It looks like you're new here. If you want to get involved, click one of these buttons!
Copyright 2021 Queer Indonesia Archive. See our Privacy Policy. Contact us at admin@boyzforum.com
Dengan menggunakan situs ini berarti Anda setuju dengan Aturan Pakai.
BoyzForum.com adalah situs anti pedofilia!
Comments
"Tumben banget sih tan, datang telat gini"
"Ini nggak telat, ini tepat waktu tauk!", kilahku.
"Dasar si raja ngeles,oiya barisan bangku kita kebagian bersih-bersih kaca kelas tapi bagian baliknya. yuk kebelakang".
"Oke, aku narok tas dulu ya". Aku berlari kecil menuju bangku barisan ke empat dari pintu masuk kelas. Bangku ku dan maura terletak 3 deret kebelakang. terlihat strategis karena tepat berada ditengah deretan ini. Sedangkan bangku Aldi terletak jauh di barisan pertama dan deretan ke 4. Cukup terlihat dengan jelas ketika aku menoleh kesamping. Sejak tadi tak kutemukan sosok nya di hiruk pikuk siswa-siswi kelas ini. Oh lupakan, bukankah itu yang aku mau? setelah tas sudah masuk kolom loker meja. Aku kembali menghampiri maura yang sejak tadi sudah bersabar
"Untuk kamu, sini ra pijitin abang aja sudah cukup kok", timpal dwi.
"Iya, tangan ku juga sudah agak pegel nih", sahut Rio kemudian. Maura yang mendengar segera menyautinya.
"Oh sini-sini, mana yang perlu aku injek-injek? atau aku tendang aja sekalian biar terasa pijetannya?", Maura mengambil ancang-ancang lucu sekali. Pakek acara ngangkang dan menarik rok panjangnya sedikit ke atas. Aku menghampiri kikan, "Ada yang bisa dibantu kan?", tanyaku ke dia.
"O iya, sebaiknya kalian tunggu Nindi saja. karena tadi dia ngambil lap di kantor sama Aldi, ini kaca nya sudah aku bersihkan dari debu. nanti kalian tinggal lap deh", jelasnya kemudian.
"Nah itu nindi", tunjuk maura ke sosok gadis remaja yang semakin lama semakin mendekat ke arah kami.
"Sini-sini Nin, biar aku dan tantri yang mengelap kaca nya". Nindi memberikan lap itu kepada kami berdua. agak basah, mungkin memang sengaja dibasahkan biar kaca terlihat lebih cling. Nindi sendiri juga membawa salah satu lap itu. Sekarang kami bertigapun sibuk dengan mengelap kaca. Pada saat itu lah hal yang tak kusangka terjadi. Kaca yang sedang kulap,
"Tantri. tantriii..", suara itu mengganggu, dan membuatku tersadar.
"apaan sih ra, kuping ku masih normal tau'. bisa nggak sih nggak pakek acara teriak-teriak", sungut ku ke maura.
"iya kuping mu emang normal, otak mu tuh yang eror. lagian mikirin apaan sih. noh liat tinggal kita berdua disini, dan dari tadi aku liat kamu tuh cuman ngerjain kaca ituuuu mulu. sambil senyum-senyum lagi. kirain kesambet".
"masak sih", aku menjawab sambil menggaruk kepala bagian belakang. ya disini memang tinggal aku dan maura saja. yang lain entah kemana. tapi dari sini dapat terlihat nindi dan kikan sudah berada didalam kelas, mungkin yang lain juga. ah aku terlalu memikirkan yang tidak-tidak.