It looks like you're new here. If you want to get involved, click one of these buttons!
Copyright 2021 Queer Indonesia Archive. See our Privacy Policy. Contact us at admin@boyzforum.com
Dengan menggunakan situs ini berarti Anda setuju dengan Aturan Pakai.
BoyzForum.com adalah situs anti pedofilia!
Comments
"Hmmm..rapor kamu bagus banget. Tiga semester berturut-turut dapet juara satu di kelas. Aku bangga banget sama kamu." Sebuah kecupan mendarat di keningku. Lagi.
Senyumku mengembang lebaaaar sekali.
"Dan, seperti yang sudah aku janjikan. Ini hadiah buat kamu." Sebuah kotak besar berbungkus kado warna hijau metallic dengan pita berwarna biru didudukkan di atas pangkuanku.
Aku buka isinya. Mukaku bersemu merah.
Kotak itu dipenuhi oleh banyak sekali kondom, alat-alat bondage, sex toys, dan banyak lagi yang lainnya.
Aku memukul bahunya.
"Ih, dasar om nakaaaal."
Om Broto tertawa renyah melihatku salah tingkah walau raut bahagia masih jelas terlihat di sana.
"Kita berangkat sekarang?"
"Okeee.."
Mobil Mercedes-Benz hitam yang kunaiki bersama Om Broto melaju. Bandara Soekarno-Hatta menjadi tujuannya.
Hmmm, liburan kenaikan kelas kali ini akan menjadi liburan yang sangat menyenangkan.
Dan aku tidak sabar untuk berbagi ceritanya pada pelajaran bahasa indonesia nanti.
@Tsunami sssstt..rahasia aja ya..haha..
@lulu_75 maacih udah mampir lagi..hehe..
Tenang saja, tidak akan sakit.
*trs aja muter2*
gak ada niat buat cerita yang lebih panjang lagi?CerPen ato CerBung ?
flash dengan dialog aja..
KEREN
“Bagaimana tampilanku malam ini?”
“Kau sangat keren.”
“Kalau kemarin malam?”
“Kau juga keren.”
“Kemaren malamnya lagi?”
“Kau memang keren.”
“Kapan aku tidak kerennya?”
“Saat kau memakai kain putih itu, kau tidak keren. Ikatan di kepala dan badanmu itu jelek.”
GiveThanks by me
Hari ini adalah hari sial bagiku, sungguh kumerasa dewi fortuna membenciku,
nilai ujianku jelek, teman-temanku mengolok-olokku, bahkan guruku pun menghukumku,
Sampai di rumah makian kudapat karena kesialan yang kuperoleh tadi di sekolah, Ibuku memarahiku, kakakku ikut mencibirku.
Tapi hari itu kudapat sedikit penghiburan, ketika sahabatku berkata "tenangkan hatimu kawan, hari kesesakanmu akan segera berlalu, dan ku akan selalu ada untukmu.
Saat kulangkahkan kaki keluar rumah, kulihat seorang pengemis kecil yang tubuhnya dipenuhi koreng dan luka yang dengan setia sekedar memohon belas kasih orang-orang di sekitarnya. Namun apa yang dapat kuperbuat, kuberlari masuk rumah sambil menangis. Ya, aku menangisi diriku yang tidak tahu terima kasih dan bersyukur, karena ku masih bisa bersekolah, kumasih diberikan kesempatan pun untuk memperoleh nilai yang jelek, ku masih punya guru, orang tua, dan sodara yang memberi perhatian padaku serta seorang sahabat yang menaruh kasih setiap waktu dan menjadi saudara dalam kesesakanku.