It looks like you're new here. If you want to get involved, click one of these buttons!
Copyright 2021 Queer Indonesia Archive. See our Privacy Policy. Contact us at admin@boyzforum.com
Dengan menggunakan situs ini berarti Anda setuju dengan Aturan Pakai.
BoyzForum.com adalah situs anti pedofilia!
Comments
Amin. Skali lg makasih gan, atas doanya. Mood lg oke ni malam, tar ane update lg. Konsep si dh ane ssun.
Eh iya gan, typo yg mnanya gan, biar nnti ane ganti di word ane. Hehe. Makasih masukannya gan.
(maksudnya, iya ocky, kan gan??)
Hmm... kita lihat nnti updateanny gan. makasih dah baca ya
Okee gan. Makasih dah mampir dan baca kemari. Yoii, kita lihat update lanjutanny.
Oh bagian itu. Aku lupa, itu yg salah kata "Ario"nya diganti jd Ocky, ato kata "Iio"ny yg diganti jd "Ocky". Mesti liat percakapan sblmny. Nnti deh ane bnerin. Makasih y gan. #BigHug
Hehe ... makasih yaa gan dah mmpir dan baca. Nnti klo update ane invite ente.
Ane usahain seminggu minimal sekali update gan. Gk bs sering2, haha
Dibagian Ario yg bercerita ttg Edwin.kadang pake sudut pandang Ario kadang berubah jadi Pov Rico/Author.
Ga slah bca kok gan. Tp emg ane yg nulisny g bner gan. Ane ksh pmbatas kutip dan garis. Sudut pandang aku berubah jd Ario. Tp setelah garis brakhir yg diakhiri dgn kutip lg, sudut pandangny brubah spt smula, jadi si Rico. Pnulisan yg bnerny gmn nih gan? Info dong. Makasih reviewny anyway.
Haha ... ya aku seneng klo ada komen2 buat bangun storyku lbh bagus. Hehe. Gmn mnurut ente part ni gan?
Asik. Syukur deh klo msh bikin pnsaran. Hehe... keep on eye dimari ya gan. Mkasih msh melipir
********
Orang itu membalikkan badannya secara perlahan. Ia memutar searah dengan jarum jam hingga akhirnya aku dapat melihat bagian depan dari orang tersebut. dugaanku benar, orang itu adalah seorang pria karena tidak memiliki lekukan di dadanya layaknya seorang wanita. Tapi agak berbeda, tidak seperti yang diceritakan yang mana terjadi pada Ojan, Michael dan Edwin. Aku dapat melihat wajah pria itu, menggunakan topi hitam, yang ditutupi oleh kupluk jubah hitamnya, kacamata hitam dan masker hitam. Badannya juga tertutup oleh jubah hitamnya itu yang memanjang hingga bagian kaki. sepatunya pun berwarna hitam. Apakah pria berjubah hitam yang disebut-sebut itu adalah dia? Wajah yang tak terlihat karena kacamata dan maskernya? Sungguh sangat aneh.
Pria itu menjulurkan tangan kanannya ke arahku, lalu mengambil tangan kiriku. Spontan tangan kiriku langsung ku tarik dan tangan kanannya ku pukul dengan menggunakan tangan kananku. “Hentikan! Siapa kamu?”, tanyaku dengan kasar.
Pria itu membuka kupluk, kacamata dan maskernya. Kemudian ia membuka kancing jubahnya hingga terlihat, bahwa ia menggunakan kemeja panjang dengan dasi kecil berwarna hitam berkilau. Tangannya mengarahkan ke saku celananya, kemudian mengambil dompet dan memberikanku kartu nama. Aku mengambil kartu nama yang diberikan tersebut dan membacanya. Ternyata pria itu adalah seorang Detective yang bernama Moscow Fritz.
“Selamat siang, aku adalah Detective Fritz. Kunjunganku kemari adalah untuk meminta mu agar dapat masuk ke dalam mobil yang terparkir di depan garasi rumah mu. Ada banyak hal yang ingin aku tanyakan kepada mu”, kata Detective Fritz memperkenalkan diri.
Ternyata orang itu adalah manusia, hanya saja berjubah hitam. Aku sedikit bisa bernafas lega karena menurutku pria berjubah yang aku temui berbeda, tidak seperti yang ditemui Michael, Ojan ataupun Edwin. Aku dapat melihat wajahnya, aku mendapatkan kartu namanya dan dia juga berbicara. Tapi pertanyaannya, mengapa ia ingin sekali menginterograsi aku?
“Terima kasih atas kartu namanya, tapi maaf, sepertinya anda salah orang. Aku tidak pernah berhubungan dengan seorang Detective, dan aku tidak pernah terlibat dalam kasus apapun”, jawab aku dengan nada kasar.
“Aku mencari seseorang yang bernama Rico Biesch, pria yang baru saja berumur 28 tahun saat 15 July 2014 kemarin, yang merupakan Pacar dari pria bernama Ario Gautama. Pria yang sendirian sejak dirinya berumur lima tahun karena ayahnya yang telah meninggal, sedangkan ibunya menghilang entah kemana, dan orang itu tinggal di rumah yang memiliki alamat persis disini. jika ku lihat dari data yang terdaftar, wajahnya sama persis seperti mu”, kata Detective Fritz dengan nada menyebalkan.
“yap, benar, akulah orang tersebut. tapi untuk apa anda mencariku? Sama sekali aku tidak terlibat dalam kasus apapun. Dan tolong diklarifikasi kembali, ibuku telah tiada bukan karena menghilang entah kemana melainkan Sang Penguasa yang mengambilnya”, kata aku.
“Sebaiknya anda ikut kami masuk ke dalam mobil terlebih dahulu”, kata Detective Fritz sambil mencengkram tangan kananku.
“Tolong untuk diselidiki kembali, kau pasti salah orang. Sebaiknya kau pergi dari rumahku sekarang juga, hanya membuang waktu. Aku tidak akan ikut”, kata aku membanting tanganku dari cengkramannya dan berbalik.
Tak lama setelah aku membalikkan badanku untuk kembali masuk dan menutup pintu, orang itu menahanku dengan memberikan lengannya tepat di leherku, melingkarkan lengannya hingga leherku tercekik, lalu memberikan sarung tangan berbau aneh ke hidung dan mulutknu. Ingin sekali rasanya berteriak, tapi aku tidak bisa. Kepala ku terasa sangat pusing, pandanganku buram dan kemudian gelap, aku pun jatuh tak sadarkan diri, namun Detective Fritz menahanku tetap berdiri. Ia meletetakkan lenganku di pundaknya, kemudian merangkulku lalu menarikku keluar, berjalan menuju mobil yang terparkir di depan garasi. Ia menaruhku di kursi belakang mobil tersebut, dan ia duduk di kursi depan disebelah supir. Kemudian mobil pun berjalan.
Aku terbangun dari pingsanku dalam keadaan duduk diatas bangku yang cukup empuk dengan kepala yang menyender meja di depanku seperti anak sekolah yang malas belajar. Aku memandang tiap sudut ruangan tersebut, semuanya adalah tembok berwarna hijau dengan pintu tanpa jendela. Ruangan ini terlihat sangat sepi, tak ada lemari atapun hiasan apapun. Yang ada hanyalah meja besar persegi, dan dua buah kursi yang jaraknya cukup jauh dan beberapa cctv yang terpasang pada setiap sudut di ruangan ini. Pencahayaan di ruangan ini cukup terang. Aku tidah tahu aku sedang berada dimana, namun aku benar-benar sendirian di ruangan ini.
Tak lama pintu terbuka dan masuklah seseorang. Kemudian pintu ditutup kembali, dan saat aku lihat wajahnya, orang itu adalah Detective Fritz, dengan menggunakan kemeja putih panjang dan dasi kecil hitam berkilau dengan celana bahan berwarna hitam sambil menjinjing tas laptop. kemudian ia duduk di kursi kosong yang menghadapku. Lalu membuka tasnya, dan membuka laptopnya, menyalakan laptopnya. Ia juga mengambil note kecil dan pulpen yang juga berada dalam tasnya tersebut.
“Oke Rico, bagaimana kabarmu? Maaf aku membawamu kemari dengan cara memaksa, tapi aku sangat perlu mewawancaraimu”, kata Detective Fritz.
“Dimana aku sekarang?”, tanyaku dengan nada kesal.
“Kamu sedang berada di ruangan interograsi. Setiap aktivitas kita di ruangan ini akan di rekam oleh beberapa cctv yang terpasang pada ruangan ini”, jawab Detective Fritz.
“Oh, baiklah. Jika menurutmu aku terlibat dalam suatu kasus, silahkan anda tanyakan kepadaku. mohon agar prosesnya dipercepat, aku dapat segera pulang ke rumah kembali. Boleh aku pinjam ponselmu? Aku ingin menelpon ke Ario bahwa aku baik-baik saja disini, aku takut dia mengkhawatirkanku karena tiba-tiba aku hilang”, kata aku.
“Apa katamu? Ario? ada di rumahmu?”, tanya Detective Fritz sambil tersenyum mengejek.
“Iya, dia sedang di rumahku. jadi sebelum wawancara dimulai, sebaiknya aku telepon ke rumah dulu. Boleh pinjam ponselmu? Karena aku tidak membawa ponsel”, kata aku.
Detective Fritz langsung memberikan ponselnya kepadaku. aku langsung menekan tombol ponsel tersebut yang dapat menghubungkan ke ponselku. Namun gagal, nomor yang ku tuju sedang tidak aktif. Aku baru teringat, bahwa hape itu sedang di charge dalam keadaan offline. Aku coba telpon ke nomornya Ario pun juga offline. Aku coba telpon ke telepon rumah, namun tak satupun mengangkat telepon ku. Hingga akhirnya aku putus asa dan mengembalikan ponsel kepadanya.
“Ada apa denganmu? Wajahmu terlihat sangat cemas”, kata Detective Fritz.
“Iya, aku sangat cemas Ario akan mengkhawatirkanku. Tak ada orang yang mengangkat telepon rumah, karena telepon rumah lah yang aktif. Aku khawatir bahwa Ario sedang mencariku. Tapi yasudah lah, cepat wawancarai aku mengenai apa yang ingin kau ketahui, setelah itu cepat bawa aku pulang”, kata Aku dengan nada kesal.
“Ternyata kegilaan dari keluarga kecil Biesch yang terjadi pada ayah ibumu juga menular ke dirimu, Rico. Kau orang terakhir yang masih terdata dalam catatan pemerintah mengenai keluarga Biesch,”, kata Detective Fritz dengan nada menyebalkan.
“Aku? Keluargaku? Gila? Apa maksud ucapanmu itu, Son of Bitch!”, jawab aku dengan marah sambil memukul meja sekencang mungkin.
“Woooo, Tolong jaga ucapanmu, kiddo!”, kata Detective Fritz dengan senyuman mengejek.
“Hentikan senyumanmu itu. By the way, terima kasih untuk jamuannya, aku bisa pulang sendiri”, kataku sambil berdiri dan meninggalkan meja. Aku berjalan menuju pintu kemudian membuka berusaha keras pintu tersebut. tapi pintu tidak dapat terbuka.
“Kau tidak memiliki access untuk dapat membuka pintu itu karena pintu itu di design dengan kendali dari otak orang-orang yang terdaftar dalam chip. Salah satunya aku, jadi jika aku tidak berniat untuk membukakan pintu untukmu, maka pintu itu tidak akan pernah terbuka”, kata Detective Fritz.
“Kalau begitu cepat buka pintu ini, aku sudah muak dengan semuanya”, kataku marah.
“Easy, boy! Duduklah sejenak, aku tidak bermaksud buruk kepadamu. Aku hanya ingin kau mengetahui sebuah kebenaran. Duduklah!”, kata Detective Fritz yang kemudian beranjak dari duduknya dan membalik badannya lalu menghadapku sambil menyilahkan aku duduk.
“Baiklah, tolong dipercepat. Dan berhenti mengejek! Dan jangan memasang senyum apapun diwajahmu, Fritz!”, kata aku mengancam sambil berjalan menuju kursi yang disediakan.
“Baiklah, jika itu dapat membuatmu senang. Oh iya, ngomong-ngomong desain dari pintu tadi adalah peninggalan dari penemuan Ibumu. Kau seharusnya bangga dengannya.”, kata Detective Fritz yang kemudian duduk.
“Berhenti bermain-main, sekarang tanyakan saja apa yang kau butuhkan!”, jawabku.
“Oke, baiklah. Aku hanya menginformasikannya saja kepadamu. Jika ibumu mengetahui apa yang telah dia lakukan dan kau tidak mempercayainya, dia mungkin akan sedih di dunia entah dimana ia berada”, kata Detective Fritz.
“Fine, thanks anyway!”, jawabku dengan senyum yang kemudian memasang wajah marah.
Aku terduduk di sebuah kursi yang menghadap Detective Fritz. Kemudian suasana menjadi hening dan lebih serius.
“Baiklah Rico, bagaimana kabarmu saat ini? ku harap kau sehat”, kata Detective Fritz
“Tidak usah basa-basi, tanyakan saja apa yang ingin kau tanyakan!”, jawabku.
“itu salah satu pertanyaanku, karena aku harus menyakinkanmu bahwa kau baik, sehingga questioner yang aku akan tanyakan mendapatkan jawaban yang akurat”, kata Detective Fritz.
“Aku kurang baik hari ini”, jawabku judes.
“Apa karena aku yang mengacaukanmu?”, tanya Detective Fritz.
“Salah satunya. Namun sebelum kau datang ke rumahku, aku memang sedang kurang sehat. Setelah semalaman pingsan”, jawabku.
“Pingsan? Apa yang menyebabkanmu menjadi pingsan semalaman?”, tanya Detective Fritz.
“Aku terguling di tangga kemarin malam”, jawabku.
“Bagaimana kau bisa terjatuh?”, kata Detective Fritz.
“Sebenarnya apa inti permasalahan yang ingin kau tanyakan? Mengapa begitu banyak basa-basi? Aku tidak dapat lama-lama disini. Aku harus segera pulang”, jawabku dengan kesal.
“Kau harus segera pulang karena Ario?”, tanya Detective Fritz.
“Ya, salah satunya. Yang terpenting, karena aku muak melihat wajahmu”, jawabku.
“Okay, aku dapat melihat dirimu memang sangat amat tidak sehat. Tidak hanya dari segi fisik, tapi juga dari segi mentalitas”, kata Detective Fritz.
“Apa maksud ucapanmu bahwa aku tidak sehat dari segi mental? Kau bilang aku gila, hah?”, jawab aku dengan kesal.
“hmmm … mungkin belum gila, tapi mengarah kesana lah. Sepertinya kau berada dalam trauma yang sangat berat, Rico”, Jawab Detective Fritz.
“Trauma yang berat? Tak ada sedikitpun trauma yang memberatkan kehidupanku, terkecuali kejadian Ario yang menyelingkuhi aku yang berulang kali. Walaupun sudah terjadi beberapa tahun lalu, aku masih dapat merasakan bagaimana sakitnya luka itu”, kata aku.
“Aaah, lalu bagaimana kau bisa terus memikirkan Ario, mencemaskannya jika kau tidak sedang dalam trauma berat?”, tanya Detective Fritz.
“Bagaimana tidak. Hari ini dia di rumahku. Aku bermaksud membuatkan sarapan untuknya, tapi tiba-tiba aku hilang. Telepon rumah juga tidak diangkat, sekarang mungkin dia sedang mencariku”, kata aku kesal “kau benar-benar makhluk paling menyebalkan”.
“Di rumahmu? Bagaimana bisa dia di rumahmu? Dapatkah kau menceritakannya?”, tanya Detective Fritz.
“Sebenarnya hal apa yang ingin kau tanyakan, bedebah! Semua ini hanya membuang waktuku saja?”, tanyaku kesal.
“Tolong jaga ucapanmu, Rico. Aku serius!”, jawab Detective Fritz dengan mata yang tajam.
“Okay, disaat malam sebelum aku ulang tahun, aku tersesat karena masuk ke dalam bus yang kusebut sebagai bus hantu, kemudian Ario datang menjemput dan membawaku pulang. Ternyata terdapat pesta kejutan dari dia dan teman-temannya untuk merayakan pesta ulang tahunku. Keesokan harinya sepulang aku kerja, dia menjemputku, makan di Caffe, kemudian membawaku ke sebuah pesta Memorial of Love, lalu membawaku ke Camp Motel, kemudian membawaku pulang hingga sekarang kau menculikku di ruangan ini”, jawab aku.
“Okay, berarti semalam kau benar-benar pergi ke Camp Motel. Dan aku dapat memastikan bahwa kau semakin berada dalam trauma yang lebih berat, metalmu benar-benar terganggu, aku sangat menyayangkan itu, Rico. Kau sama seperti orang tuamu, sebagai seseorang yang disebut gila oleh penduduk kota ini”, kata Detective Fritz.
“Gila? Oleh penduduk kota ini?”, tanyaku dengan kaget.
“Iya, tapi aku tidak akan menceritakan semua itu karena akan memakan waktu yang lama. Sebenarnya aku ingin menanyakan satu point saja, apakah kau pergi ke Camp Motel sekitar satu sampai dua hari lalu, dan jawabannya adalah iya. Sekarang pertanyaanku, apakah kau menyusuri beberapa tempat di Camp Motel tersebut seperti tempat parkir, Lobby Utama, hingga koridor menuju tangga?”, tanya Detective Fritz.
“Absoulately Yes!”, jawabku singkat.
“Oke Rico. Polisi akan mengiramu bahwa kau terlibat dalam kecelakaan tragis yang terjadi pada malam tertanggal 14 July 2014 dimana terdapat satu bus terjun dari jalan diatas tebing setinggi 80 meter dan jatuh tepat diatas lobby Camp Motel yang berdiri dengan 5 lantai, sekitar 30 Meter dari permukaan tanah, menghancurkan bagian Lobby Camp Motel tersebut. Seluruh area sudah dilakukan penguncian, namun memang belum diberikan garis polisi. Tapi pagi ini saat polisi ingin menandai tempat itu, menemukan sidik jari yang menunjukkan dirimu, Rico. Untuk itu, aku ingin mewawancaraimu”, kata Detective Fritz.
“Oh tidak, aku sama sekali tidak mengetahui kecelakaan tragis ini. Camp Motel tampak seperti motel biasanya saat awal aku melihatnya, aku sempat masuk ke dalamnya karena didalamnya ada Ario dan Rangga. Namun seketika berubah total suasana disana menjadi Motel yang menyeramkan. Bagian Lobbynya memang terlihat sangat berantakan”, jawabku.
“Rangga? Ario?”, tanya Detective Fritz sambil mengetik sesuatu di laptopnya.
“Iya. Keduanya ada di Camp Motel juga malam itu. Tidakkah kau menemukan sidik jari dari mereka? Namun setidaknya Ario, karena menurutku Rangga adalah hantu”, kata Aku.
“Tak ada sidik jari apapun dari mereka. Polisi hanya menemukan sidik jarimu. Untuk detail lebih jelasnya, kau dapat membaca seluruh artikel yang berada dalam folder ini, silahkan kau simak baik-baik, Rico”, kata Detective Fritz sambil membalikkan laptopnya yang diberikan kepadaku.
Dalam folder yang bernama “Tragic Accident 20140714” terdapat beberapa file seperti article, laporan penelitian polisi, korban-korban yang terdeteksi, video terjadinya kecelakaan, video kemungkinan kecelakaan, dan sebagainya. Pertama kali yang aku lihat adalah video terjadinya kecelakaan yang terekam dalam cctv pada jalan tersebut. terlihat sebuah bus yang melaju dengan kencang namun setelah itu tidak diketahui kelanjutannya, kemudian terlihat lagi tiga unit motor yang dua diantaranya berisi dua orang, dan satu lagi hanya satu orang serta bus yang melaju dari arah sebaliknya yang kehilangan kendali lalu menabrak batas dan tersangkut diantara beberapa pohon. Salah satu motor dengan dua orang menabrak pagar pembatas dan kedua orangnya terpental kedepan dan jatuh di luar pembatas. Motor yang hanya dikendarai satu orang membelokkan motornya ke arah yang sebaliknya dan menabrak mobil yang tehenti di depannya dan orang itu terpental ke depan. Kemudian motor terakhir yang berisi dua orang, penumpang belakang membanting dirinya dengan membawa penumang yang depan, lalu motor melaju terus hingga menabrak mobil yang telah ditabrak oleh motor berpenumpang satu orang tersebut. kejadian ini terjadi sekitar 5 menit lamanya.
Aku yang terduduk menonton kejadian cctv ini sangat kasihan, betapa malangnya pengendara motor dan bus yang menabrak pembatas jalan tersebut. aku kemudian melihat lagi di video kedua dari cctv yang lain dimana merekam kejadian bus yang melaju dengan amat kencang yang tidak terekam dalam video sebelumnya. Bus itu dengan cepat melaju dan menabrak seorang pengendara motor di depannya yang kemudian menabrak pembatas jalan dan seolah terbang, lalu terjun kebawah. Bus dan Motor beserta pengedaranya ikut terjun ke jurang. Bus ini kemungkinan adalah bus yang diceritakan Detective Fritz yang menyerang Camp Motel dibawahnya. Dari cctv lainnya yang terdapat di Camp Motel, dengan cepat bus terjatuh menimpa Camp Motel tepat pada lobby depan Motel. Namun anehnya bus tidak meledak. Dan dalam cctv di Camp Motel ini sangat jelas, bahwasannya bemper bus terlihat cipratan darah atas pengendara motor yang ia tabrak tadi, persis seperti bus malam itu.
Dari ketiga cctv tersebut merekam, kejadiannya terjadi sekitar pukul 10.50 selama 10 menit. Dengan rasa yang sangat amat penasaran, aku langsung membuka file-file lain yang terdapat di folder tersebut. dari laporan penelitian polisi menceritakan bahwa kejadian ini disebabkan oleh bus yang ugal-ugalan yang menuju dan terjun ke camp motel. Kemudian bus dari arah sebaliknya kehilangan kendali dan menabrak pembatas jalan dan terpelosok, tersangkut diantara pohon-pohon dibawahnya. Sementara tiga buah motor dibelakan bus yang terpelosok pun juga ikut kehilangan kendali sehingga satu motor menabrak pembatas jalan, satu motor menabrak mobil yang terhenti dari arah sebaliknya dan satunya lagi membiarkan motor melaju dengan pengendara yang dengan sengaja menjatuhkan diri. Dengan membaca Laporan Penelitian polisi tersebut, polisi langsung membuatkan kemungkinan kejadian kecelakaan yang terjadi dengan animasi-animasi yang membuat pembaca laporan tersebut lebih mengerti apa yang polisi laporkan.
Kemudian, aku juga langsung membuka file mengenai identifikasi korban atas kecelakaan tragis itu. Laporan itu menjelaskan bahwa seluruh korban dapat diidentifikasi. Aku langsung terdiam dan sangat amat shock. Aku menutup mulutku dan kemudian menangis sekejar-kejarnya tanpa suara ketika aku membaca nama-nama yang terangkum dalam laporan tersebut adalah orang-orang yang aku kenal.
Plot : Kehadiran Pria Berjubah Hitam bukan seperti yang diceritakan oleh Michael dan Edwin. Pria itu menceritakan kepada Rico tentang kebenaran yang terjadi.
Sorry gan, ane potong2 ceritanya yak, soalnya kalo langsung banyak di post dimari takutnya malah boring. ini episod kalo di dalam dunia kenyataan paling gak lama, tapi karena ditulis malah jadi banyak. haha.
silahkan disimak ya gan, komentar yang tragis dan like-nya yak (kalo suka), ato LOL (kalo lucu) ato Kesal (kalo gk suka)
********
Orang itu membalikkan badannya secara perlahan. Ia memutar searah dengan jarum jam hingga akhirnya aku dapat melihat bagian depan dari orang tersebut. dugaanku benar, orang itu adalah seorang pria karena tidak memiliki lekukan di dadanya layaknya seorang wanita. Tapi agak berbeda, tidak seperti yang diceritakan yang mana terjadi pada Ojan, Michael dan Edwin. Aku dapat melihat wajah pria itu, menggunakan topi hitam, yang ditutupi oleh kupluk jubah hitamnya, kacamata hitam dan masker hitam. Badannya juga tertutup oleh jubah hitamnya itu yang memanjang hingga bagian kaki. sepatunya pun berwarna hitam. Apakah pria berjubah hitam yang disebut-sebut itu adalah dia? Wajah yang tak terlihat karena kacamata dan maskernya? Sungguh sangat aneh.
Pria itu menjulurkan tangan kanannya ke arahku, lalu mengambil tangan kiriku. Spontan tangan kiriku langsung ku tarik dan tangan kanannya ku pukul dengan menggunakan tangan kananku. “Hentikan! Siapa kamu?”, tanyaku dengan kasar.
Pria itu membuka kupluk, kacamata dan maskernya. Kemudian ia membuka kancing jubahnya hingga terlihat, bahwa ia menggunakan kemeja panjang dengan dasi kecil berwarna hitam berkilau. Tangannya mengarahkan ke saku celananya, kemudian mengambil dompet dan memberikanku kartu nama. Aku mengambil kartu nama yang diberikan tersebut dan membacanya. Ternyata pria itu adalah seorang Detective yang bernama Moscow Fritz.
“Selamat siang, aku adalah Detective Fritz. Kunjunganku kemari adalah untuk meminta mu agar dapat masuk ke dalam mobil yang terparkir di depan garasi rumah mu. Ada banyak hal yang ingin aku tanyakan kepada mu”, kata Detective Fritz memperkenalkan diri.
Ternyata orang itu adalah manusia, hanya saja berjubah hitam. Aku sedikit bisa bernafas lega karena menurutku pria berjubah yang aku temui berbeda, tidak seperti yang ditemui Michael, Ojan ataupun Edwin. Aku dapat melihat wajahnya, aku mendapatkan kartu namanya dan dia juga berbicara. Tapi pertanyaannya, mengapa ia ingin sekali menginterograsi aku?
“Terima kasih atas kartu namanya, tapi maaf, sepertinya anda salah orang. Aku tidak pernah berhubungan dengan seorang Detective, dan aku tidak pernah terlibat dalam kasus apapun”, jawab aku dengan nada kasar.
“Aku mencari seseorang yang bernama Rico Biesch, pria yang baru saja berumur 28 tahun saat 15 July 2014 kemarin, yang merupakan Pacar dari pria bernama Ario Gautama. Pria yang sendirian sejak dirinya berumur lima tahun karena ayahnya yang telah meninggal, sedangkan ibunya menghilang entah kemana, dan orang itu tinggal di rumah yang memiliki alamat persis disini. jika ku lihat dari data yang terdaftar, wajahnya sama persis seperti mu”, kata Detective Fritz dengan nada menyebalkan.
“yap, benar, akulah orang tersebut. tapi untuk apa anda mencariku? Sama sekali aku tidak terlibat dalam kasus apapun. Dan tolong diklarifikasi kembali, ibuku telah tiada bukan karena menghilang entah kemana melainkan Sang Penguasa yang mengambilnya”, kata aku.
“Sebaiknya anda ikut kami masuk ke dalam mobil terlebih dahulu”, kata Detective Fritz sambil mencengkram tangan kananku.
“Tolong untuk diselidiki kembali, kau pasti salah orang. Sebaiknya kau pergi dari rumahku sekarang juga, hanya membuang waktu. Aku tidak akan ikut”, kata aku membanting tanganku dari cengkramannya dan berbalik.
Tak lama setelah aku membalikkan badanku untuk kembali masuk dan menutup pintu, orang itu menahanku dengan memberikan lengannya tepat di leherku, melingkarkan lengannya hingga leherku tercekik, lalu memberikan sarung tangan berbau aneh ke hidung dan mulutknu. Ingin sekali rasanya berteriak, tapi aku tidak bisa. Kepala ku terasa sangat pusing, pandanganku buram dan kemudian gelap, aku pun jatuh tak sadarkan diri, namun Detective Fritz menahanku tetap berdiri. Ia meletetakkan lenganku di pundaknya, kemudian merangkulku lalu menarikku keluar, berjalan menuju mobil yang terparkir di depan garasi. Ia menaruhku di kursi belakang mobil tersebut, dan ia duduk di kursi depan disebelah supir. Kemudian mobil pun berjalan.
Aku terbangun dari pingsanku dalam keadaan duduk diatas bangku yang cukup empuk dengan kepala yang menyender meja di depanku seperti anak sekolah yang malas belajar. Aku memandang tiap sudut ruangan tersebut, semuanya adalah tembok berwarna hijau dengan pintu tanpa jendela. Ruangan ini terlihat sangat sepi, tak ada lemari atapun hiasan apapun. Yang ada hanyalah meja besar persegi, dan dua buah kursi yang jaraknya cukup jauh dan beberapa cctv yang terpasang pada setiap sudut di ruangan ini. Pencahayaan di ruangan ini cukup terang. Aku tidah tahu aku sedang berada dimana, namun aku benar-benar sendirian di ruangan ini.
Tak lama pintu terbuka dan masuklah seseorang. Kemudian pintu ditutup kembali, dan saat aku lihat wajahnya, orang itu adalah Detective Fritz, dengan menggunakan kemeja putih panjang dan dasi kecil hitam berkilau dengan celana bahan berwarna hitam sambil menjinjing tas laptop. kemudian ia duduk di kursi kosong yang menghadapku. Lalu membuka tasnya, dan membuka laptopnya, menyalakan laptopnya. Ia juga mengambil note kecil dan pulpen yang juga berada dalam tasnya tersebut.
“Oke Rico, bagaimana kabarmu? Maaf aku membawamu kemari dengan cara memaksa, tapi aku sangat perlu mewawancaraimu”, kata Detective Fritz.
“Dimana aku sekarang?”, tanyaku dengan nada kesal.
“Kamu sedang berada di ruangan interograsi. Setiap aktivitas kita di ruangan ini akan di rekam oleh beberapa cctv yang terpasang pada ruangan ini”, jawab Detective Fritz.
“Oh, baiklah. Jika menurutmu aku terlibat dalam suatu kasus, silahkan anda tanyakan kepadaku. mohon agar prosesnya dipercepat, aku dapat segera pulang ke rumah kembali. Boleh aku pinjam ponselmu? Aku ingin menelpon ke Ario bahwa aku baik-baik saja disini, aku takut dia mengkhawatirkanku karena tiba-tiba aku hilang”, kata aku.
“Apa katamu? Ario? ada di rumahmu?”, tanya Detective Fritz sambil tersenyum mengejek.
“Iya, dia sedang di rumahku. jadi sebelum wawancara dimulai, sebaiknya aku telepon ke rumah dulu. Boleh pinjam ponselmu? Karena aku tidak membawa ponsel”, kata aku.
Detective Fritz langsung memberikan ponselnya kepadaku. aku langsung menekan tombol ponsel tersebut yang dapat menghubungkan ke ponselku. Namun gagal, nomor yang ku tuju sedang tidak aktif. Aku baru teringat, bahwa hape itu sedang di charge dalam keadaan offline. Aku coba telpon ke nomornya Ario pun juga offline. Aku coba telpon ke telepon rumah, namun tak satupun mengangkat telepon ku. Hingga akhirnya aku putus asa dan mengembalikan ponsel kepadanya.
“Ada apa denganmu? Wajahmu terlihat sangat cemas”, kata Detective Fritz.
“Iya, aku sangat cemas Ario akan mengkhawatirkanku. Tak ada orang yang mengangkat telepon rumah, karena telepon rumah lah yang aktif. Aku khawatir bahwa Ario sedang mencariku. Tapi yasudah lah, cepat wawancarai aku mengenai apa yang ingin kau ketahui, setelah itu cepat bawa aku pulang”, kata Aku dengan nada kesal.
“Ternyata kegilaan dari keluarga kecil Biesch yang terjadi pada ayah ibumu juga menular ke dirimu, Rico. Kau orang terakhir yang masih terdata dalam catatan pemerintah mengenai keluarga Biesch,”, kata Detective Fritz dengan nada menyebalkan.
“Aku? Keluargaku? Gila? Apa maksud ucapanmu itu, Son of Bitch!”, jawab aku dengan marah sambil memukul meja sekencang mungkin.
“Woooo, Tolong jaga ucapanmu, kiddo!”, kata Detective Fritz dengan senyuman mengejek.
“Hentikan senyumanmu itu. By the way, terima kasih untuk jamuannya, aku bisa pulang sendiri”, kataku sambil berdiri dan meninggalkan meja. Aku berjalan menuju pintu kemudian membuka berusaha keras pintu tersebut. tapi pintu tidak dapat terbuka.
“Kau tidak memiliki access untuk dapat membuka pintu itu karena pintu itu di design dengan kendali dari otak orang-orang yang terdaftar dalam chip. Salah satunya aku, jadi jika aku tidak berniat untuk membukakan pintu untukmu, maka pintu itu tidak akan pernah terbuka”, kata Detective Fritz.
“Kalau begitu cepat buka pintu ini, aku sudah muak dengan semuanya”, kataku marah.
“Easy, boy! Duduklah sejenak, aku tidak bermaksud buruk kepadamu. Aku hanya ingin kau mengetahui sebuah kebenaran. Duduklah!”, kata Detective Fritz yang kemudian beranjak dari duduknya dan membalik badannya lalu menghadapku sambil menyilahkan aku duduk.
“Baiklah, tolong dipercepat. Dan berhenti mengejek! Dan jangan memasang senyum apapun diwajahmu, Fritz!”, kata aku mengancam sambil berjalan menuju kursi yang disediakan.
“Baiklah, jika itu dapat membuatmu senang. Oh iya, ngomong-ngomong desain dari pintu tadi adalah peninggalan dari penemuan Ibumu. Kau seharusnya bangga dengannya.”, kata Detective Fritz yang kemudian duduk.
“Berhenti bermain-main, sekarang tanyakan saja apa yang kau butuhkan!”, jawabku.
“Oke, baiklah. Aku hanya menginformasikannya saja kepadamu. Jika ibumu mengetahui apa yang telah dia lakukan dan kau tidak mempercayainya, dia mungkin akan sedih di dunia entah dimana ia berada”, kata Detective Fritz.
“Fine, thanks anyway!”, jawabku dengan senyum yang kemudian memasang wajah marah.
Aku terduduk di sebuah kursi yang menghadap Detective Fritz. Kemudian suasana menjadi hening dan lebih serius.
“Baiklah Rico, bagaimana kabarmu saat ini? ku harap kau sehat”, kata Detective Fritz
“Tidak usah basa-basi, tanyakan saja apa yang ingin kau tanyakan!”, jawabku.
“itu salah satu pertanyaanku, karena aku harus menyakinkanmu bahwa kau baik, sehingga questioner yang aku akan tanyakan mendapatkan jawaban yang akurat”, kata Detective Fritz.
“Aku kurang baik hari ini”, jawabku judes.
“Apa karena aku yang mengacaukanmu?”, tanya Detective Fritz.
“Salah satunya. Namun sebelum kau datang ke rumahku, aku memang sedang kurang sehat. Setelah semalaman pingsan”, jawabku.
“Pingsan? Apa yang menyebabkanmu menjadi pingsan semalaman?”, tanya Detective Fritz.
“Aku terguling di tangga kemarin malam”, jawabku.
“Bagaimana kau bisa terjatuh?”, kata Detective Fritz.
“Sebenarnya apa inti permasalahan yang ingin kau tanyakan? Mengapa begitu banyak basa-basi? Aku tidak dapat lama-lama disini. Aku harus segera pulang”, jawabku dengan kesal.
“Kau harus segera pulang karena Ario?”, tanya Detective Fritz.
“Ya, salah satunya. Yang terpenting, karena aku muak melihat wajahmu”, jawabku.
“Okay, aku dapat melihat dirimu memang sangat amat tidak sehat. Tidak hanya dari segi fisik, tapi juga dari segi mentalitas”, kata Detective Fritz.
“Apa maksud ucapanmu bahwa aku tidak sehat dari segi mental? Kau bilang aku gila, hah?”, jawab aku dengan kesal.
“hmmm … mungkin belum gila, tapi mengarah kesana lah. Sepertinya kau berada dalam trauma yang sangat berat, Rico”, Jawab Detective Fritz.
“Trauma yang berat? Tak ada sedikitpun trauma yang memberatkan kehidupanku, terkecuali kejadian Ario yang menyelingkuhi aku yang berulang kali. Walaupun sudah terjadi beberapa tahun lalu, aku masih dapat merasakan bagaimana sakitnya luka itu”, kata aku.
“Aaah, lalu bagaimana kau bisa terus memikirkan Ario, mencemaskannya jika kau tidak sedang dalam trauma berat?”, tanya Detective Fritz.
“Bagaimana tidak. Hari ini dia di rumahku. Aku bermaksud membuatkan sarapan untuknya, tapi tiba-tiba aku hilang. Telepon rumah juga tidak diangkat, sekarang mungkin dia sedang mencariku”, kata aku kesal “kau benar-benar makhluk paling menyebalkan”.
“Di rumahmu? Bagaimana bisa dia di rumahmu? Dapatkah kau menceritakannya?”, tanya Detective Fritz.
“Sebenarnya hal apa yang ingin kau tanyakan, bedebah! Semua ini hanya membuang waktuku saja?”, tanyaku kesal.
“Tolong jaga ucapanmu, Rico. Aku serius!”, jawab Detective Fritz dengan mata yang tajam.
“Okay, disaat malam sebelum aku ulang tahun, aku tersesat karena masuk ke dalam bus yang kusebut sebagai bus hantu, kemudian Ario datang menjemput dan membawaku pulang. Ternyata terdapat pesta kejutan dari dia dan teman-temannya untuk merayakan pesta ulang tahunku. Keesokan harinya sepulang aku kerja, dia menjemputku, makan di Caffe, kemudian membawaku ke sebuah pesta Memorial of Love, lalu membawaku ke Camp Motel, kemudian membawaku pulang hingga sekarang kau menculikku di ruangan ini”, jawab aku.
“Okay, berarti semalam kau benar-benar pergi ke Camp Motel. Dan aku dapat memastikan bahwa kau semakin berada dalam trauma yang lebih berat, metalmu benar-benar terganggu, aku sangat menyayangkan itu, Rico. Kau sama seperti orang tuamu, sebagai seseorang yang disebut gila oleh penduduk kota ini”, kata Detective Fritz.
“Gila? Oleh penduduk kota ini?”, tanyaku dengan kaget.
“Iya, tapi aku tidak akan menceritakan semua itu karena akan memakan waktu yang lama. Sebenarnya aku ingin menanyakan satu point saja, apakah kau pergi ke Camp Motel sekitar satu sampai dua hari lalu, dan jawabannya adalah iya. Sekarang pertanyaanku, apakah kau menyusuri beberapa tempat di Camp Motel tersebut seperti tempat parkir, Lobby Utama, hingga koridor menuju tangga?”, tanya Detective Fritz.
“Absoulately Yes!”, jawabku singkat.
“Oke Rico. Polisi akan mengiramu bahwa kau terlibat dalam kecelakaan tragis yang terjadi pada malam tertanggal 14 July 2014 dimana terdapat satu bus terjun dari jalan diatas tebing setinggi 80 meter dan jatuh tepat diatas lobby Camp Motel yang berdiri dengan 5 lantai, sekitar 30 Meter dari permukaan tanah, menghancurkan bagian Lobby Camp Motel tersebut. Seluruh area sudah dilakukan penguncian, namun memang belum diberikan garis polisi. Tapi pagi ini saat polisi ingin menandai tempat itu, menemukan sidik jari yang menunjukkan dirimu, Rico. Untuk itu, aku ingin mewawancaraimu”, kata Detective Fritz.
“Oh tidak, aku sama sekali tidak mengetahui kecelakaan tragis ini. Camp Motel tampak seperti motel biasanya saat awal aku melihatnya, aku sempat masuk ke dalamnya karena didalamnya ada Ario dan Rangga. Namun seketika berubah total suasana disana menjadi Motel yang menyeramkan. Bagian Lobbynya memang terlihat sangat berantakan”, jawabku.
“Rangga? Ario?”, tanya Detective Fritz sambil mengetik sesuatu di laptopnya.
“Iya. Keduanya ada di Camp Motel juga malam itu. Tidakkah kau menemukan sidik jari dari mereka? Namun setidaknya Ario, karena menurutku Rangga adalah hantu”, kata Aku.
“Tak ada sidik jari apapun dari mereka. Polisi hanya menemukan sidik jarimu. Untuk detail lebih jelasnya, kau dapat membaca seluruh artikel yang berada dalam folder ini, silahkan kau simak baik-baik, Rico”, kata Detective Fritz sambil membalikkan laptopnya yang diberikan kepadaku.
Dalam folder yang bernama “Tragic Accident 20140714” terdapat beberapa file seperti article, laporan penelitian polisi, korban-korban yang terdeteksi, video terjadinya kecelakaan, video kemungkinan kecelakaan, dan sebagainya. Pertama kali yang aku lihat adalah video terjadinya kecelakaan yang terekam dalam cctv pada jalan tersebut. terlihat sebuah bus yang melaju dengan kencang namun setelah itu tidak diketahui kelanjutannya, kemudian terlihat lagi tiga unit motor yang dua diantaranya berisi dua orang, dan satu lagi hanya satu orang serta bus yang melaju dari arah sebaliknya yang kehilangan kendali lalu menabrak batas dan tersangkut diantara beberapa pohon. Salah satu motor dengan dua orang menabrak pagar pembatas dan kedua orangnya terpental kedepan dan jatuh di luar pembatas. Motor yang hanya dikendarai satu orang membelokkan motornya ke arah yang sebaliknya dan menabrak mobil yang tehenti di depannya dan orang itu terpental ke depan. Kemudian motor terakhir yang berisi dua orang, penumpang belakang membanting dirinya dengan membawa penumang yang depan, lalu motor melaju terus hingga menabrak mobil yang telah ditabrak oleh motor berpenumpang satu orang tersebut. kejadian ini terjadi sekitar 5 menit lamanya.
Aku yang terduduk menonton kejadian cctv ini sangat kasihan, betapa malangnya pengendara motor dan bus yang menabrak pembatas jalan tersebut. aku kemudian melihat lagi di video kedua dari cctv yang lain dimana merekam kejadian bus yang melaju dengan amat kencang yang tidak terekam dalam video sebelumnya. Bus itu dengan cepat melaju dan menabrak seorang pengendara motor di depannya yang kemudian menabrak pembatas jalan dan seolah terbang, lalu terjun kebawah. Bus dan Motor beserta pengedaranya ikut terjun ke jurang. Bus ini kemungkinan adalah bus yang diceritakan Detective Fritz yang menyerang Camp Motel dibawahnya. Dari cctv lainnya yang terdapat di Camp Motel, dengan cepat bus terjatuh menimpa Camp Motel tepat pada lobby depan Motel. Namun anehnya bus tidak meledak. Dan dalam cctv di Camp Motel ini sangat jelas, bahwasannya bemper bus terlihat cipratan darah atas pengendara motor yang ia tabrak tadi, persis seperti bus malam itu.
Dari ketiga cctv tersebut merekam, kejadiannya terjadi sekitar pukul 10.50 selama 10 menit. Dengan rasa yang sangat amat penasaran, aku langsung membuka file-file lain yang terdapat di folder tersebut. dari laporan penelitian polisi menceritakan bahwa kejadian ini disebabkan oleh bus yang ugal-ugalan yang menuju dan terjun ke camp motel. Kemudian bus dari arah sebaliknya kehilangan kendali dan menabrak pembatas jalan dan terpelosok, tersangkut diantara pohon-pohon dibawahnya. Sementara tiga buah motor dibelakan bus yang terpelosok pun juga ikut kehilangan kendali sehingga satu motor menabrak pembatas jalan, satu motor menabrak mobil yang terhenti dari arah sebaliknya dan satunya lagi membiarkan motor melaju dengan pengendara yang dengan sengaja menjatuhkan diri. Dengan membaca Laporan Penelitian polisi tersebut, polisi langsung membuatkan kemungkinan kejadian kecelakaan yang terjadi dengan animasi-animasi yang membuat pembaca laporan tersebut lebih mengerti apa yang polisi laporkan.
Kemudian, aku juga langsung membuka file mengenai identifikasi korban atas kecelakaan tragis itu. Laporan itu menjelaskan bahwa seluruh korban dapat diidentifikasi. Aku langsung terdiam dan sangat amat shock. Aku menutup mulutku dan kemudian menangis sekejar-kejarnya tanpa suara ketika aku membaca nama-nama yang terangkum dalam laporan tersebut adalah orang-orang yang aku kenal.
1. Michael Tan (26thn / ditemukan tersangkut diantara pohon pembatas jalan)
2. Frojan Luth (27thn / ditemukan tersangkut diantara pohon pembatas jalan)
3. Edwin Octseiz (29thn / ditemukan diatas mobil yang terhenti di jalan)
4. Rangga Edwardo (29thn / ditemukan tergeletak di jalan)
5. Ario Gautama (30thn / ditemukan tergeletak di jalan)
Plot : Kehadiran Pria Berjubah Hitam bukan seperti yang diceritakan oleh Michael dan Edwin. Pria itu menceritakan kepada Rico tentang kebenaran yang terjadi.
Sorry gan, ane potong2 ceritanya yak, soalnya kalo langsung banyak di post dimari takutnya malah boring. ini episod kalo di dalam dunia kenyataan paling gak lama, tapi karena ditulis malah jadi banyak. haha.
silahkan disimak ya gan, komentar yang tragis dan like-nya yak (kalo suka), ato LOL (kalo lucu) ato Kesal (kalo gk suka) . special invitation for :
@Lee_4ndy @adamy @Tsunami @sinjai @kristal_air @haha5 @lulu_75 @elul @hananta @balaka @3ll0 @d_cetya @polos @cute_inuyasha @Aji_DrV