It looks like you're new here. If you want to get involved, click one of these buttons!
Copyright 2021 Queer Indonesia Archive. See our Privacy Policy. Contact us at admin@boyzforum.com
Dengan menggunakan situs ini berarti Anda setuju dengan Aturan Pakai.
BoyzForum.com adalah situs anti pedofilia!
Comments
Saya gak peduli jika nama penyanyi lain dalam daftar di atas salah sebut. Tapi, salah nyebut nama THE BEATLES, sama berdosanya dg nyebut panggilan yg keliru pada nama-nama rasul perjanjian lama. Haha.
Udah lama juga gak coret-coret di thread ini. Ambil judul yg 'populer' dulu aja deh--kebetulan ada yg share cover version lagu ini di wall FB saya beberapa hari lalu.
Que Sera, Sera (Doris Day)
Lagu ini pertama kali muncul di film The Man Who Knew Too Much (Alfred Hitchcock, 1956). Meski saya lebih suka filmnya yg versi ori (versi tahun 1934), tapi film ini bisa menyamai ketenaran film lamanya selain karena bintang-bintang besarnya, juga karena kemunculan lagunya.
Mungkin kebanyakan kita pernah melihat iklan Thailand yg menampilkan anak-anak berkebutuhan khusus menyanyikan lagu ini, dan beberapa dari kita mungkin akan menangis saat menyaksikannya. Namun, di luar hal ini, lagu ini banyak dikritik karena lirik-liriknya yang bernada pesimis--gambaran masa depan yang liar, tak terbayang, dan kepasrahan mengikuti arus.
Yang harus diperhatikan adalah kronologis pembuatan lagunya, dibuat di era tahun '50-an, lagu ini menyerukan keputusasaan generasi muda Amerika, yang terhimpit oleh propaganda Perang Korea, sementara keterpurukan Perang dunia II belum usai, lalu disambung dg Perang Vietnam yang menjadi mimpi buruk orang Amerika di generasinya. Dalam suasana muram ini, justru lagu ini menjadi penglipur bahwa dalam ketidakpastian perang, semangat 'menyerahkan masa depan pada nasib' menjadi semacam optimisme baru.
Dalam alunan c-major waltz yang ikonik, lagu ini begitu 'easy listening' sehingga covernya bahkan mudah ditemukan dalam berbagai bahasa seluruh dunia. Tak heran jika lagu ini menjadi signature song dari Doris Day--bahkan menenggelamkan lagu megahitsnya yg lain yg keluar 3 tahun sebelumnya, Secret Love.
*lalu puter piringan hitam
Gw malah banyak ga ngertinya lagu2 yg di share di sini, hwahaha... Maklum bukan yg rajin ngisi music library... Tapi akhirnya nambah saat masuk trit ini. Thanks all
Atau jangan2 kami.. .. ah sudahlah
Gw ingetnya pernah ramein trit Avatar Korra. Tapi ga lihat ada @wing di situ. Hmm entahlah
Let’s Face The Music and Dance (1936)
Ditulis Irving Berlin untuk film Follow the Fleet, dimana di film tersebut dinyanyikan oleh Fred Astaire dengan teatrikal bersama Ginger Rogers. Saya sendiri karena pertama tahu lagu ini yang versi Nat King Cole, jadi lebih suka dengan versi beliau. Beberapa penyanyi lain yang pernah remake lagu ini: Tony Bennett, Ella Fitzgerald, Frank Sinatra, Natalie Cole, dan terakhir ada duet antara Tony Bennett dan Lady Gaga.
Saya selalu kasih poin lebih ke lagu dari genre apapun yang bernuansa begini, yang, apa ya bahasanya, bukan mengagungkan, tapi merayakan. Nah, iya, lagu yang merayakan music. Saya sendiri nemu lagu ini juga karena tertarik sama judulnya, dan pas buka, bener, tidak ada beban apa-apa, tidak ada konflik atau drama yang over, pesannya jelas; ayo nyanyi dan dansa!
Versi Nat King Cole:
Bagian favorit saya:
There may be trouble ahead
But while there's moonlight and music and love and romance
Let's face the music and dance
Kalau jatuh cinta, itu seperti apa sih?
Mungkin lagu ini memberikan salah satu jawaban dari pertanyaan diatas. Cinta yang merupakan satu perasaan, abstrak, sulit dikuantifikasi, tentu berbeda-beda bentuknya bagi tiap orang. Walaupun cinta yang dimaksud di lagu ini adalah cinta antara sepasang kekasih, jelas ia juga relevan pula bila diasosiasikan pada cinta ke orang tua dan sahabat atau mungkin ke suatu hal, karena lagu ini memberikan kita gambaran kalau kita jatuh cinta, itu akan selamanya, akan seutuhnya, dan blah blah blah yang intinya tidak main-main lah.
Cinta dan kepatuhan seorang istri kepada suaminya dan sebaliknya, orang tua ke anak dan seutuhnya, seorang negarawan kepada negaranya, atau saya kepada Whitney Houston. Hehe..
Lebih jauh lagi, mungkin pertanyaan pertama tadi, bisa dilanjutkan dengan pertanyaan lanjutan:
Berapa banyak dari kita yang cukup beruntung untuk menyadari kepenuhan hati kita dalam mencintai sesuatu atau dicintai sepenuh hati?
Ok tidak perlu tambah jauh lagi ngelanturnya. Lagu ini direkam pertama kali oleh Doris Day di tahun 1952. Beberapa nama beken yang pernah remake lagu ini: Nat King Cole, Rick Astley, Celine Dion ft Clive Griffin. Saya sendiri, seperti lagu sebelumnya, tetep lebih nyantol ke versi NCL dan saat ini sedang menunggu dan berdoa dapat mendengarkan Michael Buble membawakan lagu ini dan lagu-lagu NCL lainnya, kelak. Amiiin!
Nat King Cole – When I Fall In Love