It looks like you're new here. If you want to get involved, click one of these buttons!
Copyright 2021 Queer Indonesia Archive. See our Privacy Policy. Contact us at admin@boyzforum.com
Dengan menggunakan situs ini berarti Anda setuju dengan Aturan Pakai.
BoyzForum.com adalah situs anti pedofilia!
Comments
Mgkn lg sibuk y..semangatt y..
Bertemu kembali Bro, pada kesempatan yang baik ini aku akan lanjutkan kejadian di Jambi. Namun maaf, Rusli tidak memberi kabar apapun, tidak ada sepatah Email-pun dari Rusli. Mungkin koneksi internet tidak tersedia di dusun si Rusli.
Atau Rusli ada aktivitas tertentu dalam menyambung hidup di dusun tersebut.
Alhamdulillah Bro, saat ada Job di Jambi minggu kemaren, aku ada waktu untuk menemui Jasri yang sedang bertugas di Rumah Sakit. Ada sedikit oleh-oleh cerita dari Jasri.
Aku juga sempat main-main ke Unja tapi tidak ketemu dengan Bro Sasadara, heemmmmm (Padahal sudah janjian bahwa aku ada Job bulan Mei di Jambi). Tidak apalah, Bro Sasadara mau baca kisah ini saja aku sudah bahagia hahaha.
Teringat lagi pada nasib Rusli, apapun itu dek, tetap semangat ya, dan ikhlas menjalani hidup.
Kejadian yang telah berlalu tidak aku flashback, kelu tanganku ini untuk menulis tingkah pak Ridwan. Ada ya seorang manusia yang bersifat seperti pak Ridwan.
Biarlah keadilan hidup yang akan menghukumnya.
P O V dari Jasri
Apo Kaba Kawan ?
Kali ini, aku minta waktu dan perhatian kawan sebentar saja. Aku minta maaf kalau ada yang tidak suka sama aku, lupakan dulu. Ini nada ceritanya netral tidak membela siapapun demi menolong Rusli.
Dari pada cerita ini vakum dan nggantung, maka ide bang Etonturney untuk aku agar bersedia unjuk pendapat di forum ini aku sanggupi.
Seperti ini kejadiaannya sehubungan dengan masalah yang menimpa keluarga nenek si Rusli.
"Halo Jas, nanti ado supir yang hendak aku libatkan di proyek. Aku ku tunggu kau dan supir tu di rumah yo !" kata bapak mertuaku
"Iyo pak" balasku
Setelah menjawab telpon tu, aku kembali lanjutkan tugasku dalam membantu dokter kepala pada bangsal THT ini.
Di Jambi ini, bekerja di bangsal THT menyenangkan. Karena pasien tidak terlalu rame sehingga banyak ilmu yang bisa difikirkan dan di dalami. Selain itu aku tidak suka penyakit anak, jantung, dan sebagainya. Aku lebih tertarik pada penyakit telinga, hidung, dan tenggorokan. Sehingga aku happy-happy saja bekerja disini walau gaji tidak seberapa karena statusku masih sebagai dokter-magang.
Selagi asik-asik melihat rekap medik pasien dan sedikit membuka buku teori, aku tersentak oleh kedatangan seseorang.
Duuuunngggggggg.....
heeem ini supir yang antar-jemput si Rusli ???
Lah kok pindah ingin jadi supir proyek ? Lah senang-senang di rumah mewah, kini mau berjemur-jemur di proyek ?
Atau mungkin dia kehabisan tugas karena sekarang Rusli sudah bisa berjalan dan sudah di kota Padang jadi tidak butuh jasa bapak ini lagi, mungkin !
Aku juga kurang paham nie.
"Aku tadi ditelpon mertua kau, kita pulang sama ya ke rumah kau" kata bapak supir itu
"Iya pak, aku jugo dapat perintah seperti itu tadi dari mertuaku" kataku
"Idak kau tengok bapak tiri lagi marah-marah sajo di rumah ?" kata dia
heeeehhhhh ? bapak Tiri ? Pak Ridwan ? marah-marah kenapo ? Beribu pertanyaan dalam hatiku ini.
"maksudnya Pak Ridwan ? Kenapa dia marah-marah ?" tanyaku pura-pura tidak tahu.
"melawan sajo samo orang tua ! " info dari dia yang tambah bikin penasaran saja bapak ini membuka aib orang.
"ado sebab kali pak, biasonyo pak Ridwan tidak begitu" tanggapanku
"Iyolah orang tuo nyo bela si Rusli, siapa lagi yang bela Rusli yang hidup sendiri di Padang sano" kata dia
Aku tertegun ! ini pasti serius ! Lebih dari yang kuketahui.
bela membela ? jangankan nenek itu, akupun akan membela Rusli jika aku punya energi dan uang berlebih. Tapi bukan sekarang, suatu hari nanti aku akan ada uang sendiri, amiin.
"Setahuku Rusli tidak banyak tingkah, ngapo pak Ridwan seperti itu ? " aku menenangkan bapak ini
"Panjang ceritonyo ! kau tidak akan paham ! sepertinyo si Ridwan termakan fitnah ! aku jugo sering ke Padang nengok Rusli. Anak tuh lurus tidak banyak tingkah, agamanyo baik di perguruan agama yang juga baik" kata bapak itu
"Tapi biarlah, tu urusan keluarga mereka. Yang baik itu akan tetap berkilau " kalimatku
"kalau si Ridwan seperti ini, maka umur orang-tuanya tidak akan panjang" kata Bapak itu
"selama beliau masih ada harapan sama Rusli, inshaAllah pak, umur nenek-nenek tuh masih berlanjut" doa ku
"amiiin" kata bapak itu
"Keputusan bakap nie lah tepat ? apa tidak membuat nenek itu tambah kehilangan ?" tanyaku dengan sangat pelan
"Sementaro ! daripado nganggur" kata bapak itu
"Iyolah pak, mari kito pulang ke rumah mertuaku" ajakku
"Iyo" persetujuan bapak itu.
Aku boncengi bapak itu dengan motor butut. Hanya ini yang aku punya sementara jadi dokter magang, hingga dapat gaji yang agak besar, berusaha cicil rumah sederhana dan mobil seken hahahahah, amiin suatu hari hari nanti.
Sesampainya di rumah, asiklah istriku dan keluarganya bergunjing di rumah itu.
Sudah ketahuan sih belang keluarga istri ini.
Segala kesempatan akan diambilnya yang berhubungan dengan harta keluarga nenek si Rusli. Saat pak Ridwan lemah begini, mereka tertawa HAHAHA dan pak supir yang tolol nie mau saja menerima pekerjaan proyek haram apa tuuhh, dana dari peluh dan keringat rakyat jelata dibangunin jalan amburadul.
Sudah mandi juga aku, sudah sholat juga, pergunjingan itu masih alot !
Sedikit terdengar olehku mereka membahas mengapa pak Ridwan tidak mau kawin lagi ?
apa kelakukannya di Jakarta sana ?
Kenapa ? orang kawin dan ga kawin itu hak yang teramat pribadi.
Alhamdulillah mereka tidak menceritakan si Rusli, karena mereka tidak peduli pada Rusli, karena Rusli tidak punya harta.
Bagaimana ini ya Allah ? apa yang harus aku lakukan untuk menyelamatkan pak Ridwan ? Dia adalah orang tua yang telah membesarkanku.
Apa pak Ridwan masih berhubungan dengan orang-orang seperti si Wiji dan kawan-kawan ?
Bulan-bulan kemaren aku sudah bahagia melihat pak Ridwan sudah akrab sengan seorang bapak-bapak dari Jakarta itu.
Menyimpulkan kejadian yang ada, nenek-nenek itu masih meletakkan kasih sayang pada Rusli, sehingga pak Ridwan tidak mau kalah.
Aku simpulkan begitu.
Tetapi Rusli membuat masalah apa ?
Besar sekali rasa ingin tahuku pada kejadian yang menimpa pak Ridwan. Kalau dua minggu lalu aku tidak dijawab oleh si Rusli, maka aku yakinkan bahwa aku harus menelpon si Rusli sekali lagi. Semoga ada titik terang
Treeeettttttt
Treeetttttttt
Treeettttttttt
"Nomor yang anda ............................. tidak dapat dihubungi cobalah beberapa saat lagi"
wadoohhh, aku coba lagi mendial nomor Rusli, masih begitu lagi. HP Rusli sengaja tidak aktif, ada apa ini dek ??????
Kalau ada apa-apa, siapa yang menolongmu yang sendiri di Padang sana ?
Hatiku begitu resah.
Aku lanjutkan saja waktu-ku dengan membaca rincian penyakit yang sedang dihadapi pasien yang kurawat. Sudak setengah jam rasanya, namun pergunjingan itu belum juga selesai.
Banyak bahan yang digunjingkan oleh bapak itu yang aku saja belum tahu namanya, agak berbahaya juga orang ini.
Namun begitulah, kalau kita memperkerjakan orang lain, jangan urusan pribadi diumbar sama dia, bisa terbongkar saat dia sudah tidak bekerja untuk kita.
Aku melangkah ke luar, istriku masih hahaha-hihihihi menyambut gosip atau gunjingan itu.
Ada hal yang ingin ku ketahui yaitu dengan cara mendatangi rumah nenek si Rusli. Kecil juga sih kemungkinannya, apa aku boleh masuk pintu gerbang rumah itu atau sudah tidak boleh, karena sekarang sudah menunjukkan pukul 19.10 WIB.
Hingga di pintu gerbang angker itu (karena dijaga oleh satpam pemarah) aku terhenti. Orang itu cuek saja hihihihi tanpa mau menoleh bahwa aku ini adalah orang yang dipilih Rusli hihihi. Mana ngerti pula dia, nunggu Rusli melotot baru tergopoh-gopoh membuka pintu hahaha.
Aku coba telpon pak Ridwan.
Treeetttt......
ciklik !
"Ngapo kau telpon-telpon ! ado bae nih kerjo kau" hardik pak Ridwan (ngapain kamu nelpon-nelpon ! ada saja kerja kau)
"tanyo kabar dulu lah, pak Ridwan sehat ?" kalimatku begitu sejuk heheheh
"lah agak mendingan, masuk lah kau tuh, ganggu orang sajo" kata dia, hahaha luluh juga. Lah agak mendingan ?, kenapa marah-marah sama anak hihihihi, makin tua makin mirip anak-anak.
Akhirnya pintu gerbang itu juga dibuka
"Masuk" hardik satpam pemarah nie.
Ada seorang yang duduk di depan meja kerja di lantai satu. Di lantai dua, kamar-kamar para orang kaya ini masih bersinar cahaya lampu yang teramat bagus.
"Duduk" perintah sebuah suara,
uhh... dari tadi aku dihardik orang terus, hihihihi kapan ya giliran aku menghardik, hahahah
Aku duduk dengan sopan
"Lah hamil istri kau ?" introgasi dari dia ,
astagfirullah.... pantesan dia nih bikin Rusli marah, ada ya orang tua seperti ini.
Aku agak malu, entah karena aku yang ga mampu bikin anak, hahahah
"Belum, pak, belum hamil" jawabku
"bagus" kata dia, eh ????? nenek yang Tusli panggil Uwo tuh tertawa tersipu-sipu di tangga menuju ke lantai dua.
"Kok bagus pak ?" tanyaku heran
"berkarir dulu, baru punya anak" kata dia
"untuk apa punya anak, kalau hanya untuk dimarahi-marahi" aku ajak berpolitik heemm dia termakan
"bukan urusan kau" kata dia, dan si Uwo makin tertawa hahaha
"Napo Uwo tertawa ?????" kata orang itu
"Ya biarlah orang tertawa pakai mulut sendiri, bukan mulut pak Ridwan" kataku
Dia terdiam
"Napo diam ? lebih percaya sama hasutan orang lain daripada anak sendiri" kalimatku menghentakkan dia
Uwo kali ini terdiam
"Pak Ridwan susul sekarang Rusli ke Padang, selesaikan urusan baik-baik. Kirain gampang hidup sendiri di kota orang ?" saranku selanjutnya yang kira-kira begitulah seharusnya dilakukan oleh seorang bapak. Untung bang Turney menerangkan permasalahannya.
Kalau sekarang mau mencari Rusli rasanya juga sudah tidak ada gunanya, diamana dia sekarang tidak ada yang bisa dihubungi.
"Kasihan Pak, aku sudah coba hubungi HP nya tapi tidak diangkat. Sebelum terlambat, tolong ! Dia adikku yang paling baik" kalimatku sebelum aku beranjak dari tempat duduk itu.
Pak Ridwan dan Uwo inshaAllah mengerti maksud kalimatku, itikad baik mereka sedikitnya bisa menyelamatkan masa depan Rusli, amiiiin ya Allah.
Dimana sekarang kau dek ? Jangan lupa sama cita-cita kau !
Hanyo do'a yang bisa aku ucapkan,
saat ini aku ado tanggung-jawab samo istri, gawean masih membantu orang.
Jadi... tindakan nyata belum bisa aku berikan saat ini untuk kau.
Apopun itu, Rusli akan dilindungi Allah, amiiiin.
Bersambung........
Selamat hari Minggu Bro, maaf ya. Belum ada kabar dari Rusli. Namun minggu kemaren aku ada keperluan ke Jambi dan brtemu Jasri. Ini sedikit ceritanya :
bro @balaka , bro @Wita , bro @lulu_75 , bro @Hato , bro @Monster_Swifties , bro @hyujin , bro @dafaZartin , bro @sasadara , bro @centraltio , bro @fallyandra_07 , bro @fian_gundah , bro @haha_hihi12 , bro @Gabriel_Valiant, bro @cute_inuyasha , bro @Urang_Tap1n , bro @yadi212, bro @kim_juliant27 , bro @ken89 , bro @sky_borriello , bro @NanNan , bro @PeterWilll , bro @chioazura , bro @Ndraa , bro @ularuskasurius , Bro @RereLiem28 , Bro @SteveAnggara , Bro @Asu123456 , bro @boy , bro @andrean20 , bro @Raenaldi_Rere , bro @Rifal_RMR , mbak @Watiwidya40Davi , bro @kvnandrs6 , bro @nakashima , bro @j4nji
Jgn2 hadir acara wisuda kamren ya??? Hahahah
Itu kelakuan si ridwan makin jadi.. Terhasut si wiji.. Krna dpt laporan dr ulzam ya??? Ckckckck
ada aja yg bikin rusli sedih...
Ridwan jg knp bersikap seperti itu trs, sayang umur lho !!
Rusli..moga bae" dipadang..ttp semangatt meski lagkah hidupmu seperti dg judul 'tebing terjal'
bang @turney ttp semangat y..disela" padat kerjaan msh keep writing, makasih..
Makasih Bang @Turney dah mention. Moga Rusli nya cepatan kasih kabar dan moga dianya juga baik-baik saja