It looks like you're new here. If you want to get involved, click one of these buttons!
Copyright 2021 Queer Indonesia Archive. See our Privacy Policy. Contact us at admin@boyzforum.com
Dengan menggunakan situs ini berarti Anda setuju dengan Aturan Pakai.
BoyzForum.com adalah situs anti pedofilia!
Comments
"Arman..bangun. minum obatnya dulu nih"
suara Mama membuat mata ku terbuka,terasa berat dan panas
"Hem...jam berapa ma?"
"udah jam 9 mangkanya buruan minum obatnya"
"iya..." kataku sambil meminum obat yg kutau pasti adalah untuk penurun demam.
"lagian kamu sih pulang-pulang pucat kayak mayat begitu, Bikin mama panik aja. Kenapa sih gak mau cerita?"
"Ya karna gak ada yg harus diceritain ma. udah ah aku mau tidur lagi"
"Rahasiaan nih mainnya. Yaudah tidur lg deh"
"matiin lampunya ma.." kataku seraya menutup mata dengan buliran yang kembali menetes.
Cukup! Aku bosan menangis. Untuk apa sih aku menangisi kamu Ric? kamu aja tanpa hati dan jahat ke aku.
Arman jangan bodoh. Berhenti menangis lagi. Tadi saja asma ku kambuh karena orang pembohong itu. Lalu besok? mungkin aku bisa menangis darah kalau tak juga berhenti menangis.
Cukup sudah...Rico adalah orang jahat di masa lalu.
Dengan keyakinan hati, Kututup mataku sambil mengatakan janji untuk tidak menangisi Rico lagi.
Berkas-berkas sinar matahari masuk dengan bebas ke dalam kamarku.
Cahaya dari sang surya pagi ini tampak begitu cerah ketika aku mencoba membuka mataku.
setelah berhasil membuka mata sempurna, Ku lirik jam digital di samping ranjang yang menunjukan pukul 08 : 24 : 05.
Dengan malas ku raba sisi-sisi ranjang ku untuk mencari handphone yang entah ku letakan dimana setelah kemarin sangat kesal dan menjauhkan benda itu dariku.
"Kemana sih..." batin ku sambil terus memcari dengan malas.
"Arrgggh..." Kesal karena tak menemukannya juga, Aku berusaha bangkit dan mengedarkan pandangan ke sekeliling kamar.
Merasa putus asa tak juga menemukan Handphone ku. Akhirnya kucoba untuk melihat ke bawah ranjang.
Ahhh...ini dia. kuambil Handphone ku sambil mendesah lega.
Ternyata Handphone itu benar-benar mati kehabisan daya setelah kuingat-ingat kemarin aku membantingnya tak tau arah sebelum aku membanting diriku ke atas ranjang.
Setelah ku hubungkan dengan charger, Aku beranjak untuk membasuh wajah dan menyikat gigi ku setelah itu aku menuju ruang makan untuk membuat bubur bayi rasa beras merah untuk sarapan ku dihari minggu.
Kata mama, Kebiasaan ku ini aneh. Aku memang sangat hobi memakan bubur bayi karena rasanya yang unforgettable, Tapi mama selalu saja berkomentar setiap belanja bulanan dan harus membeli bubur bayi.
"Yaampun man, Mama serasa punya anak bayi tau gak..kamu tuh udh pengen 17 tahun. udah bujangan masih aja makan bubur bayi" keluhnya setiap belanja bulanan yang tak ku komentari sama sekali yang penting aku mendapatkannya hahaha.
Setelah beres dengan bubur bayi, Aku segera menempati sofa panjang di ruang keluarga untuk menonton tv.
Ini hari minggu bukan? Maka acara Doraemon, dan Sinchan sangat cocok sambil menikmati bubur bayi ku ini.
Tunggu dulu...Sepertinya aku punya sebuah janji hari ini. Tapi dengan siapa ya? dan ada apa?
Kucoba mengingat hal itu sambil menikmati bubur bayi ku hingga aku teringat...
"Oh iya!!! Elena sama Sandra" Refleks aku mengatakannya sambil menjerit kecil.
"Apa sih man?" Oh bukan jeritan kecil ternyata.
"Itu Ma, Aku lupa ada janji sama Elena trus Sandra. Aduh lupa banget...jam berapa ini?"
"Jam sepuluh" jawabnya santai
"Hah?... Yah gimana dong? Aduh aku janjian jam sembilan sama mereka ma" jawabku gusar
"Mana mama tau..mangkanya jangan makan bubur bayi mulu jadi pikun" sindirnya sambil melirik semangkuk sarapan ku.
"Ah mama nih gak nyambung"
"Lah jelas kamu yang bingung kok jadi mama yang disalahin. Lagian inget ya, Kamu masih demam dan gak boleh keluar walaupun kita pergi"
"Yah...Jahat banget sih ma" protes ku memelas
"Bukan jahat tapi peduli. Udah ajak mereka main disini aja ntar biar Mbak masak buat mereka"
"Tapi ma-"
"Pokoknya nurut. udah ya mama berangkat dulu, Itu Papa sama Johny udah di mobil kayaknya" kata mama dengan gerakan cepat meninggalkan ruang keluarga.
Secepat yang kubisa, Aku ikuti cara mama meninggalkan ruang keluarga dengan cepat, Menaiki tangga, Masuk ke kamar dan meraih Handphone ku dan segera ku nyalakan.
Hari ini memang kita bertiga sepakat pergi ke toko buku untuk membeli alat dan bahan yang digunakan sebagai alat peraga untuk atribut MOPD tahun ajaran baru disekolah. Mengingat Sandra sebagai Seksi Peralatan yang tugasnya sangat banyak untuk membuat acara MOPD berjalan lancar. Sementara aku dan Elena selalu langganan diposisikan sebagai Seksi Dokumentasi.
Maka dari itu kita ingin ke Toko Buku untuk mencari semuanya dan sambil ditambah acara "plus" yang pastinya anak muda semua sudah tahu hahaha.
Setelah aktif sempurna masuklah beberapa notifikasi.
28 messages di Whatsaap dari Grup ESA.
Puluhan PING di BBM dari Elena
Puluhan PING di BBM dari Sandra
"Mati gue..." pikirku dalam hati.
segera ku pilih 'call' kenomer Sandra.
"Halo San..maaf ya gue baru bangun lupa bgt kalia-"
"Lo dimana gila? jam berapa nih? panas tau" potongnya cepat
terdengar suara Elena dengan nada jutek
"Arman ya? Sini sini gue aja yang ngomong" Suara Elena terdengar di seberang sana.
"Woy dimana lo? panas gila gue nungguin lo dari tadi di dep-"
"El..El..ntar aja deh lu ngomongnya. buruan ke rumah gue! Darurat!" Potong ku cepat dan setelah mengatakan itu aku menutup panggilan itu.
Pasti mereka datang karena aku tau mereka akan melanjutkan aksi protesnya dirumah ini jadi lebih baik aku mandi dan bersiap menghadapi debat ala debat Capres di TV.
Setelah mandi, Aku memilih pakaian santai hanya dengan Kaos oblong V-Neck dan Celana denim pendek dengan sedikit menyemprotkan parfum Chocolate mint.
setelah beres aku menuruni tangga dan menunggu mereka di Ruang Tamu sambil membolak-balik majalah mencari informasi terbaru.
"Brandon Salim...Review The Fault In Our Star...Facts about Lorde...dan Review Taylo-"
"Ting Tong....Ting Tong" bel rumah ku memotong pikiran ku tentang majalah yg ku lihat tadi.
Dengan sekali gerakan kubuka pintu rumah dan....muncul lah mereka dengan tatapan ingin-menelan-ku-hidup-hidup.
"Arman lo kemana aja sih? trus maksudnya apa coba nyuruh kita kesini dengan alibi lo bilang 'Darurat' Panas tau nunggu lo" Celoteh Elena di depan pintu yang bahkan belum melangkah sejengkal pun untuk masuk kedalam.
"Tau lo man.. Kita tuh udah nung-" ucap Sandra tak kalah sengitnya yang secepat mungkin ku potong.
"Aduh..ibu kalo mau marah masuk dulu coba. Ntar gue disangka ditagih renternir atau malah disangka hamilin anak orang" Kata ku cepat sambil menarik mereka masuk kedalam rumah dengan susah payah, Akhirnya aku berhasil mendudukan mereka dan menutup pintu rumah ku.
"Wah lucu lo man..bener-bener lo ngelawak? bisa lupa janji gitu" ucap Elena yang membuka Debat lagi.
"Tau nih. lo mau ngerjain kit-" ucapan Sandra yang buru-buru kupotong untuk kesekian kalinya.
"Nih nih anak perawan minum dlu gue tau kalian haus kan?" Kata ku sambil menyodorkan gelas berisi Jus Jeruk dingin yang entah sejak kapan sudah ada di meja ini, Kurasa Mba Ika yang meletakkannya saat aku sedang membaca majalah tadi.
Dengan tatapan masih sengit mereka meminum Jus itu hingga setengahnya.
"Aduh gue capek. Sekarang lo jelasin kenapa lo bisa lupa dan nyuruh kita kesini!" desak Elena yang sangat mewakili pertanyaan Sandra juga.
"Diatas aja yuk yang ada AC nya. Gue gak tega ngeliat kalian pulang nanti dengan baju basah kuyup kayak abis kecebur disumur" ajakku sambil bangkit dari duduk ku menuju ruang TV dilantai atas.
Ruang TV ini sengaja dibuat awalnya untuk bermain dan belajar saat aku dan Johny masih kecil. Letaknya ditengah antara Kamar Johny yg dihiasi poster AC Milan dan Kamar ku yang kupasang Poster Jumbo Taylor Swift.
Kemudian disulap menjadi Ruang TV saat Johny dan Aku diperbolehkan meminta satu barang.
Aku memilih TV LED sementara Johny memilih Playstation 3 yang seolah belum cukup puas dengan Nintendo Wii nya diruang keluarga.
Sejak saat itu, aku menyesal meminta TV yang terus di monopoli oleh Johny untuk bermain PS sepanjang hari.
Setelah sampai di Ruang TV atau lebih tepatnya Ruang Playstation ini. Aku menyalakan AC dan membiarkan Elena dan Sandra menarik nafas sejenak sementara aku turun kebawah untuk mengambil Cemilan dan Beberapa minuman kaleng di Dapur.
"Jadi gini..." Kataku sambil melekatkan semuanya di sisi meja kecil.
"Gue tadi kesiangan bangunnya dan gue gk boleh keluar rumah karna kemaren asma gue kambuh dan malamnya gue demam tinggi" Jelasku pada mereka
"Standar...." respon Elena sakartis sambil membuka sekaleng Fanta
"Hush! Gk boleh gitu El. Emang kambuh kenapa sih? kok bisa? terakhir lo kambuh kan waktu olahraga berat disekolah" Kata Sandra dengan nada biasa saja. Terimakasih kepolosan mu Sandra.
"Iya...gara-gara...." kataku menggantung sambil melirik mereka,Sandra menatap sangat ingin tahu, Sementara Elena sibuk dengan Fantanya.
"Gue diputusin Rico..." kataku lesu.
"What? Uhuk uhuk...uhukkk.." atas responnya yang kelewat refleks itu membuatnya sedikit tersedak air soda.
"Kok bisa?" Tanya Sandra dengan polos.
Akhirnya aku menceritakan semua yang terjadi kemarin di La Cafe.
Setelah mendengar ceritaku dan melihat aku mulai meneteskan air mataku perlahan dari pelupuk mataku yang bengkak ini.
Elena berkomentar yang cukup sadistis.
"Dasar cowok tua. sok laku banget dia,Cowok nyosor,di kasih cewek juga nyosor dasar rakus. Harusnya dia gak kayak gitu dong. Bocah banget sih gak inget umur udah tua! Bilangnya sibuk, Sibuk ngapain sih? Grepein ceweknya? siapa tuh tadi namanya...Markisa ya. Eh Marisa, Secantik apa sih dia? Bego tuh cewek mau aja sama gay" Elena benar-benar mengerikan kalau sedang berkomentar seperti ini.
"Bisex El bukan gay" timpalku menahan tawa miris
"Iya apalah itu namanya intinya dia brengsek dan gak gentleman. pengen bgt gue injek kacamatanya itu".
Aku sudah sering melihat Elena sadis seperti ini tapi tetap heran dengan emosinya. Yang ku tanyakan apakah Yogi pacarnya pernah melihat Elena begini? Heran atau takut kah dia?
"Yaampun aku tau kok itu nyesek banget pasti man. kamu sabar ya masih banyak yang gak brengsek kayak dia" ucap Sandra dengan tenang dan terdengar tulus.
Kemudian mereka mengapit ku sambil berpelukan bertiga, Air mata ku kembali menetes, Bukan karena Rico tapi karena bahagia memiliki sahabat seperti mereka yang berjuta rasanya.
"Aku sayang kalian" ujarku tersenyum dengan sangat tulus.
"Kita juga sayang kamu man" ujar Elena dan kita semakin mempererat pelukan persahabatan kita.
"Wait...." tiba-tiba Elena sedikit melepas pelukannya
"Next time gue gak setuju ya lo pacaran sama apa tadi namanya...Bis..Biseks kayak Rico gitu. Gak setuju pokoknya. Gue sebagai cewek ngerasa menjadi korban kerakusan mereka" ujarnya sedikit emosi
"iya iya bawel" kataku sedikit jenaka dan kemudian kembali berpelukan.
Aku merasa bukan masalah besar bagi ku untuk hidup tanpa Rico. Ada dia pun selama ini tidak terlalu berdampak banyak untukku dalam hak positif kecuali hal negatif.
Aku tak pernah menyesal mengukir pengalaman dihidupku walaupun itu pahit sekalipun. itulah sejarah seseorang. sejarah harus dihargai dan dipelajari agar kita tak seperti keledai bodoh yang jatuh dilubang yang sama.
Tapi rasa kecewa merupakan bumbu yang tak pernah lepas dari ukiran pahit dalam pengalaman. Jadi bukan salahku untuk kecewa kepada Rico, Kepada Bisex, Dan kepada Janji yang hanya diucapkan oleh lidah tak bertulang.
Tanpa Rico, Aku masih memiliki keluarga dan Elena serta Sandra untuk saling berbagi.
Masalahku terangkat satu tanpa mu...
Now Playing : Ariana Grande - Problem
" I know you're never gonna wake up
I gotta give up
But it's you!
I know I shouldn't ever call back
Or let you come back
But it's you!
Every time you touch me
And say you love me
I get a little bit breathless
I shouldn't want it
But it's you!
Head in the clouds
Got no weight on my shoulders
I should be wiser
And realize that I've got
One less problem without ya!
I got!
One less problem without ya!"
Kita sini sama semua. LGBT
Terimakasih yang sudah baca dan seperti biasa Saran dan Kritik terus saya perlukan agar bisa lebih baik lagi nantinya
@tamagokill @MErlankga @bram94 @Abyan_AlAbqari
@callme_DIAZ
@kutu22
@Dltyadrew2
@Monic
@0003xing
@Beepe
@Bintang96
@Rikky_kun
@Dimz
@Snowii_
@Gabriel_Valiant
@indoG
@n0e_n0et
@Cheesydark
@Venussalacca
@jokerz
@bponkh
@laikha
@foursquare
@Ian_McLaughlin
@alexwhite
@Archiez
@dionville
@mahardhyka
@sandy.buruan
@DiFer
@obay
@egalite
@Jhoshan26
@adinu
@tyo_ary
@ananda1
@adilope
@dannyfilipe1
@exxe87
@cassieput
@bi_men
@lintang1381
@aldi_arif
@hikaru
@harya_kei
@YuuReichi
@Tsu_no_YanYan
@No_07021997
@yubdi
@wisas
@bladex
@tohartoharto
@cmedcmed
@CoffeePrince
@wandi_aja
@faradika
@adre_patiatama
@hwankyung69
@Adam08
@haikal24
@bebong
@DM_0607
@raka_okta
@arifinselalusial
@sky_borriello
@tamagokill
@Rizal_M2
@angelofgay
@pokemon
@FauziNIC
@lasiafti
@Éline
@MikeAurellio
@anjinganjing
@DanniBoy
@mamomento
@kimo_chie
@Sefares
@Rez1
@newsista
@Kim_Kei
@the_angel_of_hell
@rafky_is_aldo
@alexrico
@kimsyhenjuren
@rickyAza
@rizky_27
@Ervfan55
@marvinglory
@Flowerboy
@emoniac
@Taylorheaven
@Onew
@Anju_V
@VBear
@kangmas1986
@FISE
@mikaelkananta_cakep
@arwin_syamsul
@caetsith
@davey88
@vasto_cielo
@GeryYaoibot95
@voldemmort1
@galihsetya14
@abiDoANk
@trinity93
@farizpratama7
@OlliE
@nand4s1m4
@rarasipau
@NielSantoso
@Yongjin1106
@tsu_gieh
@esadewantara88
@Putra_17
@diditwahyudicom1
@ikmal_lapasila
@kikyo
@MErlankga
@ElninoS
@edwardlaura
@putra_ajah
@arieat
@Ariel_Akilina
@rey_drew9090
@ddonid
@joeb
@elul
@andra99
@TigerGirlz
@irfan295_
@pria_apa_adanya
@balaka
@kevinlord7
@Chachan
@_newbie
@raffi_harahap
@deph46
@ichafujo97
@Lonely_Guy
@abang_jati
@zephyros
@chandisch
@tialawliet
@blackshappire
@Adra_84
@Tamma
@icha_fujo
@Key_Zha
@boy_filippo
@hantuusil
@diyuna
@yuzz
@pyolipops
@AvoCadoBoy
@aldyliem
@Arjuna_Lubis
@yooner5
@ryanjombang
@Irfandi_rahman
@RezaYusuf
@i_am
@diandasaputra
@khaW
@Zazu_faghag
@pradithya69
@san1204
@bapriliano
@Ranmaru
@Anggoro007
@3ll0
@Remiel
@Fae91
@gege_panda17
@d_cetya
@zevanthaikal
@tarry
@unknowname
@adjie_
@keanu_
@bell
@lulu_75
@3ll0 @abiDoANk
untung arman punya sahabat kayak mereka jadi nggak menderita bgt hidupnya dia.
move on maaan!!!
Komenku yang keseribu buat Tread ini
seribu kurang banyak hahaha dapet peluk deh klo gitu hahaha makasih udah baca