It looks like you're new here. If you want to get involved, click one of these buttons!
Copyright 2021 Queer Indonesia Archive. See our Privacy Policy. Contact us at admin@boyzforum.com
Dengan menggunakan situs ini berarti Anda setuju dengan Aturan Pakai.
BoyzForum.com adalah situs anti pedofilia!
Comments
Para Pembaca Budiman,
Lama nian terasa .... dan penuh pertimbangan memanduku dalam menulis. Biasanya tidak begini.
Demi sama-rasa, maka saat vakum begini tidak salahnya kita beri kesempatan pada Ulzam untuk menerangkan perbuatannya yang selalu fenomenal sukses membuat Rusli menangis.
Pada kesempatan yang tepat bertemu di Rawamangun, Ulzam berkata padaku : "ini semua tidak adil, anda-anda disini selalu membela Rusli". Ulzam adalah orang yang suka menyimak cerita di boyzstories.
Tidak ada angin sepoi-sepoi, tidak ada nyiur melmbai, dan tidak ada deburan ombak, di bilangan Rawamangun ini, dimana rumah dan kedai orang tua Ulzam berlokasi, aku tuliskan apa yang ada dalam pemikiran Ulzam.
Sebenarnya bukan ini yang aku tunggu, sesungguhnyalah aku menunggu penuh harap Email dari Rusli, namun Rusli sedemikian berat menanggung beban perasaan hingga menjauh dari jangkauan keluarganya, jauh dan sedemikian jauh.
Gerah udara Jakarta serasa tambah gerah........
dengan fakta yang dituturkan oleh Ulzam.
Ketenangan jiwa dan damai perasaanku serasa hilang. Padahal minggu yang lalu aku baru saja dari Jambi dengan sungai Batang Harinya yang begitu menarik, apa lagi dari seberangnya aku lihat rumah besar nenek si Rusli.
Terbayang Rusli ada disana mandi-mandi sambil bercanda dengan keluarganya.
Silahkan Ulzam,
aku perkirakan tidak ada yang akan menyuport pemikiranmu. Karena benar menurutmu belum tentu benar bagi orang lain. Dasar mulut kau mulut ember ! atau memang sudah begitu perjalanan hidup Rusli, yang salah satunya disakiti oleh Ulzam.
Ya Kawan semua, kita simak saja yang berikut. Karena ada benang merah dari semua kejadian.
P O V dari Ulzam
Iya betul panas udara Jakarta,
Hari ini gue pijak kembali tanah Jakarta.
Ujian semester sudah berakhir, kegiatan akademik satu semster ini sudah kelar,
dan akhirnya gue bisa menarik nafas.
Tidak demikian dengan adik-adik gue, mereka masih ujian akhir semester jadi belum bisa ikut ke Jakarta. Habis ini mereka akan membawa surat pindah untuk bersekolah kembali di bilangan Rawamangun ini.
Dengan senang hati gue turuti perintah bokap untuk membersihkan rumah yang sudah tidak terawat disini. Bokap, mirip ayam bertelor pindah-pindah dan pergi-pergi karena Putri waktu itu lagi perawatan di Pd Panjang sehingga bokap tidak bisa berlama-lama menempati rumah ini.
Kawan,
empat rumah dari sini adalah rumah keluarga Wiji. Dari kecil dia adalah teman sepermainan gue hingga tamat SMP. Dia pindah dan ikut mamanya dinas di kota Jambi dan SMA disana dan bertemu dengan Rusli dan papa Rusli serta memacari dua-duanya. Tapi sekarang gue punya keyakinan, Rusli akan jadi yang dekat denga gue, yaitu jadi pacar_jika_sange
jelas ! gue lebih mencari calon istri bukan calon booty. Semoga ga ada yang protes, kita saling menghargai pilihan hidup sesama manusia, ya ga Bro.
Tiga hari sebelum adik gue Putri meninggal dunia, gue sengaja menemui Fikri. Waktu itu gue lihat dia berdiri halaman parkir kampus Rusli dan gue.
Kalau gue renungi, dari tatapan mata Rusli, rasanya Rusli lebih memahami gue sebagaimana dia memahami adik-adik gue. Tidak adil rasanya dia berkorban ditiduri oleh Fikri karena gue perhatikan mereka sudah semakin menjadi pasangan utuh. Tahap ini tentunya bukan grepe-grepe lagi, lebih ke tindih-tindihan, apa lah ini bahasa gue.
"Lagi apo ang disini ?" tanya gue
"Lagi nunggu Rusli masih diskusi dengan cewek-cewek kakak kelasnyo" kata Fikri
"itu kumpulan cewek tomboy termasuk Rusli" kata gue
"hehehe" Fikri tersenyum dan tertawa simpul
"Sepi yo lokasi parkir ini, kebetulan gue dah mau pulang" kata gue
"iyo nih, mahasiswa sibuknyo awal semester dan akhir semester" kata si Fikri
"Setelah ko libur dan keluarga Rusli datang, gimana yo kalau gue bilang ang pacaran samo Rusli ? Pasti Rusli diusir dari keluarga beriman dan terpandang tu" kata gue memancing emosi si Fikri
Fikri tidak terpancing dia terdiam dan melamun panjang
"Sedih pastinyo si Rusli nama tercoreng walau prestasi akademik selangit" kalimat gue begitu mengiris jantung hatinya
"Renungi yo Fik, percuma sajo ang ketua BEM merusak nama baik orang dari keluarga terhormat" kalimat gue sambil berlalu.
Demikianlah, tapi setelah Putri meninggal dunia, si Fikri tuh makin nempel samo Rusli. Ternyata Dia juga bisa akrab dengan adik-adik gue.
Tapi birlah, semester depan, aku akan cari cara lain agar aku bisa sekosan dengan Rusli. Aku gunakan jasa baik adik-adikku serta nyokapku untuk membuat Rusli diam dan menerimaku seranjang dengan dia dalam satu kamar kos yang sama. Alasanya ya kan orang tua serta adik-adik gue dah pindah semua ke Jakarta, tinggal gue sendri di Padang.
Kalau begini, pasti si Fikri bisa pergi dengan baik-baik.
Gue mencari-cari Rusli setelah nilai diumumkan sekedar untuk mengucapkan selamat setelah SMS ku ga dibalasnya. Kembali jurusan kami yaitu Akuntansi mendapat perstasi akademik yang harum tingkat universitas besar di padang ini, atas jasa baik Rusli dengan masih ber IP kan 4.00 sempurna dua kali berturut-turut. Itu membuat Fakultas lain bertanya-tanya dan makin menggenjot mahasiwanya. Tetapi Rusli bagai menghilang, orang-orang kosannya juga ga tahu Rusli kemana. Mobil Brio hitamnya rapi terparkir dan diselimuti dengan cover.
Ooooo kalau seperti ini Rusli balik ke Jambi, dia tidak semester pendek (SP) karena tidak ada nilai B hahahha nilai B tidak ada yang mau ngulang, apa lagi nilai Rusli yang A apapula yang mau diulang.
Jadi begitu, gue juga bersegera menyambut tawaran bokap untuk terbang ke Jakarta ini.
Di dalam pesawat sebelum gue off kan HP, mata gue menatap layar HP itu, masih tidak ada balasan SMS dari Rusli. Mungkin pas di Jakarta saja gue call si Rusli, gini amat dia liburan, lupa semua.
Begitulah kawan rasanya, gue ga mau jadi pendamping si Rusli tapi gue juga ga mau kehilangan dia, masih gue yang salah ya kawan ?
Selagi bersih-bersih rumah dan menyusun beberapa perabot baru yang dipesan bokap, gue habiskan waktu yang sangat menyenangkan di Jakarta ini. Rasanya baru kemaren gue nyelesain SMA di Rawamangun ini, sekarang sudah tiga tahun saja berlalu.
"mas ini rumah Jl Bawal No ..... ya ?" kata pengantar sofa untuk ruang keluarga
"Iya Pak, silahkan masukkan ke dalam, lantainya belum gue pel. Ntar aja gue susun" kalimat gue untuk tukang antar itu.
"Baik mas" jawab dia
Lumayan lah, ini semua sudah layak untuk menyambut si Tito dan si Kaka yang cerewet walau tidak sebagus rumah yang di Pd Panjang dan tidak seindah hehehe mana ada pula pemandangan dan udara sesejuk itu di Jakarta, menghayal.
Alas kasur untuk si Tito dan Kaka yang belum ada
Aku telpon Nyokap
"ma, alas kasur di Pd Panjang tebal ya, ga cocok untuk sini ! gimana ?" tanyaku
"ya sudah mama beli di Bukittinggi lebih bagus dan murah" kata nyokap
"Ok lagian gue ga tahu harus beli dimana" kata gue
"air nya lancar Zam ?" tanya nyokap
"Ngalirnya malam doang, dah gue isi semua Tedmon" kata gue
"Ya udah jangan lama-lama di sana, tolong kami pas balik ke Jakarta" kata nyokap
"gue mau semster pendek ma ! Rutenya, habis nih gue mau ke Jambi, lalu ke Padang" kata gue
"OK titip salam sama Rusli, jangan lupa janjinya mengunjungi Tito dan Kaka" pesan Nyokap
Lalu telpon diputusnya Ceklleeekkkkkkkkkkk
Oh..........
Napa gue jadi tiba-tiba kangen ama Rusli ya, telpon ga, telpon ga, telpon ! akhirnya gue beraniin telpon dan siap-siap perasaan akan dihardik nya wahaha.... apa ini gue masih boong ya perhatian gue sama Rusli ?
Tiiiiittttt
Tiiiiittttttt
Tiiiiittttttt
Tidak ada jawaban, yang ada mesin penjawab bahwa nomor yang gue hubungi diluar jangkauan cobalah beberapa saat lagi.
hemmmmm
Tiba-tiba HP gue bergetar, asiiikkk moga Rusli yang call balik maka bersegera mata gue melihat
dan ternyata si Wiji
Ngapain lah manusia ini, mau perlu apa dia ya ?
"Halo" sapa gue
"elu ke Jakarta ga bilang-bilang" kata si Wiji
"woi kok elu tahu gue di Jakarta" kata gue
"bude gue lihat elu lagi rajin amat bersih-bersih rumah" kata dia
"keluarga gue mau balik lagi ke Jakarta" kata gue
"Oh gitu, gue kira elu mau dikawinin" kata dia
gue diam ga mau layanin canda dia yang seperti ini karena dia kawin sama om-om.
"Sebenarnya gue udah ada janji dengan pak Ridwan tanggal 14, 15, 16 Mei ini kan libur panjang tuh, tapi gue lagi pedekate sama anak ilmu kesehatan masyarakat, cantik tenan Bro" kata dia
"elu mah, duit orang elu ambil tapi servis elu mengecewakan" saran gue untuk kebaikkan dia
"ya sih Bro, kita lihat saja nanti" kata dia
"Jangan keceakan orang dan jangan cari rasa dendam di hati orang" kataku
"ya Zam, eh Gimana kabar Rusli ? ga berhasil elu kan dapatin dia ? gue aja merayu dia sampe ke Mekah" kata dia
Gue kembali diam, ga akan gue cerita apa-apa pada barang yang jadi obesesi bagi dia maka gue patahkan semangatnya dengan kalimat ini ;
"Orang baik, jodohnya baik juga, bukan orang seperti elu atau gue. Sekarang dia sedang jadian dengan ketua BEM. Anaknya ganteng, baik hati, dan sayang sama Rusli" kalimat gue dengan jujur untuk kebaikan si Wiji ini juga.
"elu mau manas-manasi gue dengan cerita boong elu ? gue pastikan bahwa elu ga akan pernah dapat si Rusli, karena masih ada gue Wiji !" kalimat dia begitu pede parah.
"wih masa lalu...., elu itu hanya cerita hitam di masa lalu ! sudah.. jangan ganggu kami yang di Padang, elu urus saja kebohongan elu" kata gue
"wew pagar makan tanaman kamu ini toh !" hina dia dengan bahasa kerajaan
dan aku matikan itu HP secara paksa ! Keeeekkkkkkk !
Huuuffssssss masa lalu, masih juga ngotot,
sementara orang sudah berbuat begitu panjang dengan rencana yang matang.
Pede parah besar mulut !
Jelek-jelek gini, gue berusaha berkata jujur sama Rusli. Sebagai tambahannya, perkataan adik-adik gue serta nyokap gue adalah senjata andalan. Yang terutama, Rusli suka sama gue dan suka sama daerah leluhur gue yaitu Pd Panjang.
Apa yang harus gue lakukan ??
Langkah yang tepat adalah gue selesaikan pemberesan rumah ini dan segera balik ke Padang. Gue batalkan untuk berlibur ke Jambi. Jika Wiji dan papa Rusli juga liburan ke Jambi, jiaaah bersamaan lagi karena long weekend, akan kurang enak perasaanku.
Mungkin pas bulan Ramadhan saja dengan alasan yang tepat, yaitu keluarga gue tidak ada jadi gue butuh suasana harmonis dalam makan sahur dan berbuka bersama di kota Jambi.
...........
Demikianlah Bro semua, hemmm tanggal 14,15,16 Mei yang bersejarah !
ternyata si Wiji membatalkan janjinya pada hari long weekend itu serta memberi informasi tentang Rusli terkini pada Pak Ridwan.
Dalam perasaan kecewa yang dipendam pak Ridwan karena ingkar janji si wiji, pak Ridwan lepas kendali. Tapi pak Ridwan ini salah !,
dan kenapa jadi ikut-ikutan mengobral cerita kurang baik tentang orientasi seksual Rusli yang dulu pernah jadi anak kebanggan keluarganya.
Sikap bersikerasnya Ulzam juga terlihat, itu adalah dengan maksud baik untuk melindungi Rusli
dan untuk melindungi hati si Ulzam sendiri yang apapun akan dilakukannya agar Rusli tidak jauh dari hidupnya, dan agar si Wiji tidak ikut campur lagi pada diri Rusli yang telah menemukan pengganti diri si Wiji ini.
Terus informasi dari Ulzam lagi, sebelum berangkat ke Jakarta itu, sama sekali bukan bernada ancaman bagi Fikri,
itu agar Fikri membuka mata, apa jadinya Rusli dari keluarga terhormat diketahui pacaran sesama jenis yang sangat jarang kejadiaannya,
itu akan sangat merusak nama baik keluarga.
Seperti penuturan Fikri pada part sebelum ini, iya, memang dia yang mengambil keptusan itu semata untuk membuat Rusli bahagia, agar tidak mendapat masalah yang besar di kemudian hari.
Semoga semua mengambil hikmahnya,
seorang nenek bagaimana seharusnya menjadi nenek yang baik, dan seorang Bapak bagaimana seharusnya mencontohkan sesuatu yang baik. Sudah ditebus oleh Nenek dan Pak Ridwan dengan perang mulut berkepanjangan dan sakitnya pak Ridwan.
Akan lebih baik tentunya, dan akhirnya mengerti juga perasaan orang lain.
Menurutku, kata maaf akan selalu diberikan oleh si Rusli pada mereka,
tapi perasaan hati sudah tidak bisa seperti dulunya.
Ok lah Rus, jangan bersedih lama-lama ya, ingat selalu cita-cita kau,
jangan putus kuliah !
karena dengan cara inilah kau bisa tunjukkan bahwa kau akan jadi orang terpandang karena prestasi !
bro @balaka , bro @Wita , bro @lulu_75 , bro @Hato , bro @Monster_Swifties , bro @hyujin , bro @dafaZartin , bro @sasadara , bro @centraltio , bro @fallyandra_07 , bro @fian_gundah , bro @haha_hihi12 , bro @Gabriel_Valiant, bro @cute_inuyasha , bro @Urang_Tap1n , bro @yadi212, bro @kim_juliant27 , bro @ken89 , bro @sky_borriello , bro @NanNan , bro @PeterWilll , bro @chioazura , bro @Ndraa , bro @ularuskasurius , Bro @RereLiem28 , Bro @SteveAnggara , Bro @Asu123456 , bro @boy , bro @andrean20 , bro @Raenaldi_Rere , bro @Rifal_RMR , mbak @Watiwidya40Davi , bro @kvnandrs6 , bro @nakashima , bro @j4nji , bro @abyyriza , bro @DItyadrew2 , @Mami100C
Mokasih Bro Balaka, resah hatiku tanpa komment darimu, akhirnya ada komment juga Iyah masih sabar dan tetap semangat menunggu kapan Rusli ngasih kabar