It looks like you're new here. If you want to get involved, click one of these buttons!
Copyright 2021 Queer Indonesia Archive. See our Privacy Policy. Contact us at admin@boyzforum.com
Dengan menggunakan situs ini berarti Anda setuju dengan Aturan Pakai.
BoyzForum.com adalah situs anti pedofilia!
Comments
Maju mundur enak dong
Setelah berbicara dengan Tamam itu, aku kembali ke rumah untuk kebersamaan dalam keluarga di meja makan.
Lumayan surprise ketika kudapati Kurniawan ada di barisan bangku meja makan itu sekefar mencicipi hidangan yang tersedia. Hmm coba tadi barengan saja pulangnya, pake acara malu-malu segala saat bertemu dengan anita
"ciiie iLeee... mau bicara serius dengan Om nya anita ? jarang-jarang loh papa pulang" suara pembuka dari diriku
"bise aje elu" protes Kurniawan dan mata anita melotot
"ya ampun, jadi elu sebenarnya ga niat ngajak adrian jalan-jalan ! cuma mau membuka jalan bagi Kurniawan datang kesini" goda papa
"bukan begitu pa, ada teman Felix yang sakit" kata Kurniawan
"tadi kan sudah ketemu, sekarang ngikutin kami, elu sengaja ya?" tanya anita
"yahh jangan serius banget napa ! eh Daya ditinggal sendirian" komenku untuk anita dan pertanyaanku langsung dijawab Kurniawan
"di jaga Felix" jawab si dia
"adooo elu ngerti banget cara mendekatkan orang" kataku
"elu juga berbuat yang sama seperti saat ini" jawab si dia, dan anita tersipu malu
"ayo, nak Kurniawan dicoba tempe bacem buatan mbak Yuyun" ajak mama
"wah ini mbak Yuyun yang buat ? adrian manggil apa sama mbak ?" tanya si dia
"panggil bunda" balas mbak Yuyun
tuuuuluuttt.....tululuuutttttt
terdengar sebuah panggilan di HP anita, namun dia cuekin.....
dan akhirnya nada dering itu ngarah ke HP ku
siapa ? kulihat tertulis sebuah nama .....................
"kami lagi kumpul bareng, makan-makan" info dari ku
"aduh ini ganggu ya ? habisnya dah dari tadi gue panggil-panggil anita ga diangkat" kata sebuah suara
"udah dibilangin kami lagi kumpul-kumpul, ada Kurniawan ada anita ada papaku komplit" jawabku
"wooh ramenya, ada suara anak kecil juga" komennya
"iya" jawabku
"ehhh... ngapain si Kari ayam masih nempel aja sama elu" komen dari dia lagi
"elu banyak bacot amat ! kesini aja, pasti elu tahu alasannya" jawabku dan call itu berhenti
Tiba-tiba anita bertanya
" siapa ?" tanya anita
"si Wirya, buka tuh HP elu, dah dari tadi dia nge call" jawabku
"sengaja ! gue ga perhatian sama HP, ga asik kan kalo gue harus bilang kata-kata PHK" jawab anita
"pinteeer amat elu ngeles" balasku
"heheh tapi makasih ya Ton sudah nyelamatkan gue" kata anita
datang lagi cal........... tuuuuulululuttttttttttttttttttt....
"elu lagi ? ini asli gue bilang bahwa elu pengganggu" jawabku
"heheh serah elu dah, dah bisa ga gue call anita ? banyak masalah yang harus diterangkannya" jawab si Wirya
"tadi dia bilang bahwa dia ga mau mengucapkan kalimat yang berisi kata-kata PHK" info dariku
"jadi dia di PHK ? hahah dah jelas kerja di perusahan membuat produk berupa rokok yang menyebakan kerusakan kesehatan, besar resiko PHK nya" kata si Wirya
"gue rasa ini jawaban atas do'a elu agar elu bisa lebih lekat dengan dia, noh jangan dilepas lagi" saranku
"makasih ya Ton, besok gue jemput dia" jawab Wirya
"OK" balasku
Lalu aku ditunggu oleh pertanyaan anita
"mau apa lagi dia" tanyanya
"mau ngobrol sama elu, lalu gue bilang aja bahwa elu ogah mengeluarkan kata-kata PHK" kataku
"ampuuunnn dah ! elu tu ya Ton Oon.... ! kebangetan" protes anita
kami semua tertawa
Selepas itu mbak Yuyun mohon pamit. Dia berjalan menuju rumahnya sambil menggendong Adrian.
Seharipun berlalu dan lepas magrib hari itu, ada Wirya yang menungguku di ruang santai karyawan tempat kerjaku.
waahh ? Wirya setahun lebih tua dari klub kami, dia anak akuntansi, pinter ngitung-ngitung, dibandingin kami yang pinter dagang karena menekuni ilmu pemasaran, tapi aku terdampar jadi peliput berita, wahahah.
Wirya kelihatan berbeda sekarang, hemmmm aura nya agak kebuka dibandingin waktu kuliah dulu. Seorang anak Sumatra yang ulet, tetapi masih kurang sukses, masih perlu bekerja keras hahahhh
"Ada apa bro ?" tanyaku heran
"pengen bicara aja dengan elu" jawabnya
"kok ga di rumah saja ?" saranku
"kedengaran sama anita dong" alasan dia
"ya baiklah ! silahkan dimulai" kesediaanku yang emang lagi santai jelang pulang kerja
"napa ya anita ga terus terang sama ku bahwa dia di PHK" tanya dia dengan serius
"ya sensitif lah ! mungkin kepikiran malu, kepikiran elu merasa terbebani, atau apalah" kesimpulanku
"ga segitunya juga ! siang tadi aku ketemu dia dan orang tua elu" info darinya
"kalian membicarakan ini ?" tanyaku
"iya, dan anita berkata dia ingin segera dapat suami" kata dia
"artinya dia dah bosen pacaran ! lamarlah dia segera" saranku
"mau gue kasih makan apa dia ? masih kere begini" jawabnya
"itu alasan yang ga disenangi perempuan ! rezki itu datang dari mana saja" saranku lagi
"gue belon siap ! dan terima kasih elu sudah secara tidak langsung membukakan jalan untuk anita mendapatkan suami" balas si dia
"jangan pesimis gitu ! koko itu orangnya misterius ! mana mau dia sama anita. Minggu-minggu yang berlalu, kami murni disibukkan oleh teman Felix yang sakit" kataku
"hmmmm" dia menghela nafas
"elu tahukan gue dekat dengan Felix, dari dia SD dulu malah" alasanku
"au ah ! gelap" balas dia
"ayo semangat, ntar malam elu dah harus menyusun rencana terutama urusa lamar melamar dari dua keluarga" saranku
"jangan alihkan masalah ! gue hanya minta sama elu, supaya ga usah sok akrab sama si Kari dan adiknya yang bernama Felix itu ! " ancam si Wirya
"ok gue akan lakuin, tapi kalo dia yang terus mendekat maka kekhawatiran elu ga pernah selesai kan ?" penegasanku
"apa sajalah ! " balas Wirya hilang kata-kata
"yang terbaik itu, mulailah prosesi lamar-melamar" penegasan yang ke dua dariku
"gue merasa siap sekitar dua tahun lagi" jawabnya
"ya bagus kalo gitu, sekarang gue mau pulang. Elu kesini pake apa ? mau gue antar" kataku
"sama motor, emang elu sama bebek !" kata dia
"bebek juga motor, mikir kalo ngomong" balasku
"ogah gue naik bebek ! elu yang harusnya ikut gue" kata dia
"gue hari ini pakai mobil bokap, lucu aja mobil gue tinggal disini, gue naik motor sama elu" balasku
"ya sudah, ingat ya kesepakatan kita" dia mengingatkan
"kesepakatan nurut elu ! ga sah ! karena harusnya anita jadi saksi ! itu baru sah" penegasan dariku
Aku segera pulang
Wirya juga pulang
Sesampainya di rumah, mama, papa, dan anita sedang berkemas-kemas. Ada beberapa koper dan tas.
Tak lama kemudian, mbak Yuyun juga masuk rumah dan meletakkan beberapa tas
wah ?
"kami mau piknik, duuuhhh yang ga bisa ikut pasti cemburu, ya mbak ya" goda anita
"haha, bukan piknik mas Ton, kami besok ikut ke Cikupa sama Ibu dan bapak" kata mbak Yuyun
"wadohh, Adrian juga dibawa ? jangan dibawa dong mbak ? masa aku tinggal sendiri?" protesku
"tiga hari saja" jawab mama
"iya tiga hari doang" sergah anita
"siiip, habis tu jangan pernah lagi elu datang kesini ya" candaku
"belum gue fikir, tapi semoga aja gue betah di cikupa" jawan anita
"nah itu sangat bagus" jawabku
Malam hari, saat aku konsentrasi dengan sisa pekerjaan di depan komputer, aku terima panggilan teman jomblo club cibubur
"ga usah nelpon napa ? datang aja minggu ini !" jawabku
"hanya nanya ini sama elu" jawab dia
"apa ?" kesediaanku
"bang Wirya tadi nelpon, kalut sekali sepertinya" info dari dia
"tadi dia barusan dari kantor gue" jawabku
"hemmm, elu napa juga ngikat-ngikat orang dengan sepupu elu?" tanya si dia
"bukan gue yang ngikat, anita yang ngomong langsung seperti itu, dia ingin suami bukan pacar" kataku
"oh begono ! kirain ada apa" temanku itu menyimpulkan sesuatu
Pagi jam 06 sebelum kemacetan parah di jalan keluar dari cempaka mas, papa dan rombongan sudah meninggalkan rumah.
Tinggalah aku seorang diri.
Sepi juga rasanya, setelah selama ini ada anak kecil si adrian dan ada juga mbak Yuyun yang rajin.
Adrian akan senang di cukupa, rumah sana lebih lega dan masih rindang dengan pepohonan. Banyak sepupu jauh yang punya anak sebagai teman bermain adrian.
Tapi Taman benaran lupa sama anak dan istrinya.
Kembali esok malamnya sebelum tidur ada call dari club cibubur
"Ton, bang Wirya lagi ngumpul di cibubur nih! habis berenang sore tadi, dia berhasil kami pastikan untuk meramaikan taruhan malam ini" kata temanku
"gue ikut taruhan saja, aku pegang klub yang di asuh Mourinho malam ini skornya 2:3, catat" kataku
"transfer dulu, baru ikut. Tapi dah gue catat nih jawaban elu. Nurut gue tebakan elu ga valid deh" jawabnya
"catat aja ! banyak bacot ! kalo gue menang baru elu nangis" candaku
hmmmmmm ngapain Wirya mempengaruhi opini teman-teman ku ? apa dengan begitu, dia fikir aku bisa melunakkan anita ?
kasihan juga Wirya, aku merasakan sekali, bagaimana kalau belum siap dengan finansial untuk segera mengawini anak orang,
yang terberatnya anita lagi di PHK, kesannya anita emang mencari suami yang diandalkan ! ga mungkinlah Wirya secara mendadak mampu memenuhi kebutuhan anita.
Untuk kebaikkan Wirya dan Anita, kalimat JODOH ITU TIDAK KEMANA, akan membuat Wirya jadi legowo, dan anita jadi arif apakah keputusan yang diambilnya sudah benar ?
amiiiinn....... ya Tuhan ......
Kembali, magrib jelang pulang kerja, ada Wirya di ruang santai
"ada apa lagi bro ?" tanyaku
"selamat ya, elu emang paranormal ya pinter nebak ! nih duit menang taruhannya" kara Wirya meletakkan segepok uang taruhan
"wahahahhhh..... cihuy...... jimat gue itu adalah elu ! gue mikirin elu tadi malam" jawabku asal
"oh ya ? kalo gitu traktir gue ya !" pinta si dia
"iya.... traktiran pasti, tapi kalau uang untuk prosesi lamaran itu pasti jauh dari cukup" kataku
dia diam dan menghela nafas panjang ........
kemudian dia kembali bisa berkata-kata
"kami sudah bahas tadi pagi ! gue belum siap Ton, keluarga gue juga ga mau dadakan begini" kata si dia
"anita gimana ?" tanyaku
"dia menyerahkan pada apa yang akan terjadi saja" kata dia
"ohh... dan elu ?" tanyaku lagi
"gue mulai mikirlah, untuk lebih hati-hati menjalin cinta" kata dia
"Wir..... siapapun ceweknya, pasti diujung pacaran misalnya satu tahun, dua tahun, dia akan minta dilamar" saranku
"siapa tahu ada yang ga begitu Ton" jawab si dia
kok Wirya menjawab begitu ya ? pribadi yang aneh ! pribadi yang mau enaknya sendiri. Kenapa manusia itu beragam ya ? ini orang akan menjelma menjadi mas Tamam jilid dua pada suatu hari nanti. Ingin berdekatan dengan wanita, tapi ga serius.
Aku terdiam
"Ton, kali ini elu naik motor gue ya ! gue ogah naik bebek" kata si dia membuyarkan apa yang sedang ku fikir
"ya boleh, terus motorku ?" jawabku
"tenang aja ! motormu aman di tempat kerjamu ini. Besok pagi aku antar lagi kamunya" kata si dia
"baiklah! ayo kita jalan ! elu mau makan apa ?" tanyaku
"gue mau sate madura dan es duren" jawab si dia
"OK... elu yang bawa motor elu yang tahu tempat makannya, gue ikut saja" jawabku
Setelah itu kami menuju rumahku setelah kami melepas penat di sebuah warung tenda yang super rame di sekitar mangga dua dengan menyantap lahap pesanan kami.
Sesampainya di rumah ada dua orang menunggu kami di depan pintu pagar rumahku
"selamat malam mas" kata sebuah suara
"malam, ada apa ?" tanyaku
"gue Dika mas, teman koko" katanya
dhuuuukksssssssss DIKA oh... my wow tampan sekali...........
"Dika ya ? gue Toni. Ini siapa ?" tanyaku tentang orang di sebelah Dika
"Ini mas Aryo ! teman koko juga" lata Dika
wadhooohhhh tukang jegal amat wajahnya sweerammm......
"Oh OK, sekalai lagi ada apa ? " tanyaku lagi
"orang rumah ini kemana ya mas ? sudah ga tinggal sini lagi ya mas ? dia berhasil memecah keluarga temanku mas" info dari Dika
aku tau itu, dan lihat sendiri Daya yang lagi sakit waktu itu
"terakhir dia pamit, wajahnya bonyok, dan kepalanya benjol. Dia tidak akan kesini dulu, sebelum suasana aman" kataku
"iya mas itu gue yang melempar, dan aryo yang menghajar" kata Dika
hmmmmmm aku berfikir, mengingat cerita ynag disampaikan si koko
"OK mas, kalo dia balik, bilang saja suasana sudah aman, karena Daya dan bibinya sudah pindah ke Depok" kata Dika
aryo meng iyakan, sadis sekali dia ......
Wirya tidak suka dengan apa yang terjadi
"pantesan elu bertambah akrab dengan si koko Kari ! ini bukan urusan kamu ah Ton" saran Wirya
"hmmm elu memperhatikan gue ?" candaku
"ah bukan begitu Ton" jawaban ngambang dari Wirya
"ok, gue minta handuk, dan pakaian ganti, gue mau mandi" jawab Wirya
"elu mau apa ?" tanyaku heran
"ya katanya gue perhatian sama elu ! gue tau elu sendiri sekarang, ya gue tamani lah" jawab asal dari Wirya
hmmmmm, mengerikan berdua saja dengan dia.....
"kok bengong ? kamu terlalu naif" kata Wirya
ga tahu harus jawab apa ...... aku makin diam
"gue becanda kok, gue ada kerjaan malam ini, mana mungkin gue nginap pula disini!"
"ya itu lebih baik ! hati-hati jalan pulangnya" kataku
Keesokan paginya, sabarku hilang, karena hari sudah menunjukkan pukul 6.30 Wirya yang janji menjemputku, belum juga muncul
huuuffff, mungkin Wirya masih capek akibat kerjaannya malam tadi
Aku pakai taxi ke kantor
untung uang menang taruhan masih tersisa, hehehhh.....
Bersambung ......
@ReyhanZa , @dafaZartin, @tarry , @cansetya_s , @arieat , @onewinged_bird , @Gabriel_Valiant , @alvaredza , @greenbubbles , @fends , @zeva_21, @boybrownis , @AlexanderAiman , @kimo_chie, @bumbellbee , @haha5 , @3ll0 , @nakashima , @pradithya69 , @mumura , @astlyo , @Kiyomori, @Mr_Makasar, @d_cetya , @kuroy , @congcong , @Tsunami , @Akbar Syailendra , @rone , @uci , @diditwahyudicom1 @bianagustine , @Wooyoung , @marioALDI , @Fistjump , @lulu_75 , @rasdidin , @salahkah_aku
bakal gue pegang nih kalimat ini
Kedekatan Kurniawan dengan Anita (sepupuku) terus berlangsung hari demi harinya. Diawali oleh kunjungan ramah-tamah ortu Kurniawan pada ortu Anita jelang akhir tahun 2013. Saat itu aku juga melihat Felix mendampingi kakaknya. Saat mereka terlibat obrolan serius perkenalan para orang tua, aku dan Felix sebagai anak tidak terlibat. Felix lebih banyak menceritakan hari-harinya sebagai mahasiswa semester tiga. Saat itu aku mendengar informasi dari Felix bahwa Daya meninggalkan kuliahnya di UI dan berangkat ke Jerman.
Hingga bulan Februari 2014, papa dan mamaku turut mendampingi ortu Anita berkunjung ke kediaman ortu Kurniawan di Pademangan. Kali ini mereka lebih membicarakan hubungan yang serius antara Kurniawan dan Anita. Kalau semua lancar mereka akan menikah sebelum bulan puasa tahun 2014 ini.
Persiapan dimulailah sejak hari pertemuan itu. Sejauh ini Anita kelihatan sudah mantap dengan tidak melihat ke belakang kerena Wirya juga tidak melihatkan sikap seriusnya. Dengan arti kata bahwa Kurniawan lebih serius ? tidaklah demikian. Sejauh yang ku pandang, Anita dan para orang tua yang kelihatan serius. Kurniawan masih saja sibuk dengan bisnisnya.
Hingga saat itu, Tamam bisa kuceritakan hanya datang sekali sebulan menyerahkan uang bulanan untuk menghidupi istri dan anaknya Rizki.
Awal bulan Juni 2014 Rizki kelihatan mulai murung tidak seceria seperti biasanya dan seminggu kemudian Rizki memperlihatkan gejala demam tifoid. Aku segera membawanya ke rumah sakit. Tetapi pihak rumah sakit memfonisnya bahwa Rizki menderita demam berdarah. Butuh tiga hari Rizki dirawat di RS untuk menaikkan trombositnya.
Setelah itu, Rizki diperbolehkan pulang. Namun seminggu kemudian, badan dia tiba-tiba kembali muntah, mencret, panas dan step. Aku kembali segera membawanya ke RS, dari muntah dan mencret inikan tifus tapi ntar difonis demam berdarah lagi, hufffff yang lebih paham adalah dokter. Perasaan komplek kami cukup bersih, mama dan si mbak rajin membersihkan rumah.
Kali ini Rizki difonis komplikasi
ada segepok obat yang harus diminumnya
Tiga hari setelah Rizki diperbolehkan pulang, aku berfikir akan bisa bernafas lega dan bisa kembali ngajak Rizki jalan-jalan atau bermain ke taman kota
Tetapi itu tidak akan pernah terjadi lagi
Kondisi anak kecil itu tambah memburuk
Firasat seorang ibu lebih tajam tentunya, dan mbak Yuyun minta tolong untuk mendampingi mereka pulang ke Jogja karena takut kenapa-kenapa pada Rizki di perjalanan nanti
Mama dan papaku tidak dimintapun sudah merestui dan mempersilahkan ku untuk menolong mbak Yuyun
Kami merenung pada sosok seorang Tamam, sampai hati .........
Dendam dan marah tidak begitu berguna sekarang ini, bergerak cepat dan sigap sangat dibutuhkan Rizki saat ini.
Teruslah begini Tamam .....
Suatu hari nanti, kamu akan mencari istri dan anakmu ini
Jam sembilan malamnya, aku dikagetkan oleh kedatangan Aryo
"bung, ini darurat" kata dia
"darurat apa ?" aku bertanya
"kita harus ringkus Tamam" kata dia
"dia ga pernah lagi datang kessini" kataku
"malam ini dia akan datang ! kita ringkus ! ada kejadian buruk di Surabaya" info dari dia
"hufff......... buruk ? kita sama-sama waspada saja ! anak Tamam juga lagi sakit keras. Aku fokus untuk anak si Tamam dulu ya" aku mohon izin, biarlah Aryo menyelesaikan tugasnya.
Esok paginya tidak ada kejadian apa-apa, karena Tamam memang tidak pernah kesini lagi.
Papa dan mamaku, melepas kami di bandara Soeta untuk bergerak ke Jogja. Tidak lebih dari satu jam sekitar jam 12 siang nanti, kami akan segera sampai di Jogja, tempat tinggal keluarga mbak Yuyun.
Dengan menggunakan taxi dari Adi Sucipto, jam setengah dua pada siang itu, kami sampai di pedesaan sekitar Kali Urang yang sejuk.
Bapak dan Ibu mbak Yuyun berbincang tentang apa-apa yang telah terjadi di jakarta. Aku membaringkan tubuh Rizki di tempat tidur
Rizki berkata Haus....... dia ingin minum
Aku bukakan tutup botol pocari sweat yang sengaja ku sediakan untuk Rizki, dia meneguknya dengan lancar.
Setelah itu Rizki kelihatan tenang dalam dekapanku.
Masih kudekap hingga jam tiga sore, badan rizki makin lemah....
Orang tua mbak Yuyun memanggil orang hebat yang biasa mengobati penduduk desa ini.
Sedikit ritual, tetapi masih masuk akal menurutku, ga berlebihan ....
kesannya hanya memberi kehangatan pada tubuh Rizki yang lemah
Jam lima sore, keringat Rizki yang tadi mengucur deras, sekarang sudah agak berhenti. Aku lap wajah dan leher Rizki dengan handuk kecil yang bersih dari dalam tasku,
Rizki senyum .....
Hingga matanya tertutp pada jam setengah enam sore .......
matanya tertutup untuk selamanya !
Rizkiiiii.......................................
Innalillahi waiinna ilaihi roji'uunnn
Rizki berpulang untuk selamanya
Sekitar 7 bulan bersama Rizki, anak kecil yang malang, telah mengusik bagian perasaanku.
Persaan kemanusiaan, perasaan hidup bermasyarakat, dan perasaan tentang akhir cerita sedih akibat hubungan sejenis. Tamam tidak mengerti akan efek perbuatannya. Ada kesalahan yang fundamental, mengapa harus membuat anak tetapi untuk disia-siakan ?
Aku sadar, pada jalan yang ku pilih, aku tidak akan punya anak ! Terima kasih ya Allah, dekat dengan anak kecil seperti Rizki, adalah masa-masa yang spesial rasanya .....
Dengan hati-hati, aku kabarkan sama mamaku apa yang terjadi di sini
Ada jeritan tertahan dari leher mamaku
"Rizki menderita nak saat meregang nyawa ?" tanya mama penuh kesakitan
"tidak ma, dia masih kupeluk tadi setelah melap keringatnya" kataku dengan lirih
"Rizki berkeringat ? hks..hiks..." tanya mama
"iya ma" jawabku
"kok ga dibawa ke dokter ? hks hiks uuu......." pecahlah tangis dari mulut mamaku
"aku ga tahu ma ! orang tua mbak Yuyun menangani semua, saat kami tiba disini" aku menjelaskan semuanya
Pagi yang sejuk dan hening, setelah pemakaman Rizki, ada agin gunung semilir meniup kening dan mataku
sejuk dan damai sekali
sedamai lobang lahat yang menampung anak kecil ini di sisi Allah SWT, lobang ini adalah dunia Rizki sekarang, menanti hari kiamat datang.
Saat itu juga, dengan tidak bersemangat aku baca SMS dari Kurniawan
"Ton, gue lagi di Surabaya. Dika telah berpulang, dan si keparat Tamam juga telah mati bersimbah darah"
sebuah SMS dari Kurniawan
awwww....... darah dan kematian lagi ???? Tidak cukupkah pengorbanan Rizki ?
Kurniawan di Surabaya ! Dika yang baik, meski hanya sekali bertemu, aku melihat sepasang mata yang hangat milik Dika yang mencerminkan pribadi tangguh.
Innalillahi wa'innalaihi roji'uunnn untuk Dika.........
Dika akan bahagia berkubur di Surabaya dekat dengan Jala yang akan menjenguknya selalu.
Hari-hari yang bergulir berikutnya, adalah tidak sama dengan yang lalu, tidak ada Rizki kecil yang bisa ku ajak bermain dan ku candai sebelum dia tidur. Rizki sangat istimewa, dia tidak nakal, dia tidak bawel, dia patuh, dan sungguh kalem. Semoga suatu hari nanti, aku bertemu dengan anak kecil lain dengan pribadi seperti itu.
Setelah kasus ini, Kurniawan makin serius dengan niatnya untuk menikahi Anita, tetapi dia jadi pemurung dan sering minta izin ke Batam.
Alasannya untuk mengembangkan bisnis.
Mengembangkan bisnis ??????? agak aneh !
Mengenai Wirya ? dia malah tenang saja mendengar kabar Rizki, sudah tidak ada anak kecil yang menggayuti langkahku, sehingga dia bisa leluasa mengajakku kumpul dengan teman-teman di cibubur. Sepertinya Wirya sedang bersama tambatan hati yang lain yang hanya bisa diajak senang-senang, tidak untuk serius seperti yang dituntut Anita (yang pernah dipacari nya lebih dari empat tahun).
"Ton, Ramadan ntar, gue sepertinya pulang kampung ke Sumatra deh" kata si dia
"Ya bagus itu ! biar ketemu ortu, minta restu yang tulus, pada hubungan yang baru elu" saranku
"elu gitu terus ! gue hanya senang-senang saja, elu pasti ngingatin hal-hal itu" protes Wirya
"eh elu.... karena gue sahabat elu ! kalo orang lain, masa bodo !" aku spaning tinggi
"loh kok marah ? harusnya aku yang marah" sergah dia
"berani elu marahin gue ! urus sajalah diri elu 'ndiri ! " aku lepas tangan pada satu orang ini
"jangan marah gitu dong" bujuk si dia
Malam harinya, saat pulang kerja, aku dapati sekarang Wirya yang di meja makan bersama mama
Tampak sepi
tidak seperti biasa
yang rame oleh mbak Yuyun dan Rezki
sekarang giliran Wirya .....
Tamam, Kurniawan, Wirya, ....... sama saja ..... mirip-mirip tipe nya
mengapa sepanjang badanku di kelilingi oleh bayangan orang seperti ini ?????
"Ton gue dibolehkan mama untuk tinggal di rumah ini" kata Wirya
"elu mirip amat sama Tamam deh prilakunya !, asal uang makan bulanan elu setor ke mama" sarat dariku
"beres..... eh siapa itu Tamam ?" tanya si dia
"sudah Almarhum, noh tetanng sebelah !" kulihatkan rumah sebelah yang gelap serem
"Woooiisshhhh....... kurang ajar elu Ton, serem amat cerita elu" protes si dia
"iya nak Wirya, baru bilangan hari dia meninggal di surabaya, jadi aman ga akan gentayangan disini" hibur mama
"hmmm kalo gitu iya aman, surabaya kan jauh" kata si dia
"iya jauh, kenalin juga dong cewek kamu yang juga jauh dari mama" candaku
"hmmm jangan-jangan nak Wirya yang nyalip Anita" goda mama
"hahah ga lah ma ! biarlah Anita merasa menang dan puas mumbully diri gue" jawab si dia
"nah tu kan, masih saja tidak ihklas ! siapa yang salah ? sekarang elu bikin kesalahan jilid 2" kataku
"itu urusan gue" sergah dia
kami terdiam .....
Beberapa hari sebelum Ramadhan 2014, Kurniawan akan melangsungkan pernikahannya.
Ada hal terindah yang akan ku dengar dan ku lihat
Sebuah nyanyian akan didendangkan oleh Jala
Jala ........................
aku akan melihat wajahmu
aku akan berkenalan dengan pribadimu, yang tidak hanya cerita dari Kurniawan dan Felix
aku sudah tidak sabar untuk bertemu dengan Jala
Bersambung ....
@ReyhanZa , @dafaZartin, @tarry , @cansetya_s , @arieat , @onewinged_bird , @Gabriel_Valiant , @alvaredza , @greenbubbles , @fends , @zeva_21, @boybrownis , @AlexanderAiman , @kimo_chie, @bumbellbee , @haha5 , @3ll0 , @nakashima , @pradithya69 , @mumura , @astlyo , @Kiyomori, @Mr_Makasar, @d_cetya , @kuroy , @congcong , @Tsunami , @Akbar Syailendra , @rone , @uci , @diditwahyudicom1 @bianagustine , @Wooyoung , @marioALDI , @Fistjump , @lulu_75 , @rasdidin , @salahkah_aku