It looks like you're new here. If you want to get involved, click one of these buttons!
Copyright 2021 Queer Indonesia Archive. See our Privacy Policy. Contact us at admin@boyzforum.com
Dengan menggunakan situs ini berarti Anda setuju dengan Aturan Pakai.
BoyzForum.com adalah situs anti pedofilia!
Comments
Ini lanjutannya Bro Lulu dan Bro yadi
Tamu di abaikan aja..
Aku nukung rusli lupain wiji.
Kembali pd jasri.
kembali pada jasri. jadi kangen dia
mention gue bang kalo update
Mejelang sore, kami kembali menapaki ruang kedatangan di bandara Sultan Thaha Jambi. Kami dijemput oleh pak Hamid dengan senyum cerahnya menyapa uwo
"ondeeh lah raso 3 tahun tidak bertemu urang tuo ini" celoteh pak Hamid si supir keluarga nenek
"coba bercermin, apo kau tuh belum tuo ?" balas uwo, heemmm
"nih oleh-oleh untuk kau, dan tutup mulut kau tidak berkomentar" nenek juga naik pitam
"alhamdulillah, berhasil senjata ku, dapat juga oleh-oleh" teriak kemenangan pak Hamid
aku begitu senang melihat strategi pak Hamid, halus, tapi mengena. Lumayan bisa menghilangkan banyak pertanyaan tentang mas Wiji
"napo kau diam sajo Rus ? itu artinyo kau kalah kan ? anak dusun ikut olimpiade pula" kata pak Hamid mencoba mendamaikan suasana, namun agak sialan juga kalimat yang lepas kendali ini dan heemm jangankan mendamaikan suasana, malah mengingkari janjinya sama nenek
bhukksss, melayang tangan nenek pada pundak pak Hamid
"lah ku suruh diam kau ! napo emang anak dusun tidak boleh berpestasi ! siapo kau ?" gertak nenek
"iyo-iyo uni, ambo diam" kata si pak Hamid
Sesampai di rumah nenek aku langsung menuju kamar nenek dan rebahan sudah tidak sabar untuk tidur
"tidur lah Rus, nanti jelang magrib aku bangunkan" kata nenek
dan
"Rus, HP kau nih !" kata papa dari ruang tamu
"iya, pa, biar saja di meja" sahutku
seketika zzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzz lah nafasku dalam irama tidur kelelehan
Hingga aku terbangun lagi oleh usapan tangan nenek di keningku ketika azan magrib usai. Aku bergegas memandikan tubuh hingga bersih untuk menghadapi sholat jamaah dengan keluarga. Setelah itu aku duduk di meja makan dengan hidangan dari restoran mana ini. Selesai oleh uwo lah saat aku tertidur kelelahan tadi.
"pengen lagi aku wan ke Pekalongan, lah tanggung dikit lagi ke Jogja" kata nenek
"uwo jugo wan" kata uwo
"sayang" kata nenek
"sayang kenapa mak ?" tanya papa Ridwan
"sayang besok Rusli sekolah harus balik" kata uwo, hemmm aku yang dijadikan alasan ...
"ga apa kok nek misal aku masih diliburkan, aku akan ikut nenek" jawabku
"mama si Wiji itu kerja mak ! mana pula bisa ngantar kita terus ? Wiji juga sesibuk itu !" kata papa Ridwan
Mendengar alasan yang masuk akal itu, mereka terdiam. Pastilah shoping yang terfikir oleh nenek dan uwo.
"coba teman si Rusli bukan si Nana. Susah jugo dan kurang leluasa" komentar uwo
"hihihi apo maksud uwo ?" aku agak geli dengan pola fikir uwo
"maksudku kalau laki-laki kan lebih mudah jalan ke jogja" kata uwo
"oh uwo masih kepengen lanjut jalan ke jogja" kesimpulanku
"Rus, sebenarnya kau yang minta waktu si Wiji ?" tanya papa Ridwan
"Iya pa, mumpung nenek ambil libur" jawabku jujur
"tapi tidak harus segitunya juga Rus" lanjutan dari papa Ridwan
"ado apo Wan ?" tanya nenek serius
"Ini mak, bacolah SMS si Wiji tuh" .... kata papa menunjukkan HP ku yang dipegang papa Ridwan tadi. Serasa melayang nafasku, apa mas Wiji ngucap-ngucap cinta, ya Allah .... apa yang akan terjadi
mengapa pula mas Wiji membalas SMS itu
"AKU BANYAK ACARA DENGAN TEMAN KAMPUS. KALAU KE SEMARANG LAGI, SUDAH BISA SENDIRI TENTUNYA AGAR TIDAK MEREPOTKAN ORANG"
Begitu tulisan SMS nya, oh gitu saja ! hihihi namun ini malah buat keluargaku sewot
"kasar nian mulutnya ! waktu dia di Jambi apa dia tidak merepotkan Rusli ? apa mamanya tidak merepotkan aku ?" kata nenek
"Nek sabar ! syukur juga lah nek lumayan ngerti jalan kita dari bandara ke pusat kota Semarang" jawabku
Mereka mencoba memikir
"ya sudah Nek, hitung-hitung budi baik, habis dong nek !" kataku sedikit menghibur
"iyo Rus, iyo astaghfirullah dan mokasih yo nak, kau rendahkan dirikau untuk menghibur kami" nenek sedikit berucap
"iyo Rus, dan kau Wan besok-besok kau jangan lihat-lihat HP anak" nasehat uwo
"wkwkw aku malah mikir anakku tuh akrab sama si Wiji" kata papa Ridwan
"Dia sama semua orang akrab sih pa" kataku
Demikianlah acara makan malam itu yang membuatku merasa separoh mati menggigil ketakutan kalau-kalau aku ketahuan main hati dengan mas Wiji.
Malam hari menjelang tidur, aku dapati papa sudah tertidur di kamarnya dan nenek juga sudah tertidur di kamarnya.
Mata ini tak kunjung bisa tertidur.
Apa karena tadi sore aku sudah tidur,
yahhh aku baca saja pelajaran untuk besok dan mengatur kalimat yang akan kubicarakan pada pihak sekolah besok mengenai final olimpiade matematika di Jakarta.
Setelah membaca dan melihat beberapa akun media sosialku ada sedikit rasa kantuk tergurat di mataku. Sudah lewat tengah malam ketika mataku bisa juga menjadi sekitar dua puluh watt, karena kupaksa untuk tidur. Terngiang status mas Wiji di wall nya
Paginya sekitar jam 06.05 ketika aku selesai mengoleskan kaki dengan embun pagi di taman belakang rumah nenek, aku dapati papa lagi bertelponan
luar biasa saja, jarang papa bertelponan
dengan demikian aku juga tergelitik untuk melihat layar HP ku
ada SMS dari nomor yang tidak ku kenal
"Rusli maaf sms dari wiji tadi malam, tante sudah menyampaikan protes dari nenekmu" ini ternyata sms dari mama mas Wiji. Berarti nenek benaran tersinggung
Terserah mas Wiji sajalah ! orang seperti itu !
memang sebegitu merepotkan nenek bagi dia ? mama dia dan Nana saja tidak repot kok
Sedikit dengan ketajaman feeling, yang menelpon papa tadi adalah mama mas Wiji. Kalau begitu, masalah sudah jelas ! tidak ada lagi hal-hal yang akan merepotkan orang hebat itu. Lucu, dia yang mengejar-ngejar, dia pula yang tergopoh-gopoh untuk mengakhiri.
Sekolah hari ini terkesan formal, banyak senyam-senyum menyambut kawan, dan digandeng oleh kepala sekolah kemana-mana, padahal aku lumayan rindu juga duduk di kelas mendengar guru di depan kelas.
Sore hari ketika membantu nenek dan papa Ridwan membenahi tagihan bank / minggu serta pembukuan, HP ku bergetar-getar
"angkat lah Rus" saran papa Ridwan
"iyo pa" jawabku
"Halo, aku tidak biasa mengangkat telpon di depan nenekku. Ado apo ?" kalimatku datar sekali untuk mas Wiji, marah juga tidak, ya sudah lah ! banyak orang yang lebih baik dari dia ini
"kamu ngadu sms ku sama papa kamu ya ?" ancam dia
"ngadu apo ? HPku kebetulan papa yang pegang" alasanku apa adanya
"sudahlah !" hardik dia
"ya sudah ! aku lagi sibuk nih sama nenek dan papa" kataku
toeeennggg .... HP dimatikan nya tuk
"orang saraf !" umpatku
"membela diri ya dia ?" tanya nenek
"tidak nenek, dia sangka aku ngadu sama papa" kataku
"heemm kebetulan HP kau sama si Ridwan" kata nenek
"ayo bae, kita lanjut" kataku dan papa Ridwan lempeng saja ! harusnya kalau papa ini bijak sana, ngapalah sms itu diperagakan segala sama nenek dan uwo, ada-ada saja !
agak kasihan juga sama mas Wiji, semarah apa mamanya ?
terima saja resiko kalau berbuat tanpa pikir panjang !
Jam 20.00 mas Wiji mencoba ngecall lagi, namun aku pas lagi takbir untuk mulai rakaat pertama sholat isya, bukan ga mau ngangkat tentunya, kalau dia mikir apa ya terserah saja ! yang penting aku mau sholat
Mnjelang jam 22 saat aku sedang on the fire dengan PR Kimia, aku sempat melirik layar FB di HPku dengan status mas Wiji .. asiknya malam pendalaman angkatan 2014 ... ternyata syair ini ada !
When will I see you again?
You left with no goodbye,
Not a single word was said,
No final kiss to seal any sins,
I had no idea of the state we were in,
I know I have a fickle heart and a bitterness,
And a wandering eye, and heaviness in my head,
But don't you remember?
Don't you remember?
The reason you loved me before,
Baby, please remember me once more,
When was the last time you thought of me?
Begitu kira-kira kalimat dia, syair dengan makna menusuk. Ya dong dia akan ingat kamu ! namanya juga malam keakraban angkatan ! jika kamu berharap aku juga akan ingat kamu, mungkin tidak akan pernah lagi.
Aku tertidur dengan perasaan dingin
Malam ini aku akui bahwa aku kangen sama Bapak dan Mamak yang tidak akan pernah lagi ku miliki.
Tiga hari menjelang uts semester ganjil di kelas XII ini aku dapat kabar dari uwo bahwa mama bang Jasri bertambah sakit keras. Terlihat nenek, uwo, dan papa Ridwan santai-santai saja. Disini hatiku yang paling lemah sepertinya !
agak kebayang nyesaknya kondisi mama bang Jasri, lama-lama menderita begitu, lebih baik rasanya menghadap yang kuasa. Aku berdoa agar mama bang Jasri tetap ingat Allah dan minta ampun terhadap semua kesalahannya yang ingin berbat jahat papa Ridwan dan aku. Jika benar dia membunuh Bapakku, tentunya Bapak sudah memaafkan.
Pagi harinya, aku mendapat fakta bahwa mama bang Jasri sudah berpulang.
Dari jauh aku tanggap dengan sikap keluarga ini, apa mereka sedih atau tidak ! agak ragu sekali bersikap, kalau sok sedih nanti mereka berfikiran aku pro pada keluarga bang jasri, kalau tidak apa-apa, nanti mereka berpendapat aku kurang peduli sama masyarakat.
Namun sikap keluarga ini santai.
Ok, aku masih banyak belajar mengenai kehidupan.
Banyak celah hidupku dilindungi oleh keluarga ini, tapi sisi hati yang sensitif agak kurang pada keluarga ini, itu berbeda dengan diriku, hingga umur sebegini aku bisa menyimpulkan ! karena mereka biasa hidup senang dengan berbagai kemudahan dari Allah, dan juga karena mereka orang hebat.
Tiga malam setelah itu aku mendengar papa memetik gitar dan berucap lagu bahasa Inggris seperti syair yang ditulis oleh mas Wiji di FB nya.
Oh indah juga notasinya, tapi aku tidak tertarik lagi yang berhubungan dengan Wiji, cukup.
Berita meninggalnya mama bang Jasri hingga ke sekolah. Sepertinya bang Jasri sudah balik ke kampus jadi beberapa yang terkait akan ikut mengucapkan belasung-kawa pada bang Jasri.
Kali ini meski dilarangpun, aku akan ikut !
Bagaimanapun, aku pernah dalam waktu sama di berbagai kegiatan dengan mama bang Jasri dulu, serta bang Jasri juga tentunya.
Wakil kepala sekolah, para honorer ADM, dan pak guru Biologi serta Agama berencana pergi. Kepala sekolah mana pula pergi, diakan pro keluarga nenek. Maka sore itu untuk pertama kali aku melihat kosan bang Jasri yang lumayan bagus dengan tempat duduk di taman bagi tamu yang lumayan banyak. Para tamu menunggu disini, sebelum masuk pada kamar kos. Aku bersalaman sama bang Jasri.
"oh kaki kau lah lumayan yo Rus ! syukurlah" kata bang Jasri begitu saja.
Kesempatan berikut, para pelayat menyampaikan salam belasung-kawanya
Bersambung ...
Selamat malam Bro, moga bahagia ya dengan Saturday Night nya
bro @3ll0 , bro @Tsunami , bro @balaka , bro @d_cetya , bro @Wita , bro @lulu_75 , bro @Hato , bro @Monster_Swifties , bro @hyujin , bro @dafaZartin , bro @sasadara , bro @centraltio , bro @fallyandra_07 , bro @fian_gundah , bro @haha_hihi12 , bro @Gabriel_Valiant, bro @cute_inuyasha , bro @Urang_Tap1n , bro @yadi212, bro @kim_juliant27 , bro @ken89 , bro @sky_borriello , bro @NanNan , bro @PeterWilll , bro @chioazura , bro @Ndraa
Iya All Bro, aku ucapin selamat datang ya di Blog Rusli ini. Moga berkenan
Makasih Bro, dan mengapa ya orang baik itu jarang yang bahagia ? padahal para koruptor saja bahagia