sebelum Anda memulai sarapan anda",
pria menarik itu memberiku 3 butir benda yang dia sebut manisan, bentuknya agak aneh lonjong sebesar dan sepanjang ibu jari tangan berbungkus kulit jagung yang diikat setiap ujungnya menyerupai pocong
kubuka perlahan isinya hitam agak coklat dapat terlihat butiran gula dilapisannya
sedikit ragu mulai ku hisap, hmmmmm.....
rasanya seperti jahe asem manis mungkin (ting-ting jahe ya;)
kuhisap lagi, lagi dan lagi aku lupa sedari tadi pria muda menarik di depanku ini sedang memperhatikan tingkah anehku karena manisan jahe
"kita memiliki 10 awak kapal, 1 seorang kapten, 1 wakil, 1 juru masak, dab sisanya awak dhek dan klasi, dan 1 penumpang asing, kapal ini membawa barang, apa itu barang kurang begitu penting dan anda berhak untuk diam mengikuti peraturan kapal ini selama perjalanan untuk kebaikan bersama, mari menuju dapur saya rasa sudah waktunya untuk makan pagi"
pria muda itu mengakhiri pembicaraan sepihaknya lagi, aku mengekor di belakangnya
dari kamar dok bawah menuju lantai tengah area dapur
ujung ruangan terlihat ada beberapa tungku baru tertata meja dan kursi makan beberapa baris seperti kantin sekolahku
beberapa makanan tertata rapi di meja besar bak Warung bebas kita mengambil seberapa banyak kita ingin
nasi putih,Tuna bumbu, telur dadar, sambal, sayur tumis(entah itu apa tapi terlihat hijau), krupuk, ayam bumbu
aku mengikuti Ridwan mengantri mengambil makanan, sepertinya banyak mata melihat ke arah ku dan Ridwan membuatku sedikit kikuk
perlahan aku mengisi piringku dengan nasi, beberapa lauk dan sayur
beruntungnya aku antrian terakhir, masih mengekor di belakang Ridwan kami menuju pojok meja yang kosong
masih diam saat kami makan, beberapa orang sepertinya mulai berbisik
Mungkin karena memang lapar atau efek manisan tadi aku merasa nikmat mengunyah makanan,
kulihat Ridwan juga demikian, angkuh wajahnya seakan tak melihat mereka yang memperbincang kami
tiba -tiba saja ia pergi entah kemana aku masih tenang dengan makananku
berselang beberapa menit dia datang dengan teko air kecil dan dua gelas keramik di tangannya
sedikit aku tersenyum, dia anak baik rupanya....
setelah makan tadi Ridwan mengajakku ke ruang haluan melihat lihat barang entah itu apa,
ada beberapa tali dan jangkar
waktu di dapur tadi kami atau lebih tepatnya aku sempat berkenalan dengan seberapa orang, tak seperti yang terlihat
mereka semua ternyata ramah
Andy dia tidur satu ranjang di atasku, David, Frans, Imam
terlalu banyak untuk disebutkan meski faktanya hanya ada sepuluh awak kapal dan satu penumpang asing tak lain diriku sendiri.
kapal melaju dayu, terlihat seperti tak berjalan mungki 2 s/d 3 knot, sampai saat ini tak ada hal yang membuatku khawatir kecuali mual dan pusingku
dapat terlihat di samping kanan kapal yang Ridwan bilang Kepulauan Togian,
"angin tak begitu berpihak kepada kita Tuan, bisa jadi minggu depan kita akan baru sampai di Pelabuhan Kendari" ia berujar dengan masih sibuk membongkar kotak di depannya.
sudah berapa lama kau bekerja di kapal ini Ridwan?
kau asli orang mana?, tanyaku tiba saja
"saya orang bugis Tuan, kota kecil Sinjai didekat pesisir teluk Bone saya berasal, Wajah Tuan tak terlihat seperti pribumi, hanya saja posture tubuh anda masih bisa dikatakan pribumi, darimana anda berasal Tuan?"
ayahku bilang kakekku dulu orang kompeni, mungkin masih ada sedikit peninggalan beliau dalam keluarga seperti wajah dan kulit yang sedikit berbeda dengan pribumi.
Aku lahir di tondano dekat kota Manado
seperti yang mungkin telah engkau ketahui Ridwan, Jepang meng-invasi Manado tak lama lagi Jepang akan menguasai kota indah itu, beberapa orang berpendapat itu bagus untuk kita pribumi, dan sedikit juga berpendapat itu awal yang kurang baik untuk masa depan Pertiwi ini,
apa kau juga sependapat dengan salah satu dari mereka Ridwan?
yang jelas saat ini menjadi tidak baik untuk keluarga besarku, kerana kami darah campuran.
mualku ku semakin menjadi saat Ridwan hendak melanjutkan perbincangan, aku muntah.....
dan memang sepertinya aku mabuk laut, kepalaku pusing, mualku menjadi jadi
seketika tenagaku seperti habis diserap muntahan,
huaaaaeeek, aku muntah lagi....
Ridwan hanya diam tersenyum memandangku,
huaaaaeeek, soooooooor........ ketiga kalinya aku muntah dan masih di tempat yang sama
Dan dengan teganya Ridwan masih tersenyum, memandangku penuh kelucuan.
sepertinya kepalaku makin bertambah pening, mau pingsan saja tapi malu pria muda tengik di depanku ini.
huaaaaeeek tenggorokanku tersedat, aku muntah lagi tapi tak keluar sesuatu dari mulutku hanya sedikit cairan liur yang pahit terasa di pangkal lidah.
entahlah aku tak ingat lagi, kurang ajar si Ridwan,
aku terbangun karena merasa aneh dengan tubuhku,,
seperti.....
sedikit dan setengah sadar kuraba dadaku, merasa ada yang kurang, kuraba lenganku juga
aku terlonjak bangun, ku pelototi tubuhku....
APA!!!!!!...... aku telanjang,
kubungkam mulutku cepat yang mungkin mengeluarkan suara mengganggu,
"Tuan muda sudah bangun, anda mengalami mabuk darat dan na'asnya itu membuat anda pingsan beberapa jam, sengaja kami melucuti pakaian anda karena kotor," Andy menerangkan kronologi
sambil meletakan satu mangkuk yang terlihat berisi sup atau bubur dab segelas air putih.
"silahkan dimakan dulu buburnya untuk menggantikan makanan yang terbuang tadi, Ridwan berpesan, saya diharuskan menemani anda sampai makanan ini dihabiskan Tuan" sambil duduk di seberang ranjangku
sepertinya, aku kurang enak badan Andy, letakkan di meja itu
aku akan melahapnya nanti dan segera setelah aku selesai berganti pakaian.
"silahkan berganti pakaian, itu tak memakan banyak waktu aku akan tetap duduk disini" selorohnya.
kenapa kau seakan tak percaya padaku Andyiiiiiiiiii....! tekanku
"Tuan muda, saya hanya menjalankan tugas, atau mungkin anda butuh bantuanku? perlu saya bantu mengenakan pakaian anda, setelah itu saya juga bisa menyuapi anda jika di rasa anda kurang punya tenaga untuk itu." kalimatnya semakin membuat aku jengkel.
ini adalah pertama kalinya aku berganti pakaian dihadapan oranglain setelah aku mengenal rasa malu dulu saat kanak-kanak beranjak dewasa, maksudku dalam keadaan sadar saat aku pingsan tadi tak masuk hitungan,
ku buka selimut yang sedari tadi membungkus tubuhku,
tak begitu sulit menemukan pakaian di dalam tas ku kerana memang hanya beberapa lembar saja,
setelah selesai kutuju makanan di meja tadi, sebenarnya dia benar aku sedikit gemetar seperti tak punya tenaga
tapi rasa gengsiku lebih besarlagi, kupaksa mulutku mengunyah bubur beras semangkuk itu
rasanya hambar dan hampir saja ku mutahkan jika saja tak ada cecunguk satu ini....
baru aku tersadar, sekarang semua sudah tak sama saat beberapa hari lalu, aku tak boleh manja, apalagi cengeng
semua hal berubah, dan secepatnya aku harus tumbuh dewasa dan mengerti tentang banyak hal
ku kunyah lagi bubur itu, kurasa dan ku telan
Baiklah Andy, aku sudah selesai...
biarkan aku yang membawa mangkuk bekas bubur ini ke dapur, kau bisa kembali ke pekerjaanmu
Sekarang pusingku tak kuhiraukan, aku mulai berpikir apa yang mungkin bisa kulakukan besok
Surabaya adalah kota baru bagiku dan ini adalah perjalanan pertamaku tanpa orang tua sekaligus dengan tujuan yang masih serba belum pasti.
saat tiba di dapur, pria berumur sedang sibuk mencuci wajan dan peralatan dapur lainnya
dan baru sadar pula aku jikalau semua awak kapal ini adalah pria termasuk aku, "permisi Tuan ini mangkuk yang aku gunakan tadi, bisa saya bantu Tuan?" tanyaku
"kau sudah bangun anak muda, tak usah repot sejenak kelar pun" senyumnya
aku duduk di seberang dekat dia mencuci, sambil ku tuang air dari teko kecil ke dalam cangkir kutegak perlahan rasanya masih ketar, mungkin aku masih mabuk laut....
aku masih duduk dibangku dapur , jurumasak bilang kapal sudah melaju stabil diperkirakan juga besok pagi atau sore kita akan mendapati hujan, jika dia tak salah dengar 2 malam 2 hari lagi kita akan berlabuh di Pelabuhan Kendari
"Saat ini kita sudah berada di selat Salue, selat yang memisahkankan kepulauan Banggai dan kepulauan Sula" selorohnya sambil tak berbalik masih sibuk dengan sesuatunya.
Perlahan aku bangkit dari dudukku,"Kepalaku masih saja terasa pusing apa ini bisa dikatakan wajar Tuan?, tanyaku dengan tangan yang masih mencengkram perut yang juga serasa diaduk
"Tubuh Tuan masih belum terbiasa saja dan itu wajar karena ini perjalanan pertama anda melalui laut, jika boleh disarankan anda bisa berbersih diri dengan air asin agar anda lebih mengenal laut" dia selesai dengan pekerjaannya
Sekarang dia berbalik berjalan menuju arahku, entah apa yang ia lakukan ku biarkan saja
Tangan kirinya memegang keningnya sendiri sedangkan tangan kanannya menyentuh keningku
"Anda tidak deman, kurasa mengguyur badan anda dengan air asin bukanlah hal yang bisa dibilang membahayakan keselamatan anda" selorohnya sambil tersenyum
Baiklah kurasa anda benar aku akan mandi, dan memang sudah 3 hari atau lebih aku belum mandi semua karena huru-hara ini huft..... Keluhku
Perlahan aku berjalan menuju ruang belakang, ruang ini memang ditujukan untuk mereka yang ingin berbersih tubuh.Ruang ini tak begitu besar ada pompa manual disana dengan ujung pipanya menjorok ke dalam bak mandi yang berbentuk persegi, Aku yakin pipa penghubung bawahnya ini menuju dek samping kapal yang langsung menyentuh air laut
Ku pompa perlahan tak begitu berat
Jeglek...Jeglek...Jeglek.... Soooooooor air keluar dari ujung pipa, ku tengok belakang tak ada siapapun, kucolek airnya untuk meyakinkan kekonyolan
kurasa, Pahit asin dan memang betullah benar ini air laut
Ku pompa beberapa kali dan terus hingga bak di depanku ini terisi penuh.
Satu ganyung yang terbuat dari tengkorak buah kelapa tergantung rapi, ada batu kali sebesar genggaman tangan
Spon serabut kulit kelapa terikat begitu rupanya
aku mengerti fungsi barang barang unik ini, aku pernah melihat saudara jauh dari ibundaku menggunakannya saat mandi di Tumohon
Kutelanjangi cepat tubuhku, aku sedikit heran entah Kapan terakhir aku memperhatikan tubuhku saat mandi atau tak berbusana, tumbuh beberapa bulu di daerah rawan itu, di belahan dadaku bergaris lurus begitu rapi melewati pusar hingga bermuara di area rawan tadi,
Aku tersenyum geli, sepertinya aku memang sudah siap untuk menjadi pria dewasa
Perlahan kusiram badanku, airnya hangat tak seperti dugaanku, kusiram lagi dan ku coba spons unik itu
Mulai ku gosok tangan dan kaki ku
Sedikit aku bergumam terdengar seperti bernyanyi tapi aku merasa seperti ada yang memperhatikanku aku berhenti sejenak.....
____________________________________________________________
____________________________________________________________
Kakak diam saja. Hanya memandang. Lurus. Kosong, jauh.
Lebih-lebih kalau duduk depan jendela. Angin kadang
memburai-burai rambutnya sampai masai, namun kakak bergeming.
Matanya terus menerawang ke cakrawala. Wajahnya tambah putih,
kian lesi. Tidak jarang air matanya merambat sepanjang pipi.
Bulu mata yang dulu lebat dan lentik seakan layu karena
kesedihannya terhanyut dalam pedihnya perpisahan, setelah 4
tahun bertunangan Tuhan berkehendak lain
Kabar kalahnya pejuang nusantara meluluh-lantakan harapan kak
Tuti berpelamin dengan sang pujaan
Bang prasetyo sudah satu bulan dikebumikan bersama beberapa
pejuang lainnya, tapi kesedihan kakak tak runtuh jua dari
jiwanya, dari berita radio Hindia-Belanda
Jepang meng-invasi Borneo dan Manado 2 hari setelahnya mereka
berhasil menguasai kedua Bandar kota tersebut
Surabaya yang telah lebih dulu diduduki Jepang, sebagian dari
district tak terjangkau invasi menjadi tempat bersembunyinya
para kompeni
3 February 1942_ sebulan yang lalu,
Jepang mengebom kota Surabaya memulai serangannya dari udara
dari kapal- kapal besi terbangnya, sasaran pusat pusat
pemerintahan Hindia-Belanda.
___________________________________________________________________
___________________________________________________________________
Andy tercenung saat ku berbalik menatapnya, dia terdiam
memperhatikanku mandi sedari tadi pasti
"Kau mencari sesuatu Andy?" Dia menggeleng tanpa berkedip
"A...aku, ingin buang hajat Tu...Tuan," jawabnya seperti anak
kecil yang ketahuan mencuri manisan kawannya.
"Bukankah tempat buang air besar bukan disini, melainkan di
skat sebelah Andy??, sedikit otak jailku bereaksi
Apa kau sedang mengintipku mandi? Kau bisa menggosokkan
punggungku, tanganku tak sampai jangkau..." Aku berdiri Masih
dengan keadaan telanjang bulat, Andy mundur satu langkah
Ku maju, kuraih tangannya perlahan serat kelapa yang kupegang
kini telah ditangannya
Aku berbalik duduk di bangku kecil saat kumenyiram badan tadi
" kau bisa mulai menggosok punggungku Andy, jika kau tak
keberatan itu akan sangat membantuku... Aku berterimakasih
Perlahan kurasakan telunjuk tangannya menyentuh punggung, dia
berguman kubiarka saja
Aku ingin tahu apa seseorang di kapal ini punya rasa special
seperti aku selama ini
"Kulit anda terlihat seperti milik perempuan, mungkin ini
karena anda peranakan?, dia terkekeh kecil...
Menurutmu aku tampan Andy? Atau siapa Menurutmu pria tertampan di dalam kapal saat ini?, aku mencairkan suasana yang ku buat canggung sendiri tadi...
"Anda sangat tampan Tuan muda, saya rasa Anda pria muda tertampan di dalam kapal saat ini, kecuali satu jam kemudian ada peri yang menyulapku menjadi seperti anda, mungkin anda bukan satu-satunya yang tertampan hehehe, dia kembali terkekeh masih dengan serabut kelapa yang digosokkan membujur pada punggungku...
_________________________________________________________________
Aku menghisap permen jahe pemberian Ridwan, saat Andy memanggilku untuk makan malam
Saat adegan mandi tadi aku merasa senang, Andy bersikap biasa sajaMemperlakukanku layaknya orang yang sakit keras, aku sempat melarangnya, tapi ia tak hirau seakan tak mendengarDia terkekeh kecil, andai Tuan perempuan puan pastilah aku awak kapal pertama yang akan berusaha mengambil hati Tuan, Dia benar benar memandikanku bak seorang tua pada anak kecil...
Aku yang niatnya menjahil tadi, menjadi tak dapat berkata kata, rambutku ia beri klerek (semacam buah yang dapat digunakan sebagai sabun) berbusa harum khas tanamannya menyeruak hidungku, sedikit perih di sudut mataku.
Sepertinya dia memang cekatan mengurus orang sakit, meski saat ini aku tidak sakit
Kami makan diruang tengah, sebagian telah selesai mengisi perut saat aku dan Andy masukKu dengar dari percakapan sudut tadi sepertinya besok pagi kapal layar ini akan bersandar di Kendari selama setengah hari untuk mengisi bahan makanan dan air bersihKu lihat Ridwan duduk dengan santapan malamnya di sudut ruangan,, sepertinya dia memang tak biasa bicara banyak terlihat dari sekitarnya dia lebih sering sendiriAku mengisi piringku dengan nasi, beberapa ikan goreng tumis kangkung dan sambal... Terlihat begitu menggoda, aku benar - benar laparKuhampiri Ridwan yang masih khusuk dengan santapannya, seakan tak ada orang di sekitarnya ia masih saja tak tertarik menoleh ke arahku yang duduk berpapasan di depannya,
"Aku dengar besok pagi bisa dipastikan kita sandar, Ridwan? Tanyaku, sambil mulai mengunyah makananku, Hmmmm.... Enak sekali, aku semakin bersemangat melahap dengan buasnya makan malamkuAku lupa bahwa sedang mengajak bercakap Ridwan tadi, sampai aku tersedak begitu mengingat...
"Tuan tidak apa? Pelanlah tak apa, awak koki masih punya banyak makanan, tak perlu Tuan tergesa"
Sambil menyodorkan air putih dari muk,
HeheheAku tersenyum,
"maaf sepertinya muntahan tadi siang memang menguras isi perutku" Aku berkata jujur, Entah sejak Kapan Andy tiba saja sudah duduk di sebelahku dengan teh hangat
"Minum ini Tuan, sepertinya efek mabuk laut Tuan belum sepenuhnya hilang, minuman hangat akan membantu anda cepat pulih" seloroh nya
Terimakasih Andy, kau baik sekali timpalku
"Dia hanya tersedak Andy, jangan berlebihan toh dia pria muda yang terlihat sehat dan tak sedang sakit keras" Ridwan menimpali kami berdua"Andy teruskan makanmu, aku tak apa Seperti yang perwira bilang aku hanya tersedak" dengan nada sedikit ku buat kesalAndy menurut dengan cepat dia menyelesaikan makannya, dengan beberapa tegak air, ia bersendawa
"Maaf, aku tak sengaja" katanya
Kulihat pipinya memerah menahan malu, Aku selesai, saat ku meminum teh yang dibawa andy tadi rasanya memang lebih nyaman saat perut terasa hangatSebentar sebelum aku hendak meletakkan muk ku, "Biar saya yang membereskan Tuan, Anda bisa kembali ke Tempat tidur" tanpa menunggu persetujuanku dan tanpa menoleh ke arah Ridwan.
"Huft, dia tidak sedang sakit Andy, kurasa dia juga cukup punya tenaga membawa piring kosong itu, kau tak perlu berlebihan" dengus RidwanSeakan tak mendengarnya Andy melenggang pergi ke pencucian piring, kurasa meraka sangat cocok, aku terkekeh kecil saat berjalan menuju kamar istirahat.
"Apa? Merasa jengkelku diperhatikan bak lelucon tak jadi"Kau manis saat tersenyum" seloroh Ridwan tanpa ekpresiKontan membuat pipiku panas, Kau juga terlihat lebih manis lagi saat pipi mu memerah, tambahnya lagiSepertinya kau dan Andy cocok Ridwan, selorohku tak mau kalahKalian seperti kakak beradik, aku terkekeh dalam hati kegirangan melihat pipinya tak kalah merah denganku,, bukannya Andy itu manis dan penurut tambahku lagi, Aku menyamai skornya sekarang,
Bergegas aku lari ke kamar istirahat,, sudah hampir sepekan namum hanya beberapa awak kapal yang aku kenal.
Ku rebahkan badanku di dipan mini, seperti biasa ruangan ini selalu berayun mengikuti gelombang ombak samudraBeberapa awak kapal telah lebih dulu beranjak tidur, kecuali mereka yang jam jaga kemudi dan layar.Kembali ku terngiang hari-hariku bersama keluargaku, aku tertawa kecil sejenak dan mendadak terdiamAku ingin tahu akan seperti apa semua ini berlanjut, yang sekarang aku tahu tak hanya aku seorang yang terpisah dengan orang tercinta hanya karena beberapa orang petinggi berkepentingan,
Huft.... Konsep kehidupan memang serba tidak pernah pasti, seperti halnya sekarang aku tak pernah bermimpi akan berpetualang sejauh iniTak seperti ilmu fisika yang diajarkan Mr. Lukas yang akan serba pasti dan presisi disetiap rumus dan hasilnya
____________________________________________________________
____________________________________________________________
Kakak diam saja. Hanya memandang. Lurus. Kosong, jauh.
Lebih-lebih kalau duduk depan jendela. Angin kadang
memburai-burai rambutnya sampai masai, namun kakak bergeming.
Matanya terus menerawang ke cakrawala. Wajahnya tambah putih,
kian lesi. Tidak jarang air matanya merambat sepanjang pipi.
Bulu mata yang dulu lebat dan lentik seakan layu karena
kesedihannya terhanyut dalam pedihnya perpisahan, setelah 4
tahun bertunangan Tuhan berkehendak lain
Kabar kalahnya pejuang nusantara meluluh-lantakan harapan kak
Tuti berpelamin dengan sang pujaan
Bang prasetyo sudah satu bulan dikebumikan bersama beberapa
pejuang lainnya, tapi kesedihan kakak tak runtuh jua dari
jiwanya, dari berita radio Hindia-Belanda
Jepang meng-invasi Borneo dan Manado 2 hari setelahnya mereka
berhasil menguasai kedua Bandar kota tersebut
Surabaya yang telah lebih dulu diduduki Jepang, sebagian dari
district tak terjangkau invasi menjadi tempat bersembunyinya
para kompeni
3 February 1942_ sebulan yang lalu,
Jepang mengebom kota Surabaya memulai serangannya dari udara
dari kapal- kapal besi terbangnya, sasaran pusat pusat
pemerintahan Hindia-Belanda.
___________________________________________________________________
___________________________________________________________________
Andy tercenung saat ku berbalik menatapnya, dia terdiam
memperhatikanku mandi sedari tadi pasti
"Kau mencari sesuatu Andy?" Dia menggeleng tanpa berkedip
"A...aku, ingin buang hajat Tu...Tuan," jawabnya seperti anak
kecil yang ketahuan mencuri manisan kawannya.
"Bukankah tempat buang air besar bukan disini, melainkan di
skat sebelah Andy??, sedikit otak jailku bereaksi
Apa kau sedang mengintipku mandi? Kau bisa menggosokkan
punggungku, tanganku tak sampai jangkau..." Aku berdiri Masih
dengan keadaan telanjang bulat, Andy mundur satu langkah
Ku maju, kuraih tangannya perlahan serat kelapa yang kupegang
kini telah ditangannya
Aku berbalik duduk di bangku kecil saat kumenyiram badan tadi
" kau bisa mulai menggosok punggungku Andy, jika kau tak
keberatan itu akan sangat membantuku... Aku berterimakasih
Perlahan kurasakan telunjuk tangannya menyentuh punggung, dia
berguman kubiarka saja
Aku ingin tahu apa seseorang di kapal ini punya rasa special
seperti aku selama ini
"Kulit anda terlihat seperti milik perempuan, mungkin ini
karena anda peranakan?, dia terkekeh kecil...
Menurutmu aku tampan Andy? Atau siapa Menurutmu pria tertampan di dalam kapal saat ini?, aku mencairkan suasana yang ku buat canggung sendiri tadi...
"Anda sangat tampan Tuan muda, saya rasa Anda pria muda tertampan di dalam kapal saat ini, kecuali satu jam kemudian ada peri yang menyulapku menjadi seperti anda, mungkin anda bukan satu-satunya yang tertampan hehehe, dia kembali terkekeh masih dengan serabut kelapa yang digosokkan membujur pada punggungku...
_________________________________________________________________
Aku menghisap permen jahe pemberian Ridwan, saat Andy memanggilku untuk makan malam
Saat adegan mandi tadi aku merasa senang, Andy bersikap biasa sajaMemperlakukanku layaknya orang yang sakit keras, aku sempat melarangnya, tapi ia tak hirau seakan tak mendengarDia terkekeh kecil, andai Tuan perempuan puan pastilah aku awak kapal pertama yang akan berusaha mengambil hati Tuan, Dia benar benar memandikanku bak seorang tua pada anak kecil...
Aku yang niatnya menjahil tadi, menjadi tak dapat berkata kata, rambutku ia beri klerek (semacam buah yang dapat digunakan sebagai sabun) berbusa harum khas tanamannya menyeruak hidungku, sedikit perih di sudut mataku.
Sepertinya dia memang cekatan mengurus orang sakit, meski saat ini aku tidak sakit
Kami makan diruang tengah, sebagian telah selesai mengisi perut saat aku dan Andy masukKu dengar dari percakapan sudut tadi sepertinya besok pagi kapal layar ini akan bersandar di Kendari selama setengah hari untuk mengisi bahan makanan dan air bersihKu lihat Ridwan duduk dengan santapan malamnya di sudut ruangan,, sepertinya dia memang tak biasa bicara banyak terlihat dari sekitarnya dia lebih sering sendiriAku mengisi piringku dengan nasi, beberapa ikan goreng tumis kangkung dan sambal... Terlihat begitu menggoda, aku benar - benar laparKuhampiri Ridwan yang masih khusuk dengan santapannya, seakan tak ada orang di sekitarnya ia masih saja tak tertarik menoleh ke arahku yang duduk berpapasan di depannya,
"Aku dengar besok pagi bisa dipastikan kita sandar, Ridwan? Tanyaku, sambil mulai mengunyah makananku, Hmmmm.... Enak sekali, aku semakin bersemangat melahap dengan buasnya makan malamkuAku lupa bahwa sedang mengajak bercakap Ridwan tadi, sampai aku tersedak begitu mengingat...
"Tuan tidak apa? Pelanlah tak apa, awak koki masih punya banyak makanan, tak perlu Tuan tergesa"
Sambil menyodorkan air putih dari muk,
HeheheAku tersenyum,
"maaf sepertinya muntahan tadi siang memang menguras isi perutku" Aku berkata jujur, Entah sejak Kapan Andy tiba saja sudah duduk di sebelahku dengan teh hangat
"Minum ini Tuan, sepertinya efek mabuk laut Tuan belum sepenuhnya hilang, minuman hangat akan membantu anda cepat pulih" seloroh nya
Terimakasih Andy, kau baik sekali timpalku
"Dia hanya tersedak Andy, jangan berlebihan toh dia pria muda yang terlihat sehat dan tak sedang sakit keras" Ridwan menimpali kami berdua"Andy teruskan makanmu, aku tak apa Seperti yang perwira bilang aku hanya tersedak" dengan nada sedikit ku buat kesalAndy menurut dengan cepat dia menyelesaikan makannya, dengan beberapa tegak air, ia bersendawa
"Maaf, aku tak sengaja" katanya
Kulihat pipinya memerah menahan malu, Aku selesai, saat ku meminum teh yang dibawa andy tadi rasanya memang lebih nyaman saat perut terasa hangatSebentar sebelum aku hendak meletakkan muk ku, "Biar saya yang membereskan Tuan, Anda bisa kembali ke Tempat tidur" tanpa menunggu persetujuanku dan tanpa menoleh ke arah Ridwan.
"Huft, dia tidak sedang sakit Andy, kurasa dia juga cukup punya tenaga membawa piring kosong itu, kau tak perlu berlebihan" dengus RidwanSeakan tak mendengarnya Andy melenggang pergi ke pencucian piring, kurasa meraka sangat cocok, aku terkekeh kecil saat berjalan menuju kamar istirahat.
"Apa? Merasa jengkelku diperhatikan bak lelucon tak jadi"Kau manis saat tersenyum" seloroh Ridwan tanpa ekpresiKontan membuat pipiku panas, Kau juga terlihat lebih manis lagi saat pipi mu memerah, tambahnya lagiSepertinya kau dan Andy cocok Ridwan, selorohku tak mau kalahKalian seperti kakak beradik, aku terkekeh dalam hati kegirangan melihat pipinya tak kalah merah denganku,, bukannya Andy itu manis dan penurut tambahku lagi, Aku menyamai skornya sekarang,
Bergegas aku lari ke kamar istirahat,, sudah hampir sepekan namum hanya beberapa awak kapal yang aku kenal.
Ku rebahkan badanku di dipan mini, seperti biasa ruangan ini selalu berayun mengikuti gelombang ombak samudraBeberapa awak kapal telah lebih dulu beranjak tidur, kecuali mereka yang jam jaga kemudi dan layar.Kembali ku terngiang hari-hariku bersama keluargaku, aku tertawa kecil sejenak dan mendadak terdiamAku ingin tahu akan seperti apa semua ini berlanjut, yang sekarang aku tahu tak hanya aku seorang yang terpisah dengan orang tercinta hanya karena beberapa orang petinggi berkepentingan,
Huft.... Konsep kehidupan memang serba tidak pernah pasti, seperti halnya sekarang aku tak pernah bermimpi akan berpetualang sejauh iniTak seperti ilmu fisika yang diajarkan Mr. Lukas yang akan serba pasti dan presisi disetiap rumus dan hasilnya