It looks like you're new here. If you want to get involved, click one of these buttons!
Copyright 2021 Queer Indonesia Archive. See our Privacy Policy. Contact us at admin@boyzforum.com
Dengan menggunakan situs ini berarti Anda setuju dengan Aturan Pakai.
BoyzForum.com adalah situs anti pedofilia!
Comments
Ngk bagus persaingan namanya tuh..
minal aidin wal faidzin ye baang.
kok ulzam berubah lg siih?
fikri lo jangan ninggalin rusli lagi yee?
p. o. v. dari RUSLI
Bagian yang lalu diceritakan nenek dan papa Ridwan mengunjungiku ke Pd Panjang dan ikut sholat taraweh di kota Padang keesokan harinya. Mereka menyaksikan kegiatanku seperti apa dan itu tentunya jauh dari hasutan dan perangai pacar-muda papa Ridwan. Nenekku menyaksikan sendiri dan seperti biasa, biarlah beliau yang menilai sendiri.
Mereka merasa aku sudah jauh berubah, aku akui iya dan perubahan tersebut mereka yang menghendaki. Sejauh ini aku terhindar dari dendam, tapi untuk jadi cucu seperti keinginan nenek, aku rasa sudah tidak bisa. Aku punya pemikiran tersendiri pada hidup yang kujalani.
Sebelum nenek dan papa Ridwan balik kembali ke Jambi, lumayan menguras otak bagaimana cara menolak keinginan mereka untuk membawaku balik juga bersama mereka. Aku telah mengiyakan kegiatan yang digelar oleh perguruan ini dalam menyemarakkan Idul Fitri di kota Pd Panjang, tidak semudah itu membatalkan demi kegiatan yang belum tentu membuatku bahagia di kota Jambi sana. Untung ada famili bang Ulzam yang bisa menghadirkan jalan tengah. Acara Tito dan Kaka di kota Jambi sekitar H+3 lebaran, sehingga aku masih tetap bisa membantu acara Idul Fitri di kota Pd Panjang.
Bang Ulzam pulang ke Jakarta bersama nenek dan papa Ridwan, dan dari Jakarta nenek dan papa Ridwan melanjutkan ke kota Jambi, sedangkan bang Ulzam langsung ke rumahnya atau ke mana ke pacarnya yang baru ya terserah dia.
Tiga jam setelah mengabarkan bahwa mereka selamat sampai di kota Jambi, bedhuk Magrib datang ...
Berakhirlah bulan Ramadhan yang dicinta, entah datang atau sudah tidak akan datang lagi tahun depan.
Sedih sekali
Banyak persitiwa sedih menjelang dan dalam bulan Ramadhan tahun ini
Banyak juga kesempatan belajar jadi orang yang lebih baik pada bulan Ramadhan ini yang diberikan oleh Buya pada diriku
Aku harus berpisah
Bulan depan kegiatan akademik mulai lagi, dan dipastikan kegiatanku bersama perguruan juga harus terhenti, aku akan kangen semua ini, tidak akan pernah aku lupakan semur hidupku
Bulan depan, lebih sibuk mengurus kegiatan koperasi berupa toko buku dan puasat percetakkan di Kampus Limau Manis.
Sebagai karyawan yang digaji perguruan, sepertinya aku lebih anyak terlibat dalam dokumentasi yang bisa aku bantu dalam jarak jauh melaui E-mail.
Selesai sholat Magrib pimpinan perguruan dan pimpinan pengajar yaitu Buya dan pak Tutor duduk bersama dengan seluruh karyawan
Kami di Pd Panjang sekitar 42 orang, tapi santrinya jangan tanya banyak sekali
sebagian besar santri sudah pulang, namun yang tingkat SMA tidak boleh pulang mereka dilibatkan dalam suksesi Idul Fitri, aku juga ikut menyemarakkan.
Kami berkumpul rapat, para santri lumayan sibuk diluar mengatur kegiatan aku belum jelas apa itu, fokus ke rapat dulu ini.
Buya bersuara
"Hebat, kalian kompak ! ini tahun yang aden banggakan" kata beliau
"mokasih Buya" jawab kami serempak
"Terakhir besok sholat Id bersama di lapangan, dan panitia halal bi halal di rumah Wali Kota, lakukan tugas sebaik mungkin, jangan cacat di akhir" nasehat Buya
"isyaAllah Buya" jawab kami juga serentak
Kemudian staf pimpinan organisasi melaporkan kegiatan dan hasilnya, rata-rata sukses. Meski jumlah kami tidak banyak, namun Buya mengerti konsep Link, sehingga banyak pihak secara tidak langsung memuluskan rencana organisasi.
aku merenung dalam hati, wajar kota ini menjadi panutan, apa lagi sistem kegiatan di perguruan ini yang sudah tertata dengan baik, ini contoh yang ideal bagi kota-kota lain dalam membangun etika dan peradapan umat.
Aku tergagap ketika namaku dipanggil dan lamunanku buyar
"Rusli, mokasih yo nak, meski baru kehadiran ang dipuji ibukota Provinsi" kata sang pimpinan
terkejut juga dengan pimpinan ini ternyata dia menyimak dari belakang kegiatan kami, selama ini bertemu dia seolah tidak mau kenal siapapun, dia biasa langsung berbicara dengan Buya
"oh iyo Pak" kataku ga tahu harus komen apa
"hahahahahah" kata uda-uda dan Ibu-Ibu mengitari para pimpinan ini duduk bersama
"takajuik pulo ang, jam bara pesawat besok ? Bulan depan minimal sekali hari Minggu ang di Pd Panjang, dan minggu pertamo ang stand by di Padang, Mesjid Pusat" ultimatum dari dia
"bukan besok Pak, hari Sabtu, besok aku masih bertugas hingga halal bihalal" kataku
"yo baiklah, hati-hati di Jalan yo, dan untuk yang lain juga mau berlibur ke kampung halaman, selamat jalan, jangan telat hari Rabu lah di perguruan lagi jam 07.00" kata sang pimpinan, ketat sekali ! ya harus begitu, tapi melihat sikap mental uda-uda dan Ibu-Ibu sini aku yakin mereka adalah orang hebat hasil didikan Buya.
Keesokan harinya setelah sholat Id, aku langsung dijemput panitia halal bi halal sebagai head dari konsep acaranya (termasuk yang tersibuk, tapi menyenangkan). Aku banyak berhubungan dengan orang-rang baru dengan jabatan jangan ditanya, namanya juga pimpinan daerah. Konsepnya nyaman karena saling salam dan senyum di hari Raya, jadi lancar hihihihihi
kalau hari biasa sekedar salaman saja, nah hari Raya inilah lebih terbuka dan lebih bersahabat serta cepat juga mencari relasi. Konsep untuk memajukan bisnis ini bisa juga nih untuk ditiru.
Yang paling berkesan aku bertemu dengan keluarga Buya hihihihihi Buya punya 4 orang anak, sudah ada yang bekerja dan bekeluarga, yang paling tua tamat IAIN dan adiknya tamat IKIP jadi guru SMP, yang lainnya berusia SMA, jadi iramanya dua-dua hihihihihi ya antara yang sudah tamat kuliah dan yang masih SMA usianya agak jauh berbeda, tapi anak Buya akur. Istri buya seumuran Mamak ku, tapi lebih cantik dan baik hati tidak suka mukul anak tentunya.
Halal bi halal itu berakhir jam jelang ashar, dan waktu sholat ashar bersama aku tutup dengan aku yang jadi imamnya. Para guruku seolah kekenyangan dan mendelikkan matanya ke aku agar segera maju. Tidak bisa aku lukiskan bahagiaku jika aku bisa memnuat guruku tersenyum, inilah rasa hatiku saat itu. Buya sudah bersiap pulang bersama wali kota dan staff kompak sekali mereka, aku perkirakan walikota sini juga anak murid Buya atau paling tidak seperguruan dengan Buya melihat usia mereka dekatan dan kompaknya beda bukan seperti sikap birokratis pada sebuah jabatan.
Setelah itu bang Fikri datang ke halaman rumah dinas ini. Aku ajak bang Fikri menikmati hidangan yang ku tata tadi, alhamdulillah masih tersisa lumayan banyak malah, jadi bang Fikri bisa makan.
Satu persatu orang menghilang
Tadi dan malam kemaren kami juga sudah saling pamitan
Kebetulan aku yang jadi head konsep acara hari ini dan mungkin orang yang terakhir pulang.
Selesai bang Fikri makan, tinggalah pihak katering yang menunggu, dan aku membereskan segala administrasinya dengan pihak katering.
Setelah itu aku mohon pamit dengan pengurus rumah dinas ini.
"Jadi kito ke Bukittinggi dek ?" tanya bang Fikri
"Iyo jadi bang, aku ingin sekali melihat lebaran di Bukittinggi" kataku
"Ya rame dek, kota wisata begitu" jawab bang Fikri
Syukur sekali, terkabul juga keinginanku untuk melihat keramaian di hari yang Fitri di Bukittinggi bersama bang Fikri.
Duduk berdua dalam sunset warna orange di langit tampak indah di pinggiran Ngarai Sianok ini. Kami memesan es campur dan bakwan hangat sebagai hidangan yang pas disore hari untuk yang pacaran. Banyak gadis-gadis ga tahu mungkin dari kampung baru ke luar ke Bukittinggi lihat keramaian lebaran asik memandangi kami dan bang Fikri santai saja. Di pantai Bungus rasanya tidak seperti ini sekali, hemmm. Akhirnya aku sapa
"adiak liek apo ?" kataku
"Liek uda" jawabnya
"liaek apo uda ? uda kan pakai sarawa" kataku (lihat apanya ? aku kan pakai celana)
bang Fikri mulai terpingkal-pingkal
"ndeeehh uda porno, ganteng-ganteng porno, kok uda duduk sama cowok ? liek tu semua bangku cewek cowok" kata dia
aku menoleh ke semua bangku iyaaa cewek-cowok pacaran dan bang Fikri makin ketawa
wkwkwkwk katanya
"Idul Fitri tuh hari suci adiak, ndak boleh pacaran" nasehatku
"oh gitu yo uda ? mokasih yo uda, uda ganteng bana" kata dia sambil berlalu
wkwkwk baru kali ini ada cewek bilang ang ganteng .... begitu ketawa setan bang Fikri hihihihi sepertinya dia tidak setuju sekali aku berubah jadi jadi ganteng, tapi siapa yang mandang sih .. masa cewek yang mandang bilang cantik, ya pasti dia bilang ganteng.
Selepas sholat Magrib, kami makan di Simpang Raya Aur Kuning, uweeeenak sekali, inilah pusatnya Simpang Raya, aku akui ini, sangat enak, apa lagi ayam pop nya.
Masih berkeliling lihat gemerlap kota Bukittinggi yang terjebak macet sejak dari tadi ... namun menarik tidak seperti macet di Jakarta tentunya.
Kami berlama-lama duduk berdua di depan Jam Gadang malam itu, masih juga banyak orang pacaran hahahaha mereka saja tidak tahu kami juga pacaran
ada beberapa cemilan hangat yang kami cicipi disekitar Jam Gadang itu.
Jam 10 malam bawaan bang Fikri dah berat ke-ujung saja, berat ke ujung itu apa ya mirip sesuatu harus dipompa karena dah tiba di ujung tinggal dikencangkan saja lutut dan otot perut hahahahahaha, berat ke-ujung itu = sange, hahahah gitu aja translatenya repot muter-muter......
Mengingat ke Padang sampainya dah larut malam sekali, kami chek in ke hotel, tapi terlihat seperti kawan yang baik-baik bukan yang bagai mana gitu. Lagian orang sini belum begitu curiga dengan pasangan maho, hihihihi.
Takut digrebek ormas, bang Fikri sudah tidak tahan ketika lima menit aku lolipop benda kenyal dalam CD nya dan langsung aku ditelentangkannya dan digesekannnya bagian yang kulolipop tadi ke burung mungilku, akhirnya kami sama-sama mengeluarkan cairan kental lengkets hihihihi
Gitu saja Om tante abang kakak uda mas mbak dan teman-teman, kami belum melakukan hal-hal tusuk sate, wkwkwkwk
begini saja bang Fikri sudah sangat bahagia bisa menyalurkan hasrat birahinya.
Segera kami mebersihkan diri dan tidur dengan sangat sopan, sehingga bila digrebek, ga ada bukti apapun, karena ini adalah kota agamis.
Jam 07.00 pagi kami bergerak turun dari Bukittinggi menuju arah kota Padang dan bang Fikri mengantarkanku ke bandara Minang Kabau.
Pesawat biru kebanggan nasional berangkat sekitar pukul 09.15 meski ini masih lebaran ke-dua tapi bandara sangat mebludak rame yang datang dan pergi.
Bang Fikri juga sudah pergi ke Bungus, keponakanku saja belum terkunjungi. Aku ingin membawakan beberapa baju bayi untuk anak si Cinta tentunya bang Fikri juga sangat sayang sama keponakannya itu. Setelah balik ke Padang lagi, aku akan berkunjung sebelum sibuk oleh agenda kuliah.
Aku terpaku menunggu di ruang keberangkatan, mengenang kejadian sejenak dengan bang Fikri. Lumayanlah meski sejenak, yang penting perhatian dia terlihat dengan tulus yang ku sangka hubungan ini hanya akan berlangsung 1 minggu paling lama ini sudah lebih 6 bulan masih terpelihara.
Dalam pesawat yang nyaman dan udara yang sangat cerah nyaris tanpa guncangan aku tertidur dengan santai. Tidak ada ide harus ngapa-ngapain di Jambi,
bagaimana harus bersikap jika ada sedulur nenek yang senyum-senyum sinis jika masih ingat aku perusak anak cowok orang seperti yang digosipkan mereka ??? mengingat ini lunglai tubuh ini ya Allah, atau keluarga mas Wiji juga ikut dalam silaturahmi ini ? untuk kasus yang satu ini aku yakin sekali bahwa papa Ridwan benar-benar sayang sama mas Wiji.
Aku kumpulkan segenap energi dan kembali ingat bahwa menyambung silaturahmi di hari yang Fitri adalah ibadah ! jadi aku melupakan apapun perasaan dulu. Semoga mereka juga bersikap begitu sehingga tidak ada yang akan tersinggung.
Terfikir juga bagaimana kondisi bang Jasri sekarang ? keluarga bang Jasri baik-baik saja ? sudah lama tidak berkontak dengan dia, terakhir sejak aku membuang nomor HP. Moga lancar saja karir bang Jasri dan bisa membangun Jambi terutama membangun keluarganya jadi bermental mandiri tidak meminta harta orang dengan cara tidak baik. Bang Jasri lah yang mampu mengubah semua ini.
Transit di Soeta sekitar satu setengah Jam, aku kembali melayang menuju kota Jambi dengan pesawat biru tujuan Jambi. Lebih ramah yang dari Padang tadi ada Pramugaranya dua orang hihihihi yang ini pamugari semua. Emang pesawat ini karang sekali ada pramugara, tapi yang ke Amsterdam aku dengar ada beberapa pramugaranya wkwkwkwk
Di pintu kedatangan bandara Sultan Taha, aku disambut oleh orang tua lengkap ada papa Ridwan, ada nenek, ada uwo, dan ada satu supir baru sepertinya aku belum kenal
"oh cucu nenek datang juga akhirnya" aku dipeluk tak bisa menghindar oleh nenek dan yang menyaksikan yang sebagian besar kenal nenek senyum seraya berkata
"wah datang jugo cucu uni akhirnyo senangnyo !" kata mereka
"tuh kan uwo tambah putih kulitnyo" komen papa Ridwan
"hihihi iyo Rus, tambah putih kau tu ! " kata Uwo
"aku Ramadhan full di perguruan Uwo idak kemnao-mano" jawabku seadanya takut disangka sok akrab lagi
Kepalaku clangak-clinguk ke kiri dan kanan, kalau-kalau ada bang Jasri, tapi tidak kulihat mana itu raih bang Jasri, mungkin dia ga dikasih tahu nenek bahwa aku akan datang. Mana pula nenek mau bicara dengan bang Jasri, oh nenek ku
"cari siapo Rus, nah cari supir baru yo, iko nyo supir baru" kata nenek
"heheh supir baru, aku Rusli pak" menjabat tangan pak supir baru
"Namo apak ko Tarmuji" kata nenek
"oh iya salam kenal pak" kataku
"walah ini dia toh cucu kesangan uni tu ?" kata apak itu
"aku kuliah di Padang pak, jadi baru kali ini ketemu " jawabku
"Idak apo" jawab dia
"Ayo jalan pak" ajak nenek
"Ayo" persetujuan dia
"Cerah cuaca Rus di jalan ?" tanya Uwo
"Alhamdulillah Uwo, idak ado guncangan" kataku
"Dah pamit sama Buya tadi ?" tanya nenek
"sudah nek ! nek walikota tu siapa Buya ?" tanyaku
"sepupu Buya" jawab papa Ridwan
"eehhhh papa tahu ?" tanyaku
"Papa ngikuti jugalah Rus perkembangan kampung halaman" kata papa
"Papa kenal walikota tu ?" tanyaku
"Termasuk yang aktif menyuruh berkumpul orang Pd Panjang di jakarta, papa sering bertemu" kata Papa
"oh..... lumayan sibuk jugo papa di jakarta" jawabku
"heeem heemmm kito dak boleh ngomong-ngomong Jakarta, sensitif" kata Uwo wkwkwkwwk ada-ada saja
"apo loh uwo tuh" papa berusaha senyum dalam desak dada nenek mulai mengenang sesuatu di jakarta aib papa wkwkwwk
"Ya sudah Uwo, biarlah Uwo, sekarang aku tanya bagaimana ngaji papa dengan bang Ilyas ?" tanyaku
"Baik Rus... kadang-kadang prakterk dengan mamak malam jum'at" kata papa Ridwan
"malam Jum'at serem amat" protesku
"Biar setan terusir Rus" kata Uwo sambil melirik papa Ridwan wahahaha tersingunglah papa Ridwan dibilang setan begitu
"haa lah bakalabiahan bana Uwo tuh" kata si dia protes (ahh dah keterlaluan benar Uwo tuh)
"wkwkwkwwk" sekarang giliran nenek tertawa
"adhuhh Ruusli coba ada kamu disini saja, mungkin tiap hari mereka bisa tertawa bahagia" kata supir
"ya tertawa tertawa saja ! idak harus ado aku tentunyo" saranku
"tuh Uni dnegar saran cucu tersayang" kata si supir
"Ridwan tulah cari masalah" kata Uwo
"ondeh Uwo tuh iyo lah sabana bakalabihan" hardik papa Ridwan
"wkwkwwkwk" nenek ketawa semaput diikuti oleh uwo
aku bingung
sudah lama ga dengar orang tertawa seperti ini
kangen juga sama nenek seperti ini seperti dulu selamanya, namun hari harus berganti nek .......
sampai di rumah, masih seperti yang dulu, namun ini bukan dunia ku !
kami terhenpas di kusri ruangan depan kamar-kamar
yang tak dapat aku hindari adalah membaringkan kepala ke dekapan nenek dan nenek mengusap rambutku, di samping nenek ada Uwo yang sesekali juga mengusap rambutku, dihadapan nenek biasanya ada papa Ridwan
Namun kali ini papa Ridwan dekat ke juntaian kaki ku
"Papa masuk kamarlah, aku mau tidur dekat nenek" kataku spontan
"wkwkwkwwk" kembali ketawa nenek hanya itu yang bisa dilakukan lihat anaknya bingung
"loh aku kok diusir, idak boleh ya papa disini ? ya dah papa lanjutin lagi pelajaran dari Ilyas" kata dia
"Ya bagus gitu ! bangga karyawan papa jika papa bisa jadi imam" saranku
"OK Rus" kata Papa Ridwan
"Dah sampai Juz berapa Pa?" tanyaku
"Juz 6 Rus" jawab papa dari dalam kamar ku
Aku berdiri dari dekapan nenek dan mengambil ransel yang ku sandang tadi
"Nah kebetulan nih Pa, aku ada ilmu yang khusus, ada arti arti tertentu dari pertalian kata di Juz 6 ini, kebetulan aku Print kan untuk papa, moga tambah mengerti ya Pa" kalimatku
"wah dalam sekali kajian anak papa nih" kata papa Ridwan
"kalau ada waktu, BUya akan senang sekali diskusi dengan Papa" saranku
"Pasti itu nak" kesediaan Papa
amiiinnn semoga Papa menjadi papa yang baik selayaknya begitu, jauh dari kesenagan dunia karena umur terus berjalan, waktu semakin pendek saat menghadap Pencipta pasti akan datang.
Kesempatan yang tersisa aku gunakan membantu nenek dan Uwo memasak masakan kesenangan nenek
"ondeh Wo....... jernih nian suaro Rusli Wo bawain ayat Al A'ala kalau boleh ngerekan aku rekam Wo" kata nenek
"sound systemnya yang bagus di Padang tuh nek" kataku merendah
"Nah tu kan, aku disuruh jago rumah giliran cucuku melafazkan ayat aku tidak mendengar, uni tega nian" kata Uwo
"ya sudah nanti kita sholat magrib" ajak ku
"nian yo Rus....." kata nenek dan Uwo
Aku mengimami orang tuaku, sementara waktu hingga papa benaran mahir, dan aku lebih rilex dari yang di Padang emaren jadinya hanya demi Allah saja sehingga terdengar lebih khusyuk, yang penting orang tuaku bahagia, alhamdulillah
Dalam makan malam
"nek mano bang Jasri nek ?" tanyaku dengan penuh hati-hati
"ngapo pulo itu yang kau tanyo ?" kata nenek
"Iyolah nek, ga baik begitu nek, bang Jasri tuh manusia juga kan nek, nenek harus lebih bijaksana" nasehatku
semua diam
"maaf kan nenek Rus, maaf, Jasri sedang ambil spesialis di Palembang" kata nenek
"nah gitu nek, bang Jasri itu sayang samo nenek dan papa, karena latar-belakang keluarga saja nenek jadi ambil jarak" kataku
nenek diam dan semua diam
"ini lembaran baru kan nek, papa, uwo ? kito mulai dengan yang baik, umur kito dak ado yang tahu" nasehatku selanjutnya
"insyaAllah nak" persetujuan papa Ridwan
"amiiinnn Pa" jawabku
"Jangan mandang aku cak itu nian Rus" sangkal nenek
"bukan nek, kalau bang Jasri berkunjung, sapa saja dan sekedar tanya bagaimana kabar kuliah kamu ? itu jadi obat penyemangat yang ampiuh" kalimatku
Ternyata bang Jasri ambil spesialis syukurlah, istrinya bagaimana ? masih betah ? hihihihihi semoga yang terbaik saja di Palembang sana, bang Jasri akan ketemu dokter muda yang ganteng amiiinnnnn
p. o. v. dari ULZAM
Papa sebenarnya ga bisa menemani kami ke kota Jambi mengingat kesibukkan permulaan buka toko jadi persiapannya segala hal. Namun mengingat talian kerabat papa lebih peduli. Kemudian gue yang menuntun langkah adik-adik dan mama gue jalan dengan papa. Yang dicarikan papa masih si singa merah bisa terbang, syukurnya ga ada lagi delay. Yang penting sampai di kota Jambi dan bertemu dengan si kamek Rusli. kamek = enak untuk dicipok hehehe. Tito dan Kaka milih duduk dekat ke jendala sebelah biar merasa dah besar hehehe,
jadi gue, mama, papa duduk sebaris.
"woh.... mama swenang Zam bisa melihat kota Jambi" kata mama di dalam pesawat yang terbang sangat tenang iya cuaca sangat cerah dan cedrung terik
"Rusli jadi ga ma datang ?" gue pengen kepastian
"Sudah dari kemaren kaleee Zam" kata mama
"awwww dah dari kemaren mama ga kasih tahu" kata gue
"kamu ga nanya !" sergah papa biar aku diam
Kemudian pesawat serasa lebih melayang sehingga perasaan ngatuk ga dapat dihindari kamipun tertidur dan terbangun saat pesawat sudah siap-siap mau mendarat,
iya lumayan singkat terasa, kalau ke Padang emang lebih jauh dan lebih lama.
Di bandara sana kita disambut oleh nenek si Rusli dan satu nenek yang lain, mungkin ini yang disebut Rusli dengan istilah Uwo
"selamat datang, oh ini si kecil nya" kata nenek Rusli
"Makasih Ibu, ini Tito, ini Kaka" kata mama dan papaku
"Ayo langsung ke rumah" ajak si nenek
"mana Rusli bu ?" tanya mama lagi pasti ini yang ditanya wkwkwkwk
"lagi mancing ikan sama papanya" kata si nenek
"adoh uda Rusli kami datang malah mancing" protes Tito dan Kaka
"hahah bukan begitu, tadi subuh papanya belajar ngaji samo ILyas, langsung mancing, kata Rusli Tito dan Kaka suka Ikan" jawab si nenek
"hehehehe uda Rusli" guman ke dua adek ku
waktu mau masuk mobil jemputan yang super bagus kami terhenti oleh banyak orang yang juga dari Jakarta mengahmpiri nenek si Rusli ini
"uni... uni.... langsung ke Aston kan ?" kata mereka
"iyo langsung ke Aston, sudah ada yang ngatur" kata si nenek
sepertinya mau ada acara besar dari relasi bisnis keluarga Rusli
Berjalanlah mobil dan kami disuguhi pemandangan yang indah bedaaaaaa dengan Pd panjang, mata adek gue ga berkedip.
Supirnya Ramah dan memberi informasi atas segalanya
saat menaiki jembatan panjang menuju rumah si Rusli, aku juga begumam, indah sekali dan di ujung seberang sana terlihat rumah yang dengan halaman yang sangat luas, heemmmmmmm keren
Pintu gerbang dibuka
Pintu mobil juga dibuka
Terlihat seseorang yang teramat cakep senyum kamek menyambut kami, di sampingnya ada bapak-bapak yang masih menyisakan keelekokan wajah
"uda Rusli ............................" dua adik gue berlarian mengambil satu paha jadi adil hahahah
"selamat datang Om dan Tante, aman Tito dan Kaka ?" suara orang yang paling cakep siang ini dengan balutan pakaian orang berkelas di Jambi ini baru gue paham inilah dia sebenarnya
"makasih Rus, aman !, banyak dapat ikannya ?" kata papa gue
"Banyak om hehehe..., ini papa om" kata dia duuuh ingin gue cipok bibirnya wkwkwkw
terlihat papa dia menjabat tangan papa gue
Perbincangan berlanjut ke ruang Privasi dengan naik satu tangga yang mewah
"waw......... " Tito dan Kaka terbelalak melihat taman rumah ini dan ruang karyawan yang rapi
"Mana kamar uda Rusli" kata adik gue
"Bentar lagi !, Ulzam, Tito, Kaka, dan Uda Rusli tidur sekamar, mama-papa sekamar" kata nenek
Rusli bingung
"Terus papa tidur dimana nek ?" tanya dia
"di jalan saja" kata nenek
"wkwkwkw" kami tertawa
"naah ini kamar uda" kata dia ketika kami sampai dalam sebuah kamar mewah,
terlihat deretan lemari kayu yang bagus penuh dengan piala dan piagam, foto-foto berseragam SMP dan SMA seorang anak yang pakai tongkat ataupun kursi roda.
"wah banyak banget piala uda, kamar uda bagus sekali" kata kaka
"iyah foto uda bagus-bagus, uda sakit ya waktu SMA ?" tanya Tito dengan halus, adik gue ini jauh beda emang dari gue lebih pandai memilih kata meski masih kecil.
"iya uda ga bisa jalan waktu SMA" kata dia, baru aku lihat buktinya sekarang
Itu di pojok, ada satu lemari besar, itu aku kira lemari pakaian dia,
hanya ini yang terucap ckckckckck
"Nah.... Tito, kaka, bang Ulzam, dari kaca jendela ini terlihat itu tempat pemandian keluarga, kalau lagi sedih maka terhibur memandang ini" kata Rusli
kami berlari menuju jendela kamarnya
"waw.... betulan bagus Rus, tapi dalam ya ?" kata gue
"mandi di tepi-tepi saja, kalau dah ahli berenang boleh ke dalam sungai itu dalam bang, ga boleh sembarangan di tepi tepi sajalah dan harus sepengetahuan uwo" saran si Rusli
"aku mau mandiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiii" adik gue bersorak dan berlari ke luar
lalu di jawab oleh si nenek
"hari ini kita sibuk banyak acara, jadi besok mandinya ya" kalimat si nenek
"asiiikkk acara apa nek ?" tanya adikku
"acara yang menyenangkan ! cerewet nian kalian nih " sorak nenek
"heheheh mirip Rusli kecil wkwkwkw" kata nenek yang dipanggil Rusli Uwo
"iyo apo ?" Rusli protes
"wkwkwkwk" kata neneknya
"Gimana Bu, cocok ya si Ulzam jadi menantu Ibu ? kalau di Pd Panjang itu terus perkataan si Ulzam" tiba-tiba candaan papa Gue datang tak terperkirakan
"Menantu apo ? wkwkwkw ado-ado se ang ko ! cucu den tuh milik Indonesia" kata nenek si Rusli
"hahaha calon imam besar tu uda" kata papa Rusli
"ondeeeh iyo barek tuh Zam perjuangan ang, wkwkwkwkw" bertaburan tertawa mama dan papa Gue membuat gue malu.
Inilah tali sedulur itu ya ga dibuat-buat, dan misteri,
gue ga tahu dari mana datanganya adik gue sayang Rusli, terutama Putri di surga sana dia selalu mendo'a kan keselamatan uda Ruslinya.
Tapi gue makin tahu diri, untuk mendapatkan rusli sekaligus berproses untuk membuat diri gue lebih baik, karena orang yang akan gue raih memang bukan orang sembarangan.
Setidaknya gue tahu cara melindungi Rusli dan segala sisi hidup akan banyak toleransi untuk kami berdua atas nama garis kerabat,
dibandingin Rusli sama orang yang ga jelas.
Padat acara kami emang, pertama jamuan makan dengan masakan ikan bakar yang dihidangkan Rusli, resep keluarga Resep Uwo, adek gue makan begitu lahap, ikan bakar inilah yang dia cari selalu. Kami berkeliling kota Jambi dan daerah tepi sungai selalu jadi favorit gue dan adik-adik gue.
Rusli menunjukkan SMA nya mana, tempat makan Sate favorit keluarganya, Rumah Makan favorit keluarganya, dan tempat upacara sedekahan keluarganya.
Puassssss gue lebih dalam mengenal calon pendamping langkah gue di kemudian hari.
Habis magrib kami menuju Hotel Aston Jambi tempat acara silaturahmi relasi Bisnis dan semua karyawan keluarga Rusli, keren choy ! perusahaan ramah tamah begini akan sukses selalu karena dibangun atas landasan kebersamaan bukan untung semata.
Ruang pertemuannya lantai dua luas dan terbuka, dari sini lampu-lampu kota jambi sudah kelihatan mulai hidup makin gelap makin terlihat nyala lampu itu kelap-kelip.
Rapi dan keren semua yang datang sudah menempati bankgu dengan well come drinknya.
Kami asik juga berempat dua adik gue menggoyang-goyangkan kakinya mengikuti musik hehehe Rusli senyum melihat kocaknya adik-adik gue
Datang menghampir beberapa relasi bisnis keluarganya
"wahhh rusli makin tinggi makin kuat kakinya ya ?" kata seorang ibu-ibu
"oh iya tante, makasih" kata dia
"ingat kami ga ?" kata mereka kemudian
"ingat, waktu itu kita bertemu di Puncak ?" kata dia
"iya betul wkwkwkwk" kata mereka..... mhmmmm Rusli juga kadang-kadang mengikuti trip bisnis keluarganya
Tiba-tiba saja pembawa acara berkata begini : "silahkan cucu tersayang ditunggu penampilannya sekarang juga"
Rusli bengong, dan kemudian memandang mata adik-adik gue
"kkkkkkkkkkkkk ayo uda.... cemungud...." adik gue kegirangan
Rusli berjalan ke panggung dan semua mata menanti tidak sabar suara penyejuk jiwa,
ga bisa gue lukiskan dengan kata kerennya Rusli malam itu dengan warna biru silver kebanggaaanya jadi nuansa pakaiannya dan sepatunya.
Gue seketika bersiap dengan alat rekam gue.
Rusli memilih-milih lagu dan dia berhenti pada halaman tertentu dan mengkodekan pada pemusik hotel Aston ini
Ting ting ting ting................ piano dan gitar mengalun mulus diikuti suara merintih pedih khas mengoyak perasaan dari Rusli
I will not make the same mistakes that you did
I will not let myself
Cause my heart so much misery
I will not break the way you did,
You fell so hard
I've learned the hard way
To never let it get that far
(Ternyata lagu because of you berupa nada protes pada papanya, menusuk sekali makna yang tercipta, tuh rasain papa demi seseorang ! tapi bagus begitu hingga sekarang gue ada kesempatan dapat dia ini, heemmm kalo ngga sama wiji terus dia nih)
Because of you
I never stray too far from the sidewalk
Because of you
I learned to play on the safe side so I don't get hurt
Because of you
I find it hard to trust not only me, but everyone around me
Because of you
I am afraid
I lose my way
And it's not too long before you point it out
I cannot cry
Because I know that's weakness in your eyes
I'm forced to fake
A smile, a laugh everyday of my life
My heart can't possibly break
When it wasn't even whole to start with
Because of you
I never stray too far from the sidewalk
Because of you
I learned to play on the safe side so I don't get hurt
Because of you
I find it hard to trust not only me, but everyone around me
Because of you
I am afraid
I watched you die
I heard you cry every night in your sleep
I was so young
You should have known better than to lean on me
You never thought of anyone else
You just saw your pain
And now I cry in the middle of the night
For the same damn thing
Because of you
I never stray too far from the sidewalk
I learned to play on the safe side so I don't get hurt
I try my hardest just to forget everything
I don't know how to let anyone else in
I'm ashamed of my life because it's empty
Because of you
I am afraid
Because of you
Because of you
I will not make the same mistakes that you did
I will not let myself cause my heart so much misery
bro @balaka , bro @Wita , bro @lulu_75 , bro @Hato , bro @Monster_Swifties , bro @hyujin , bro @dafaZartin , bro @sasadara , bro @centraltio , bro @fallyandra_07 , bro @fian_gundah , bro @haha_hihi12 , bro @Gabriel_Valiant, bro @cute_inuyasha , bro @Urang_Tap1n , bro @yadi212, bro @kim_juliant27 , bro @ken89 , bro @sky_borriello , bro @NanNan , bro @PeterWilll , bro @chioazura , bro @Ndraa , bro @ularuskasurius , Bro @RereLiem28 , Bro @SteveAnggara , Bro @Asu123456 , bro @boy , bro @andrean20 , bro @Raenaldi_Rere , bro @Rifal_RMR , mbak @Watiwidya40Davi , bro @kvnandrs6 , bro @nakashima , bro @j4nji , bro @abyyriza , bro @DItyadrew2 , @Mami100C , bro @raka rahadian , bro @alvin21 , bro @Sho_Lee , bro @Flowerboy , bro @rama_andikaa , bro @syafiq
sabar ya Bro, aku juga ga ngerti apa maunya. Kadang kebelet sama cewek, cepat bosan, ganggu orang, kadang baik. Seolah dia paham sekali bahwa Rusli suka pada dirinya, padahal belum tentu begitu
Selamat lebaran ya, makasih Bro Rama atas waktunya. Selain tabokan kita kirim do'a untuk wiji, biar bisa menyukseskan citra LGBT di tanah air diterima masyarakat karena prestasi
Selamat Idul Fitri Bro Lulu aduh baru sempat silaturahmi ini membalas komen2 sahabat, apa kabar Bro ? moga sukses selalu ya
Awaw.... selamat Idul Fitri juga Bro maaf lahir batin ya, aduuhh kalau makan ketupat ga pakai opor ooo pakai gulai nangka atau gulai taoco ? aku pernah loh bro makan lontong gulai pakis di Jambi seeeeeeeedaaap betul, di jakarta cari dimana ya ? heheheh Apa kabar Bro habis Ramadhan ? moga happy always