It looks like you're new here. If you want to get involved, click one of these buttons!
Copyright 2021 Queer Indonesia Archive. See our Privacy Policy. Contact us at admin@boyzforum.com
Dengan menggunakan situs ini berarti Anda setuju dengan Aturan Pakai.
BoyzForum.com adalah situs anti pedofilia!
Comments
Arya Romantis banget dah.
@d_cetya hahaha sama kakak aja deh
@SteveAnggara Makasih sdh mampie. Ok kak
@lulu_75 kepo ya???
@Tsunami Hehehe
@octavfelix sama2. Makasih jga msh mau baca cerita ini
@Monster_Swifties Okdeh kak. Maksih sdh mampir
@3ll0 hehehe yakin brian?
@octavfelix
@lulu_75
@3ll0
@Tsunami
@d_cetya
@Monster_Swifties
@arifinselalusial
@SteveAnggara
@andre_patiatama
Life 4 (Part 1)
“Mat(h)e”
Rabu, 03 April 2010
06.15 WIB
“Guys, ayo bangun. Kita mau snorkling nih” Teriak Jessie dan Rizal membantu dengan menggoyangkan tenda yang lain.
“Krrriiiikkkk....kkrrrriiiiikkkk....kkkrrrriikkk” Tak terdengar jawaban dari dalam 2 tenda itu.
“Wwwooooiiii bbbaaaannnggguunnn” Teriak Jessie sangat keras dengan perasaan kesal.
“Hmmmm kita udah pada bangun kok” terlihat Fadil membuka tenda mereka dengan wajah ngantuknya.
“Bangun yan. Nanti ada Serigala ngamuk” kata Fadil membangunkan Bryan dengan menggelitik pinggangnya Bryan.
“Ia gue juga mau bangun nih, jangan pake gelitikin gue juga keles”.
“Abisnya lu tidur kayak kebo sih”.
“Kayak lu enggak aja”.
“Eh ni pangeran 2 orang kok nggak bangun-bangun juga?” kesal Jessie.
“Mungkin mereka lagi ttttiiiiiittttt disensor” kata Rizal.
“Ngaco lu” sambung Jessie.
“Eh Jess, suara lu sampai di dalam hutan sana” kata Arya tiba-tiba.
“Lu berdua darimana aja?” Fadil bertanya sambil menoleh ke sumber suara.
“Kepo ya?” canda Arya.
“Ih yaudah sekarang kita langsung ke tempat snorkeling” sambung Rizal.
“Jadi, kita mau snorkeling pagi-pagi nih?” tanya Sam.
“Iyalah. Gue mau lihat aktivitas ikan pagi-pagi itu apa aja soalnya” jawab Jessie.
“Sama kayak kita aktivitasnya keles” sambung Bryan.
“Diam lu dodol” kesal Jessie.
“Hahahaha mampus lu” bisik Fadil ke Bryan.
“Ayo kita jalan” ajak Rizal.
“Let’s go” sambung yang lainnya.
Mereka jalan beriringan sambil bercerita tentang teman-teman mereka di sekolah. Entah itu gossip, status Facebook/Twitter/Whatsapp dll. Semuanya terlihat bahagia kecuali, Sam. Wajahnya terlihat murung dan penuh tanda tanya. Apa ini semua karena perkataan Ardi semalam dan tadi pagi serta pernyataan Jessie saat mereka berdua jalan bersama? Dia memang sekarang terlihat lebih banyak beban pikiran. Tentang kuliahnya, teman, tingkah laku Arya yang aneh, dan masih banyak lagi. Saat diajak ngobrol Fadil pun ia seperti membuat Fadil berbicara seorang diri.
“Sam, tadi lu dan Arya pergi kemana dan buat apa aja?”.
“Sam. Sam. Sam”.
“Hmmm kenapa Fadil?”.
“Lu gak dengar gue ngomong ya? Ngelamunin apa lu?”.
“Gak apa-apa kok. Jadi, tadi pertanyaan lu apa?”.
“Gak jadi deh. Awas ngelamun nanti kesambet lagi”.
“Hehehehe”.
“Gue kedepan aja ya. Bye”.
“Bye”.
Karena merasa Sam tidak bisa diajak bicara, Arya akhirnya meninggalkan Sam di belakang. Sam seharian terlihat seperti orang linglung. Saat ditanya cuman jawabnya “Hmmm”, “Ya”, “Nggak”, “Ok” dan “Hehehehe”. Saat Sam tidak lagi snorkeling, Arya ikut pergi bersama Sam.
“Hei”
“Ya”
“Kamu kenapa aneh hari ini?”
“Aneh gimana maksud kamu?”
“Ya aneh aja. Yang lain ngajak ngomong, kamu kayak gak kayak biasanya”
“Terus?”
“Terus apanya?”
“Terus gue harus gimana? Gue harus jawab sambil goyang duyung mangap?”
“Malas gue sama lu”
“Siapa coba yang aneh?”
“Lu nadanya kayak nyindir?”
“Ngerasa?”
“Ya”
“Terus?”
“Maksud lu gue aneh gimana?”
“Gak tau. Pikir aja sendiri. Gue mau snorkeling dulu. Bye”
Setelah itu Sam pun meninggalkan Arya sendirian. Arya masih bingung apa yang terjadi dengan Sam. Padahal tadi pagi dia masih baik-baik saja waktu bersamanya. Walaupun Arya tahu tadi pagi raut wajah Sam berubah saat dia bilang kata itu. Kata yang menurutnya tidak terlalu aneh dan mencurigakan. Sekarang malah Arya sedang memikirkan bahwa Sam tidak sesuai harapannya. Dia hanya bisa biarkan masalah ini mengalir seperti air terjun di depan matanya ini. Sam yang sudah bersama yang lainnya di tempat snorkeling pun terlihat mulai kembali seperti Sam yang biasanya.
10.37 WIB
Mereka semua telah kembali dari termpat snorkeling tadi. Senang dan puas. Itulah yang mereka rasakan. Sesampai di tenda, mereka langsung mengambil makanan yang mereka bawa dan makan pagi bersama dengan lainnya. Walaupun ada larangan dari orang tua dulu bahwa tidak boleh berbicara saat makan, tapi mereka seperti melupakannya mungkin karena saking senangnya atau menganggap itu hanya lelucon orang dewasa.
“Puft... hari ini gue senang banget plus capek banget”
“Sama. Lu liat gak ikan-ikan yang ada disana? Banyak banget macamnya. Pokoknya tempat terbaiklah dari semua tempat yang gue kunjungi”
“Hei, kalian liat deh foto ini”
Saat yang lain sibuk berbicara mengenai semua hal yang mereka lihat saat snorkeling tadi, Arya menarik tangan Sam ke dalam tenda.
“Kenapa tarik-tarik nih?”
“Kita berdua jalan yuk”
“Kemana?”
“Rahasia dong”
“Ajak yang lain, biar lebih rame”
“Arya pengennya berdua aja sama Sam”
“Oh”
“Gimana?”
“Nanti...”
“Gak ada nanti nanti. Jawabnya harus sekarang”
“Gue masih capek Ar”
“Gue gendong”
“Pengen tidur”
“Tidur di punggung Arya”
“Okdeh gue ngikut. Kayaknya pilihan jawaban yang lu beri itu “Iya atau Ikut”
“Hahaha Arya kasih tahu yang lain dulu ya? Sam tunggu disini”
“Pehlissss, ganti cara ngomong lu”
“Okdeh. Jangan kayak tomat juga pipinya kali”
“Masa pipi gue merah”
“Ngaca aja hahahaha. Gue keluar dulu ya?. Tunggu gue depan tenda sini”
“Hmmmm”
“Bro semua, gue dan Sam jalan-jalan dulu ya?” Tanya Arya to the point.
Fadil menoleh sambil berkata, “Kemana lu berdua?”.
“Rahasialah. Ok, gue dan Sam jalan dulu ya? Kalau ada apa-apa, BBM atau SMS aja” sambung Arya
“Oke mas bro. Bawain makanan atau apa gitu ya Arya?” pinta Jessie saat Arya hendak berbalik pulang.
“Sip mba bro. Bye guys” kata Arya sambil berjalan meninggalkan mereka.
“Bye” sambung yang lainnya.
“Ayo kita jalan” kata Arya sesampainya di depan tenda miliknya dan Sam.
“Okdeh” sambung Sam.
Tiba-tiba Arya menarik tangan Sam, “Mau gue gendong atau jalan sendiri?”.
Sam menoleh kepalanya, “Jalan sendiri aja”.
“Oh iya ya, masih rame. Nanti kalau udah sepi baru gue gendong ya?” kata Arya menggombali Sam.
“Terserah” jawab Sam sambil menunjukan ekspresi aneh.
“Sip” sambung Arya sambil berjalan mengikuti langkah Sam yang sudah terlebih dahulu melangkah.
@octavfelix ga tuh [-(
@octavfelix
@lulu_75
@Tsunami
@d_cetya
@arifinselalusial
@andre_patiatama
@Monster_Swifties
@SteveAnggara
@3ll0
@Bintang96
Life 4 (Part 2)
"Mat(h)e"
Karena Sam tidak tahu arah tujuannya, ia akhirnya membiarkan Arya berjalan berdampingan dengannya. Tidak ada satu katapun yang terucap selama perjalanan. Arya hanya bisa memandang wajah Sam selama perjalanan. Sam yang tahu hal itu langsung menundukan kepalanya. Mereka sekarang sedang menaiki tangga yang kemiringannya mencapai 45 derajat. Akhirnya selama 15 menit tanpa pembicaraan, Sampun mulai membuka mulutnya.
“Gue udah capek. Kita mau kemana?” tanya Sam ketus.
Arya menatap mata Sam, “Liat aja nanti. Lu bakalan suka intinya”.
“Masih lama gak? Kaki gue udah sakit naik tangga begini banyaknya” kesal Sam sambil memandang lurus kedepan.
“Gue gendong aja gimana?” tanya Arya.
Sam akhirnya menoleh ke arah Arya, “Gak keberatan?”.
“Apapun akan gue lakukan. Pokoknya hari ini lu harus senang dan gak boleh murung lagi”
“Terserah deh lu ngomong apa. Sekarang gendong gue” kata Sam malas-malasan.
Sambil Arya jongkok ia berkata, “Okdeh. Naik disini cepat”.
Perjalananpun dilanjutkan dengan Sam yang digendong Arya. Walaupun Arya kelelahan ia tetap tersenyum selama perjalanan dan Sam juga begitu, sedang tersenyum manis. Tidak tahu apa yang ada di benak kedua insan muda itu. Mungkin orang lain yang melihat mereka mengira mereka berdua adalah orang gila. Senyum-senyum gak jelas. Tiba-tiba tanpa ekspresi, tiba-tiba senyum, tiba-tiba seperti orang yang punya hutang dan begitu seterusnya. Untung menghibur mereka yang sudah kehabisan topik pembicaraan, Aryapun mulai bernyanyi.
Arya : I questioned wheter time or fate would ever show me a sign, The moment I saw you that’s when I knew, I feel it when I’m with you.
Sam : Hey, itu lagunya Westlife kan yang judulnya When I’m With You?.
Arya : Ia.
Sam : I don’t wanna face this world alone, Without you by my side, You’re the only one that makes it feel like home.
Arya dan Sam : And I need you in my life, When you’re not around, I’m feeling like a pieces of me is missing, When it feels like the day is closing in, Somehow I find the faith to make it through.
Sam : When I’m with you, when I’m with you.
Arya : When I’m with you you you you.
Sam : When I’m with you.
Arya : Ternyata lu tau juga lagu ini ya?.
Sam : Lagu ini kayak kisah hidup gue sih.
Arya : Oh gitu ya. Mau nyanyi apa lagi nih?.
Sam : Gita Gutawa, Kembang Perawan.
Arya : Ceileh, anak perawan nyanyinya lagu tentang perawan.
Sam : Memangnya lu gak perawan lagi?.
Arya : Iyalah gue gak perawan lagi. Gue udah jadi perjaka.
Sam : Ya ampun. Ganti lagu aja. Somebody to lovenya Queen.
Arya : Siapa yang angkat suara dahulu nih?.
Sam : Gue aja ya?.
Arya : Okdeh bos.
Merekapun melanjutkan perjalanan itu dengan bernyanyi. Mereka terlihat sangat bahagia.. lebih bahagia dari sebelumnya. Mungkin kalian berpikir kok mereka belum sampai ya? Itu karena mereka harus melewati 833 anak tangga sebelum sampai ke tempat itu. Arya yang tahu banyaknya anak tangga yang harus dia langkahi sangat banyak ditambah lagi beban berat dikarenakan ia menggendong Sam, ia tetap semangat karena satu hal yang dia tahu adalah senyuman Sam yang harus dia munculkan kembali sudah berhasil dan itu lebih dari sekedar penyemangat hati tetapi penyemangat hidupnya. Ya, kita semua tahu itu semua sangat lebay tetapi itulah kenyatannya. Mereka berdua membuat dunia ini seperti milik berdua saja.
“Suara gue habis nih kalau gini ceritanya” keluh Sam.
“Ambil botol minum gue dalam tas. Gue udah siap semuanya kok. Kalau capek juga ada tissue kering dan tissue basah di dalam tas gue. Ambil aja” jelas Arya panjang lebar.
Sambil mengambil botol dan tissue dalam tas Arya, “Wih kayak kantung ajaib doraemon aja. Btw, thanks ya Arya”.
“You’re welcome” jawab Arya dengan senyuman manisnya.
“Hehehe” Sam tertawa sambil mengelap keringat Arya yang bercucuran.
Arya kemudian membalikkan kepalanya, “Makasih”.
“Anytime” jawab Sam yang pipinya terlihat merah sekali.
Kemudian perjalanan kembali seperti awalnya, mati. Tidak ada suarapun yang terdengar dan ingin didengarkan. Akhirnya setelah 30 menit lebih berjalan menakapi 833 anak tangga, mereka telah mencapai tempat itu. Ya, tempat yang dituju Arya adalah menara mercusuar. Arya tahu bahwa Sam sangat menyukai pemandangan indah dan sepi. Sampun langsung turun dari punggung Arya sambil berterima kasih sambil tersenyum bahagia.
“Makasih ya sudah ajak gue ke tempat ini. Pemandangannya pasti bagus kalau dari atas. Yuk kita naik ke atas Arya!” kata Sam penuh semangat.
Arya hanya membalasnya dengan mengangguk. Ia hanya tersenyum selama mereka menaiki menara itu. Ia sungguh bahagia saat ini.
“WOW!!! Pemandangan yang luar biasa. Ar, ngambil gambar gue dong. Tadi gue taruh kamera gue ke tas lu hehehe” pinta Sam memelas.
“Siap bos” jawab Arya layaknya itu perintah seorang komandan sehingga ia harus memberikan hormat.
Aryapun mengambil gambar Sam. Semua gambar Sam entah saat ia berpose ataupun saat ia tidak melakukan apa-apa.
“Arya lihat deh, itu pulau apa ya?” tanya Sam sambil menunjuk ke sebuah pulau dekat situ.
“Oh itu pulau Sokong Nenek. Jadi, Pulau Berhala itu terdiri dari 3 pulau. Pertama, pulau utamanya yaitu Pulau Berhala tempat kita kemah. Kedua, Sokong Nenek yang ada disana. Kita harus menyeberangi laut untuk kesana. Ketiga, Sokong Kakek yaitu tempat yang sekarang kita tapaki ini. Sokong Kakek memang langsung terhubung dengan Pulau Berhala kalau ada surut lautnya seperti tadi”
“Baru tau gue. Nanti kita sama yang lainnya pergi ke Sokong Nenek besok ya?” tanya Sam dengan wajah polosnya.
“Okdeh. Kalau mau cuman kita berdua aja juga boleh kok hahahaha” jawab Arya sambil tertawa
Sam mennoleh ke arah Arya, “Itu mah maunya lu aja”.
13.15 WIB
“Darimana aja lu berdua?” tanya Fadil penasaran saat Arya dan Sam baru kembali dari menara mercusuar.
“Kita dari menara mercusuar yang kita lihat kemarin ituloh” jawab Sam dengan wajah riangnya.
“Oh ya guys, besok kita ke pulau Sokong Nenek yang ada diseberang yuk?” tanya Sam.
“Buat apa kesana? Disini aja” jawab Rizal dengan malasnya.
“Kalau disini aja kurang seru” sambung Sam meyakinkan.
“Iya gue setuju. Gue mau masuk ke gua yang ada disana. Katanya setengah guanya dipenuhi air dan langit-langit gua itu ada kelelawarnya. Tempat bagus untuk ‘hunting’ foto tuh” jawab Jessie dengan bersemangat.
“Gue mah ikut-ikut aja” jawab Fadil mengalah.
“Sama gue juga” lanjut Bryan.
“Jadi, gimana dengan lu Riz?” tanya Jessie kepada Rizal.
“5 lawan 1 udah pasti gue kalah. Gue ikut deh kalau gitu” jawab Rizal pasrah.
“Gitu dong” kata Jessie sambil memeluk Rizal
“Ciieee” ejek yang lainnya
20.05 WIB
Setelah makan malam, Jessie dan teman-temannya membuat api unggun untuk menghangatkan tubuh mereka dari kedinginan. Mereka semua sedang asyik bermain 3,5,7 tepuk tangan. Selain itu mereka juga memeragakan sesuatu untuk ditebak. Mereka tidak sadar bahwa mereka sudah bermain selama 1 jam lamanya. Karena capek merekapun istirahat sebentar. Namun, tidak dengan Fadil yang kemudian mengambil gitar dan mulai bernyanyi.
Enrique Iglesias – Somebody’s Me
You, do you remember me?
Like I remember you?
Do you spend your life
Going back in your mind to that time?
And everyone can see that I really fell
And I’m going through hell
Thinking about you with somebody else
[Chorus:]
Somebody wants you
Somebody needs you
Somebody dreams about you every single night
Somebody can’t breathe without you, it’s lonely
Somebody hopes that one day you will see
That somebody’s me
You’ll always be in my life
Even if I’m not in your life
Cause you in my memory
Somebody wants you
Somebody needs you
That Somebody’s me
Somebody’s me...
Setelah selesai bernyanyi, yang lainnya langsung bertepuk tangan. Namun, yang Fadil lakukan hanyalah melihat Sam. Sam seorang. Matanya bahkan tak berkedip. Tatapan ini sama seperti tatapan yang diberikan Arya. Sam semakin bingung, ada apa dengan Fadil. Selama ini dia yang selalu kepoin apa yang dia dan Arya lakukan. Sam tidak mau berpikir aneh terlebih dahulu. Jadi yang dilakukan Sam adalah berbincang dengan Jessie yang ada di sampingnya. Sedangkan, Fadil hanya bisa tertunduk lemah.
22.12 WIB
“Sam bangun... Sam.... bangun...” bisik Arya sambil menggoyangkan tubuh Sam.
“Ada apa bangunin gue malam-malam gini?” tanya Sam dengan wajah mengantuknya.
“Ikut gue. Ada yang mau gue tunjukin” kata Arya sambil menunjukan senyuman terbaiknya.
“Gue masih ngantuk Ar” jawab Sam sambil membolak-balikan badannya.
“Ayolah, gue tau lu daritadi belum tidur kok. Kalau lu tidur itu gak mungkin tangan lu dijadiin bantal kepala, tapi lu biasanya meluk tas ransel lu” jelas Arya.
“Ia gue ngaku belum tidur. Mau kemana kita?” tanya Sam dengan wajah jeleknya.
“Nanti baru lu liat. Ayo jalan” jawab Arya sambil membuka tenda mereka.
Aryapun melangkahkan kakinya keluar dari tenda disusul Sam. Arya ternyata bertujuan ke arah pantai. Sam yang melihat pemandangan di pantai itu pada malam hari hanya bisa tersenyum bahagia.
“Ayo ikut gue Sam” ajak Arya.
“Lihat penyu-penyu ini Sam. Mereka biasanya keluar malam-malam untuk mengerami telur-telurnya” jelas Arya kemudian.
“Bagus ya” kata Sam sambil tersenyum ke arah Arya.
Sam tidak megerti dengan 2 temannya, Arya dan Fadil. Mereka sangat membingunkan. Yeah, his Mate just like Math. Difficult to understand. Namun, dia yakin bahwa sesulit apapun matematika jika kita mecoba untuk mempelajarinya lebih dalam kita akan mengetahui permasalahan atau di bagian mana yang tidak kita mengerti. Begitu pula dengan teman-temannya. Ia kini baru tahu apa yang ia bingungkan dari Arya dan Fadil. Mata. Ya, mata mereka telah memberikan jawabannya. Tingkah laku mereka memperkuatnya. Sekarang Sam hanya bingung keputusan apa yang harus ia ambil jika apa yang dipikirkannya itu benar-benar terjadi. Just let the time answer. Itulah yang dipikiran Sam saat ini.