It looks like you're new here. If you want to get involved, click one of these buttons!
Copyright 2021 Queer Indonesia Archive. See our Privacy Policy. Contact us at admin@boyzforum.com
Dengan menggunakan situs ini berarti Anda setuju dengan Aturan Pakai.
BoyzForum.com adalah situs anti pedofilia!
Comments
Saya baru 15taun Kakak #kasih tampang imut2
@Moccachiino lu piara "Kucing" ? :-/
Part 3 : Insiden kecil di pasar minggu
HARRIS POV
"Aku baru tau kalau ada penginapan seperti ini di desa ini" ucap Nial berbinar binar ketika memasuki taman penginapanku yang dihiasi dengan banyak tumbuhan hias. "Atau mungkin karena aku yang jarang main ke daerah ini yah?"
"That's it" Nial masih saja berbinar melihat tanaman tanaman hias . Dude , they're just a plant! Mereka bahkan tak bisa mengeluarkan suara seperti gitar kepunyaan Slash. "Come in" ucapku sambil membuka pintu ruanganku .
"AAAAAAARRRGGGGHHHG!!!!!"
Why does he screaming? "Hei kau kenapa?"
Nial langsung membelakangiku . What the heck? "I.. itu! Kau dan temanmu sama sana exhibionis!"
Huh? Aku melirik Bima sedang "full-naked" tanpa sehelai banangpun yang sedang melepaskan handuk dan akan memakai dalamannya. I remembered he said that once he had seen an exhibionist from German. Kenapa dia justru berteriak melihat tubuh telanjang Bima?
"A.. apa kalian berdua ini gay hipersex lagi exhibionis!?"
"Dia kenapa?" Tanya Bima padaku yang langsung kujawab dengan gelengan . Ia sudah selesai memasang celananya dan keluar sambil menenteng baju kaus.
"It's done. Kenapa kau harus seperti itu sih?"
Wajahnya memerah. And i love that face even more!
"Should i answer that useless question?"
Dammit! Dia selalu saja punya cara untuk memutar mutarkan pertanyaanku .
"Ayo masuk"
Aku mengajaknya melewati ruang tengah dimana Bima sedang duduk sambil menonton televisi . While Nial mengekor dibelakangku. Cute
"Here we are. Kamarku. Dan di sebelahnya adalah kamar Bima"
"Who is Bima?"
"Gay-Hypersex-Exhibionist yang kau takuti tadi. Huh"
Dia mendengus . "Apa kau baru saja menertawakanku?"
"What? I'm not!" Aku menyesal telah membawanya kesini . Ingin rasanya aku menarik semua kata kataku tentangnya karena semua tuduhan tuduhan anehnya yang tak berargumen itu. But he is Cute . He IS. "Sekarang lepaskan celanamu dan.."
Dia terbelalak (lagi) . "NO!! DASAR BULE MESUM!!" Ia juga memotong kalimatku
"...Pakai celanaku"
"Huh?"
"Kau buka celanamu , dan akan kupinjamkan kau celanaku"
"You won't ask me to show you my body , don't you?"
"What if i want? Apa kau mau?"
"PERVERT!!" Dia lalu memukuliku (lagi) . And still , powerless (dude!)
"Kau buka celanamu , dan gantilah dengan celanaku didalam sana" aku menunjuk sebuah lemari "pick whatever you want . Then wear it. Aku ada diluar jika kau telah selesai"
Aku berjalan keluar kamar meninggalkan Nial dan menghampiru Bima yang kini tengah serius menonton TV .
"Apa yang kau tonton?"
Dia menoleh padaku sebentar dan kembali fokus pada TV-nya . "Berita"
"Siang siang begini? Apa di Indonesia juga mempunyai channel seperti Al-Jazeera?"
"It's TVFirst , dan isinya berita semua"
Aku ikut duduk disamping Bima dan meraih remot dari atas pahanya . News is boring . I want something more , like , film? Aku yakin Indonesia juga memiliki HBO
"Eeh jangan diganti dulu!"
"Apa sih yang mereka bahas?" They speak Indonesia and i do not get it at all!
Bima menggaruk garuk bagian belakang kepalanya lalu mencabut sehelai rambut dan menjilatinya . Bad habits . "Polisi Indonesia berhasil menghentikan pengedaran narkotika di selat malaka . Get it now?"
Selat Malaka? Lebih baik aku tak bertanya lagi . If i do , Bima akan berceloteh panjang lebar mengalahkan Teressa -siswi paling cerewet ketika jam Ekonomi-.
"Apa yang salah dengan narkoba? Temanku bahkan juga pengguna"
"Di Indonesia , pemakaian zat zat itu secara illegal akan dikenakan hukuman . Tak jarang juga di penjara"
Bima beranjak keluar dari kamar dengan memakai celana jeans-ku yang benar benar kedodoran di pinggangnya . Dammit! He's adorable! Taruhan 5 Dollar pasti Bima juga berpendapat yang sama denganku .
"Celananya ngga ada yang pas. Jadi kupakai yang ini saja"
"Jika kau bisa memeluknya , akan kuberikan kau Gitar Listrik koleksi" bisik Bima padaku.
Who scares?
Aku berjalan mendekatinya dan .. he's blushing . I.. i.. i'm speechless .
"Cepatlah . Aku malu . Aku ingin pulang"
Aku melirik Bima yang melihatku dengan tatapan menantang . Come on! Jangan panggil aku Harris The Heartbreaker jika memeluk orang ini saja tidak bisa .
"Eeh. Ehh! What are you doing!?" Dia terkejut saat aku memeluknya dari belakang . Alih alih untuk menaikkan pinggang celananya sih .
"Let me go!"
Bima terkekeh di tempatnya melihat aksiku yang dengan nekatnya memeluk Nial . Aku semakin mendekatkan kepalaku menuju tengkuknya dan seketika ia berbalik lalu
CUP! Hari hari berikutnya kulewatkan seperti biasa bersama Bima . Main basket , makan bareng , nonton , main basket lagi , makan lagi , nonton , main basket lagi , makan bareng lagi , nonton lagi , ah sudahlah aku bosan menceritakannya .
Tak ada yang spesial kecuali pada siang harinya . Aku kembali melihat that cute boy saat aku bermain basket beraama Bima . I've tried my best to say hi but he just avoid me . Aku hanya berniat untuk mengajaknya masuk kedalam penginapan lagi dan memberikan celananya . Ah! Apa dia benar benar mengangaggapku dan Bima sebagai salah seorang exhibionis yang hypersex dan sewaktu waktu akan memperkosanya? Bima bahkan bukan gay sepertiku . And i won't give my thang to random people also . I'm not a bitch either a slut . Not both of them .
Dan sepanjang minggu , tak sekalipun kami bertegur sapa . Jika "menjauhlah dariku!" , "aku tak mengenalmu" termasuk hitungan . Maka kami telah bertegur sapa beberapa kali . Seriously? This is ridiculous .
Pagi ini aku dan Bima kembali menyantap sarapan pagi kami didepan TV. Beberapa sayur sayuran yang ia panggil dengan "pecal" dan "Jahe Panas" . I prefer Hot Chocolate , tapi tenyata Jahe Panas juga cocok jika diminum dalam suhu yang bisa dikatakan dingin .
Aturan yang telah tercipta begitu saja diantara kami berdua adalah , "Siapa yang cepat , dia dapat" . I mean , seperti saat ini . Siapa yang berhasil lebih dahulu menyentuh remote TV . He'll lead the TV and no one can stop him . Dan aku kalah . Sialan .
Parahnya lagi , Bima juga tak menonton HDO , RUBAH , atau yang lainnya yang menayangkan film film berkualitas setiap harinya . Dia masih saja betah berkutat dengan berita yang , so boring . That's my opinion . Really .
"Gimana?" Tanya Bima
"What was how?"
"How's the Pecal taste like on your mind?"
"Ehmm.. agak pedas . Aku terbiasa makan makanan yang agak manis dirumah . Tak sedikitpun ayah mau memberiku makanan yang pedas . Bahkan camilan . Tapi percayalah , aku lebih licik dari apa yang ia bayangkan" then i'm smirkin'.
"Dasar bule gila" dan Bima kembali menyantap Pecalnya
"Bisakah kau ganti siarannya? Aku ingin menonton acara yang ku mengerti!"
"No"
"Come on...."
Bima Menggeleng. Kalau sudah begini , Bima emang tak bisa diharapkan lagi belas kasihannya. Lagian , "Apa sih asiknya nonton berita itu? Lagipula , berita yang kau tonton hari ini tak akan diuji dalam test Sosiologi ataupun Antropologi"
Bima menyipitkan matanya padaku . Geez , "Aku adalah calon penegak kebenaran . Dan aku harus mengetahui keadaan dunia setiap harinya"
"Penegak kebenaran? You mean , Captain America?"
Dia terkekeh , "Hanya jika aku mempunyai tameng dan badan sepertinya"
Aku mendengus sebal , "Kali ini apa yang mereka bahas?"
"Masih sama , pengedaran narkotika"
What a breaking-heart-news. Tadinya aku berharap orang orang di TVFirst ini membahas tentang basket. Ternyata hanya berita picisan yang murahan. "I've got to go"
"Kemana?"
"Pasar minggu"
"Bisa sendiri?"
"Who do you think i am?"
"Kalau gitu aku belikan aku dalaman . Dalamanku sobek kemarin saat kumasukkan kedalam mesin cuci"
Dasar pemalas . "I'll take my leave then"
****
Kau takkan pernah menghirup udara yang sama seperti di kota jika kau sedang berada pada sebuah desa. Sepertinya kalimat itu benar -itu kalimat Bima- . Meski pagi ini rasanya tak jauh berbeda dengan keadaan Lima pada malam hari , tapi udara yang kuhirup rasanya benar benar bersih . I feel like , i'm back to nature . Para petani yang sedang bekerja di sawah dan ladangnya , anak anak kecil yang berlarian bersama teman temannya sambil menendang nendang sebuah ban bekas . Wanita wanita yang membawa tumpukan tinggi pakaian -yang sepertinya baru selesai dicuci dari danau- diatas kepala.
"Excuse me , boy . Apa kau tau dimana letak PASAR MINGGU?" Kataku sambil sedikit menunduk .
Hening . Anak itu kelihatan ingin menjawab tapi ragu untuk mengatakan . Just say it , kid! Mungkin aku harus mengulang pertanyaanku lagi.
"Apa kau tahu dimana PASAR MINGGU?"
Hening . Masih saja tak ada jawaban .
"A kicek abang ko? (Abang ngomong apaan sih?)"
Huh? What did he say? "Excuse me?"
"Pasa minggu dakek lai nyo bang ,abang luruih beko belok kanan . Tu pasa minggu mah (Deket kok bang. Tinggal lurus ntar belok kanan)"
Which language in the world did he used to speak with? Aku sama sekali tak mengerti . "May i beg your pardon?"
"Dia bilang, pasar minggu tinggal lurus nanti kau belok ke kanan"
Aku menoleh kebelakang. That cute guy! Kebetulan sekali! "Kau kenapa ada disini?"
Dia berbicara sebentar pada anak kecil itu -entah apa yang dibicarakannya- dan diikuti anggukan dan beberapa senyuman kecil di wajah anak itu dan lalu ia pergi . Meninggalkan Nial bersamaku .
"Apa yang membawamu kesini?"
Geez , dia menatapku seperti itu lagi . "Bisa tidak kau berhenti menatapku seperti itu?"
"Apa yang salah dengan tatapanku?"
"Kau meremehkanku"
"I'm not"
"Yes you are"
Kami berbelok di depan sebuah kedai sayur-sayuran dan sebuah tempat makan. Dia seperti berhenti berbicara padaku dan lebih memilih fokus berjalan . Kenapa sih?
"Punten , Mas Nial"
Dan sepanjang perjalanan banyak sekali orang orang yang berbicara bahasa yang sama sekali tak kumengerti kepada Nial . Kadang dengan suara yang agak diberatkan pada beberapa huruf dan kata . Kadang bahasanya terdengar agak kasar bagiku. Tapi kusimpulkan 1 hal dari itu semua , Nial adalah orang yang cukup terkenal di kampung ini . Meski dia seperti tak mau lagi kenal denganku.
Kami berhenti ditengah tengah sebuah keramaian. Aku belum pernah berada disini. Ada banyak toko disekelilingku ,ada yang menjual bahan bahan masakan, sayur sayuran, pakaian, semua tersebar di beberapa tempat. Tak beraturan. Dan juga kumuh. But i like it. Seriously, this is great.
"Aku pergi dulu" Nial lalu kembali berjalan dan meninggalkanku. Langsung saja kuraih tangannya , siapa yang mau ditinggal di tempat seperti ini.
"What?"
"Aku belum pernah pergi ke tempat ini"
"Lalu?"
"Jadilah guide ku . Would you?"
"No" Ia kembali melanjutkan jalannya dan meninggalkanku.
"Temanilah aku ke toko pakaian , dan akan ku traktir kau minum" tawarku lagi kembali meraih tangannya
"Disini tak ada wine , Harris"
Benarkah? Sucks .
"Kalau begitu akan kutraktir kau... " aku mengedarkan pandanganku kesekeliling. Ah! Itu! "Itu"
Dia mengernyit . Lalu tertawa. Apa yang salah?
"Kau ingin mentraktirku jengkol?"
Apa itu jengkol? Isn't that a Dorayaki just like the one that doraemon used to eat? "Oh ayolah apapun permintaanmu akan kukabulkan. Temani aku. Aku hanya takut tersesat"
Dia terlihat berpikir sejenak sebelum akhirnya menyetujui ajakanku. Finally! Setelah 5 hari dan akhirnya kami bisa berbicara lagi. Dan aku juga kembali bisa menikmati wajah lucunya. How fun!. Kami berjalan beriringan dan menyinggahi beberapa toko pakaian. Sebenarnya ada beberapa toko yang menyediakan CD Ukuran yang pas untuk Bima. Tapi aku sengaja mengajak Nial berkeliling. Just to enjoy his cuteness.
Sepanjang perjalanan kami bercerita hal hal yang tak berguna -menurutku- . Seperti , mengapa terlalu banyak bahasa alien di desa ini. Atau kenapa didesa ini hal hal seperti gay dan lesbian bukanlah hal yang tabu. Atau mengapa tak ada text terjemahan berbahasa inggris disetiap acara yang disiarkan di TV. Nial hanya menanggapinya santai dengan beberapa kali ketawa. You know? Kalau dia tertawa , kau pasti akan tertantang untuk membuatnya tetap tertawa.
Saat kami ingin memasuki sebuah toko pakaian , kami dihadang oleh beberapa orang yang berpakaian punk. Mereka kelihatannya teler. Apa mereka baru saja menggunakan .. ah benar. Aku bisa melihat bubuk bubuknya diatas meja yang tak jauh dari mereka .
"Hello mister , kowe iki besar pisan badane . Ehh.. sopo iki.. si Nial tho?" Salah satu dari mereka mencolek dagu Nial. Damn. Siapa mereka?
"Stop!" Kataku sambil menjauhkan tangannya dari Nial.
"Eeh eh santai mister , kami ini kan nio main main lo jo si cantik ko.. (Kami kan juga mau main main ama si cantik ini).." dan salah seorang lagi dengan lancangnya meremas bokong Nial . Entahlah kepalaku terasa panas saat itu. Langsung saja aku menendang orang yang berani meremas bokong Nial hingga ia terpental dan terjerembab pada tumpukan jerami .
Teman temannya yang lain -juga teler pastinya- kemudian juga mengambil ancang ancang untuk bersiap menyerangku . Ku tarik tangan Nial dan menyembunyikannya dibelakang punggungku .
Salah satu dari mereka datang bersiap melayangkan kepalan tangan kanannya padaku. Namun aku berhasil menahannya dan melayangkan beberapa pukulanku tepat di ulu hatinya. Ia meringis kesakitan dan terjatuh. Dua orang yang lain berteriak -entah apa yang mereka teriakan- dan menyerangku dari dua sisi dengan botol bir di tangan mereka . Aku berbalik dan menundukkan kepala Nial. Aku berhasil menendang salah seorang dari mereka , tapi yang seorang lagi berhasil mengenai kepalaku dengan botol nya . Fuck it .
Aku mendorong Nial sedikit kebelakang dan aku mengangkat sebuah tong sayuran yang berada disampingku dan melemparkannya pada orang itu yang sukses mengenai kepalanya dan membuatnya terjatuh seketika.
Everyones fall. Sialan. Pelipisku terasa sedikit perih.
"Kau tidak apa apa?"
@Adi_suseno10 @ramadhani_rizky @bianagustine @arifinselalusial @Tsu_no_YanYan @lulu_75 @d_cetya @3ll0 @Tsunami