It looks like you're new here. If you want to get involved, click one of these buttons!
Copyright 2021 Queer Indonesia Archive. See our Privacy Policy. Contact us at admin@boyzforum.com
Dengan menggunakan situs ini berarti Anda setuju dengan Aturan Pakai.
BoyzForum.com adalah situs anti pedofilia!
Comments
halo agan yg ganteng... makasih banyak yaak udah duduk manis demi ane. wkwk .. eh salah maksudnya cerita ane. makin manis aja nih agan yg ini
siap. laksanakan komandan.
maaf ane sudah terlalu lama vakum. ditugasin dari kantor keluar kota terus. pikirnye asik jalan2 keluar kota tapi kalo buat kerja mah gondok juga yak haha.. sorry ane malah jadi curhat.
update-an untuk ceritanya, ane post lagi yaa gan. Silahkan disimak. semoga agan readers semua gak lupa sama lanjutan ceritanya dan berharap masih nyambung.
jangan lupa untuk komentar tragisnya lagi yak.
Aku merasakan adanya perbedaan di daerah punggungku. Sesuatu yang sangat empuk yang menjadi alas di punggungku tiba-tiba berubah menjadi sesuatu yang keras. Ada apa sebenarnya yang berada di punggungku. Aku tidak bisa melihat apapun selain kegelapan. Aku coba gunakan tubuhku yang lain, seperti tangan untuk meraba punggungku, tapi aku tidak dapat bergerak. Sesuatu menjerat dadaku. Sebenarnya ada apa dengan diriku, semua terlihat hitam pekat. Aku terus menggerak-gerakkan tubuhku, tapi sangat sulit untuk bergerak. Perubahan keadaan ini tidak asing untukku, seakan aku pernah merasakan hal ini. sesuatu yang empuk menjadi keras, yang hangat menjadi dingin, semua yang membuatku nyaman berubah menjadi tidak nyaman. Tapi aku tidak dapat mengingat sebenarnya kapan dan dimana aku merasakan hal itu. Apakah aku sedang merasakan déjà vu?
Semakin lama, aku semakin tidak nyaman dengan keadaanku sekarang. Aku mencium aroma yang kurang mengenakkan, sebenarnya aku berada dimana? Mengapa perubahan ini begitu terasa sangat signifikan? Kenapa hanya kegelapan yang dapat aku lihat? apakah aku sudah buta? Tak lama kegelapan itu berubah warna yang dari hitam pekat menjadi abu-abu tua. Aku seolah sedang disinari cahaya. Tapi walaupun begitu, aku masih belum bisa melihat apapun, selain cahaya yang menjadikan keadaan warna hitam menjadi abu-abu tua. Aku merasakan sesuatu yang lembut mendorongku dari depan, hingga aku bersandar pada sesuatu di punggungku yang aku sendiri tidak mengetahuinya. Aku berusaha mengangkat badanku agar punggungkku tidak menyandar pada sesuatu yang keras namun sangat sulit karena jeratan di dadaku. Kemudian, sandaran dari punggungku tersebut dengan cepat bergerak ke depan.
“Whooooaaaaaaa”, Teriakku karena tubuhku tersentak, yang mana sandaran punggung bergerak maju tiba-tiba terhenti dan membuatku membungkuk dan bersandar pada sebuah tali yang menjerat dadaku. Aku melihat celana panjang dan sepatu yang merupakan milikku. Sandaran punggung itu kemudian bergerak ke belakang dan berhenti dalam keadaan tegak lurus. Kemudian keluar sesuatu dari sandaran punggung yang langsung meninju kedua pundak belakangku yang dilanjutkan leher belakangku hingga terdengar suara tulang “Kreek”. Tinjuannya tidak sakit, malah sangat enak, serasa dipijit. Badanku terasa fresh kembali.
“Shock Waking Up is deactivated”, terdengar suara mesin wanita berbicara seperti itu. Dan setelah aku lihat keadaan sekitar, ternyata aku berada di dalam mobil paman. Aku baru ingat, kalau tadi aku tertidur di Mobil setelah berbincang-bincang dengan polisi.
“Bagaimana keadaanmu, Rico?”, tanya Ayah Edwin.
“Sedikit bingung, dan kaget juga. Tapi sekarang aku merasa baik, bahkan badanku sangat enak, tidak pegal”, jawabku.
“Apa kau masih merasa mengantuk?”, tanya Ibu Edwin.
“Tidak sama sekali. Tidurku kali ini sangat nyenyak sepertinya, dan saat terbangun juga terasa fresh kembali”, jawab aku.
“Smart-car ini diset selain sebagai auto-driver yang membuat kita tidur nyaman dan terbangun dengan fresh ketika kita sudah sampai di tujuan. Jadi, kita siap untuk melanjutkan apa yang harus dilakukan”, Ayah Edwin menjelaskan.
“Jadi, di dalam mobil pun kita tetap mendapatkan kualitas tidur, meskipun dalam waktu yang sangat sebentar. Kita baru tertidur sekitar satu jam lamanya”, Ibu Edwin menambahkan.
“Wow, amazing! Seandainya alat kualitas tidur dalam mobil ini ada di dalam mobilku bersama dengan auto-drivernya, jadi aku tidak perlu repot menyetir atau menyewa jasa driver lagi. hahaha …”, Puji aku sambil bercanda.
“Tidak seperti itu juga Rico. Di dalam smart-car ini, setiap bangkunya dapat mendeteksi seberapa besar kemampuan tubuh kita. Apakah dalam keadaan yang sedang bugar, atau justru lesu. Auto-Driver tidak dapat diatur jika dalam deteksi bangku kita dalam keadaan bugar”, kata Ayah Edwin.
“Ngomong-ngomong Rico, kita sudah sampai di rumahmu. Ini aku berikan beberapa cairan yang aku miliki sebagai emergency dari iritasi kulitmu karena chip yang rusak. Aku ingin kau berjanji untuk tetap menjaga emosimu, setidaknya hanya satu malam saja. bisa?”, kata Ibu Edwin.
“Iya, aku janji, aku akan berusaha menjaga emosiku tetap stabil”, jawabku.
“Jangan kau pikirkan tentang Ario. yakinlah, dia akan baik-baik saja. kau harus tenang, sebaiknya, kau langsung tidur saja agar tidak berfikir yang tidak-tidak”, kata Ibu Edwin.
“Baiklah, Bi. Aku akan memperhatikan semua advice dari Bibi”, jawabku.
Aku mengambil cairan yang diberikan oleh Ibu Edwin, kemudian aku turun dari mobil dan memberi salam hangat perpisahan. Begitupun juga mereka yang membuka kaca mobil untuk memberikan salam hangat kepadaku, lalu menutup kacanya kembali dan mobil melaju cepat meninggalkan rumah.
Aku membuka gerbang dan memasuki rumahku. aku membuka pintu rumahku lalu menekan sakelar utama rumahku yang letaknya tidak jauh dari pintu, dan listrik kembali menyala, begitupun lampu-lampunya. Aku menutup pintu rumah dan langsung menuju ke kamarku untuk mandi dan tidur.
Aku memikirkan sesuatu yang ganjal terjadi kepadaku lagi. Aku ingat kejadian dimana aku meninggalkan rumah. Saat itu aku terbangun dari tidur, pergi ke sekeliling rumah. Semuanya dalam keadaan listrik menyala, karena lampu pun masih menerangi ruangan. Sakelar aku hanya matikan jika aku berniat untuk bergegas keluar rumah, tapi saat itu aku keluar rumah bukan karena aku niat pergi, melainkan membukakan pintu Detective Fritz yang berada diluar. Kemudian aku dibius dan terbangun dalam sebuah ruangan dimana Detective Fritz membawaku. Jika memang Ario sedang berada di rumah sakit, lalu siapa yang mematikan sakelar listrik utama ini?
Aku yang sudah berada di tengah tangga, tiba-tiba berbalik turun dan berlari menuju sebuah ruangan kerjaku, yang didalamnya ada computer yang langsung terhubung dengan CCTV. Aku sangat penasaran apa yang terjadi sebenarnya. Sekarang, aku akan mencoba buktikan keganjalan yang sering aku alami, bukan dinilai dari asumsi lagi, melainkan dari bukti-bukti yang ada. Sesampainya di ruang kerjaku, aku langsung ke arah computer yang terhubung CCTV dan membuka password computer tersebut. aku kemudian mencari file backup sekitar kemarin lusa. Video CCTV aku buka, aku cepatkan durasinya hingga berada di posisi aku menerima tamu, yaitu Detective Fritz. Aku memperhatikan setiap detiknya saat itu. Aku dibius dan digendong keluar. Kemudian pintu ditutup dan lampu masih menerangi ruangan tersebut. dan tidak ada aktivitas apapun di ruangan itu.
Setelah sekitar setengah jam aku memperhatikan CCTV yang mengarah keluar, aku tidak menemukan apapun. Lampu masih dalam keadaan menerangi ruangan, tanpa adanya aktivitas yang terjadi. akhirnya aku memutuskan untuk mecepatkan durasinya, dan tiba-tiba gelap. Aku mundurkan kembali durasi-nya dan perhatikan apa yang menyebabkan lampu menjadi gelap tersebut.
Dalam CCTV itu, keadaan rumah yang terang tiba-tiba menjadi gelap. Aku mundurkan kembali durasinya dan masih dalam posisi yang sama, tiba-tiba gelap. Aku langsung pergi ke meja kerjaku dan mengambil hedset, lalu kembali ke computer tersebut dan memperhatikan baik-baik. aku putar lagi saat-saat lampu dari terang menjadi gelap. Jika dilihat dari videonya, memang tidak terjadi apapun, tapi aku mendengar suara seseorang mematikan sakelarnya. Lalu siapa yang mematikan sakelarnya? Bahkan saat pulang aku harus menyalakan sakelarnya kembali agar listrik kembali menyala.
Karena rasa penasaran, kemudian aku membuka backup video CCTV terhitung sejak aku berulang tahun. Dan aku mulai menontonnya dengan mempercepat bagian-bagian penting pada beberapa CCTV yang ada.
***Aku membuka pintu rumah, dan kemudian menutup kembali pintunya dan langsung menyalakan sakelarnya. Aku terlihat sangat senang ketika lampu menyala seperti di depanku. Padahal di depanku tidak ada apapun. Aku begerak maju dan mengulurkan kedua tangan dan memeluk udara. Dengan wajah yang sangat senang, aku terlihat sangat erat memeluk udara. Kemudian pergi ke arah meja dengan mata tertutup. Dan ketika aku membuka mata, aku langsung menutup mulutku dan memasang wajah haru. Lalu aku menyatukan kedua telapak tanganku dengan membentuk kepalan seolah aku sedang memohon sambil menutup mata. Dan kemudian meniupkan angin ke udara. Di meja itu, sudah ada pisau. Aku mengambil pisau itu, dan membuat tingkah seolah-olah aku memotong sesuatu, tapi tak lain yang aku potong adalah sebuat udara hampa. Aku bertingkah seolah dalam potonganku terdapat sesuatu yang keras, kemudian aku melakukan potongan udara dari arah lainnya dan terus seperti itu. Aku menaruh pisau diatas meja kembali, dan tanganku seolah mengambil sesuatu. A
ku membuka kepalan tanganku atas apa yang telah aku ambil, yang terlihat hanyalah kosong, taka da apapun. Tapi wajahku di CCTV terlihat sangat bahagia. Kemudian, aku ke arah sampingku dan memeluk udara kembali. Dalam pelukan udara tersebut, aku langsung tertidur, wajahku terlihat sangat nyaman seolah sesorang sedang memelukku juga. Lalu aku kembali terduduk, dan aku memberikan isi kepalan yang tak lain adalah udara kosong ke udara lainnya. Yang dilanjutkan dengan berbincang-bincang sendirian.***
Aku menangis melihat CCTV ini. Aku langsung berfikir bahwa aku gila akut. Sungguh yang aku rasakan sebenarnya bukanlah kegilaan tersebut. aku melihat orang-orang yang memberikan kejutan di ulang tahunku seperti teman-teman, kue dan hadiah di dalam kue tersebut. Tapi kenapa seperti ini? lenganku terasa perih, aku baru teringat bahwa aku harus menjaga emosiku. Karena sangat penasaran, aku kembali menonton video CCTV.
***Aku yang baru selesai dari kamar mandi memandang cermin, yang kemudian menengok ke belakang karena terdengar ketukan pintu. Aku langsung menuju ke arah pintu kamar sambil berteriak meminta Ario untuk tidak melakukan candaan karena sudah malam, terasa sangat horror. Aku membuka pintu dengan perlahan dan mengagetkan orang yang mungkin berada di depan pintu, namun tidak satupun aku temui. Aku kembali menutup pintu kamar, dan ketika aku berbalik aku terlihat sangat terkejut. Padahal di depanku tidak ada apapun. kemudian aku berbicara sendiri hingga aku pergi ke tempat tidur, bercanda sendirian lalu tertidur dengan berpelukan dengan guling.
Keesokan harinya, aku terbangun dan kemudian aku menjatuhkan diriku lagi ke tempat tidur. Aku terlihat sedang berbicara seorang diri, yang kemudian melakukan sebuah ciuman ke udara, lalu bergegas pergi ke kamar mandi dengan berjalan mundur sambil bercanda sendirian. Betapa bahagianya aku seolah aku bersama dengan Ario. Dia tak lain hanyalah sebuah udara yang bisa aku rasakan kehadirannya.
Setelah usai mandi, aku langsung berpakaian dan bersiap untuk bekerja. Saat itu aku sangat terlihat biasa saja. aku terlihat sangat lusuh, seolah aku baru bangun tidur yang hanya meratakan rambut dengan tangan saja. tidak terlihat seperti orang yang baru selesai mandi, namun penampilanku terbantu dengan pakaianku yang rapih.***
Aku berusaha untuk biasa saja menonton CCTV atas diriku ini, namun tidak bisa. Lagi-lagi aku menangis atas apa yang aku tonton. Aku menarik nafas dalam-dalam dan kembali menonton video CCTV hingga aku sudah pergi kerja tanpa mematikan sakelar utama. Aku mempercepat video CCTV tersebut dan ku temukan kembali masalah yang sama, yaitu terdengar sakelar dimatikan, dan lampu yang menerangi ruangan menjadi gelap.
Aku teringat tentang kejadian aku berangkat bekerja, dimana orang-orang melihatku agak aneh. Busik di tangan yang terjadi saat aku membuka lengan panjangku untuk melihat jam yang tidak sengaja jam tangan menggores kulitku. Seorang wanita yang memperhatikan aku dari ujung rambut hingga ujung kaki, dan komentar Kevin tentang diriku yang terlihat lusuh dan aku melihat diriku di cermin kantor pun juga sama pendapatku seperti yang Kevin bilang. Andai saja CCTV masuk ke dalam kamar mandi rumahku, mungkin aku bisa tahu apa yang ku lakukan di dalam kamar mandi. Yang aku tahu adalah Ario memandikan diriku, lalu aku pun bercanda kepadanya dengan menyemportkan air ke arahnya, dan kami pun bermain air. Jika memang Ario hanya sebuah udara yang aku rasakan kehadirannya, berarti aku tidak pernah dimandikan oleh Ario saat itu. Ini sungguh memusingkan.
Hari itu adalah hari seharian dimana aku bersama Ario. Mulai dari makan di café favorit setelah early out bekerja. Hanya sekedar makan sendirian dengan dua porsi, mungki disitulah beberapa orang melihatku aneh. Bahkan makanan yang sudah aku makan dengan yang “seharusnya” Ario makan pun diangkat secara terpisah, setelah selesai. Berarti makanan tersebut tidak pernah dimakan sedikitpun, tapi yang kulihat makanan itu hanya tersisa sebagia karena sebagian lainnya dimakan oleh Ario.
Selanjutnya, pergi ke Memorial of Love, Camp Hotel dan kembali lagi ke rumah. Pendapat Ferry, seorang polisi saat perjalanan ke acara Memorial of Love, ternyata benar. Begitupun dengan wajah bingung yang diberikan Ibu Grace, ketika aku bercerita bahwa aku pergi ke acara tersebut bersama Ario dan dia menganggapku orang gila juga benar. Tapi aku sempat berfoto dengan Ario di HP, aku lihat di HPku bahwa fotoku bersama Ario, tapi bu Grace melihatku seperti seseorang yang sangat malang saat itu.
Aku teringat bahwa terakhir kali aku menaruh HPku berada di meja, kamar tidurku. Aku langsung bergegas keluar ruang kerja, menaiki tangga dan pergi ke kamarku. Sekitar beberapa meter dari pintu kamarku, tiba-tiba terdengar suara pintu tertutup dari kamar sebelah. Fokusku langsung berbalik ke sumber suara tersebut. aku langsung mendekati arah suara tadi yang merupakan di kamar dimana teman-teman Ario pernah menginap seusai pesta ulang tahunku. Aku menempelkan daun telingaku di pintu tersebut, terdengar seperti suara seorang pria yang berbicara, namun tidak terdengar jelas.
“Bodoh sekali, sepertinya aku melakukan kesalahan yang sama”, kataku.
Aku langsung membuka pintu kamar tersebut, dan tidak ku temukan apapun di dalamnya. Dan aku berfikir bahwa aku gila untuk kesekian kalinya. Aku kemudian menghiraukan apa yang terjadi pada kamar itu dan kembali ke kamar tidurku. Aku langsung menuju meja dimana aku menaruh HPku, tapi tak kutemukan. Aku membuka laci meja tersebut, dan ternyata ada di dalamnya. Dan di dalam laci tersebut ada benda mencurigakan lainnya yaitu CD Memorial of Love, dan juga HP milik Ario.
“Kedua barang ini nyata. Aku benar-benar datang ke acara tersebut juga ke Camp Motel”, Aku bergumam dalam hati.
Aku mengambil HPku dan langsung aku buka ke folder “Gallery”. Satu per satu foto aku buka. Aku langsung fokus ke salah satu foto dimana dalam view yang Indah, aku berfoto dengannya dimana aku meminta seseorang untuk memfotokan aku dan Ario. Aku terkejut, rasanya tidak mungkin. Ternyata yang dibilang Ibu Grace benar, bahwa aku sedang sendirian di dalam foto itu. Sungguh saat itu aku berdebat dengan Ibu Grace bahwa aku berkata benar, dan menunjukkan foto ini bahwa aku melihatnya aku bersama dengan Ario di foto ini. apakah aku terjerat sihir cinta dari bayangan Ario? mengapa aku terhipnotis saat itu?
Aku kemudian terfokus pada barang yang ada di dalam laci meja itu, yaitu CD yang diberikan Ibu Grace. Ia pernah bilang bahwa semua yang terjadi di acara Memorial of Love diabadikan dalam CD tersebut. aku langsung mengambil CD dan HP Ario juga dan langsung pergi menuruni tangga menuju ruang kerjaku lagi. aku langsung pergi ke Laptop yang berada di meja kerjaku. Menyalakan, memasukkan password dan langsung memasukkan CD-nya ke dalam CD Room di Laptopku. Dan aku pun menontonnya.
***Acara Memorial of Love, diawali dengan MC yang membuka acara dengan wajah yang periang. Kemudian ditampilkan kontestan-kontestan yang sedang menunjukkan bakatnya seperti membaca puisi, berdansa dan membuat drama. Sama persis seperti yang aku tonton saat aku datang kesana. Kameranya tidak hanya menge-shoot ke satu arah saja, tapi ke berbagai arah seperti ke arah penonton. Kamera sempat meng-shoot mejaku juga dan yang kulihat, aku hanya sendirian berada di meja. Saat itu kontestan yang maju adalah kontestan yang menunjukkan aksi drama. Seharusnya aku bersama dengan Ario saat itu, tapi yang terlihat aku sendiri, berdua bersama dengan udara. Akupun terekam sedang berbicara sendirian. begitu memalukan sebenarnya, tapi dalam rekaman CD ini aku terlihat sangat senang, seolah aku benar-benar bersama Ario.
Kemudian, giliran Ario yang memulai aksinya. Dan MC-nya pun memasang wajah yang berbeda, tidak seperiang sebelumnya. Beberapa penonton juga terekam ada yang menangis. dan yang tampil diatas panggung pertama kali adalah Video Reherseal Ario yang sedang menyanyikan sebuah lagu acoustic yang aku buat, yang berjudul “You and I”. Dalam Video Reherseal tersebut, aku melihat candaan Ario yang begitu bahagia. Ia menyanyikan laguku dengan suara yang sangat khas ia, dan merdu.
Dalam video tersebut, Ario berpesan bahwa ia berjanji akan menunjukkan penampilan yang spektakuler, karena ia sudah berlatih keras mengasah suaranya menjadi merdu. Ia akan mengajakku dalam acara Memorial of Love, dan membuatku terkesima. Ia berusaha akan menjadi pemenang dalam acara ini. ia lakukan semua ini karena ia sangat malu akan audisi sebelumnya bersama denganku bagaikan bumi dan langit, suaraku yang begitu merdu sedangkan dia sangat fals. Dia ingin menunjukkan bahwa dia serius berubah, berlatih sesuai dengan yang pernah aku minta. Dan ketika saatnya suaranya menjadi merdu, ia hanya ingin berduet diatas panggung sebagai perbaikan audisi memalukan sebelumnya.
Dalam video tersebut juga, Ario bercerita sangat senang memiliki aku. Ia bilang bahwa aku adalah orang terakhir dalam hidupnya, dan suatu hari nanti ia akan menikahiku, tapi dia pesimis bisa ia lakukan atau tidak. Ia banyak bercerita tentang betapa bahagianya bersamaku. Dan kata-kata terakhir dari video itu adalah sebuah tulisan yang ia buat. Ia menyebutnya sebagai Numeric Love. Dalam tulisan yang tertulis disitu adalah :
Rico, there is 1(One) thing 2(Two) say 3(Three) words 4(Four) you, “I LOVE YOU”.
Seorang MC-pun kemudian datang dengan sebuah tangisan. Ia berkata; “Sungguh video yang mengharukan. Seandainya Ario disini sekarang, mungkin ia sedang menujukkan aksi spektakuler untuk orang yang paling ia cintai, tentang perjalanannya dengan seseorang yang tercinta yang bernama RICO. Saat ini Ario sedang koma di Rumah Sakit karena kecelakaan tragis yang terjadi belum lama ini. mari kita doakan untuk kesembuhannya, semoga ia dapat hidup kembali bersama kita dan meraih mimpi-mimpi yang telah ia bangun bersama dengan orang yang dicintainya”.
Seluruh pengunjung pun berdoa, termasuk aku yang terdiam sambil menangis. acara kembali dimulai dan kemudian pengumuman akan pemenang Memorial of Love tersebut.***
Entah berapa liter air mata yang aku telah keluarkan, menonton CD yang diberikan Ibu Grace ini. sungguh, diluar dugaanku. Semua yang aku lihat adalah, Ario tampil di depanku dengan penampilan terbaiknya. Ario yang meminta maaf kepadaku bahwa bukan ia yang menjadi pemenang. Aku yang terdiam menangis haru apa yang telah Ario lakukan kepadaku, semuanya sangat berbeda. kenyatannya adalah hanya video Reherseal Ario sebelum hari H untuk Memorial of Love ini dimulai. Dan semua orang yang menangis pada saat itu, kupikir karena begitu romantisnya Ario, tapi ternyata aku salah. Mereka menangis karena begitu malangnya Ario, yang tidak dapat tampil dan mendapatkan mimpinya.
Aku tak henti-hentinya menangis, aku sangat merindukan kehadiran Ario. aku hanya terduduk dengan wajah yang menempel di meja sambil menangis. sekarang giliran laptop yang menontoni aku berdrama tangisan. Aku sangat tidak tahu harus apa, aku tidak peduli betapa gilanya aku. Semua yang kurasakan hanya kesedihan yang menyelimuti diriku. Bahkan sekarang ini, disaat emosiku sedang meledak-ledaknya, lenganku sudah mati rasa. Tidak ada rasa perih atau sakit di lenganku lagi.
“Ario, kembalilah. Jangan kau pergi meninggalkan aku, kumohon. Hiduplah kembali. Aku berjanji, akan mengizinkanmu menikahiku. Saat ini yang aku inginkan hanya dirimu seorang”, tangisku.
Plot : Rico menyadari semua yang telah ia jalani bersama Ario selama ini hanyalah kegilaan belaka.
special invitation for :
@boygiga @octavfelix @Lee_4ndy @adamy @Tsunami @sinjai @kristal_air @haha5 @lulu_75 @elul @hananta @balaka @3ll0 @d_cetya @polos @cute_inuyasha @Aji_DrV @zakrie
*komen dulu aja ntar diedit
hihihi..
Hahaha ... bisa aja lu tong :P
Siaap siaap ... ditunggu komentarnya ...
Tapi entah ya aku belum bisa nemu point dari cerita ini. Mungkin di update-an selanjutnya..
Makasih gan uda dikomen.
Baru keliatan ente nee. Hehehe.
O.o belum keliatan yaa poinnya? Padahal ane udah jelasin tapi masih berbentuk rekaman CD itu sih. Tapi, Okeelah. Nnti tunggu di episod berikutnya. hehehe ...
Begitulah. Semoga saja Ario kembali hidup dan memperbaik suasananyaa.
thank's update-nya gan...di tunggu lanjutannya,, and tetap semangat..hohoho
Inti dari misterinya belum ada titik temu nih.
Yaa. Cinta bisa ubah seseorang menjadi "seperti" orang gila. Makasih yaa gan udab komen hehe.
Iyaah. Sama2. Makasih juga uda baca dsn komen nii. Kemungkinan tinggal satu episod lg. Jahahhaa.
Jangan laah, ente jgn kek Rico. Sakitnya tuh di ... ah sudshlah. Haha
Hehe ... sabar yaa gan. Di episod berikutnya mungkin akan lbi detail. Makasih atas waktunya.