BoyzForum! BoyzForum! - forum gay Indonesia www.boyzforum.com

Howdy, Stranger!

It looks like you're new here. If you want to get involved, click one of these buttons!

Selamat datang di situs Boyzforum yang diarsipkan oleh Queer Indonesia Archive. Forum untuk komunitas gay Indonesia yang populer ini didirikan pada tahun 2003, dan ditutup pada tanggal 15 Desember 2020.

Forum ini diabadikan untuk kepentingan sejarah. Tidak akan ada konten baru di forum ini. Silakan menikmati forum ini sebagai potongan dari sejarah queer Indonesia.

Dia (Tentang CintA)

2»

Comments

  • @lulu_75 yups di terima masukan'y. moga ntar di next chapter bisa di tambahkan. thankz. klo gk ntr malam, besok akan di post kelanjutan'y.
  • satu kali saran lagi untuk mas @Santri_bejat sebaik mas lihat cara penulisan cerita penulis hebat di forum ini siapa saja terserah sebagai referensi saja untuk cerita mas lebih baik...
  • #7 Tepat pukul 7 aku sampai di sekolah, bertepatan pula dengan suara bel yang nyaring terdengar sampai penjuru sekolah ini. Setelah menempatkan sepeda motor di parkiran, langkahku agak kupercepat menuju kelas paling belakang. Sengaja memang hari ini aku datang agak terlambat dari hari biasanya. Apalagi klo bukan untuk menghindari Aldi. Tapi tunggu dulu, kenapa banyak siswa-siswi yang masih di luar kelas? Mereka terlihat antusias membersihkan macam-macam. Oh syit, aku lupa kalau hari ini jum'at bersih. Padahal tadi inginnya datang ke sekolah langsung duduk manis dan menikmati pelajaran. Sampailah aku di kelas Xl Ips 2. Maura sudah di sana bersama teman- teman lainnya. Menyadari kedatanganku, maura segera menghampiri.
    "Tumben banget sih tan, datang telat gini"
    "Ini nggak telat, ini tepat waktu tauk!", kilahku.
    "Dasar si raja ngeles,oiya barisan bangku kita kebagian bersih-bersih kaca kelas tapi bagian baliknya. yuk kebelakang".
    "Oke, aku narok tas dulu ya". Aku berlari kecil menuju bangku barisan ke empat dari pintu masuk kelas. Bangku ku dan maura terletak 3 deret kebelakang. terlihat strategis karena tepat berada ditengah deretan ini. Sedangkan bangku Aldi terletak jauh di barisan pertama dan deretan ke 4. Cukup terlihat dengan jelas ketika aku menoleh kesamping. Sejak tadi tak kutemukan sosok nya di hiruk pikuk siswa-siswi kelas ini. Oh lupakan, bukankah itu yang aku mau? setelah tas sudah masuk kolom loker meja. Aku kembali menghampiri maura yang sejak tadi sudah bersabar
  • #8 menunggu ku. Kita berdua pun beranjak kebelakang kelas. Disana sudah terlihat Awan, Rio, dan Dwi memunguti sampah-sampah yang berhamburan di petak kelas kami. Ada juga Kikan yang membersihkan kaca dengan kemoceng. Maura berbicara dengan mereka, "Teman-teman trus aku dan Tantri ngapain? apa kami berdua cukup jadi pemanis disini buat penyemangat kalian". Cerocos maura dengan nada genitnya.
    "Untuk kamu, sini ra pijitin abang aja sudah cukup kok", timpal dwi.
    "Iya, tangan ku juga sudah agak pegel nih", sahut Rio kemudian. Maura yang mendengar segera menyautinya.
    "Oh sini-sini, mana yang perlu aku injek-injek? atau aku tendang aja sekalian biar terasa pijetannya?", Maura mengambil ancang-ancang lucu sekali. Pakek acara ngangkang dan menarik rok panjangnya sedikit ke atas. Aku menghampiri kikan, "Ada yang bisa dibantu kan?", tanyaku ke dia.
    "O iya, sebaiknya kalian tunggu Nindi saja. karena tadi dia ngambil lap di kantor sama Aldi, ini kaca nya sudah aku bersihkan dari debu. nanti kalian tinggal lap deh", jelasnya kemudian.
    "Nah itu nindi", tunjuk maura ke sosok gadis remaja yang semakin lama semakin mendekat ke arah kami.
    "Sini-sini Nin, biar aku dan tantri yang mengelap kaca nya". Nindi memberikan lap itu kepada kami berdua. agak basah, mungkin memang sengaja dibasahkan biar kaca terlihat lebih cling. Nindi sendiri juga membawa salah satu lap itu. Sekarang kami bertigapun sibuk dengan mengelap kaca. Pada saat itu lah hal yang tak kusangka terjadi. Kaca yang sedang kulap,
  • #9 ternyata sama dengan kaca yang di lap aldi dari dalam kelas. jadi sekarang kita berhadap-hadapan dengan kaca bening sebagai penghalang. dia tersenyum sebentar kemudian melanjutkan pekerjaannya. aku yang terlalu syok dan belum siap, mendadak gugup dan bingung mau ngapain. okey Tantri, tetap fokus dan jangan melakukan hal yang bodoh, pikirku. aku pun melakukan hal yang sama seperti yang aldi lakukan. tersenyum, dan melanjutkan pekerjaan. oh Tuhan, tapi tetap saja. aku nggak tau, hal-hal yang menyangkut tentang dia membuat aku menjadi seperti... tidak rasional saja. aku suka matanya yang coklat itu, hidungnya yang mancung, rambutnya yang terlihat lembut pengen ku acak-acak. dan senyumnya yang aduhai. wajahnya teduh sekali, seperti melihat malaikat. apa memang dia salah satu diantaranya??
    "Tantri. tantriii..", suara itu mengganggu, dan membuatku tersadar.
    "apaan sih ra, kuping ku masih normal tau'. bisa nggak sih nggak pakek acara teriak-teriak", sungut ku ke maura.
    "iya kuping mu emang normal, otak mu tuh yang eror. lagian mikirin apaan sih. noh liat tinggal kita berdua disini, dan dari tadi aku liat kamu tuh cuman ngerjain kaca ituuuu mulu. sambil senyum-senyum lagi. kirain kesambet".
    "masak sih", aku menjawab sambil menggaruk kepala bagian belakang. ya disini memang tinggal aku dan maura saja. yang lain entah kemana. tapi dari sini dapat terlihat nindi dan kikan sudah berada didalam kelas, mungkin yang lain juga. ah aku terlalu memikirkan yang tidak-tidak.
  • maaf up date an nya sedikit sangat!
  • bagus mas ceritanya !, saya suka lanjut...
Sign In or Register to comment.